PENGHARAPAN YANG MULIA

(THE BLESSED HOPE)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yohanes14:3

02-13-72

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan radio, anda sedang bergabung dengan ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada malam hari ini. Saya tidak dapat memiliki sebuah subjek yang luhur dari sesuatu yang telah saya doakan dan tujukan di dalam pembelajaran saya dan menyiapkan khotbah untuk malam ini. Saya memberikan sebuah judul yang berasal dari Paulus, yang terdapat dalam Titus 2 : 13 : “Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus.” Itu adalah sebuah judul terhadap sebuah janji dari Tuhan kita yang terdapat dalam Yohanes pasal empat belas. Maukah kita semua berpaling ke hal itu sekarang? Dan bagi anda yang sedang mendengarkan radio, di mana pun anda berada, jika anda memiliki Alkitab, bukalah Yohanes pasal empat belas ayat satu hingga ayat enam dan bacalah dengan nyaring, bersama-sama dengan kami. Teksnya akan ditemukan dalam  ayat ketiga : “Apabila Aku pergi, Aku akan datang kembali.” PENGHARAPAN YANG MULIA, kedatangan kembali dari Tuhan kita. Sekarang, mari kita semua membacanya dengan nyaring:

Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.

Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.

Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."

Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"

Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Dan yang menjadi teks kita adalah: “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yohanes 14:3). 

Janji dari kedatangan kembali Tuhan kita sering kali diucapkan oleh Tuhan kita dan di dalam tulisan-tulisan serta khotbah-khotbah para rasul dan di dalam seluruh kitab yang ada di Perjanjian Baru—Yesus akan datang kembali. Dia berkata: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri” (Matius 24:42). Bahkan Perjamuan Tuhan ditutup dengan kalimat: “Sebab setiap kali  kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Korintus 11 : 26)—sampai Ia datang. Rasul Paulus menulis dalam Filipi 3 : 20 : “Karena  kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.” Dia menulis di dalam 1 Tesalonika pasal empat : “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit” (1 Tesalonika 4 : 16); refleksi dan mengulangi pernyataan apa yang disampaikan malaikat ketika Tuhan kita naik ke sorga: “….Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga” (Kisah Rasul 1:11). Penulis Ibrani berkata: “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia” (Ibrani 9 : 27 - 28). Dan Yakobus yang merupakan penatua di Yerusalem menulis: “Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu karena kedatangan Tuhan sudah dekat!” Dan Yudas menulis di dalam ayat keempat belas dalam suratnya: “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya” (Yudas 14). Dan teks yang terdapat dalam Kitab Wahyu yaitu Wahyu 1 : 7 : “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.” Itu akan menjadi sebuah pengulangan yang konstan di seluruh Alkitab—Yesus akan datang kembali. 

Tanpa pengharapan itu, iman Kristen hanyalah seperti sebuah buluh yang patah. Itu seperti sebuah jembatan di atas jurang yang sangat besar dan berhenti di tengah-tengahnya. Sesungguhnya ada sesuatu yang melampaui dari apa yang kita lihat dan alami serta ketahui di dalam hidup yang sekarang ini. Herodes menduduki takhta dan Yohanes bersimbah darah dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya. Dan kisahnya berakhir di sana. Akan tetap seperti itu hingga Allah—atau setidaknya Allah—campur tangan. Dan bagi kita, hal itu kelihatannya bahwa penunggang kuda kematian menang selamanya. Kesombongan dari bala tentara, kendali kekuasaan, dan semua keindahan serta kekayaan yang direbut, menunggu kesamaan waktu yang tidak dapat dielakkan. Jalan kemuliaan memimpin kepada kematiaan. Dia menang dan berjaya secara universal, penunggang kuda berwajah pucat, yaitu kematian. Apakah anda pernah melihat ke dalam wajah seseorang yang anda kasihi dan berpikir bahwa dalam beberapa tahun ini akan hancur dan rusak dan kematian akan membinasakan tubuh? Mereka akan kembali ke dalam debu tanah? Apakah di sana sebuah hal yang lebih mengerikan dari pada kematian?   

