YESUS HIDUP DI DALAM KITA

(JESUS LIVING IN US)

 

W. A. Criswell

 

05-01-88

 Yohanes 12:21

 

            Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung bersama dengan kami dalam ibadah di Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah Pendeta Gereja First Baptist Dallas yang sedang menyampaikan sebuah khotbah yang berhubungan dengan pelayanan dari seluruh umat Allah.

            Di dalam Injil Yohanes pasal 12, dalam seri khotbah kita melalui Kitab Yohanes kita telah berada di bagian tengah dari pasal tersebut, yang dimulai dari ayat 20.

            "Diantara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani.

Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: “Tuan kami ingin bertemu dengan Yesus.”

Filipus pergi memberitahuakannya kepada Andreas, kedua orang itu memiliki nama Yunani; Andreas dan Filipus menyampaikan hal itu kepada Yesus.

Dan hal itu langsung mengendap di dalam Tuhan kita, sebuah gema di dalam jiwaNya yang terdalam.

            Dan di dalam bagian yang mengikutinya, di dalam ayat yang seterusnya, Dia berbicara tentang kematianNya, bahwa Dia harus mati bagi dunia.

            Dan hal itu diakhiri dalam ayat 32: “Dan, Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.

            Ini dikatakanNya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati, yaitu dengan disalibkan, bahwa Dia harus mati” untuk dosa-dosa dunia.

            Jadi peristiwa ini dimuali dari orang-orang Yunani, orang-orang Helen dari dunia pagan, bukan Yahudi Helenisme. Orang-orang Yunani yang berbahasa Yahudi, bukan Yahudi diaspora. Mereka datang untuk menemui Tuhan Yesus.

            Dan seperti yang saya sampaikan bahwa hal itu menggerakkan kesan yang dalam bagi Juruselamat kita dan menyebabkan hatiNya berbicara tentang kematianNya. Bahwa Dia akan mati untuk semua manusia dan bangsa-bangsa dan setiap ras yang ada di dunia ini. 

            Itu merupakan tujuan Allah bahwa AnakNya harus ditunjukkan, digambarkan di hadapan seluruh ciptaan. Dia tidak disalibkan di dalam sebuah katedral atau di atas dua tempat lilin. 

            Tetapi Dia di salibkan di atas jalan umum, di luar gerbang kota, di sebuah tempat yang terbuka yang dapat dilihat oleh orang banyak, itulah sebabnya di atas kayu salib ada tulisan dalam tiga bahasa, yaitu Ibrani, Yunani dan Latin, untuk menjelaskan tuduhanNya.

            Itu merupakan maksud Allah. AnakNya harus dipublikasikan dan ditunjukkan di hadapan seluruh dunia.

            Saya pernah membaca tentang sebuah ruangan gereja yang telah direnovasi, dibaharui kembali. Dan di dalam katedral yang indah itu ada sebuah lukisan, sebuah plakat yang merupakan seruan Kristus yang berbunyi: “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”

            Dan di dalam renovasi itu, mereka mengeluarkan lukisan itu keluar. Dan dan menempatkannya di dekat sisi jalan. 

            Dan di sana ada ribuan dan ribuan orang yang melewatinya dan melihatnya. Tidak pernah di katedral, tetapi di bagian luar, di sisi jalan, di mana orang-orang melewatinya.

            Itulah tujuan Allah. Anaknya tidak ditutupi atau disembunyikan atau diselubungi. Tetapi Injil harus diberitakan dari atap-atap rumah. Dimana orang-orang berada. Di seluruh dunia dan setiap bahasa dan lidah yang berada di bawah matahari.

            Salah satu hal yang paling dramatis dari peristiwa yang terdapat di dalam Kitab Suci terdapat di dalam Injil Matius pasal 27. 

            Ketika Tuhan kita berseru, “Sudah selesai.” Ketika kematianNya membayar tebusan atas dosa-dosa kita. Dan Dia berteriak, “Sudah selesai.” Alkitab berkata bahwa Tuhan menyatakan hal itu dan penebusan kita sudah sempurna, bahwa tirai bait Allah terbelah dua dari atas hingga ke bawah.

            Allah yang melakukan hal itu. Itu bukanlah koyakan dari bawah ke atas yang mana manusia dapat merobeknya. Tetapi dikoyakkan oleh tangan Allah yang Mahakuasa.

            Yosefus berkata bahwa, “Tirai itu telah ditenun dengan tebal empat inci.”

