PARA PEJABAT GEREJA YANG DITAHBISKAN
(THE ORDAINED OFFICERS OF THE CHURCH)
Khotbah ini dikhotbahkan pada kebaktian Minggu Malam, 18 April 1982
di First Baptist Church in Dallas
Dalam Filipi 1:1 ada disebutkan di sana dua jabatan yang ditahbiskan dalam gereja. Paulus menulis:
“Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken” (Filipi 1:1).
Kedua jabatan ini “para penilik jemaat dan para diaken” adalah apa yang akan kita bicarakan di sini sebagai bagian dari pembahasan doktrin tentang gereja atau ekklesiologi. Dan dalam kehidupan organisme gereja, kita memiliki dua pejabat gereja yang ditahbiskan. Dan yang pertama kita akan membahas karakteristik dari kedua jabatan ini dan selanjutnya yang kedua kita akan membahas keunikan tugas masing-masing jabatan.
KARAKTERISTIK JABATAN GEMBALA DAN DIAKEN
Ada lima karakteristik yang menjelaskan tentang jabatan-jabatan gereja ini yang dijelaskan di dalam Alkitab:
Pertama, Mereka yang Menjalankan Kepemimpinan bagi Jemaat
Pertama adalah: Mereka yang menjalankan kepemimpinan bagi gereja. Jika Anda membaca harmonisasi empat Injil, harmonisasi kehidupan Kristus, Anda akan menemukan itu, di dalam pelayanan umum Yesus, ketika Ia mulai menghadapi masa yang sulit dan banyak penentang yang memusuhi-Nya, Ia menahbiskan – Ia menetapkan dua belas rasul dan memberikan otoritas kepada mereka, dan mengutus mereka untuk memberitakan berita penebusan. Demikian jugalah gereja! Kita tidak tinggal di dunia yang sempurna. Kita tinggal di tengah-tengah dunia skuler, dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Dan di dalam dunia ini, Tuhan telah menempatkan jemaat-Nya. Dan agar bisa efektif dan kuat, maka jemaat ini harus memiliki pemimpin; dan tugas kepemimpinan tersebut diberikan kepada dua jabatan gereja yang ditahbiskan – yaitu gembala dan diaken.
Kedua, Mereka harus Memiliki Kecakapan/
Kualifikasi sebagai Pemimpin Rohani
Karakteristik kedua adalah bahwa mereka harus memiliki kecakapan/kualifikasi sebagai pemimpin rohani. Sebagai contoh dalam 1 Timotius 3:7, pertama-tama Paulus menuliskan syarat-syarat bagi seorang gembala atau penilik jemaat. Kemudian ayat 8 mulai dengan perkataan seperti ini: “hôsautôs” (dalam cara yang sama – di sini diterjemahkan ‘demikian juga’) diaken-diaken haruslah orang terhormat…” Kemudian ia memberikan syarat-syarat bagi pengangkatan diaken.
Secara garis besar mereka berada di bawah tiga kategori berikut ini: yang pertama, mereka memiliki kesaksian yang baik atau nama baik di luar jemaat. Mereka haruslah orang-orang yang memiliki integritas dan dikenal sebagai orang yang baik dalam masyarakat. Kualifikasi yang kedua adalah berhubungan dengan kehidupan pribadinya. Mereka tidak boleh memiliki lebih dari satu istri (poligami). Mereka harus monogami atau memiliki satu istri. Walaupun pada zaman itu ada banyak orang yang hidup dengan beberapa istri atau memiliki dua istri, namun tidak pernah ada pejabat gereja yang memiliki istri lebih dari satu. Dan kualifikasi yang ketiga adalah tentu berhubungan dengan kerohaniannya. Sebagai contoh di sini diaken haruslah “orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci” (1 Tim. 3:9). Sebagai pelayan Kristus tentu saja ia harus menjadi orang yang peduli terhadap kawanan domba atau jemaat dan memberikan makanan kepada mereka, berkhotbah untuk mereka – bertanggung jawab di hadapan Tuhan atas jiwa-jiwa mereka dan setia kepada Tuhan. Kualifikasi-kualifikasi dari kedua jabatan ini pada umumnya sama. Apa yang diharapkan dari gembala, Kitab Suci ini juga menjelaskan bahwa itu jugalah yang diharapkan bagi diaken.
