KEBANGKITAN KRISTUS DARI ANTARA ORANG MATI
(Our Lord’s Entrance Into Resurrection Life)
Oleh Dr. W.A. Criswell
Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto
“Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring” (Matius 28:5-6)
Beberapa tahun yang lalu saya mendengar seorang misionari yang luar biasa dari Cina, yaitu Dr. E.M. Poteat. Saya masih ingat ketika ia menjelaskan bagaimana ketika ia mengajar di University of Sanghai tentang kebangkitan Tuhan kita. Salah satu dari para mahasiswanya berkata, “Tuan saya tidak percaya itu.” Dr. Poteat bertanya kepada anak muda itu: “Mengapa?” Mahasiswa itu menjawab, “Manusia yang sudah mati tidak mungkin bangkit kembali.”
Semua orang mati yang pernah saya lihat atau yang saya dengar tetaplah mati dan tetaplah tinggal dalam kematian untuk selama-lamanya. Saya dapat memahami perasaan dari mahasiswa muda itu. Saya tidak pernah melihat orang mati bangkit kembali. Apa yang membuat anda berpikir bahwa ada orang yang dapat lari dari kenyataan itu? Apa yang membuat bahwa Yesus adalah kekecualian bahwa Ia bangkit dari antara orang mati dan bahwa Ia hidup? Jika ada orang yang bisa lari dari kematian, bukankah kemungkinan besar kita dapat? Kita harus memberikan suatu jawaban, karena ini adalah dasar dari pengharapan kita. Apakah Kristus bangkit dari kematian? Ini benar atau kebohongan? Setiap pengharapan yang kita pertahankan di dalam jiwa kita sangat bergantung pada kebenaran dari jawaban ini.
Ada banyak hal yang terjadi dalam sejarah yang dapat diperdebatkan. Para sejarahwan mendiskusikan kembali sejarah yang pernah terjadi, apakah kisah sejarah itu benar atau tidak atau sama sekali tidak penting. Para sejarahwan memperdebatkan semua itu. Misalnya benarkah pada waktu Alexander Agung sampai ke sungai Indus, di sana ia menangis karena tidak ada negara lagi yang dapat ditaklukkan? Itu adalah sesuatu yang masih dapat diperdebatkan oleh para sejarahwan. Sejarah tentang Caesar ataupun Washington, masih juga dapat menjadi sejarah yang dapat didiskusikan kembali atau diperdebatkan. Namun kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah fakta yang tidak perlu diperdebatkan.
Di dalam Matius 28:17, ada frase yang sungguh unik. Bagian itu menceritakan bagaimana Yesus menampakkan diri di pegunungan Galilea kepada lebih dari 500 saudara sekaligus.
“Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu” (Matius 28:17).
Ia berdiri di sana, Ia telah bangkit mengenakan tubuh yang tidak fana. Hadir di dalam kemuliaan dan di sana kemudian ada kalimat pendek yang sedikit aneh, “Tetapi beberapa orang ragu-ragu.” Ada sesuatu yang Allah telah lakukan untuk menegaskan dan mengkomunikasikan kebenaran kepada hati kita.
Tentu anda memiliki ingatan yang cemerlang tentang sejarah Dallas. Apakah Lee Harvey Oswald membunuh John F. Kennedy tanpa bantuan atau tanpa konspirasi? Anda dapat bertanya kepada masyarakat Amerika apakah mereka percaya laporan dari Warren Commission berhubungan dengan kemungkinan adanya orang yang membantu pembunuhan itu, dan separuh dari mereka akan menjawab: “Ya dan separuh yang lain akan menjawab: Tidak.” Setelah melakukan survey apa yang dipikirkan oleh orang Amerika, Josh Gallow, seorang pengumpul data yang sangat terkenal memberikan jawaban, “Lima puluh persen orang Amerika percaya laporan itu dan lima puluh persen yang lain tidak percaya laporan itu.” Sebagian masyarakat percaya bahwa pembunuhan terhadap presiden Kennedy bukanlah suatu kecelakaan dalam sejarah, tetapi ada konspirasi di dalamnya. Namun yang lain percaya bahwa itu adalah suatu tragedy dan suatu kecelakaan. Walaupun jutaan dolar telah dikeluarkan untuk investigasi terhadap kasus ini, namun masyarakat Amerika masih terbagi menjadi dua bagian, yaitu sebagian mereka percaya adanya konspirasi dan sebagian tidak percaya adanya suatu konspirasi.
