KESELAMATAN SEKARANG  INI

(A PRESENT SALVATION)

 

Dr. W. A. Criswell

 

03‑20‑88

 

Yohanes 11:40

 

Ini adalah Gereja First Baptis Dallas. Dan saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul: “Keselamatan Sekarang Ini.”

Khotbah ini adalah berhubungan dengan apa yang Allah lakukan bagi kita saat ini. Bukan sebuah pembebasan, bukan sebuah kebangkitan, bukan sebuah keselamatan yang terjadi di masa depan, tetapi keselamatan yang realitasnya hadir pada kehidupan orang-orang sekarang ini yang menemukan perlindungan  di dalam Kristus Yesus Tuhan kita.

Khotbah juga merupakan sebuah ekspososi dari seluruh pasal sebelas Kitab Yohanes. Untuk beberapa minggu belakangan ini, kita telah berkhotbah dari pasal sebelas dari Injil yang keempat ini. Ini akan menjadi sebuah khotbah yang terakhir.

Mulai minggu depan kita akan mulai dari ayat dua belas. Tetapi, minggu ini, sekali lagi, kita akan melihat keseluruhan cerita, mujijat yang luar biasa yang membangkitkan Lazarus dari kematian.

Reaksi dan akibat dari pertunjukan yang sukar dipercaya ini dari kekuasaan dan kuasa sorgawi yang dimiliki Yesus diterima dalam dua cara yang saling bertolak belakang. Bagi beberapa orang, itu merupakan sebuah penegasan dari pelayaan mesianikNya, sebagai anak Allah. Dan mereka percaya kepadaNya dan menerimaNya sebagai seorang utusan dari sorga.

Saya dapat memahami hal itu dengan sepenuhnya. Lazarus sudah meninggal selama empat hari. Dan di negeri yang panas itu dan tanpa dibalsem, membuat jenazah cepat rusak, bahkan Marta dihantui sebuah ketakutan saat batu akan digulingkan, dan berpikir bahwa dia akan melihat jenazah yang sudah mulai rusak dan hancur. Itu merupakan sebuah mujijat yang luar biasa. Dan ayat empat puluh lima dari pasal sebelas mengakui hal itu, “Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.”

Saya menyalin sebuah ungkapan dari seorang filsuf yang terkemuka yaitu Spinoza, dia lahir pada tahun 1632. Dia adalah seorang Yahudi Belanda. Tapi dia juga seorang materialis, seorang pantheis, seorang rasionalis. Tetapi, inilah yang disampaikan oleh Spinoza yang termasyur itu. Saya mengutipnya, “Seandainya aku dapat membujuk diriku untuk percaya terhadap kebangkitan Lazarus, maka hal itu akan menghancurkan semua sistem yang saya yakini menjadi bagian-bagian kecil dan memeluk iman Kristen tanpa enggan.”

Tidak ada sebuah keraguan dari mujijat kebangkitan Lazarus dari kematian, bahwa itu merupakan sesuatu yang luar biasa dan merupakan pernyataan dari kemahakuasaan Allah. Tetapi pada waktu yang sama dari kebangkitan yang tidak ada bandingnya itu yang membawa iman dan kepercayaan bagi orang banyak, ada sebuah oposisi yang menimbulkan kebencian dan permusuhan bagi pihak lainnya.

Saya mulai dari ayat 46:

Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu.

Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat.

Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita."

Ayat 53:

Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.

 

Betapa merupakan sebuah sikap permusuhan yang mngherankan! Yohanes menggambarkan mujijat dari kebangkitan Lazarus sebagai alasan utama untuk mengeksekusi Kristus. Mereka telah menentang Dia di hadapan Sanhedrin, para pemimpin dan imam-imam besar. Tetapi, sikap permusuhan mereka sekarang berubah menjadi lebih sengit lagi, bukan karena kesalahan dari mujijat itu, tetapi karena mujijat itu benar. 

Para imam besar itu dan anggota pengadilan agama Yahudi, dapat dengan mudah merasakan dan melihat pengajaran Yesus, seandainya mereka menerima, akan membuat kedudukan mereka terancam. Hal itu bahkan diakui dalam teks yang telah saya baca. Mereka berkata di hadapan Sanhedrin, “Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita."