Ketiga, Mereka tidak Ditahbiskan sebelum Diuji
Karakteristik atau kualifikasi ketiga adalah bahwa mereka tidak ditahbiskan tanpa terlebih dahulu diuji. Dalam 1 Timotius 5:22, Rasul Paulus menulis:
“Janganlah engkau tacheôs (di sini diterjemahkan “terburu-buru.” Kata tacheôs ini berarti segera atau tergesa-gesa) – Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu”
Tidak ada seorangpun yang ditahbiskan sebelum pertama-tama dengan hati-hati diuji.
Seperti yang telah Anda ketahui bahwa saya telah berkhotbah dan menjadi gembala sejak masa usia muda saya. Dan saya telah membaca Alkitab di mana kita harus memiliki diaken-diaken dalam jemaat. Dalam jemaat kecil yang saya gembalakan pada waktu saya berusia delapan belas tahun, saya berpikir bahwa kami harus mentaati perintah Alkitab untuk mentahbiskan diaken-diaken. Oleh sebab itu, kemudian kami memilih tiga diaken untuk ditahbiskan. Ketika waktu pentahbisan tiba, salah satu dari mereka mabuk, sehingga ia tidak datang pada acara pentahbisan, dan yang satu lagi minta maaf karena tidak bisa datang. Dan akhirnya hanya orang yang ketiga yang datang dan mengikuti prosesi pentahbisan.
Dan itu disebabkan oleh karena ketidakdewasaan anak remaja. Setelah tiga tahun berlalu, orang-orang yang kami tahbiskan untuk melayani di gereja itu tidak pernah datang ke gereja lagi. Kami tidak pernah melihat mereka lagi dan kami tidak tahu mereka menjadi seperti apa.
Apa yang pernah kami lakukan jelas bertentangan dengan Firman Tuhan: “Janganlah engkau tacheôs ( “terburu-buru” atau “tergesa-gesa menumpangkan tangan atas (mentahbiskan) seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu.” Ia harus diuji terlebih dahulu. Alasannya adalah ada pada kalimat berikutnya, “Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas (mentahbiskan) seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain.”
Ketika kita mentahbiskan seseorang, entah itu deaken ataupun gembala, berarti itu telah menganggap bahwa ia layak dan kita menyetujui atau menjamin apa yang ia lakukan. Oleh sebab itu, kita menjadi bagian dari pekerjaan dan pelayanannya. Dan jika orang yang ditahbiskan itu memimpin jemaat kepada kesesatan, maka kita memiliki bagian dalam penyesatan itu. Jika ia mengajarkan ajaran sesat, kita memiliki bagian di dalamnya. Jika ia tidak setia kepada tugas pelayanannya, maka kita juga ikut menanggung kesalahannya.
Keempat, Gembala dan Diaken adalah Hamba Kristus
Karakteritik atau kualifikasi keempat entah bagi gembala ataupun deaken adalah bahwa kita semua adalah hamba Kristus. Salah satu pengajaran Tuhan kita yang sangat empatik adalah: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Markus 10:43).
Para rasul, dalam 2 Korintus disebut diaken (diakŏnoi yang umumnya dalam bahasa Yunani kata ini berarti ‘pelayan’). Dan rasul-rasul disebut diaken – mereka adalah pelayan-pelayan Kristus. Beberapa kali Paulus – seperti dalam Efesus dan Galatia – menyebut dirinya sendiri sebagai: “Dari Paulus hamba-hamba (kata hamba ini memiliki pengertian yang sama dengan kata diakŏnos) Kristus Yesus.”
