Daftar Isi

 

MANIFESTO ORANG KRISTEN

(THE CHRISTIAN MANIFESTO)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Khotbah ini dikhotbahkan pada kebaktian Minggu Malam, 18 Juni 1972

di First Baptist Church in Dallas

 

            Kami ucapkan selamat datang kepada suadara semua yang mengikuti siaran kebaktian kami, First Baptist Church in Dallas melalui radio dan televise. Dan gembala kami akan menyampaikan khotbah dengan tema: MANIFESTO ORANG KRISTEN, MAGNA CARTA KRISTEN KITA. 

 

            Pada pagi ini, saya akan memulai seri khotbah saya dari Surat Galatia. Hampir selalu, kecuali bila ada acara-acara khusus, saya akan mengkhotbahkan firman Tuhan dari Kitab per Kitab dari seluruh Alkitab. Dan hari ini, kita akan mulai membahas Kitab Galatia. 

 

            Dan untuk beberapa minggu ke depan, khotbah-khotbah kita akan membahas pasal demi pasal, dan ayat demi ayat dari Kitab Galatia ini. Surat Paulus kepada jemaat-jemaat di Galatia ini dimulai dengan perkataan: “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati… kepada jemaat-jemaat di Galatia” (Galatia 1:1-2)

 

            Pertama-tama saya terkejut karena para penerima surat ini adalah orang-orang di Gaul. Mereka di sini disebut orang-orang Galatia, atau Gauls, ketika saya berpikir tentang Gaul, “amnia galia entrace port a suit.” Itulah cara Caesar memulai epic atau syair kepahlawanannya, buku sejarahnya yang terkenal. Seluruh Gaul dibagi menjadi tiga wilayah, dan ia sedang berbicara tentang Fancis dan Gaul modern adalah orang-orang Farancis.  

 

            Namun, jemaat-jemaat ini berada di pusat Asia. Apa sebenarnya yang terjadi dalam sejarah, secara praktis ada migrasi rumpun manusia ini dari timur ke barat. Mereka keluar dari Asia tengah, keluar dari stepa (padang rumput yang luas) Rusia, dan membanjiri Eropa barat.

 

            Namun suatu kali – dan ini adalah satu-satunya kejadian yang saya ketahui – ketika orang-orang ini, yaitu orang-orang Gaul ini, akhirnya tiba di Eropa, beberapa dari mereka menemukan iklim yang tidak bersahabat, sementara beberapa menemukan dataran yang sangat subur, dan beberapa orang akhirnya kembali ke timur.

 

            Dan selanjutnya mereka menuju arah tenggara, dan tibalah mereka di Yunani. Namun di sana mereka dipukul mundur oleh orang-orang Yunani, namun kemudian mereka menyeberang Hellespont, dan mereka berhasil menaklukkan sebagian pusat Asia Kecil dan menetap di sana. Ini terjadi kira-kira pada tahun 280 SM.

 

            Pada tahun 180 SM, mereka ditaklukkan oleh Romawi. Dan pada tahun 26 SM, mereka diorganisir menjadi propinsi Romawi yaitu Galatia. Selanjutnya, jemaat-jemaat ini adalah jemaat-jemaat yang dirintis oleh Paulus pada perjalanan misinya yang pertama.

            Jemaat-jemaat di Antiokhia, Listra, Derbe, dan lainnya bertumbuh dari pelayanan misi itu. Dan ini adalah orang-orang Gaul, ini adalah jemaat-jemaat di Galatia.  Dan kepada mereka ini Paulus mengalamatkan surat polemiknya ini (polemical epistle). 

 

            Ketika kita membaca surat kita ini, kita tidak dapat membayangkan betapa hancurnya hati Paulus dan betapa herannya ia terhadap jemaat-jemaat ini pada waktu ia menulis surat ini.  Misalnya pada pasal 1 ia berkata:

 

Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia” (Galatia 1:6-9).

 

Pada permulaan pasal 3, Paulus berkata:

 

“Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” (Galatia 3:1-3).

 

            Dan lagi, dalam Galatia 4:8:

 

“Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah. Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?”

 

            Dari ayat-ayat di atas sangatlah mudah untuk melihat mengapa Paulus heran kepada jemaat-jemaat ini pada waktu ia menulis surat kepada mereka. Mengapa? Jawabannya sangatlah jelas, dan itu adalah dua hal berikut ini.