Allah menyebut kematian sebagai sebuah musuh, dan seluruh kehidupan menemukan akhirnya di dalam momok yang mengerikan ini, realitas yang menakutkan, terputusnya kehidupan, pemisahan antara roh dan tubuh, kerusakan dan kehancuran dari kematian—semua hidup berakhir di dalam kemenangan yang mengerikan, musuh yang tidak terkalahkan seandainya di sana tidak ada campur tangan dari Allah. Sebagaimana Paulus menulisnya begitu kuat: “Jikalau kita hanya di dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia” (1 Korintus 15 : 19). Tetapi inilah iman Kristen: “Tetapi yang benar ialah bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah meninggal” (1 Korintus 15 : 20). Sebab sama  seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Dan kemenangan serta pemulihan itu ditemukan di dalam kedatangan, di dalam janji, di dalam kehadiran dari Paraclete—kehadiran dari Allah, Juruselamat kita Yesus Kristus. Kesudahan akhir dari anak-anak Allah bukanlah di dalam kematian dan kebinasaan dan kuburan dan kekalahan dan bencana dan kemuraman dan firasat dan ketakutan serta terror.

Tetapi kesudahan akhir bagi anak-anak Allah adalah kemenangan dan kejayaan serta kemuliaan ketika Yesus turun dari sorga ke dunia. Dan hal itu disertai oleh beberapa hal. Bagi saya, ini adalah salah satu ayat yang paling mengherankan di dalam Alkitab. Kitab Suci berkata bahwa ketika Tuhan datang kembali, akan ada sebuah pembaharuan dari seluruh ciptaan Allah dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Sebab segala sesuatu yang anda lihat dibuat oleh tangan Allah, dan kita telah melihatnya rusak pada sekarang ini. Semuanya mendapat malapetaka. Ada bintang-bintang yang terbakar habis. Ada planet-planet yang tinggal abu. Bahkan dunia kita dihancurkan oleh padang gurun dan badai salju dan badai serta angin yang berhembus di atasnya.  Dan kemanusiaan itu sendiri tergeletak dibawah ketakutan dan kutukan dosa serta kematian. Tetapi akan datang sebuah hari dimana seluruh ciptaan Allah akan dibaharui di dalam kedatangan Kristus. Semua yang telah Allah ciptakan akan dimuliakan kembali serta diciptakan kembali. Dengarkan bagian yang terdapat dalam Kitab Roma pasal delapan : “Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan” (Roma 8 : 20). Semuanya telah hancur. Bukan oleh kehendaknya sendiri. Mereka tidak memilih untuk dikutuk, tetapi dikutuk oleh karena kejatuhan Lucifer, karena ciptaan itu sendiri akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan kedalam kemerdekaan yang mulia dari anak-anak Allah. “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita.” (Roma 8 : 22, 23)…. Ada usia tua. Ada rasa sakit. Ada kesakitan. Ada penderitaan. Ada kedukaan. Dan pada akhirnya adalah kematian. “Kita juga mengeluh dalam hati kita—dengan seluruh makhluk ciptaan—sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita” (Roma 8 : 23), yang akan dipenuhi pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali. Semua makhluk ciptaan mengeluh. Penderitaan hidup yang sama yang menimpa kita juga menimpa seluruh dunia binatang. Di dalam kelahiran, di dalam penderitaan yang kita alami, setiap perasaan yang dialami juga oleh binatang. Tetapi janji Tuhan adalah ketika Kristus datang kembali maka seluruh ciptaan akan dibaharui dan diciptakan kembali.

