Daftar isi

KEKEKALAN KRISTUS

(THE ETERNAL CHRIST)

 

Dr. W. A. Criswell

 

8-3-86

 

Yohanes 1:14

 

Adalah sebuah sukacita untuk menyambut anda yang sedang bergabung dengan kami dalam  ibadah ini, baik melalui yang siaran radio maupun yang melalui siaran televisi. Gereja First Baptist  di Dallas mempersembahkan pesan Kristus ini melalui Pendeta, khotbah yang berjudul: Kekekalan Kristus.

Kita akan berdiri untuk sejenak dan membaca dua bagian dari Alkitab. Kita akan membaca yang pertama dan selanjutnya saya akan menuntun anda ke bagian yang berikutnya. Yohanes pasal satu. Kita akan membaca tiga ayat pertama terlebih dahulu. Yohanes pasal satu—Matius, Markus, Lukas, Yohanes—anda sudah mendapatkannya?

Sekarang, di hadapan Allah, mari kita berdiri bersama-sama, kita semua membacanya dengan nyaring. Bagilah Alkitab anda dengan teman sebelah anda jika mereka tidak memilikinya. 

Yohanes pasal pertama ayat satu sampai tiga:

 

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan

 

Sekarang kita akan membaca dari ayat 14 hingga ayat 18 dari pasal pertama, kita akan membacanya bersama-sama:

 

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."

Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;

Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

 

Sekarang, anda boleh duduk dan membuka hati kita kepada Firman Allah.

“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah.” Allah sendiri berfirman, “Sebab tidak ada yang memandang Aku dapat hidup.” Ada suatu pribadi mulia di dalam Perjanjian Lama yang menampakkan diri secara berulang-ulang. Melalui semua pernyataan Allah pada masa lalu, pribadi yang luar bisa ini, penampakan malaikat selalu terlihat dan dapat diamatai oleh manusia. Siapakah Dia? Dia disebut sebagai Malaikat Yehovah, Malaikat Mahahadir, Malaikat muka Tuhan.

Siapakah Dia? Dalam Kejadian 13 ayat 11 dan 13: Dan Malikat Allah berfirman kepadaku dalam mimpi itu: Yakub…” dan Dia berkata:

 

….Akulah Allah yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan dimana engkau bernazar kepadaKu; maka sekarang bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu.

 

Siapakah pribadi ini, yang berbicara dengan Yakub di Haran, memberitahukan kepadanya untuk kembali ke tanah Kanaan? Malaikat Tuhan. Dan Dia berkata, Akulah Allah yang di Betel.”

Lihat lagi dalam Kejadian 32:24, di akhir pasal itu. Kejadian 32 pasal 24: “Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.” Ayat 28: Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” Ayat 30: “Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: “Aku telah telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong.” Tetapi di situ dikatakan dalam ayat 24 bahwa Dia adalah seorang laki-laki yang bergulat dengan dia hingga fajar menyingsing.

Siapakah malaikat yang menampakkan diri ini, orang yang dikatakan oleh Yakub, “Aku telah melihat Allah berhadapan muka?” Penampakan Malaikat itu selalu terlihat sepanjang lembaran Perjanjian Lama dan melalui sepanjang zaman yang telah berlalu.

Di dalam Kitab Kejadian pasal 14, ada penampakan seorang Imam Besar.

Dan di dalam Kitab Ibrani pasal tujuh, penulis menyebutkan tentang Dia:

 

Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi…. Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya….

Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.

 

Siapakah Melkisedek? “Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan—seorang imam sampai selama-lamanya.” Siapakah Melkisedek, Malaikat yang asing ini, yang ada di Perjanjian Lama?  

Kita lihat kembali dalam Kitab Kejadian pasal enam belas. Dalam ayat 7, “Lalu Malaikat Tuhan menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun.” Dan Dia memberkati Hagar dan menyuruhnya kembali pulang. Ayat 13: “Lalu Hagar menamakan Tuhan yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan Engkau telah melihat aku.”

Tetapi, adalah Malaikat itu yang telah melihat dia. Dia menamainya dengan pribadi yang luar biasa, “Engkau Allah telah melihat aku.”  Dan dia menamainya di sana Beer-lahai-roiBeer-lahai-roi: “Allah telah melihat aku.” Siapakah itu?

Kita lihat lagi, dalam Kitab Kejadian pasal dua puluh dua, ketika Abraham mengangkat pisaunya dan hendak menikamkannya ke jantung Ishak, anaknya yang tunggal. Ayat 11: “Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya; “Ya, Tuhan.” Ayat 15:

Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,

Kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,

Maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.

Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."

 

Sipakah Malaikat Tuhan ini yang berkata, “Aku bersumpah demi diriKu sendiri,” firman Tuhan? Siapakah Malaikat Tuhan itu?

Kita akan beranjak ke bagian berikutnya, dan kita menemukan hal yang sama, pribadi yang sangat mulia di dalam kitab Keluaran pasal tiga, di padang gurun, di mana Musa sedang menggembalakan kawanan domba milik Yitro, mertuanya. Dia pergi ke atas gunung yang bernama gunung Horeb. Sekarang lihat ayat 2:

 

Lalu malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Musa di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala tapi tidak dimakan api.

 

Dan Malaikat yang berbicara dari semak yang menyala itu berkata dalam ayat 5:

 

Lalu ia berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat; tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab tempat di mana engkau berdiri itu adalah tanah yang kudus.

Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.

 

Tetapi di situ dikatakan Dia adalah Malaikat Tuhan. Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam semak duri yang terbakar. Dan ketika Dia berbicara, Dia berkata, “Akulah Allah ayahmu.” Siapakah Malaikat yang luar bisa ini?

Tidak hanya itu, tetapi dalam ayat 14—ketika Musa berkata, “Siapakah yang aku katakanan yang telah berbicara kepadaku?”—Tuhan berkata kepada Musa, AKU ADALAH AKU—Yahweh, Yehovah. Dan Dia berkata, “Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu, Yahweh, Yehova, telah mengutus aku kepadamu.” Malaikat Tuhan yang luar biasa ini, siapakah Dia?

Lihat lagi dalam Keluaran pasal 24 ayat 9: “Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu, dan tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel, dan mereka melihat Allah Israel.” Tetapi Kitab suci berkata, “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah,” dan Allah berfirman, “Sebab tidak ada yang memandang Aku dapat hidup.” Mereka melihat Allah Israel:

 

KakiNya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah. Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel itu tidaklah diulurkanNya tanganNya; mereka memandang Allah, lalu makan dan minum.

 

Siapakah pribadi yang hebat ini, yang agung dan mulia, dimana tua-tua Israel telah melihatNya? Siapakah Dia?

Lihat lagi dalam Yosus, pasal lima dimulai dari ayat 13:

 

Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangannya, dilihatnya seorang Prajurit dengan pedang yang terhunus di tangannya.

Dan Yosus mendekatinya dan bertanya kepadanya, “kawankah Engkau atau lawan?”

 

Dan Prajurit yang hebat itu menjawab:  

 

Dan Prajurit itu menjawab, “Bukan, tetapi Aku adalah Tuhan Panglima Balatentara Israel dan sekarang Aku datang. Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, dan menyembah

 

Itu adalah penyembahan berhala, kecuali pribadi itu adalah Tuhan Allah. Segala sesuatu yang anda sembah selain dari pada Allah adalah penyembahan berhala. Tetapi Yosus bersujud dengan mukanya ke tanah di hadapan Prajurit ini dengan pedangNya yang terhunus dan menyembah Dia. 

“Dan panglima Balatentara Tuhan itu berkata kepada Yosua: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.” Siapakah prajurit ini yang datang sebagai Panglima Balatentara Israel dan di hadapanNya Yosua bersujud dengan mukanya sampai ke tanah dan menyembah Dia? Siapakah namaNya? Siapakah Dia?  

Lihat lagi, dalam Yesaya pasal 6: Dia menjelaskan panggilannya yang mulia ke dalam pelayanan nubuatannya:

 

Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya…. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"

 

Siapakah seseorang yang luar biasa ini, yang telah dilihat oleh Yesaya yang duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang dan seluruh bumi penuh dengan kehadiranNya? Siapakah Dia?

Dalam Yohanes pasal 12 ayat 41, rasul berkata bahwa Yesaya melihat Tuhan Yesus. Itu adalah pre-eksistensi dari Firman Allah yang mulia:

Kita melihatNya lagi di dalam Yehezkiel pasal 1, ayat 26 hingga 28:

 

Maka kedengaranlah suara dari atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia.

 

—Yang kelihatan seperti rupa manusia. 

Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa mengkilat dan seperti api yang ditudungi sekelilingnya

—Ini adalah penampakan tentang keserupaan dari kemuliaan Tuhan.

Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman kepadaku.  

Siapakah manusia yang mulia itu yang duduk di atas takhta sorga? Siapakah Dia?