 

 

APA YANG PAULUS HERANKAN

TENTANG JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA

 

            Pertama, jemaat-jemaat ini berada dalam bahaya kemurtadan bukan dari nama Kristus, walaupun mereka “lekas berbalik dari pada Dia,” namun mereka berada dalam bahaya dibanjiri atau diliputi oleh ajaran sesat/bidat, yaitu saudara-saudara palsu yang menyebut diri mereka percaya Kristus, pada hal sebenarnya tidak demikian.

 

            Anda tidak dapat diselamatkan dengan memberikan hati anda kepada Kristus dan anda menambahkan dengan hukum Taurat dan kredo-kredo dan upacara-upacara dan ritual-ritual serta seremoni-seremoni. Itu adalah jemaat-jemaat yang pertama berada dalam bahaya penyesatan oleh pemutarbalikan Injil, yaitu injil palsu/bidat. Kita diselamatkan hanya melalui iman di dalam Kristus saja dan tidak ditambahi dengan apapun.

             

            Kedua, rasul Paulus sungguh heran bukan hanya karena mereka berada dalam bahaya penyesatan yang menyerang jemaat-jemaat itu, namun dirinya sendiri dengan licik dan kasar diserang. Karena para utusan palsu mengatakan bahwa mereka adalah utusan atau wakil dari dua belas rasul untuk memberitahukan kepada jemaat-jemaat di Galatia bahwa Paulus ini adalah rasul palsu.

 

            Ia adalah rasul palsu. Ia bukanlah murid Kristus yang sejati, dan juga bukan salah satu dari dua belas rasul.  Mereka berkata bahwa pengetahuan Paulus berasal dari belajar kepada kedua belas rasul dan kemudian ia memberitakan itu namun dengan memutarbalikan kebenarannya atau dalam bentuk penyesatan. Mereka berkata bahwa Paulus bukanlah rasul yang benar, ia juga bukan representatif atau utusan yang benar dari berita tentang Kritus.

 

 

PEMBAGIAN SURAT GALATIA

 

            Dua hal inilah yang mendorong Paulus untuk menulis surat kepada jemaat-jemaat di Galatia. Pertama, ia mempertahankan otoritas kerasulannya. Itu terdapat dalam pasal 1 dan 2. Kedua, ia mempertahankan sifat/natur Injil. Itu terdapat dalam pasal 3 dan 4. dan pasal 5 dan 6, ia memberikan aplikasinya.

 

            Ia mengajak orang-orang Galatia untuk memelihara iman, percaya di dalam Kristus, dan menemukan di dalam Dia saja kasih dan rahmat Allah agar suatu hari nanti kita ditemukan tidak bersalah dan tanpa cacat cela dalam kehadiran kemuliaan-Nya.

 

Pertama, Pembelaan Otoritas Kerasulannya (Pasal 1-2)

 

            Selanjutnya, marilah kita sejenak memperhatikan bagaimana Paulus memberi pembelaan berhubungan dengan pelayanan kerasulannya. Ia berkata:

 

Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus” (Galatia 1:11-12).

 

            Ketika kita melaksanakan Perjamuan Tuhan di jemaat kita, saya selalu membacakan 1 Korintus 11:23 yang mulai dengan perkataan: “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus.”

 

            Paulus berkata, “Aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.” Itulah cara ia menyampaikan seluruh Injil yang ia beritakan: “Saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.”

 

            Paulus berkata, “Ia berbicara muka dengan muka dengan aku.” Inilah kata-kata Paulus, “Dan ia mewahyukan Diri-Nya sendiri kepadaku secara pribadi.” Ini adalah keterterus-terangan Paulus berhubungan dengan Injil yang telah ia beritakan, yang dia terima langsung dalam komunikasi langsung dari Tuhan sendiri.

 

Kemudian ia melanjutkan perkataannya:

 

Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya [ketika aku bertobat di jalan menuju Damsyik]… juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.” (Galatia 1:15-17)

 

Lalu setelah tiga tahun kemudian, setelah ia diselamatkan, ketika ia berjumpa dengan Kristus di jalan menuju Damsyik, selama tiga tahun itu ia ada di tanah Arab bersama dengan Tuhan. Di sanalah Tuhan berbicara kepadanya dan mengajar dia dan menyatakan/mewahyukan dirinya sendiri kepadanya. Dan kemudia ia berkata,

 

“Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus” (Galatia 1:18-19)

 

            Paulus berterus terang bahwa berita Injil yang ia beritakan, bukanlah dari apa yang diajarkan oleh manusia. Bukanlah yang diajarkan oleh Simon Petrus, atupun Yakobus ataupun Yohanes. Namun ia mempelajarinya sendiri dan diajar langsung oleh Kristus di sorga.