Anda akan menemukan itu di dalam beberapa nubuatan yang mulia di dalam Perjanjian Lama: “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring bersama di samping kambing. Lembu dan beruang akan bersama-sama makan rumput dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu” (Yesaya 11 : 6 - 7). Itulah yang telah dilakukan Allah di Taman Eden. Allah tidak pernah menetapkan hewan menjadi karnivora. Mereka bukan mahluk yang memakan daging. Tetapi ketika Allah menciptakan seluruh ciptaan dan menempatkan kerajaan  binatang dalam satu wilayah. Mereka bersahabat satu sama lain. Kutukanlah yang membuat mereka menjadi bengis dan buas dan ganas serta pemakan daging. Tetapi di dalam pembaharuan yang besar, seluruh ciptaan akan dibaharui kembali. Bintang-bintang akan bersinar baru. Setiap planet akan berputar dalam kemuliaan dan seluruh dunia akan menjadi sama seperti Eden. “Tidak akan ada kerusakan di seluruh gunung kudus Allah, sebab bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan dan kemuliaan dari kehadiran Allah, seperti air  yang menutupi lautan” (Yesaya 11 : 9). Ketika Kristus datang, akan ada penciptaan kembali dari semua hal yang kita lihat telah jatuh dan binasa termasuk dunia hewan. Termasuk segala sesuatu yang telah diciptakan Allah.

Ketika Kristus datang kembali, akan ada penghukuman, akan ada pemberian upah yang kekal: “Sesungguhnya Aku datang segera dan aku membawa upahKu untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya” (Wahyu 22 : 12). Mengapa hadiah itu diberikan pada akhir zaman, ketika Yesus datang kembali? Mengapa seseorang tidak menerima hadiahnya ketika dia mati, termasuk ketika dia pergi ke sorga atau ketika dia dihukum di jurang maut? Alasan bagi hal itu adalah anda tidak mati ketika anda mati. Pengaruh anda masih tetap berlangsung hingga akhir masa. Seperti yang kebanyakan anda yang tahu dalam ibadah pagi, saya berkhotbah melalui Kitab Daniel. Dan salah satu kitab yang saya baca tentang Kitab Daniel adalah karya dari Dean Fredick W. Ferrar. Di dalam  Expositor’s Bible, dia menulis secara panjang lebar tentang eksposisi Kitab Daniel. Dan itu adalah sebuah buku yang buruk sekali. Itu adalah sebuah buku yang merusak. Dan menjadi sebuah bagian dari Expositor’s Bible, tidak ada sebuah pemberitahuan berapa ribu pelayan dan pengajar Alkitab yang telah digoncangkan oleh serangan yang buruk dari Dean Ferrar di dalam buku itu,  Expositor’s Bible.  Dan anda tahu apa yang dia lakukan di dalam Expositor Bible itu?  Dia kembali ke seorang Neoplatonis yang bernama Porphyry yang berpengaruh pada tahun 250 A.D.  Dan Porphyry merupakan seorang antagonis yang sengit yang pernah dikenal dalam iman Kristen. Dia adalah seseorang yang berbakat. Dia adalah seseorang yang fasih bicara. Dia adalah seorang yang terpelajar, filsuf Neoplatonik. Dan dia menulis dua belas buku yang menyerang iman Kristen. Dan begitu sangat buruk dimana dia menyerang para bishop Kristen yang terkemuka untuk menjawabnya. Dan kaisar Theodius telah memerintahkan agar bukunya dibakar dari muka bumi. Dan di dalam buku-buku itu, adalah Porphyry yang merupakan orang pertama yang membuat dan mengumpulkan virus untuk menyerang Kitab Daniel. Dan yang membuat saya terkejut, ketika saya membaca buku yang ditulis oleh Dean Ferrar di dalam seri buku Expositor’s Bible, dia tidaklah menghasilkan apa-apa selain mengulang argumen yang buruk yang dilakukan oleh filsuf Neoplatonik yaitu Porphyry.  Porphyry telah meninggal sejak 300 A.D., dan Dean Ferrar telah meninggal sejak 1903 A.D.  Tetapi pengaruh Porphyry masih terus hidup Dan pengaruh dari  Dean Ferrar tetap berlanjut selama orang masih membaca literatur biblika dalam bahasa Inggris. Seseorang tidak mati ketika dia mati. Pengaruhnya masih terus berlanjut. Dan ketika pengaruhnya adalah kejahatan, hal itu akan menaburkan gigi naga di dalam kehidupan orang lain. 