Mereka dapat melihat, didalam pengajaran Yesus, akhir dari keseluruhan perintah keimamatan. Dan di dalam pengajaranNya terdapat keimamatan dari setiap orang percaya, bahwa tidak ada pengantara antara jiwa manusia dan Allah. Setiap orang berdiri di hadapan Allah bagi dirinya sendiri.

Mereka dapat melihat, di dalam pengajaran Yesus, garis besar dan  sebuah  displin iman, sebuah keyakinan rohani. Sebuah hubungan kepada Allah adalah sebuah hubungan yang berdasarkan atas hati dan jiwa, bukan didasarkan oleh keimamatan, aturan-aturan suci dan  segala tatacara. Semua itu tidak memiliki arti di dalam pengajaran Tuhan kita.

Mereka dapat melihat bahwa di dalam khotbah Yesus, keyakinan merupakan sesuatu yang berhubungan dengan hati, bukan dalam kekudusan imam, dan segala segala sesuatu yang berhubungan dengan hal itu, jika saya dapat berbicara dengan lebih keras, mereka dapat melihat bahwa seluruh profesi mereka adalah sebuah kebohongan. Dan di dalamnya terdapat kekosongan yang tidak berkenan kepada Allah dan tidak dapat menjadi berkat bagi manusia.

Hal itu akhirnya membuat mereka ingin mengeksekusi Dia. Mereka merencanakan kematianNya.

Saya ingin menyela sebentar, untuk menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan hal itu, yang merupakan sebuah fenomena yang menakjubkan di dalam kehidupan manusia. Dan hal itu adalah: Sebuah demonstrasi dari kuasa mujijat Allah diterima berdasarkan kondisi dari hati manusia, apakah dia seorang yang baik atau apakah dia seorang yang jahat. Itu adalah sebuah hal yang luar biasa.

Saya akan memberikan ilustrasi untuk hal itu. Katakanlah seorang anggota mafia yang datang ke tempat ini saat undangan diberikan dan dia menunduk di altar itu dan memberikan dirinya kepada Allah. Dia menjadi seorang yang telah lahir baru. Dia telah diselamatkan.

Saya ingin anda melihat reaksi yang terjadi. Bagi umat Allah yang ada di ruangan ini, mereka akan bersukacita. Betapa sebuah campur tangan yang luar biasa dari sorga. Allah telah meraih dan menjangkau hidup orang itu dan telah melahirbarukan dia serta telah menyelamatkannya. Terpujilah namaNya! Itulah yang  akan  menjadi reaksi  anda.

Momen itu akan menjadi sesuatu yang berbeda dengan Mafia, mereka akan mengadakan sebuah pertemuan. Dan mereka akan merencanakan kematiannya, karena dia mengetahui nama mereka dan mengetahui segala sesuatu tentang mereka. Dan orang ini mungkin akan mengungkapkan seluruh sistem Mafia. Dan tugas mereka sekarang adalah untuk menghancurkan dia. Betapa merupakan kontradiksi yang terdapat di dalam hati dan kehidupan terhadap sebuah pertunjukan dari kuasa mujijat Allah.

Yesus berbicara tentang hal itu, berbicara tentang Lazarus yang lain dalam Kitab Lukas, Injil yang Ketiga: Orang kaya, yang jahat, yang hatinya berpaut pada kekayaannya, menjadi sadar  di dalam nyala api. Dan dia memohon kepada Bapa Abraham agar dia dapat mengirim kembali Lazarus ke rumah bapanya, karena dia memiliki lima orang saudara yang persis sama seperti dia. Dan mereka juga sedang menuju ke tempat hukuman, ke dalam nyala api itu.

Dan Bapa Abraham berkata, seandainya dia bangkit dari kematian dan dikirim kembali, akan ada orang-orang yang mengasihi Allah, yang akan berkumpul di sekelilingnya dan keyakinannya serta pengalamannya. Tetapi kelima orang saudaranya itu akan tetap menghina, mengejek dan menolaknya. Mereka juga tidak akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.

Bukankah itu merupakan sesuatu yang luar biasa? Pembuktian dari kemahakuasaan dan kuasa mujijat serta kehadiran Allah, bagi sebuah hati yang mencintai hal-hal sorgawi merupakan sukacita dan kebahagiaan. Akan tetapi bagi hati yang jahat dan kotor serta yang menolak, itu merupakan sebuah alasan bagi kepahitan dan permusuhan. Bukankah itu merupkan sebuah hal yang aneh.