Lihat lagi di dalam Daniel, pasal 3, Nebukadnezar—ayat 24—pasal 23 ayat 24:

 

Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"

Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"

 

Siapakah Pribadi yang mulia yang berjalan-jalan dengan ketiga anak Ibrani itu di dalam api yang menyala itu? Siapakah Dia?

Kita melihat penglihatan yang mulia yang sama dengan itu lagi di dalam Daniel pasal 7 ayat 13:

 

Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.

Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.

 

Siapakah itu yang kepadaNya di beri putusan,  bahwa dari akhir sejarah dan akhir zaman dan kekekalan yang akan datang, akan diberikan kepadaNya sebuah kerajaan yang tidak akan musnah tetapi akan tetap sampai selamanya-lamanya? Siapakah Pribadi yang mulia itu? Siapakah Dia? Sepanjang Perjanjian Lama malaikat yang mulia itu, Malaikat kehadiran Allah selalu menampakkan diri. 

Sekarang ketika kita masuk ke dalam dispensasi yang baru, ke dalam zaman yang baru, ke dalam masa di mana kita hidup, kita melihat pribadi yang mulia itu menampakkan diri kembali:

 

Dan sebagaimana Paulus sedang berada di dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya dari langit memancar mengelilingi dia.

Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"

Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?"

 

Siapa? Dan kembali pribadi yang mulia itu menjawab, “Akulah Yesus yang kau aniaya itu”—Seorang pribadi yang sangat menakjubkan.

Dan sekali lagi:

 

Aku Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,

Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.

Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.

Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.

Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.

Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku,

 

Berapa kali dalam masa ketika Dia menjadi manusia, Yohanes merasakan sentuhan dari tangan itu di atas bahunya dan mengajarkan dia tentang jalan Tuhan?

 

Ia meletakkan tangan kanan-Nya—di atasku,lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,

Dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

 

 “Jangan takut. Aku telah memegang semua kunci kehidupan dan takdir hari ini, hari esok dan sampai selama-lamanya.”

Siapakah pribadi yang mulia itu? Dia adalah Yesus, Juruselamat kita. Dia adalah Kristus Tuhan kita.

Bagimanakan mungkin, Allah yang Mahakuasa itu. Tuhan Allah sorga dan bumi, yang wajahNya tidak akan pernah dapat dilihat oleh manusia, bahwa di dalam kasih yang merendahkan diri ini antara zaman Perjanjian Lama dan masa yang akan datang yang kita tinggali, bahwa di dalam potongan waktu yang singkat ini, Dia datang dan menjadi seorang manusia, berinkarnasi dalam diri manusia dan menjadi sama seperti salah satu dari kita? Bagaimana mungkin hal itu terjadi? Anugerah yang sangat besar yang melampaui pikiran dan imajinasi kita.

Bagaimana mungkin hal itu terjadi? Dia datang untuk dua alasan: Yang pertama, supaya kita dapat dilepaskan dari hukuman terhadap dosa-dosa kita, sehingga kita dapat selamat, sehingga dapat menemukan sebuah pintu sorga yang terbuka, sehingga kita dapat berdiri di hadapan Tuhan dan diterima, disucikan, dibersihkan, dihapuskan dan dimaafkan. Dia datang untuk mati menggantikan kita, untuk membayar hukuman akibat dosa-dosa kita. Dia datang untuk menjadi Juruselamat kita.

Itulah sebabnya mengapa Dia meninggalkan takhtaNya untuk datang ke dunia ini untuk menjadi sama seperti kita; untuk menggantikan tempat kita, untuk mati dalam posisi kita, membayar hukuman akibat dosa-dosa kita dan pada suatu hari kita dapat berdiri di hadapan Allah, tanpa rasa takut, disucikan, dibersihkan, ditebus.

Yang kedua, Dia turun dari sorga ke dalam dunia untuk menjadi salah satu dari kita adalah agar Dia dapat memiliki simpati terhadap kita, dan menjadi Imam Besar yang setia, yang penuh kasih yang memahami kita semua.

 

Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;

Dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.

Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.

Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.

Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

 

Tidak ada pencobaan yang kita miliki atau yang pernah kita rasakan, yang tidak Dia alami. Tidak ada rasa patah hati, yang tidak Dia alami. Tidak ada air mata yang tidak Dia tangisi. Tidak ada penderitaan yang Dia tidak menderita. Tidak ada kematian yang tidak Dia alami—semua pengalaman hidup Dia bagi bersama kita, sehingga Dia dapat menjadi Imam Besar yang setia dan penuh belas kasihan yang memahami kita semua. Setiap kelemahan dan pencobaan, setiap rasa sakit hati dan kekecewaan, setiap air mata dan frustasi, semuanya Dia alami.