            Itu merupakan simbol pemisahan antara manusia dengan Allah. Itu merupakan simbol pemisahan antara kaum awan dan imam. Bahkan imam besar terpisah dengan para imam. 

            Dia sendiri yang diizinkan masuk ke dalam tirai itu. Itu menyimbolkan pemisahan antara pria dan wanita. Hanya pria yang boleh masuk ke dalam ruangan imam. Itu merupakan simbol dari pemisahan orang Yahudi dan orang Yunani. Itu merupakan simbol dari pemisahan antara rohani dan sekuler. Dan Allah mengoyakkan hal itu.

            Dan malahan dari sebuah tanda” “Dilarang masuk,” Allah menempatkan sebuah tanda: “Setiap orang dipersilahkan masuk.” Setiap orang sekarang memiliki akses kepada Allah. 

            Setiap orang. Dan tidak dibutuhkan keimamatan Harus atau korban imamat. Kehadiran Allah telah terbuka untuk dilihat. Dan setiap orang dapat datang atas dirinya sendiri. 

            Keimamatan dari setiap orang yang percaya, berbicara kepada Allah dan masuk ke dalam hadirat Tuhan. Dan bersekutu dengan Allah secara pribadi. Tidak ada sebuah  pembatas. Tidak ada tirai diantaranya.

            Hal itu terjadi ketika pada tahun 70 A.D., Titus dan pasukan legiun Roma menghancurkan Bait Suci secara sempurna. Mereka tidak hanya menghancurkan kuil itu, tetapi juga menghancurkan keimamatan Harun dan sistim keimaman.

            Yesus adalah seorang awam. Dia tidak berasal dari keturunan imam. Dia bukan berasal dari kalangan imam. Dia tidak berasal dari rumah Harun. Dia berasal dari suku Yehuda. Dia merupakan seorang awam.

            Dan di dalam Bait Allah itu, kita memiliki sebuah perumpamaan tentang batu-batu yang terdapat di dalamnya. Teologi di dalam arsitektur. Itu merupakan pendekatan orang Yahudi, kovenan yang lama, Perjanjian Lama terhadap Allah. Dan ketidakadilan serta  keadaan yang tidak dapat dimasuki ini yang dinyatakan secara dramatis.  

            Di dalam bait itu, ada imam-imam. Dan di baliknya serta terpisah oleh dinding batu merupakan tempat bagi orang awam. Dan bagian yang pertama merupakan halaman yang diperuntukkan bagi bangsa-bangsa lain. Dan mereka tidak boleh beranjak lebih dari tempat itu ke dalam bagian bait Suci yang lebih dalam. Para arkeolog telah menemukan sebuah batu yang sangat besar sebagai penanda tempat itu.

            Dan di dalam dinding batu dari halaman yang diperuntukkan bagi bangsa-bangsa lain terdapat tulisan yang berkata: “Setiap bangsa-bangsa lain yang melewati tembok ini akan merasakan kesakitan hingga mati.” 

            Itu merupakan pemisahan terhadap bangsa-bangsa non Yahudi. Kemudian di balik dinding itu terdapat serambi untuk kaum perempuan. Dan mereka tidak dapat beranjak lebih jauh dari tempat itu, ada sebuah tembok pemisah yang tidak boleh mereka lewati.

            Kemudian dibaliknya merupakan serambi untuk orang-orang Israel, untuk kaum pria, mereka hanya dapat beranjak lebih jauh dari tempat itu. Dan kalau mereka beranjak lebih jauh maka mereka akan terhalang oleh sebuah dinding. Dan dibalik tembok itu merupakan serambi bagi para imam.

            Dan para imam tidak dapat masuk ke ruang maha kudus. Hanya sampai sejauh itu dan tidak dapat beranjak lebih jauh. Salah satu bagian yang paling bagus sekali yang terdapat di dalam firman Allah terdapat di Surat Efesus pasal 2.

            Rasul sedang berbicara bagi kita orang-orang non Yahudi, kita merupakan orang-orang yang tidak bersunat. Kita berada di luar. “Kita merupakan orang asing dari persemakmuran Israel. Kita merupakan orang asing dari kovenan janji. Yang tidak memiliki perharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

            "Tetapi sekarang Kristus telah membuat kita menjadi dekat. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kita dengan Allah. Dan telah merubuhkan  tembok yang memisahkan kita dengan Allah.” Yesus telah menyingkirkan hal itu.    Semua tembok-tembok itu, batu dari dinding yang telah memisahkan kita dari Allah. Yesus telah merubuhkannya. Yesus telah menghancurkan semuanya. 