Harus ada sesuatu yang berasal dari Allah untuk menegaskan kebenaran itu di dalam hati kita. Lukas, seorang sejarahwan, menjelaskan bahwa ia telah melakukan penelitian dengan hati-hati, mencari semua bukti tentang semua yang berhubungan dengan kehidupan Tuhan kita Yesus dan kemudian menuliskannya menjadi Injil yang ketiga, yaitu Injil Lukas. Dapatkah saya percaya itu? Apakah itu fakta dan kebenaran bagi saya? Itu dikuatkan dengan penegasan dari Allah. Semua yang dapat saya lakukan untuk mempresentasikan fakta kebenaran kebangkitan Tuhan kita menjadi tidak dapat diingkari atau tidak dapat ditolak hanya bila kebenaran dan kuasa itu ditaruhkan di dalam hati anda oleh penegasan dari Roh Allah. Berikut ini beberapa fakta yang dapat saya sampaikan.
FAKTA FILOSOFI
Tidak pernah ada orang yang begitu lembut, penuh kasih, rendah hati dan tidak mau meninggikan diri ketika memberikan pelayanan yang seperti kehidupan Tuhan kita. Ketika Ia memberitakan Injil kepada orang-orang miskin, menyembuhkan orang-orang yang sakit, memberkati semua orang, Ia melakukan itu dengan penuh kasih. Kata-kata-Nya adalah kata-kata yang tidak pernah diucapkan oleh seorangpun sebelumnya, kata-kata yang menguatkan dan membangun hati. Orang yang mendengar Dia bahkan berkata, “Tidak pernah ada orang yang dapat berbicara seperti orang ini.” Anda dapat membaca semua pernyataan itu bagi diri anda sendiri. Kata-kata itu sungguh tidak ada bandingnya. Ketika orang-orang melihat Dia di dalam tindakan-tindakan dan pelayanan-Nya, mereka berkata, “Yang seperti ini tidak pernah ada di tengah-tengah Israel.” Tidak pernah ada orang yang hidup seperti Tuhan kita, namun hidup-Nya diakhiri dengan penderitaan yang luar biasa yang sangat memalukan dan Dia mati disalibkan.
Itu adalah misteri yang tidak dapat dipecahkan. Bagaimana mungkin orang yang penuh kasih, penuh kerendahan hati, dan penuh dengan belas kasihan di dalam pelayanan, namun hidup-Nya berakhir dengan begitu tragis dan sangat memalukan dan dianggap sebagai seorang penjahat? Akankah kejahatan selamanya menang terhadap kebaikan? Akankah kejahatan selamanya menang terhadap kebenaran? Akankah kematian, teror kematian dan kejahatan akan memerintah untuk selama-lamanya? Tidak adakah pasal yang lain? Tidak adakah kisah yang lain atau akhir cerita yang lain? Adakah cara lain agar kehidupan manusia masuk ke dalam kemenangan, kemuliaan dan kebaikan tanpa harus melewati kubur kematian dan dosa? Tidak adakah jawaban agar misteri kematian dapat dipecahkan?
FAKTA PRAGMATIK, EMPIRIK
Berhubungan dengan kehidupan Tuhan kita, kita harus menghadapi fakta praktikal atau empirical: Tubuh-Nya terbuat dari apa? Pada hari Jumat, Ia dibalsem dan kemudian dimasukkan ke dalam kubur dan kubur itu ditutup dengan batu yang beratnya ratusan ton dan kemudian pintu kubur itu disegel dan dijaga oleh prajurit-prajurit Romawi. Namun pada Minggu pagi, kubur itu terbuka dan Ia tidak ada lagi di dalam kubur itu. Apa yang terjadi? Bagaimana anda dapat memahaminya?