 

            Pasal kedua: “Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Tituspun [orang Yunani] kubawa juga.” (Galatia 2:1).

 

            Ini adalah peristiwa yang berhubungan dengan apa yang dicatat dalam Kisah Rasul 15. Sidang Yerusalem yang pertama di Antiokhia di mana Paulus dan Barnabas memberikan kesaksian tentang orang-orang Yunani yang dulunya adalah para penyembah berhala segera meninggalkan berhala-berhala mereka dan masuk ke dalam terang pengetahuan kemuliaan Allah di dalam Yesus Kristus.

 

            Mereka diselamatkan dan segera meninggalkan penyembahan berhala mereka dan masuk ke dalam kemerdekaan anugerah Kristus. Namun para pengajar Yudaisme datang dari Yerusalem dan berbicara atas nama Yakobus, gembala di Yerusalem, dan atas nama para rasul. Mereka datang ke Antiokhia dan berkata: “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan” (Kis. 16:1). Mereka berkata, “Engkau tidak dapat diselamatkan hanya melalui percaya kepada Tuhan. Engkau harus menambahkannya dengan memelihara Taurat, upacara-upacara, seremoni-seremoni dan seluruh yang diperintahkan oleh Taurat. Engkau harus menambahkan  semua ritual dan perintah-perintah Taurat ini kepada iman di dalam Kristus.”

 

            Di sana terjadi perdebatan dan perselihan besar – ada serangan yang dahsyat terhadap jemaat yang ada di Antiokhia. Dan mereka akhirnya mengutus Barnabas dan Paulus untuk pergi ke Yerusalem, dan mereka membawa Titus yang adalah orang Yunani yang telah diselamatkan dengan sungguh ajaib, yang telah meninggalkan penyembahan berhala dan langsung masuk ke dalam hati Tuhan.

 

            Mereka membawa Titus bersama dengan mereka. Dan di sana, Paulus berkata:

 

Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus [gembala di Yerusalem], Kefas [Simon Petrus] dan Yohanes [rasul suci yang menulis Kitab Wahyu], yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat” (Galatia 2:9)

 

            Mereka adalah para panutan. Dan Paulus serta Barnabas bukanlah bawahan Simon Petrus atau Yakobus, gembala jemaat di Yerusalem, atau Yohanes, namun mereka berjabat tangan tanda persekutuan atau persetujuan.

 

            Dan mungkin saya harus berkata, saya tidak berpikir bahwa Tuhan tidak berkenan dengan ada denominasi-denominasi. Anda melihat adanya denominasi pertama di sana. Di sana ada Kristen Ebionit. Ini adalah kekristenan yang dikarakteritik dengan agama Yahudi. Di sini anda melihat iman Ebionit yang dikhotbahkan oleh Yakobus, Kepas dan Yohanes. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang tetap memelihara keyahudian mereka dan memelihara aturan-aturan (ceremonial) Taurat, ritualistik Taurat seperti halnya sepuluh hukum Taurat.

 

            Namun telah diputuskan bahwa harus ada berita yang lain yang harus diberitakan di lingkungan orang-orang non Yahudi. Dan ketika Yakobus, Kefas dan Yohanes harus kembali kepada orang Yahudi, maka Barnabas dan Paulus dan orang-orang yang bersama dengan Dia harus pergi kepada orang-orang non Yahudi.

 

            Dan mereka harus tetap menjadi saudara di dalam iman, walaupun mereka adalah dua denominasi yang berbeda. Saya berpikir ada beberapa orang yang senang menjadi Episcopal. Saya berpikir bahwa ada orang-orang yang senang menjadi Pentakosta. Saya berkata bahwa Allah memberkati mereka semua. Kita tidak membenci satu dengan yang lain atau kehilangan kepercayaan terhadap satu dengan yang lain atu kehilangan respek antara satu dengan yang lainnya oleh karena adanya ritualistik dan liturgikal dan Episkopalian.           Dan ada orang-orang yang suka bernyanyi dengan bertepuk tangan dan menyanyi dengan menggunakan gitar, dan mereka seperti Pentakostalisme. Itu baik juga.