            Dan sekalipun anda adalah bangsa non Yahudi atau seorang wanita atau seorang Israel. Tidak peduli siapa pun anda, anda memiliki akses langsung secara pribadi untuk datang kepada Allah. “Datanglah,” kata Allah, “Semuanya boleh datang.”

            Betapa merupakan sebuah Injil yang sangat mulia. Tidak hanya itu, tetapi di dalam  kitab yang sama, yaitu surat Efesus, dia menyampaikannya dalam pasal empat.         Rasul berkata bahwa kita dipanggil di dalam sebuah pekerjaan untuk melayani Tuhan kita. Itu merupakan sebuah kata yang menarik;. Dalam bahasa Yunani itu berarti bahwa kita disebut oleh sebuah panggilan.

            Ketika penerjemah melakukannya, mereka mengambil panggilan pertama dan membuatnya dalam bahasa Latin yaitu  vocation, pekerjaan.  Kita memiliki sebuah pekerjaan di dalam panggilan kita di hadapan Allah.

            Kita semua. Kita memiliki sebuah pekerjaan. Kita semua memiliki sebuah panggilan. Kita semua masuk ke dalam pelayanan dari Juruselamat kita.

            Dan di dalam pasal yang sama itu, dia terus melanjutkannya untuk berbicara tentang orang-orang yang disebut sebagai pendeta dan gembala. Tugas mereka adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus di dalam pekerjaan pelayanan mereka. Pendeta dan gembala merupakan para penatua di dalam jemaat.

            Dan tugasnya adalah untuk membantu semua pelayanan yang berada di dalam gereja, untuk melakukan panggilan mereka di hadapan Allah. Rasul berkata bahwa kita semua diberikan dan memiliki karunia rohani. Kita semua, dan tidak ada yang terkecuali.

            Tidak ada seorang pun dari kita yang tidak memiliki karunia rohani. Dan tujauan Allah memberikan karunia itu adalah supaya kita dalam melayani di hadapan Tuhan.    Kita sekarang merupakan imam. Kita adalah pelayan Allah yang berdiri di hadapanNya. Dan masing-masing kita memiliki karunia rohani. Untuk bermain musik, untuk bernyanyi, untuk bersaksi, untuk mengajar. Dan ribuan pelayanan lainnya, dimana kita semua dipanggil oleh Allah ke dalam pelayananNya.

            Saya membaca tentang sebuah gereja yang menerbitkan sebuah bulletin. Dan di dalam bulletin itu disebutkan bahwa, “Pelayan adalah semua anggota jemaat”. Mereka adalah pelayan. Dan dibawahnya tertulis, “gembala, John Smith.” Bukankah itu benar? Urusan kita adalah melayani Yesus.

            Kita bekerja di Bank atau di dalam sebuah  kantor. Hanya untuk digaji tetapi pekerjaan kita atau panggilan kita, tugas kita adalah melayani Yesus. Itulah sebabnya mengapa Allah menyelamatkan kita. Dan itulah pelayanan yang kedalamnya Yesus telah memanggil kita. 

            Kita tidak memiliki kepercayaan yang bersifat menonton. Duduk di atas balkon hanya untuk berkumpul dan mendengarkan serta melihat orang-orang bernyanyi di ruangan gereja ini. 

            Pelayanan kita terjadi setiap hari di dalam hidup kita. Di dalam altar ini, kita membawa orang-orang kepada Tuhan. Di luar sana kita bersaksi kepada orang-orang. Dan mendorong orang-orang yang kita kenal untuk mengasihi dan meninggikan serta mengasihi dan menyembah Tuhan kita Yesus.

            Dan itu merupakan sebuah cara yang alami bagi kita. Itu merupakan natur yang kedua bagi kita. Kita tidak sedang berbicara tentang sesuatu yang jauh dari penjelasan injil Kristus. Kita hanya berbicara tentang sesuatu yang alami.

            Minggu ini seorang tukang cukur berbicara kepada saya tentang sebuah program televise yang favorit kepada saya. Seorang atlet yang terkenal berbicara kepada saya tentang prospektif penjualan Koboy.

            Seorang peminum yang telah menjadi pecandu alkohol berbicara kepada saya tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang pecandu Alkohol yang tidak dikenal bagi dia. Seorang manager di toko buku berbicara tentang volume buku yang terdapat di toko itu yang berkaitan dengan pelayanan pendeta.