Beberapa hari kemudian Simon Petrus berdiri bersama para rasul yang lain untuk memberitakan kepada dunia bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati dan bahwa Ia telah hidup! Bagi orang-orang Saduki yang tidak percaya adanya kebangkitan orang mati atau bagi tentara Roma yang telah menyalibkan Dia dan diperintahkan untuk menjaga kubur-Nya. Dan jika mereka masih memiliki mayat Yesus, tentunya akan menghentikan Simon Petrus untuk selama-lamanya. Mengapa mereka tidak melakukan itu? Karena mereka tidak memiliki tubuh atau mayat Yesus. Sesuatu telah terjadi dan tubuh itu telah hilang.
Di sini ada dua alternatif kemana hilangnya tubuh Kristus itu: Pertama, mungkin tubuh itu hilang dicuri oleh orang dan yang kedua, tangan supranatural-lah yang telah mengambil-Nya. Jika tangan manusia yang telah mencuri-Nya mungkin itu dilakukan oleh sahabat dan murid-murid-Nya. Namun sahabat-sahabat dan murid-murid-Nya tidak mungkin dapat mengambil tubuh itu, karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengambilnya. Kubur Yesus ditutup dengan meterai atau segel orang-orang Romawi dan tentara-tentara Romawi berdiri di sana menjaga kubur itu. Jika memang mereka yang mencurinya, bagaimana mungkin tentara-tentara Romawi itu tidak mendengar ketika pintu kubur yang beratnya ratusan ton itu digerakkan atau dibuka? Apakah mungkin musuh-musuh-Nya yang mencuri tubuh-Nya? Itu juga sesuatu yang tidak mungkin. Karena mereka bahkan tidak ingin seorangpun mencuri tubuh-Nya dan kemudian berkata bahwa Ia bangkit dari antara orang mati. Jika mereka yang mencurinya maka dengan sendirinya justru orang akan berpikir bahwa Ia telah bangkit padahal mereka tidak mau itu terjadi. Ini adalah fakta empirik yang begitu jelas bahwa tubuh Kristus telah bangkit, Kubur itu telah kosong.
FAKTA PSIKOLOGIKAL
Ada fakta lain yang menunjukkan bahwa Tuhan benar-benar telah bangkit, yaitu perubahan yang sungguh luar biasa yang terjadi pada diri para rasul dan ini adalah fakta psikologis. Ketika mereka melihat Yesus disalibkan pada hari Jumat, mereka begitu sedih dan berputus asa, mereka begitu kecewa dan hancur hatinya. Perwira Romawi itu melaporkannya kepada Pilatus, “Ia telah mati.” Pilatus dan pejabat Romawi itu, orang-orang Saduki telah melihat Dia dan tahu bahwa Ia telah mati. Orang-orang Farisi saling memberikan ucapan selamat di antara mereka dengan berkata, “Ia telah mati.” Orang-orang yang sedang lalu lalang berkata satu dengan yang lain, “Ia telah mati.” Para wanita datang pergi ke kubur di mana mayat itu dimakamkan. Ketika Ia menampakkan diri kepada para murid-Nya, mereka melihat Yesus yang benar-benar telah bangkit. Tomas salah satu dari para rasul itu tidak ada di sana. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku kedalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” (Yohanes 20:25).
Kemudian tiba-tiba seluruh dunia dikejutkan dengan teriakan spontan dari Maria Magdalena, “Ia telah hidup!” “Aku telah melihat Dia!” Simon Petrus berkata, “Aku telah melihat Dia!” Sebelas rasul yang lain berkata, “Kami telah melihat Dia!” Lima ratus saudara yang menyaksikan penampakan Yesus itu berkata, “Kami telah melihat Dia!” Dan selama empat puluh hari Ia menampakkan diri pada murid-murid-Nya. Apa yang terjadi?