Kita akan melihat kembali ke dalam pasal yang luar biasa itu, ada tiga perkataan yang berasal dari Tuhan kita sehubungan dengan kisah kebangkitan yang luar biasa itu. Yang pertama ditujukan kepada murid-muridNya. Ketika Tuhan kita membuat sebuah pengumuman di ayat 7, bahwa Dia akan kembali ke Yudea, murid-muridNya berkata kepadaNya, “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?”

Yesus menjawab, “Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk karena ia melihat terang dunia ini.”

Apa yang sedang disampaikan Tuhan adalah, “Ketika Aku berjalan dalam terang dan kehendak Allah, sekalipun aku hidup atau mati, sekalipun Aku dilempari dengan batu atau diterima, semua hal itu berdasarkan kehendak sorga. BagianKu bukanlah berada di dalam bahaya atau tidak sedang berada di dalam bahaya, ataukah hidupKu dilindungi atau diambil. Tugasku adalah untuk berjalan dalam terang dan kehendak Allah.”

Ini adalah sikap dan cara yang seharusnya dimiliki oleh anak-anak Allah. Jika saya memiliki sebuah tugas, aku akan tetap melakukannya hingga hal itu selesai. Ada sebuah rencana bagi hidupku, sebuah kehendak dari Alllah. Dan di dalam kehendak yang sempurna itu, aku menemukan kedamaian dan ketenangan yang sempurna. Richard Baxter yang salaeh, pada tahun 1600-an menulis:  

 

Tuhan, itu bukanlah menjadi perhatianku.

Apakah aku hidup atau mati.

Untuk mengasihi dan melayani Engkau adalah bagianku.

Dan anugerahMu itu akan diberikan.

Seandainya akau hidup lebih lama, aku bahagia.

Bahagia, sehingga aku patuh lebih lama.

Jika hidupku pendek, haruskah aku sedih?

Untuk melonjak hingga hari yang terakhir.

 

Jika aku hidup, Kristus bersama dengan aku. Jika aku mati, aku bersama dengan Kristus. Sekalipun aku hidup atau mati, aku bersama dengan Dia. Dan Dia bersama dengan aku.

Oh, betapa merupakan sebuah cara hidup yang luar biasa! Hidupku berada di dalam tanganNya. Dan kami berjalan bersama-sama dalam terang kehendakNya bagi setiap orang dari kita.

Perkataan yang kedua, adalah perkatan Tuhan kepada Marta. Ketika Tuhan berkata kepadanya, “Saudaramu akan bangkit,” kata Marta kepadaNya, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang akan bangkit pada akhir zaman,” sebuah masa yang akan datang, sebuah masa yang jauh di depan, aku tahu akan hal itu.

Tetapi kata Yesus kepadanya:

Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.   

Kebangkitan, kelepasan dan keselamatan serta kehidupan bagi anak-anak Allah bukan merupakan sesuatu yang jauh di depan, janji yang akan datang. Tetapi, janji pada masa sekarang ini. Yang berlangsung saat ini, kehidupan yang kita hidupin sekarang ini dan hidup yang akan datang.

“Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Bagi orang Kristen, kehidupan orang Kristen merupakan sesuatu yang tidak dapat dihancurkan. Yang tidak dapat disentuh oleh kematian. Kita tetap hidup, sekalipun kita hidup di sini atau di sana, itu adalah kehidupan di dalam Kristus dan kematian tidak dapat merubahnya, tidak dapat menyentuhnya, apalagi menghancurkannya. Peti, jenazah, mungkin dapat hancur, akan tetapi permata tetap selamat. Angina ribut mungkin saja menghancurkan rumah, tetapi keluarga tetap selamat. Kepompong mungkin hancur, tetapi kupu-kupu tetap selamat.  

Selalu saja, di dalam persediaan Allah dan di dalam wahyu Allah, kehidupan kita di dalam Kristus tidak dapat dihancurkan, tidak dapat disentuh oleh kematian. Sekalipun berada di sini atau di sana, sekalipun berada di dalam kuburan atau di bagian luar dari kuburan, hal itu tetap sama, yaitu kehidupan kita yang berada di dalam Kristus.