Dia bukan musuh kita. Dia tidak melawan kita. Tuhan adalah untuk kita. Dia adalah sahabat kita. Dia mengikuti kita dalam pengembaraan kita dan dalam persinggahan kita.

Sebab itu, kata Kitab Suci, datanglah dengan penuh keberanian. Tidak masalah siapa pun kita atau apa yang telah kita lakukan, yang penuh dengan beban dosa dan pemberontakan dan dengan semua kelemahan serta kegagalan, datanglah. Tidak ada bagian dari hal itu yang tidak Dia ketahui. Dan Dia adalah sahabat kita.

 

Matahari emas, bulan perak

Dan semua bintang-bintang yang bersinar

Yang dibuat oleh tanganNya yang penuh kuasa

Dan Dia adalah sahabatku

Ketika Dia akan datang bersama bunyi sangkakala

Untuk memimpin dalam garis kemenangan

Seluruh ciptaan akan bertekuk lutut di bawah kakiNya

Dan Dia adalah sahabatku.

 

Allah adalah sahabat saya. Allah mengerti. Allah telah mengalaminya. Dia adalah salah satu dari kita. Allah yang telah menciptakan langit dan bumi terhitung ditengah-tengah kita. Dan Dia mengundang kita untuk datang.

Dia melihat kita seluruhnya. Dia akan berdiri di samping kita pada saat kita membutuhkanNya. Dia akan berada dengan manis di dekat kita pada saat kematian kita, dan Dia akan membuka gerbang kemuliaan ketika waktunya datang bagi kita untuk dipanggil dan muncul di hadapan Hakim yang agung dari seluruh bumi.

Itulah sebabnya mengapa injil disebut sebagai “kabar baik.” Tidak ada pesan diantara manusia yang luar biasa, yang sangat berharga, penuh kasih dan membesarkan hati bahwa : Allah bersama dengan kita.

Dan ini adalah permohonan kami untuk anda. “Pendeta, hari ini saya telah mendengar pesan itu. Saya telah melihat anugerahNya, dan saya segera datang.” Ribuan kali kami menyambut anda ke dalam kerajaan, ke dalam kesabaran dan kasih serta anugerah Tuhan Yesus, atau ke dalam persekutuan dari jemaat yang indah ini, atau menjawab panggilan dari Roh yang berada di dalam hati anda. 

Pada saat, ketika kita menyanyikan permohonan kita, bagi anda yang berada di atas balkon, atau di lantai bawah, telusurilah salah satu lorong ini, turunlah melalui salah satu tangga ini dan katakana: “Pendeta, ini adalah hari Allah bagi saya, dan saya segera datang.” Itu akan menjadi sebuah komitmen yang terbesar yang pernah anda buat dalam hidup anda. Lakukanlah sekarang. Semoga malaikat menuntun anda pada jalan anda ketika anda datang. 

Sekarang, saya ingin berdoa untuk anda. Dan kemudian kita akan menyanyikan pujian kita.

Tuhan kami yang penuh kasih, Juruselamat kami yang penuh berkat, Tuhan kami Yesus, pada mulanya, tanganMu yang penuh kuasa menciptakan langit dan bumi, dan tangan yang sama telah dipaku di atas kayu salib.

Bagaimana hal itu mungkin, kasiMu dan anugerahMu yang sangat besar, O, Kristus Tuhan kami? Kabulkanlah agar seluruh kasih kami dan penyembahan kami dalam hidup kami mengalir keluar ke hadapanMu.

Tuhan, Tuhan, jika kami memiliki ribuan kali kesempatan untuk hidup, kami akan dengan sukarela untuk memberikan semuanya kepadaMu.

Tuhan, Tuhan kami, biarlah ada di dalam kami selamanya, kehendak yang penuh kasih untuk mendengar suara Juruselamat kami, untuk mendedikasikan kepadaNya, keluarga kami, rumah kami dan anak-anak kami, untuk menjadikan Dia sebagai yang utama dalam hidup kami, dan suatu hari, dalam masa yang tidak begitu lama lagi, untuk melihat Engkau dan untuk tinggal bersamaMu dan untuk bersukacita denganMu sampai selama-lamanya.

Terima kasih Tuhan, untuk tuaian yang manis yang Engkau berikan kepada kami pada hari ini di dalam penyelamatanMu dan pemeliharaan namaMu, Amin.

Ketika kita bernyanyi dan menyanyikan lagu, kami menyambut anda dengan ribuan kali, saat anda datang.

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.