Tetapi ketika seseorang melakukannya untuk Allah. Saya tidak dapat membayangkan atau mengukur atau memikirkan hadiah yang akan diberikan oleh Allah kepada pelayan itu di kesudahan zaman, seperti Rasul Paulus yang menulis surat-surat, seperti penulis yang tidak dikenal yang menulis Kitab Ibrani. Seperti Yohanes yang menulis Wahyu dan Injil, dan pengkhotbah yang luar biasa yaitu Chrysostom, yang tafsirannya masih tetap berkaitan dengan masa kini yang dia tulis seribu enam ratus tahun yang lalu, juga Martin Luther. Bayangkanlah hadiah yang akan diberikan kepada John Wesley, kepada Charles Haddon Spurgeon, orang kudus Allah yang telah mengkhotbahkan injil di dalam kuasa dan anugerah. Ketika Yesus datang, hadiah kita akan dibawa oleh Dia, dan hadiah itu tidak akan diberikan kepada kita hingga akhir zaman karena pengaruh kita terus berlanjut dan terus berlangsung hingga kesudahan waktu.

Ketika Tuhan datang akan ada pemisahan akhir yang besar: Tetapi kata Tuhan; jangan dicabut, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkan keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu Aku akan berkata kepada para penuai : Kumpulkanlah dahulu lalang-lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungKu. Tetapi akan ada sebuah hari dimana semua hal yang melakukan kejahatan akan dilempar keluar dari kerajaan Allah. Akan ada sebuah pemisahan seperti kambing dan domba. Akan ada pemisahan seperti ikan yang ada di dalam jaring, dan yang buruk akan dibuang. Akan ada pemisahan seperti lima gadis yang bijaksana yang dipersilahkan masuk dan lima gadis yang bodoh yang tidak diizinkan masuk. Akan ada pemisahan seperti Lazarus dan orang kaya. Tidak selamanya yang baik dan yang jahat, yang diselamatkan dan yang terhilang akan tetap hidup bersama-sama seperti yang kita lihat di dalam kehidupan ini. Akan datang sebuah masa dimana akan ada pemisahan besar dan pemisahan itu dibuat pada saat kedatangan Tuhan kita.

Dia akan datang dalam dua fase: Dia akan datang seperti pencuri di waktu malam dan seperti kilat yang memancar di atas langit. Dia akan datang seperti pencuri di waktu malam untuk mengambil permataNya dan Dia akan datang seperti kilat bersama dengan orang kudusNya, yang dilihat oleh semua orang, dengan penuh kemenangan untuk berkuasa selamanya di dunia. Dan ada dua respon terhadap kedua fase kedatangan Kristus. Seperti seorang pencuri Dia akan mengangkat umatNya dan seperti kilat yang memancar dari langit akan menjadi terror, ketakukan dan kengerian. Apakah anda mengingat teks dalam Wahyu 1 : 7. Lihatlah lebih dekat teks dari Wahyu 1 : 7: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Itu adalah bagian yang kita ingat.  Pikirkanlah tentang kemuliaan dan kejayaan ketika Yesus datang kembali, kereta yang ditunggangi oleh Allah. “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia” (Wahyu 1 : 7). Sekarang lihat bagian ini: “Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia” (Wahyu 1 : 7). Apa yang kita pikirkan tentang hal itu: Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Akan ada orang-orang yang tertinggal setelah gereja, umat Allah diangkat. Dan ketika Tuhan muncul, mereka adalah orang-orang yang berteriak kepada batu-batu dan gunung-gunung untuk menimpa mereka dan menyembunyikan mereka dari “Dia yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu” (Wahyu 6 : 16). 