Beberapa orang skeptik akan segera menjelaskan tentang apa yang terjadi. Mereka mungkin akan mengatakan bahwa ini adalah kebohongan yang dibuat oleh para rasul yang berkata: “Marilah kita membuat kebohongan bahwa Ia hidup kembali. Marilah kita berkata bahwa Ia bangkit dari antara orang mati.” Tetapi mungkinkah kemudian mereka menyerahkan kehidupan mereka demi suatu kebohongan! Mereka dianiaya sampai mati. Beberapa diantara mereka ada yang direbus, ada yang digoreng dalam minyak mendidih, ada yang diikatkan di sebuah tiang dan dibakar hidup-hidup, dan beberapa di antara mereka ada yang disalibkan. Benarkah mereka rela menanggung semua itu demi suatu kebohongan! Secara psikologis tentu ini tidak mungkin! Mereka memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka, karena mereka telah melihat bahwa Dia memang telah bangkit dari antara orang mati dan Yesus hidup! Ia hidup! Ini adalah fakta psikologikal!
FAKTA EKKLESIASTIKAL
Masih ada fakta lain yang berhubungan dengan kebangkitan Tuhan kita. Gereja adalah fakta ekklesiastikal. Ada banyak gereja di seluruh dunia. Dari mana datangnya gereja itu? Gereja terbentuk dari komunitas orang Yahudi karena anggota-anggota yang pertama adalah orang-orang Yahudi. Dalam Kisah Rasul pasal dua kita membaca bahwa ada 3000 orang yang dibaptis pada waktu itu. Dalam Kisah Rasul pasal empat memberikan kesaksian bahwa ada 5000 orang laki-laki dan belum termasuk wanita-wanitanya dibaptiskan. Dalam Kisah Rasul pasal enam ada sekumpulan besar orang-orang yang menjadi taat pada iman. Di seluruh kitab Para Rasul anda akan menemukan banyaknya orang yang tak terhitung jumlahnya yang bertobat dan bergabung dengan gereja Tuhan.
Seorang sejarawan mengatakan bahwa ada kurang lebih antara 50.000 orang sampai 100.000 yang menjadi anggota gereja pertama di Yerusalem. Bagaimana anda dapat menjelaskan itu? Dalam Ulangan pasal 21:23 menjelaskan, “Sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah.” Apakah anda dapat menjelaskan kepada saya bagaimana mungkin orang Yahudi yang mengingat kembali kematian Tuhan mereka yang disalibkan bagaikan seorang penjahat itu dan kemudian membentuk suatu gereja? Tidak. Gereja mulai dengan begitu angung dan mulia karena fakta kebangkitan Yesus. “Yesus hidup!”
Kebanyakan dari mereka berasal dari orang-orang kecil bahkan banyak dari mereka adalah para budak yang harus menghadapi sistem dari agama negara yang diberlakukan oleh pemerintahan Yunani-Romawi dan jikalau mereka menentang itu mereka harus mati. Kaisar Roma telah menjadikan dirinya sendiri dewa dan mendirikan patung-patungnya dan sebagian dewa-dewanya di seluruh wilayah kekuasaannya untuk disembah oleh rakyat. Mengingkari penyembahan terhadap kaisar Romawi berarti menjadi musuh negara dan musuh Kaisar. Orang-orang ini membayar iman mereka di dalam Yesus dengan kematian. Mereka dibaptis dengan darah dan dibakar di dalam api! Bagaimana anda dapat menjelaskan tentang gereja yang masih hidup sampai sekarang ini. Di dunia komunis ada banyak gereja bawah tanah, yang anggota-anggotanya melayani di camp-camp perbudakan, tetapi gereja itu tetap hidup! Dari mana datangnya gereja itu? Ini adalah fakta ekklesiastikal yang membuktikan bahwa Kristus telah bangkit.
FAKTA SOTERIOLOGIKAL
Mari kita mempertimbangkan fakta yang lain berhubungan dengan kebangkitan Tuhan kita, yaitu fakta soteriologikal. Ini nampak jelas di dalam pertobatan dan perubahan yang sungguh luar biasa yang terjadi pada diri Saulus dari Tarsus yang kemudian menjadi Rasul Paulus. Betapa orang ini menjadi orang yang luar biasa! Betapa orang ini memiliki pikiran yang luar biasa! Tiga belas Surat di dalam Perjanjian Baru ditulis oleh Rasul Paulus. Begitu juga kitab Ibrani kemungkinan besar ditulis oleh Rasul Paulus. Sahabatnya yang dekat dengan dia adalah seorang dokter, ia adalah dokter yang menulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Itu berarti bahwa Rasul Paulus telah menulis atau banyak mempengaruhi 16 kitab dari 27 Kitab Perjanjian Baru. Kitab-kitab itu merupakan karya pikiran agung yang begitu mulia.