 

            Kemudian, pada posisinya sebagai Rasul, Paulus berkata,

 

Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat” (Galatia 2:11-12)

 

            Apa yang terjadi terhadap Simon Petrus adalah bahwa ketika ia bersama dengan Paulus dan Barnabas, ia suka dengan kebebasan jemaat non Yahudi. Namun ketika beberapa saudara dari jemaat di Yerusalem datang, ia langsung mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara bersunat.  Dan Paulus berkata: “Aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah.”

 

            Semua yang dibela Rasul Paulus di sini adalah otoritas pelayanan apostolik atau kerasulannya, yaitu Tuhan telah memanggil dan menetapkan dia sebagai rasul. Paulus menyebut dirinya sendiri sebagai rasul. Dalam terjemahan King James Version, Paulus dipanggil untuk menjadi apostle atau “rasul.”

 

 

Kedua, Pembelaan Otoritas Injil (Pasal 3-4)

 

            Selanjutnya di bagian kedua dari suratnya ini, ia berbicara untuk membela Injil yang diberitakannya. Ia berkata: “Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (Galatia 3:6) – bukan melalui pekerjaan hukum Taurat, tetapi oleh iman, Abraham dibenarkan dalam pemandangan Allah.

 

            Perikop ini di dasarkan pada Kitab Kejadian 15. Ketika Abraham datang kepada Allah dan berkata:

 

“’Yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.’ Lagi kata Abram: ‘Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku.’ Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: ‘Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.’ Maka firman-Nya kepadanya: ‘Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.’ Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (Kejadian 15:2-3, 5-6)

             

            Kemudian perhatikan apa yang Paulus katakan dalam bagian dari Surat Galatia ini: “Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (Galatia 3:6).

 

            Ia telah percaya kepada Tuhan. Bukan karena pekerjaan atau usaha yang ia telah lakukan atau karena ia telah melakukan atau memelihara hukum Taurat, atau oleh karena ia telah memelihara ritual-ritual, namun ia menerima Tuhan karena ia percaya di dalam Tuhan atau ia beriman kepada Tuhan.  Abraham percaya kepada Allah, dan itu adalah kebenarannya, imannya, dan kepercayaannya.

 

            Kemudian ia melanjutkan:

 

Sebab ada tertulis – ini dikutip dari Kitab Ulangan 27:26 --: ‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.’ Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas – ia mengutip ini dari Habakuk 2:4 --, karena: ‘Orang yang benar akan hidup oleh iman’” (Galatia 3:10-11)  

 

            Apa yang Paulus sedang katakan di sini adalah bahwa jika ia memelihara Taurat, ia dapat diselamatkan, namun siapa yang dapat memeliharanya? Karena “terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.”  Taurat itu seperti lampu yang digantung pada sebuah rantai. Anda tidak perlu mematahkan setiap mata rantai, namun dengan mematahkan satu mata rantai saja, maka lampu itu akan jatuh dan hancur.

 

            Hanya dengan mematahkan satu mata rantainya saja, maka lampu itu akan jatuh dan hancur. Demikian juga halnya dengan manusia. Jika anda ingin diselamatkan oleh hukum Taurat, anda harus memelihara semua atau segala yang tertulis di dalam Taurat itu. Dan jika anda melanggar satu saja dari antara perintah-perintah yang tertulis di dalamnya, anda telah menggagalkan atau melanggar semuanya. Anda akan jatuh dan binasa.

 

            “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.”  Itulah yang tertulis dalam Kitab Ulangan. Kalau demikian bagaimana ada orang yang ingin dibenarkan olehnya jika ia tidak dapat memelihara Taurat dengan sempurna?

 

            Dan ia tidak dapat menjadi sempurna. Walaupun ia ingin sekali menjadi sempurna. Ia tahu bahwa ia masih gagal dan melanggarnya dan berdosa. Bagaimana ia dapat diselamatkan?

 

            Allah berkata, menurut rasul Paulus, bahwa orang benar akan diselamatkan dan hidup oleh iman. Itu adalah sesuatu yang Allah lakukan untuk kira karena kita tidak dapat melakukannya untuk diri kita sendiri. Kemudian Paulus berkata: “Jadi hukum Taurat adalah penuntun (paidagogos) bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.” Bahwa kita harus diselamatkan di dalam Dia.