Tuhan kita berkata kepada penyamun yang sekarat yang disalibkan bersama dengan Dia, “Semeron—hari ini, juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Disalibkan bersama-sama, dia atas kayu salib; pada hari yang sama, berjalan sambil bergandengan tangan, menelusuri jalan emas itu, hidup yang tidak berubah bersama dengan Kristus, sekalipun di sini ataupun di sana, pada hari yang sama, bersama-sama di dalam firdaus. 

Di dalam 2 Korintus pasal 5 ayat 8, Alkitab versi King James menerjemahkannya dengan: “Kita absen dari tubuh dan hadir bersama-sama dengan Allah”—beralih dari tubuh ini untuk menetap bersama dengan Tuhan”: Ekdemeo, endemeoEkdemeo berarti “pergi dari rumah” atau Endemeo berarti “di dalam rumah,” tidak masalah. Kita bersama dengan Tuhan, di dalam tubuh atau di luar tubuh. Sebuah hal yang luar biasa!

Pembebasan kita, kebangkitan kita untuk hidup, adalah sekarang dan selama-lamanya. Kematian tidak merubah hal itu, tidak dapat mencampuri hal itu, tidak dapat menghancurkannya. Hal itu berlaku pada saat ini dan sama seperti yang akan datang. Tuhan memberi pengakuan tentang kekayaaan anugerahNya yang telah diberikan kepada kita pada saat sekarang ini, dan tidak hanya di sana.

Orang-orang Komunis memiliki sebuah ejekan yang penuh kebohongan. Mereka berkata tentang orang-orang Kristen: “Cita-cita yang sukar untuk dicapai.” Sesuatu yang sangat menyangkal kebenaran Allah. kekayaan yang kita miliki di dalam Kristus pada saat ini sama baiknya dengan kekayaan yang kita miliki di sana: Diberkati di sisi, diberkati di sana, berjalan bersama dengan Juruselamat kita di sini, berjalan dengan Juruselamat kita di sana.

Dia berkata, “Aku tidak akan meninggalkan engkau atupun mengabaikan engkau.” Tuhan kita berkata, “Aku akan menyertaimu hingga akhir zaman.” Betapa  merupakan sebuah hal yang luar biasa!

Paulus di dalam Kitab Kisah Rasul pasal 27, di dalam laut yang mengerikan itu, dia berkata, “Karena tadi malam  seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milikNya berdiri di sisiku”—bersama dengan kita di sini, bersama dengan kita di sini, sama baiknya saat kita berada di sini dan saat kita berada di sana.

Saya telah mendengat tentang kisah seorang misionari. Saya pikir dia berasal dari New Guinea.  Mereka menangkapnya. Dan dia berada dalam keadaan terikat  dalam sebuah pondok, sedang menunggu sebuah ketel yang mendidih, tempat di mana dia akan direbus dan dimakan. 

Mereka adalah orang-orang kanibal. Dan pada malam itu, api dinyalakan. Ketel itu mulai mendidih. Dan para kanibal itu, suku primitif itu, menari di sekeilingnya sambil menari dan bersorak-sorak.

Dan dia akhirnya dapat membebaskan dirinya dari dalam pondok itu. Dan kemudian dia berlari ke dalam hutan dan memanjat salah satu pohon yang tertinggi di hutan itu. Dan ketika orang-orang pedalaman itu ingin memasukkannya ke dalam ketel itu, dia telah melarikan diri. Dan dengan obor mereka mencarinya di sepanjang hutan itu.

Dan dia berada di atas pohon sambil mengawasi mereka. Dan suku liar berusaha mencarinya di sepanjang hutan itu dengan obor mereka. Dan dia berada di puncak pohon yang paling tinggi di hutan itu. dan apakah anda tahu apa yang disampaikan oleh orang itu?                

Dia berkata, “Saya tidak pernah merasa sedekat itu dengan Allah di dalam hidup saya, sama seperti saat ketika saya berada di puncak pohon itu. Dan mereka sedang mencari saya dengan obor mereka di kegelelapan malam, di dalam hutan.” 