Dari mana datangnya Rasul Paulus? Ketika ia menganiaya gereja dan membunuh banyak orang Kristen, ia berpikir bahwa ia telah banyak melakukan kehendak Allah. Ketika ia membawa surat dari Imam Besar untuk pergi ke Damsyik dan menangkap semua orang yang memanggil nama Tuhan Yesus dan memasukkan mereka ke dalam penjara serta mengeksekusi mereka, di tengah perjalanan ia berkata, “Aku melihat Tuhan yang telah bangkit!” Ia menuliskan itu di dalam 1 Korintus :
“Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya” (1 Korintus 15:3-8).
Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Paulus, ia mengalami keselamatan yang sungguh ajaib. Ini adalah fakta yang tak bisa disangkal. Pertobatan dan perubahan Paulus yang begitu luar biasa dan ajaib adalah fakta soteriologikal yang agung tentang kebangkitan Yesus. Paulus berkata, “Aku telah melihat Dia dengan mata kepalaku sendiri, mendengar Dia dengan telingaku sendiri Ia hidup!”
FAKTA SASTRA
Berhubungan dengan kebangkitan Tuhan kita mungkin kita perlu mempertimbangkan fakta yang lain lagi. Di sini kita memiliki Kitab yang berisikan empat Injil yang mencatat peristiwa atau riwayat kehidupan Tuhan kita. Ini adalah literatur yang tak dapat dibandingkan dengan literatur-literatur yang lain. Keempat Injil ini adalah tulisan yang begitu jenius yang bukan ditulis oleh orang-orang hebat tapi yang ditulis oleh orang-orang yang sangat sederhana dan literatur ini bukan hanya sekedar benda mati tapi literatur-literatur memberi kehidupan. Misalnya literatur-literatur ini dapat mempengaruhi dan mempertobatkan manusia untuk berbalik kepada Allah. Bagaimana anda bisa memikirkan itu? Tulisan-tulisan Injil begitu riil, tidak seperti tulisan-tulisan literatur yang ditemukan dalam dunia ini.
Coba anda perhatikan dewa-dewa yang dilukiskan oleh Homer, semua itu adalah manifestasi fiksi. Kisah tentang Iliad dan Odyssey adalah fiksi. Anda juga dapat melihat karya penulis yang sangat terkenal yaitu Shakespeare dalam tulisannya tentang The Ghost yang dibicarakan di dalam Hamlet juga merupakan manifestasi dari usaha imajinasi. Itu fiksi. Tetapi kemudian bacalah Matius 28; Markus 16; Lukas 24; Yohanes 20 dan Yohanes 21, apa yang dicatat di sana sungguh kebenaran yang indah dan berharga, yaitu catatan tentang kebangkitan Yesus yang mempertobatkan banyak orang. Ini adalah catatan yang indah, riil dan faktual, karena itu benar-benar terjadi. Itu adalah kebenaran dan itu adalah fakta sastra. Renungkanlah itu untuk diri anda sendiri.
FAKTA PENGALAMAN
Namun saya akan memberikan fakta yang lain lagi yang tidak dapat disangkal. Fakta bahwa Ia hidup dapat dirasakan dan nyata di dalam hati dan hidup kita. Alexander Agung mati. Julius Caesar dan Augustus mati. Carlemagne mati. William sang Penakluk mati. Washington mati. Churchill mati. Namun tak pernah ada satupun dari antara kita yang pernah sujud menyembah orang-orang besar ini dan menaikkan doa-doa untuk mengharapkan berkat dari mereka. Mereka semua telah mati. Anak kecil pun dapat diajar untuk sujud dan berdoa kepada Tuhan Yesus. Pengalaman ini adalah gerakan Roh dan pengalaman yang begitu indah bahkan anak-anakpun akan menjawab demikian. Ada banyak dari kita yang telah diajar di dalam iman untuk berbicara tentang Yesus yang telah bangkit yang sujud di hadapan-Nya dan bagaimana Ia telah menolong kita di dalam perjalanan musyafir kita. Ia hidup. Ini adalah fakta pengalaman kita.