 

            Kata “paidagogos” di dalam kultur Yunani-Romawi adalah kata yang mengacu kepada seorang budak di keluarga kaya yang bertugas menuntun anak kecil – anak tuannya itu – menyeberangi jalan-jalan yang berbaya di kota dan mengantarkan anak itu ke sekolah.

 

            Dan Paulus berkata: “Hukum Taurat adalah penuntun (paidagogos) bagi kita kepada Kristus.” Hukum Taurat menyatakan dosa dan kekurangan dalam hidup kita. Dan kemudian hukum Taurat membawa kita kepada Kristus.

 

Di sana kita mengakui kekurangan dan dosa-dosa kita, dan kita menghempaskan diri kita sendiri ke atas anugerah dan rahmat Tuhan. Tidak ada cara lain agar kita diselamatkan kecuali di dalam kebaikan dan rahmat serta anugerah Allah. Kita dibenarkan oleh iman. Kita dinyatakan benar melalui percaya kepada Allah. Karena kita tidak dapat membuat diri kita sendiri menjadi benar.

 

            Jika anda semua dibenarkan oleh Taurat, maka kedatangan Kristus tidak berpengaruh apa-apa terhadap diri anda, anda telah jatuh dari anugerah. Anda telah berpaling dari Injil, dan anda mencari cara sendiri untuk menyelamatkan diri anda sendiri.

 

            Namun Allah melarang kita untuk memuliakan dan menyombongkan diri sendiri, sehingga Paulus berkata, “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” (Galatia 6:14)

 

            Surat Paulus kepada jemaat-jemaat di Galatia ini adalah pertahanan iman yang agung. Ini adalah Magna Carta dari kemerdekaan orang Kristen. Ini adalah manifesto dari iman Kristen. Dan ini telah digunakan di sepanjang abad.

 

            Ketika Martin Luther menaiki scalise sacra dengan lututnya, tangga penyucian di depan St. Johns Lateran di Roma. Dan ketika ia sudah sampai di pertengahan tangga itu, kebenaran dari surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ini datang bagai halilintar dengan tema: orang benar akan hidup oleh iman.

 

            Martin Luther kemudian berdiri, berjalan dan menuruni tangga itu, dan kembali ke Wittenburg dan memakukan sembilan puluh lima dalilnya di pintu katedral itu, dan hal itulah yang melahirkan reformasi.

 

Injil lain yang diberitakan kepada orang-orang Galatia itu sebenarnya bukan Injil. Lalu apakah Injil yang sesungguhnya? Injil yang sesungguhnya adalah proklamasi yang sederhana, yaitu: Pandanglah Yesus maka kamu hidup. Percayalah kepada-Nya maka kamu akan selamat. Hanya Kristus saja.

 

            Pandanglah maka kamu hidup. Ini sama seperti yang Yohanes tuliskan di dalam Yohanes 3:14: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 15supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”

 

            Pandanglah maka kamu hidup. Cucilah maka engkau akan disucikan. Sama seperti yang tertulis dalam Wahyu 7:14, “Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”

 

            Atau, percayalah maka engkau diselamatkan. Kisah 16:30: “Apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” Dan Kisah 16:31 adalah jawabannya: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat.” Itu hanya Kristus saja dan tidak ditambah dengan yang lain-lain. Itu hanya percaya kepada Dia. Orang benar hanya akan hidup oleh iman.

 

Ketiga, Aplikasi atau  Penerapan (Pasal 5-6)

 

            Abraham percaya kepada Allah dan imannya diperhitungkan sebagai kebenaran. Dan sekarang secara ringkas saya akan menyimpulkan bahwa ada tiga karakteristik Injil yang dapat kita simpulkan dari Kitab Galatia dan dari Kitab Wahyu.

 

            Kristus telah memberikan tiga hal kepada rasul Paulus. Yang pertama, keselamatan kita selalu bersifat personal dan tidak pernah bersifat legalistik. Itu selalu bersifat personal dan tidak pernah ritualistik. Itu selalu bersifat personal dan tidak pernah bersifat seremonial. Itu bukanlah seseuatu yang manusia lakukan. Tetapi itu adalah sesuatu yang Allah lakukan.