Dan kemudian dia menambahkan, “Saya senang sekali seandainya saya dapat kembali ke masa itu, ketika saya berada di puncak pohon itu, seandainya saya sedekat itu bersama dengan Allah, sama seperti malam yang mengerikan itu. Meskipun berada dalam bahaya dan kematian, oh, seandainya saya bisa dekat kepada Allah sama seperti malam itu.” Di sini atau di sana, Dia bersama dengan kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita.

Kita tidak memiliki keselamatan yang kita peroleh pada masa yang akan datang. Kita memiliki sebuah keselamatan yang mulia pada saat ini. Itu adalah sebuah kepemilikan yang kita punyai pada saat sekarang ini.

Anda telah mendengar bagaimana saya telah berusaha untuk menggambarkan sesuatu yang sukar untuk dijelaskan, salah satu pengalaman terbesar yang pernah saya kenal di dalam hidup saya. Pada hari ketika Ira McCollister, diaken kita yang saleh, yang mengepalai badan pelayanan misi kita, dia membawa orang-orang yang telah dia layani  di Dallas bagian Barat, pada saat Natal ke sini di  Coleman Hall. 

Dan program Natal mereka adalah, bahwa orang-orang yang telah diselamatkan di pelayanan misi Dallas Barat, akan bersaksi tentang bagaimana mereka menemukan Allah. Saya duduk di sana selama tiga jam, menangis dengan penuh kebahagian dan sukacita.

Salah satu pria dari kelompok itu berdiri dan berkata, “Saya dulunya adalah seorang pencuri dan seorang narapidana yang berulang-ulang masuk penjara. Dan saudara ini menemukan saya dan membawa saya kepada Tuhan.”  Dan kemudian dia menjelaskan tentang kehidupannya yang baru.

Dan seseorang yang lain kemudian berdiri: “Saya dulunya adalah seorang pemabuk, memukuli istri saya dan anak-anak saya. Ketika saya pulang, istri saya akan sembunyi karena takut, karena keberadaan saya di sana.” Dan  kemudian dia menunjuk kepada pria saleh itu: “Orang itu telah memenangkan saya kepada Kristus. Dan sekarang—“ Dan kemudian dia menjelaskan kehidupan keluarga Kristennya yang indah dan keluarganya yang berharga.

Seseorang yang lain bangkit dan berkata, “Ketika saya pulang ke rumah, saya akan memukuli istri saya dan anak-anak saya. Dan ketika saya pulang ke rumah, dalam ketakukan mereka, mereka lari dan bersembunyi dari saya. Dan pria ini telah berusaha mencari saya dan menemukan saya serta memenangkan saya kepada Kristus. Dan sekarang…” Kemudian dia menjelaskan kehidupan rumah tangga Kristennya.

Dan ketika dia pulan ke rumah, dia akan menggendong anak-anaknya. Dan anak-anaknya akan melingkarkan tangan mereka ke lehernya. Dan pria itu akan mencium anaknya. Dan dia berkata, “Rasanya seperti berada di sorga. Sekarang, ketika saya pulang ke rumah, anak-anak saya akan berlari menemui saya. Dan seluruh keluarga saya bahagia ketika mereka menyambut saya.”

Saudaraku, itu adalah keselamatan dari Allah. Bukan di tempat yang jauh, pada masa yang akan datang, tetapi sekarang ini juga, berjalan bersama dengan Allah di dalam terang dari kebaikan dan anugerahNya.

Dan di dalam bagian itu, ada sebuah perkataan terakhir yang ditujukan bagi kita. Tuhan berkata, “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya, engaku akan melihat kemuliaan Allah?” Kata yang empatik itu, di dalam bahwa Yunani adalah horao, “melihat.”  

Kata itu memiliki makna yang sama  seperti perkataan yang diucapkan Yesus di dalam Khotbah di Bukit, ketika Tuhan berkata, “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” Atau sama seperti di dalam Kitab Ibrani pasal 11 yang menjelaskan tentang Musa yang berada di Mesir, “Ia melihat apa yang tidak kelihatan.” Kata yang digunakan di sana adalah, horao, sama seperti aoratos.  “A” adalah sebuah bentuk negative yaitu sebuah alpha primitif.

Itu merupakan sebuah hal yang indah. “Ia melihat hal yang tidak kelihatan,” yang mustahil bagi seseorang untuk melihatnya. Tetapi kita melihat dengan mata iman. Dengan hati kita, kita melihatnya. Demikian juga, jiwa kita melihatnya.