Seperti yang seringkali telah anda dengar, dan berulangkali saya katakan bahwa teologi anda yang terbaik ditemukan di dalam himne yang kita nyanyikan. Apakah anda mengingat salah satu himne ini yang dtulis oleh Charles Wesley yang saya suka untuk dinyanyikan oleh Jemaat?

Lihat! Dia datang bersama awan-awan yang turun

Sekali dan selamanya bagi kemurahan orang-orang berdosa

yang telah mati

Dan ribuan orang kudus yang menyertai

Menambah besar kejayaan dari keretaNya

Haleluya, haleluya

Allah menampakkan diri ke dunia untuk berkuasa

Sekarang lihat ke dalam baris berikutnya:

                        Maka setiap mata akan memandangNya,

                        Berjubahkan  kemegahan yang agung

                        Mereka yang telah menyia-nyiakanNya dan menjualNya,

                        Menikam dan memakukanNya ke kayu salib

                        Meratap dalam-dalam, meratap dalam-dalam

Sesungguhnya Mesias yang sebenarnya terlihat

 [Charles Wesley, “Lo, He Comes in Clouds Descending”]. 

Ketika Tuhan muncul, orang banyak dari dunia ini akan menyambut kedatangan Mesias dengan ratapan dan tangisan kesedihan dan kedukaan, dengan meremaskan tangan dan suara yang meratap. Alangkah sayangnya dan betapa memalukan. Betapa merupakan sebuah penderitaan dan sebuah tragedi yang tidak terlukiskan untuk melihat Allah dan berharap untuk mati, untuk melihat Kristus dan berseru kepada batu-batu dan pegunungan untuk menutupi anda, atas kemunculan Tuhan dan merasa ngeri dan bersembunyi dari wajah Anak Domba? Apakah anda seperti itu? Ketika anda membayangkan untuk menghadap Allah—dan kita semuanya akan menghadap ke dalam hadiratNya pada suatu hari nanti. Ketika anda membayangkan saat akhir itu, ketika kita berdiri di hadapanNya, apakah anda berpikir bahwa kita akan menghadap Dia dengan tangisan, dengan ketakutan, dengan terror dan prasangka? Apakah anda begitu?  

Ada cara lain untuk melihat ke depan terhadap kedatangan Tuhan kita. Adalah dengan antisipasi dan sukacita yang tidak terbatas, yang sukar untuk digambarkan, dan tidak dapat diduga. Ini adalah cara Paulus menuliskannya. Apakah anda mengingat surat terakhir yang dia tulis: “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, hakim yang adil pada hariNya, tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya” (2 Timotius 6 : 6 - 8).  Dan bagaimana Rasul Yohanes memberikan respon kepada firman Juruselamat kita, ketika dikatakan: “Ia yang memberikan kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: Ya, Aku datang segera!” (Wahyu 22 : 20). Dan Rasul Yohanes menjawab dan menutup kitab Wahyu dengan doa : “Amin, datanglah, Tuhan Yesus” (Wahyu 22 : 21). 

O sukacita! O, kesenangan! Haruskah kita pergi tanpa kematian,

Tanpa sakit, tanpa kesedihan, tanpa ketakutan tanpa tangisan,

Diangkat bersama dengan Tuhan kita melalui awan-awan

ke dalam kemuliaan

Ketika Yesus menerima milik kepunyaanNya

 [H. L. Turner “It May be at Morn”]. 

Itu adalah respon dan jawaban dan sambutan yang harus kita buat terhadap pengumuman yang luar biasa dari sorga : Dia datang. Dia datang. Datanglah segera, Tuhan Yesus. 