 

            Itu adalah personal relationship. Seseorang tidak diselamatkan melalui memelihara kode etik atau mentaati aturan-aturan atau mengikuti ordinansi-ordinansi atau ritual-ritual. Tetapi seseorang diselamatkan melalui hubungan pribadi (personal relationship) dengan Yesus Kristus.

 

            Itu adalah sesuatu antara anda dan Dia. Dan anda diselamatkan dalam personal relationship itu. Dan itu adalah kuasa Allah yang mengubah kehidupan anda.

 

            Saya tidak dapat memberikan ilustrasi yang lebih baik selain berbicara seperti orang yang sedang jatuh cinta. Ia akan berubah. Ia akan kelihatan berbeda. Sejak ia jatuh cinta semua yang ia pikirkan hanyalah kekasihnya. Menyenangkan dia, melakukan sesuatu untuk kekasihnya dan mengingat dia senantiasa.

 

            Orang yang telah jatuh cinta. Ia menjadi orang yang berbeda. Seperti itulah orang yang telah diselamatkan. Ketika seseorang menemukan Kristus, dan ia memberikan seluruh hidupnya untuk berkenan kepada Kristus, senantiasa memikirkan Tuhan, dan mengasihi Tuhan. Itu adalah personal relationship.

 

            Anda akan ingin senantiasa berbicara dengan Dia dalam doa, membaca tentang Dia di dalam Wahyu Allah ini, yaitu Alkitab. Mengasihi Tuhan, dan hati anda terus mengalir kepada Dia. Jadi keselamatan itu bersifat personal dan tidak pernah bersifat legalistik atau seremonial atau ritualistik.   

 

            Kedua, itu bersifat inward (batiniah) dan tidak pernah bersifat outward (lahiriah). Itu adalah sesuatu yang ada di dalam jiwa anda antara anda dan Allah.

 

            Saya telah menemukan bahwa anak yang tidak pernah diajar memiliki kesan bahwa mereka diselamatkan melalui baptisan, atau dengan menjadi anggota gereja, dan melalui datang kebaktian di gereja, atau ketika mereka menjadi orang Kristen. Mereka berpikir bahwa pada saat itulah mereka diselamatkan. Namun saya tahu dan anda juga tahu bahwa ada banyak orang di gereja yang belum diselamatkan.

 

            Ada banyak guru sekolah minggu yang belum diselamatkan. Ada banyak diaken yang belum diselamatkan. Bahkan ada banyak hamba Tuhan yang belum diselamatkan. Anda tidak diselamatkan melalui baptian, atau anda tidak diselamatkan oleh karena anda menjadi anggota gereja.

 

            Ada sesuatu yang terjadi di dalam hati anda. Anda harus menyerahkan seluruh hati dan hidup anda kepada Kristus untuk diselamatkan.

 

            Saya dapat mencatat nama anak kecil atau seseorang menjadi anggota gereja. Saya dapat membaptiskan mereka. Namun hanya Allah yang dapat melahirbarukan hati dan menyelamatkan mereka. Jadi yang harus mereka lakukan adalah mereka harus datang untuk mengakui imannya, sebelum kita membaptisnya atau menerimanya menjadi anggota gereja, “Saya telah memiliki pengalaman bersama Yesus. Saya telah menerima Tuhan di dalam hati saya. Saya adalah orang Kristen.”

 

            Dan itulah apa artinya menjadi orang Kristen. Bukan karena baptisan. Bukan karena menjadi anggota gereja. Artinya menjadi orang Kristus adalah di dalam hati anda. Itu di dalam jiwa anda.  Itu adalah sesuatu antara anda dengan Allah.

 

            Kami mendorong mereka agar mereka memberi diri dibaptis dan menjadi anggota gereja. Namun itu sama sekali bukan untuk keselamatan mereka. Jika mereka belum selamat sebelum dibaptis, mereka adalah anggota gereja yang belum diselamatkan. Kita diselamatkan hanya oleh sesuatu yang ada di dalam hati kita yaitu antara kita dan Allah. Itu adalah sesuatu yang kita lakukan ketika kita menerima Yesus sebagai Juruselamat kita. Dan keanggotaan gereja adalah sesuatu yang mengikutinya, namun bukanlah yang menyelamatkan ataupun menyempurnakan keselamatan itu. Karena keselamatan ini bersifat inward, dan bukan outward.

 

            Ketiga, ini bersifat rohani dan bukan materi. Itu adalah iman dan janji.