Dan itulah yang disampaiakan Tuhan di sini. Jika anda memiliki iman, anda dapat melihat kemuliaan Allah.

Saya melihat dengan mata telanjang saya. Saya melihat kemenangan Setan di sekitar saya, di dalam bangsa-bangsa, di sejarah manusia ada kejahatan yang gelap dan penuh penderitaan. Saya melihat hal itu.

Tetapi saya juga melihat kejayaan Kristus. Protevangelium yang agung—Di dalam Kejadian  3:15, benih dari perempuan itu akan meremukkan kepala Setan. Saya melihat hal itu.

Atau, lagi, di sekeliling saya, saya melihat kelemahan dari tubuh manusia dan kehidupan manusia. Dan saya melihat hal itu di dalam diri saya: fana dan berdosa. Tetapi saya juga melihat pemulihan, anugerah, pengampunan, di dalam darah Kristus yang membasuh dosa-dosa kita.

Dan di dalam Roma 8 ayat 1, “Demikianlah sekarang tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus.” Kita berdiri di hadapan Allah sama seperti orang yang tidak pernah salah dan tidak pernah berdosa.

Saya melihat dengan mata telanjang, segala kesulitan, penderitaan, keputusasaan, rasa sakit dan kekecewaan. Saya melihatnya dalam setiap aspek kehidupan. Tetapi saya juga melihat, dengan iman, Roma 8:28: “Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu bagi mereka yang mengasihi Allah.” Setiap penderitaan dan rasa sakit dan kekecewaan memiliki sebuah arti di dalam Allah, jika saya hanya mengarahkan pandangan saya ke dalam wajahNya.

Dan, saya melihat usia tua dan kematian di sekitar saya. Bumi ini merupakan sebuah kuburan yang luas. Ini adalah tempat untuk menguburkan orang-orang yang kita kasihi yang telah meninggal.

Minggu yang lalu, salah satu sahabat saya di sekolah meninggal dunia. Dia merupakan salah satu dari ratusan orang-orang yang bersekolah bersama dengan saya di sekolah pelayanan, empat tahun di universitas, dan enam tahun di seminari. Dan tinggal saya satu-satunya yang masih hidup dan yang belum pensiun dari orang-orang itu. Mereka semua telah meninggal atau telah pensiun dalam tahun-tahun yang lampau.  

Saya tidak tahu. Saya tidak memahaminya. Tetapi, bagaimanapun Allah telah memberikan kepada saya, hari-hari yang lebih panjang, dan membukan sebuah pintu pelayanan bagi saya, sebelum kedatangan dari waktu yang tidak dapat dielakkan itu. Dan mungkin saya akan bersama-sama dengan anda, diangkat ke angkasa, untuk bertemu dengan Tuhan atau dipanggil dari dalam tanah, dari kuburan yang paling dalam, untuk bertemu dengan Tuhan saya di angkasa. Dan sekalipun diangkat ataupun dibangkitkan, keduanya-duanya akan bertemu dengan Tuhan di angkasa, untuk bersama dengan Tuhan sampai selama-lamanya.

Jadi, saya tidak akan takut. Saya tidak akan gentar. Sekalipun di sini atau di sana, saya akan bersama-sama dengan Juruselamat yang mulia.

 

Tuhan yang mulia, peganglah tanganku.

Tuntunlah aku, bantulah aku berdiri.

Aku lemah, Aku lelah, dan aku letih lesu.

Melewati badai dan melewati malam.

Tuntunkah aku ke dalam terang.

Tuhan yang mulia, peganglah tanganku dan tuntunlah aku pulang

Ketika jalanku semakin suram

Tuhan yang mulia, tetaplah dekat

Ketika hidupku hampir berakhir

Dengarlah tangisanku, dengarlah panggilanku

Tuntunlah tanganku agar aku tidak jatuh

Tuhan yang mulia, peganglah tanganku dan tuntunlah aku pulang.

 

Itu adalah keselamatan yang kita miliki saat ini, bukan nanti tapi saat sekarang ini: Allah bersama dengan kita, dan kita bersama dengan Dia.

Bolehkah kita berdoa?

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.