            Tidak ada seorang pun dari mereka yang berbicara memojokkan saya. Mereka hanya berbicara kepada saya. Dan mereka melakukannya secara alami. Mereka sangat tertarik. Dan mereka berpikir bahwa saya akan tertarik. Dan hal itu menjadi sebuah kesempatan untuk berbicara kepada saya. Dan mereka berbicara sangat alamiah.

            Itulah cara bagaimana kita seharusnya dalam kehidupan kita sehari-hari, dimana pun kita berjalan di hadapan Allah. Untuk berkata sesuatu yang baik tentang Yesus merupakan sebuah keistimewaan. Atau untuk berkata sesuatu yang manis tentang gereja kita atau umat Allah. Atau apa yang telah Allah lakukan bagi kita.

            Jika anda pernah diundang untuk memberikan kesaksian anda, saat anda sedang mengunjungi sebuah rumah, jangan berusaha berpikir untuk sesuatu yang jauh serta asing terhadap pikiran Allah atau jiwa roh anda sendiri.

            Hanya berkata-kata, anda tahu, ada sebuah waktu ketika saya mengakui Yesus sebagai Juruselamat saya. Dan ada sebuah mana dimana saya dibaptiskan. Dan ada sebuah waktu di mana Allah telah begitu baik kepada saya di dalam masa-masa yang saya jalani setelah saya menerima Tuhan.

            Mengasihi Allah dan itu bersifat alami yang mengalir dari dalam hati. Oh, Tuhan telah begitu baik buat saya. Seperti nyanyian yang berbunyi: “Aku merasa sedang mengadakan perjalanan. Hingga aku melihat rumah besar itu. Aku merasa seperti mengadakan  sebuah perjalanan. 

            "Allah telah begitu baik kepada saya.” Hanya itu. Kita semua merupakan pelayan yang memberi kesaksian di hadapan Allah. Bolehkah saya berbicara di dalam menyimpulkan pelayanan kita di pasaran? Allah tidak memisahkan kita dari dunia.        Dia menempatkan kita di dalamnya. Itulah yang menjadi miliki kita. Itu adalah pekerjaan kita. Itu adalah panggilan kita. Itulah pekerjaan kita, dimana orang-orang berada di dalamnya. 

            Ketika saya memulai pelayanan saya sendiri, yaitu berkhotbah, anda tahu di mana saya berkhotbah? Saya berkhotbah di jalanan. Saya berkhotbah di pertanian yang miskin. Saya berkhotbah di penjara. Saya berkhotbah di rumah sekolah.

            Dari sanalah saya mulai, di luar sana. Bukan di sini, tetapi di luar saya. Dan saya belajar di pelayanan saya bahwa pojok halaman rumah sama baiknya untuk berkhotbah dengan katedral.

            Ketika saya lulus dari seminari, pengembalaan saya yang pertama merupakan sebuah wilayah kecil yang memiliki penduduk sekitar lima belas atau dua puluh ribu penduduk, yang disebut Chickasha di Grady County, Oklahoma.         

            Dan ketika saya pergi ke sana untuk menjadi pendeta jemaat, setiap sabtu saya mengambil Alkitab saya dan pergi ke halaman gedung pengadilan. Dan berdiri di sana dan membuka Alkitab saya dan memberitakan injil di halaman gedung pengadilan itu. Setiap sabtu saya pergi ke sana dan berkhotbah.            

            Pada suatu hari dalam tahun-tahun berikutnya, saya berada di Blanchard, Oklahoma.  Itu adalah sebuah kota yang terletak di antara Chickasha dan Kota Oklahoma. 

            Saya berada di Blanchard.  Dan saya berhenti untuk makan siang di dalam sebuah restoran yang terdapat di sana. Dan ketika saya duduk di sana, manager dan pemiliki restoran kecil itu datang dan duduk di dekat saya.

            Dan dia berkata kepada saya, “Anda adalah pengkhotbah yang berdiri di halaman gedung pengadilan dan memberitakan injil di Chickasha."         

            Dia berkata, “Saya adalah seorang pelayan bar. Dan saya memiliki sebuah bar kecil di sana yang terletak di seberang jalan.”

            Dan dia berkata, “Ketika saya mendengar anda mengkhotbahkan injil di halaman gedung pengadilan, saya merasa kotor, bekerja dan menjalankan tempat itu, bar itu.”      Dan selanjutnya dia berkata, “Saya menutup tempat itu. Dan saya berjalan menjauh dari hal itu.”