Jika saya mengenal hati saya, saya siap sedia. Kapan saja, setiap waktu, setiap kesempatan, datanglah, Tuhan Yesus yang mulia. Dapatkah anda mengatakan hal itu? Seandainya Tuhan datang pada malam ini, apakah anda sudah siap? Apakah harapan kemuliaan dan kemenangan bagi anda? Suatu hari kita harus menghadap Tuhan. Kita tidak dapat melarikan diri dari hal itu. Betapa pun bervariasinya jalan kita dan betapa pun berbedanya hidup kita, kita semua, suatu hari akan hadir di dalam perhitungan besar itu. Apakah saya akan menghadapinya dengan kengerian dan ketakutan dan jeritan dan ratapan? Atau apakah saya akan menghadapinya dengan sukacita dan bahagia serta penuh kemenangan yang sukar untuk dilukiskan? Semuanya tergantung kepada apakah saya telah menerima Kristus sebagai Juruselamat saya atau tidak. Jika saya terhilang, harapan dalam menghadapi Allah adalah sebuah terror, tetapi jika saya telah diselamatkan harapan dalam menghadapi Allah adalah kebahagiaan dan kemenangan yang bersifat kekal. 

Ketika saya masih kecil, saya terbangun pada malam hari dan menangis dengan pedih. Saya pergi ke tempat tidur dimana ibu dan ayah saya sedang tidur, dan saya membangunkan ibu saya dengan terisak-isak dan air mata yang mengucur deras. Dia berkata, “Nak, ada apa? Apa yang terjadi?”

Dan saya menjawab, “Ibu aku telah bermimpi—aku bermimpi bahwa aku sedang berdiri dihadapan pengadilan Allah yang terakhir, dan aku terhilang.” Saya dapat merasakan ketakukan pada saat itu hingga hari ini. Saya terhilang. Saya terhilang. Dan saya terbangun dengan terisak-isak dan bercucuran air mata. Tahukah anda, tidak lama sesudah itu, mereka mengadakan sebuah kebangunan rohani di gereja saya? Pengkhotbah yang mengadakan kebaktian itu tinggal di rumah kami, dan setiap malam dia berbicara tentang Yesus kepada saya. Dan di dalam kebangunan rohani itu, saya menyerahkan hati saya kepada Yesus. Saya menerima Dia, sebaik yang dilakukan oleh seorang anak-anak. Sejak saat itu hingga sekarang, harapan hidup—kekekalan yang akan datang merupakan cahaya yang termanis dan termulia di dalam hidup saya. Sorga adalah untuk kita. Kristus adalah untuk kita.Hal itu merupakan sesuatu yang paling dan paling mulia bagi kita. Rasul Paulus seringkali berkata bahwa: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (1 Korintus 2 : 9).  

Oh, saudaraku yang terkasih, kita tidak hilang bersama Allah? Mengapa bukan anda? Di dalam sebuah kesempatan, ketika kita menyanyikan lagu undangan kita, serahkanlah hati anda kepada Kristus, untuk melihat di dalam iman kepada Allah, untuk menjawab panggilan Allah terhadap anda, maukah anda datang pada malam ini? Buatlah keputusan di dalam hati anda sekarang, di dalam sebuah kesempatan ketika kita berdiri untuk menyanyi, berdiri dan menjawab dengan seluruh hidup anda. Katakanlah : Aku di sini Pendeta, dan aku datang. Jika anda berada di atas balkon, turunlah melalui salah satu tangga itu dan majulah ke depan; bagi anda yang berada di lantai bawah, berjalanlah melalui salah satu lorong ini dan marilah kemari. Katakan : Pendeta, aku memberikan tanganku kepada anda. Aku memberikan hatiku kepada Kristus, dan inilah aku. Sebuah pasangan, sebuah keluarga, atau seseorang dari anda, letakkanlah hidup anda ke dalam persekutuan gereja atau letakkanlah hidup anda di dalam Kristus. Ketika kita menyanyikan himne ini, mari datanglah. Buatlah keputusan itu sekarang. Lakukanlah saat kita berdiri dan saat kita bernyanyi.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.