Di dalam pesawat seseorang mendekati saya dan bertanya, “Apakah anda adalah W.A. Criswell?” Saya menjawab, “Ya.” Ia duduk di samping saya dan ia mulai bercerita tentang dirinya. Ia adalah tamatan dari salah satu Seminari Liberal di Amerika yang terkenal di seluruh dunia. Ia telah diajar di Seminari Liberal itu untuk memperkenalkan kepada semua dunia akademik tentang teori yang berhubungan dengan Firman Allah seperti teori Documentary Hipotesis yang menyimpulkan bahwa Alkitab hanyalah kumpulan-kumpulan dokumen, kumpulan dongeng yang tidak jelas siapa penulisnya dan mereka juga mengingkari hal-hal yang bersifat supranatural, mujizat dan kebangkitan. Gelarnya ia peroleh dari sekolah yang mengajarkannya semua itu. Setelah ia tamat, ia menjadi asisten gembala di gereja yang sangat terkenal liberalnya di seluruh dunia. Ia berkata, “Saya hidup di dalam dan di antara orang-orang yang mengikuti ketidakpercayaan dan pengingkaran saya terhadap iman!”
Ini adalah sesuatu yang aneh, musuh-mush Allah yang riil tidak keluar dari tempat lain, tetapi justru muncul dari dalam gereja. Orang itu melanjutkan perkataannya: “Suatu hari di dalam suatu pelayanan komuni, ketika saya berbicara tentang roti yang dipecah-pecahkan dan meminum anggur, saya telah mengalami sesuatu yang luar biasa. Saya tidak bisa menjelaskan itu, saya baru mulai menyadari bahwa Yesus telah mati untuk dosa-dosa saya agar supaya saya dapat diselamatkan. Ada sesuatu yang datang ke dalam diri saya. Suatu kesadaran yang ajaib yang membuat saya percaya bahwa Yesus telah bangkit secara fisikal dari antara orang mati dan bahwa Dia hidup! Juruselamat saya hidup!”
Ketika ia menceritakan kembali tentang pengalamannya itu, saya tidak dapat berpikir apa-apa selain memikirkan tentang John Wesley yang pada waktu itu sudah menjadi seorang pendeta. Ia sedang mendengarkan hamba Tuhan yang lain sedang membaca buku yang ditulis Martin Luther yang berjudul The Introduction to the Book of Romans dan dalam jurnalnya ia menulis, “Saya merasa ada sesuatu yang aneh dalam hati saya.” Kemudian John Wesley bangkit dan menjadi seorang pemberita Injil Anak Allah yang berkobar-kobar. Ketika saya mendengarkan cerita dari anak muda tadi, saya teringat dengan pengalaman hidup dari John Wesley.
Anak muda itu kemudian melanjutkan ceritanya: “Saya pulang dari pelayanan itu dengan Kristus di dalam hati saya. Kemudian saya meninggalkan posisi saya sebagai wakil gembala dan saya sekarang mengajar di school house dan saya telah bergabung dengan sekumpulan kecil orang percaya. Setiap hari saya pergi, door to door untuk bersaksi kepada semua orang tentang anugerah dari Tuhan kita di dalam Kristus Yesus. Ia adalah Juruselamat saya dan Ia telah menyelamatkan saya.”
Ini adalah fakta pengalaman atau fakta eksperensial. Apa yang telah dialami oleh orang ini, 10.000 orang lain di antara kita akan berkata: “Amin kemuliaan bagi Allah! Itu benar. Saya tahu Ia hidup! Ia berjalan di sisi saya, Ia menolong saya, mencukupkan kebutuhan saya. Saya percaya Dia sebagai Juruselamat saya. Suatu hari nanti saya akan berjumpa dengan Dia muka dengan muka!”
Itulah Injil! Itulah kebenaran! Itu adalah fakta! Itu adalah fakta yang tak dapat dijelaskan dan juga fakta yang tak dapat diingkari, yang kokoh untuk selama-lamanya. Bahwa Ia hidup!