            Dan dia berkata, “Saya menemukan tempat kecil ini di kota Blancard ini. Dan sekarang saya menjalankan restoran ini. Dan tidak menyediakan minuman keras. Dan ini bukan bar. Dan pada saat itu, di seberang jalan dari halaman gedung pengadilan itu saya menyerahkan hati saya kepada Tuhan.”

            Kemudian dia berkata lagi, “Saya menjadi bahagia sejak saat itu.”

            Sipir dari penjara McAlester, Oklahama datang kepada Gubernur Robert Kerr seorang yang penuh dedikasi, seorang baptis awam yang penuh bakat. Gubernur Robert Kerr, yang kemudian menjadi Senator Kerr, seorang tokoh penggerak di perusahaan yang besar dari the great Kerr-McGee Oil Company, dia temui oleh sipir penjara itu dan membawa seorang pria ke hadapannya, dimana Badan Pengampunan Amerika merekomendasikan gubernur untuk memberikan grasi kepadanya. Dia adalah seorang tahanan di penjara Negara bagian McAlester, Oklahoma.

Jadi, dia memberitahukan, bahwa pria itu akan dibawa minggu ini, ke hadapan Gubernur atas desakan dari Badan Pengampunan yang berkata bahwa pria ini adalah seorang tahanan yang ideal dan seorang teladan dan dia boleh mendapat pengampunan

Gubernur mengenali orang itu. 

Saat orang itu berada di hadapannya, Gubernur berkata kepadanya, “Bagaimana anda dapat menjadi seorang tahanan yang menjadi teladan? Anda adalah seorang yang  sangat jahat, sangat keji, seorang penjahat yang penuh dengan kekerasan, seorang penjahat kelas berat. Bagaimana anda bisa menjadi seorang tahanan yang menjadi teladan?”

Dan pria itu menjawab, “Saya telah berada di tahanan utama di gedung pengadilan Chickasha, Oklahoma, yang sedang menunggu pemindahan ke penjara Negara bagian McAlester.” Dan dia berkata, “Ketika saya berada di sana di dalam sel keamanan, saya mulai mendengarkan seorang anak muda yang berada di halaman gedung pengadilan, sedang memberitakan Injil.”

Dia berkata, “Ketika saya dikurung dan dipenjarakan di sana, saya marah karena saya tidak dapat menghindari khotbahnya, saya  tetap dapat mendengarnya. Dia berbicara sangat keras, bahkan ketika saya menutup telinga saya, saya tetap dapat mendengarnya.” “Tetapi,” katanya, “Ketika dia melanjutkan khotbahnya, firman Tuhan mulai masuk ke dalam pikiran saya dan akhirnya ke dalam hati saya, dan saya menemukan bahwa diri saya sedang mendengarkannya.” “Kemudian, “ katanya lebih lanjut, “Saya mendapati bahwa diri saya berada di bawah sebuah keyakinan.”

Kemudian dia berkata, “Gubernur, di dalam penjara dengan keamanan yang ketat itu, saya berlutut dan memohon kepada Yesus untuk datang ke dalam hati saya. Dan saya meminta Dia untuk mengampuni dosa-dosa saya dan untuk memberikan kepada saya kehidupan yang baru dan sebuah hati yang baru.” Dan selanjutnya dia berkata, “Ketika saya masuk ke dalam Penjara Negara Bagian McAlester, saya masuk sebagai seorang Kristen.”

            Dan katanya, “Gubernur, saya selalu bahagia di dalam Tuhan sejak saat itu.”

            Gubernur mengampuni dia. Seorang tahanan teladan, manusia yang dibaharui kembali, sebuah jiwa yang dilahirkan kembali, memberitakan injil di sudut jalan. Memberitakan injil di halaman ruang pengadilan. Setiap tempat merupakan yang baik untuk berseru kepada nama Kristus.

            Di mana saja, kita dapat menjadi pelayan Firman Allah, bersama dengan setiap sahabat, atau setiap persekutuan. Dengan setiap orang yang hidup bersama dengan kita.

            Oh, Tuhan, betapa merupakan sebuah pintu yang terbuka dan sebuah hak yang istimewa. Dan mungkin akan menjadi sebuah kejutan bagi anda, betapa laparnya hati orang-orang, yang terluka, yang membutuhkan pertolongan dan dorongan.

            Dan Yesus adalah sebuah Pribadi yang penuh simpati, mitra doa yang agung dan rekan yang setia. Dia adalah sahabat dalam pengembaraan kita.

            Terpujilah nama Tuhan. Bagi kita semua dan bagi anda yang sedang mendengar khotbah ini melalui siaran radio dan menyaksikannya melalui siaran televisi.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.