Kelima, Ada Upah yang Disediakan bagi Para Gembala maupun Diaken
“Karena mereka yang melayani dengan baik (dalam KJV the office of a deacon) beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa” (1 Timotius 3:13). Jika ia adalah diaken atau pelayan yang setia, ia tidak akan malu untuk berbicara tentang Tuhan kita, untuk bersaksi tentang Yesus di manapun juga, di berbagai kesempatan dan di berbagai lingkungan – lingkungan bisnisnya, kantornya, di mana saja, ia harus berani bersaksi tentang Yesus.
Saya tidak pernah sekecewa ini dalam hidup saya, yaitu ketika berbicara dengan seorang bisnismen di kota Dallas. Dan kami berbicara tentang salah satu dari anggota gereja kami. Ia berkata, “Saya tidak tahu kalau ia adalah anggota jemaat anda.”
Saya menjawab, “Ia bukan hanya sekedar anggota gereja kami, tetapi bahkan ia adalah diaken di gereja kami.”
Ia berkata, “Sungguh saya tidak tahu itu!” Ia melanjutkan, “Saya telah berbisnis dengan orang itu selama lebih dari dua puluh tahun – dan secara terus-menerus saya berbisnis dengan dia. Namun saya tidak pernah tahu bahwa ia adalah orang Kristen. Saya tidak pernah tahu kalau ia adalah anggota jemaat Anda, dan saya tidak pernah mengira kalau ia adalah seorang diaken!”
Dalam ayat di atas jelas sekali bahwa orang yang beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa. Ia tidak akan malu untuk berbicara dengan siapapun juga tentang Tuhan – memberikan kesaksiannya sendiri: “Saya telah menemukan anugerah, dan damai sejahtera, dan kekuatan di dalam Juruselamat saya yang ajaib. Apakah Anda mengenal Dia?” Atau, “Kami memiliki persekutuan yang indah di gereja kami. Apakah Anda pernah ke gereja? Apakah Anda membesarkan anak-anak Anda di dalam kasih Tuhan?”
Ada ribuan cara bagi Anda untuk berbicara kepada orang lain tentang Yesus, dan ia tidak akan pernah marah. Saya telah menjadi gembala selama lima puluh empat tahun (pernyataan ini ditulis pada 18 April 1982). Dan selama itu saya belum pernah dimarahi orang ketika saya berbicara tentang Tuhan. Mungkin ada yang mengganggapnya itu aneh, atau ada juga yang menolak atau bahkan mengutuk, namun saya tidak pernah mengalami seseorang marah kepada saya oleh karena kepeduliaan saya atas jiwanya. Anda juga dapat melakukannya dan Tuhan akan menolong Anda jika Anda mau melakukannya.
“Dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa” adalah salah satu dari kedudukan yang baik. Dan mereka “beroleh kedudukan yang baik.” Selanjutnya ini berhubungan dengan penghargaan dalam hidup kita di sini. Ada kehormatan, ada penghargaan dan kasih dari umat Allah yang menghormati para pelayan atau diaken atau hamba Tuhan di dunia sekarang ini. Namun di sini juga berbicara tentang kedudukan yang baik atau penghargaan di dunia yang akan datang. Ada kedudukan yang baik di sorga.
Dalam 1 Korintus 3, Paulus berkata:
“Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (1 Korintus 3:1-15)
Tuhan berbicara tentang hadiah yang Ia sediakan bagi orang-orang yang bekerja dan mengasihi dia. Itulah sebabnya mengapa saya harus menunjukkan kepada Anda Matius 10 bahwa apapun yang kita lakukan untuk Tuhan “sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.”
Selanjutnya Petrus berbicara tentang hadiah seorang gembala. Dalam 1 Perus 5:4, ketika ia berbicara tentang gembala, ia berkata, “Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.”
Ada lima mahkota yang dibicarakan dalam Alkitab: mahkota kemenangan (Yakobus 1:12), mahkota bagi pemenang jiwa (1 Kor. 9:25), mahkota untuk orang yang senantiasa menantikan kedatangan Tuhan (1 Tesalonika 2:19), mahkota kemartiran (Wahyu 2:10), dan mahkota penggembalaan ini (1 Petrus 5:4). Seorang gembala yang bekerja dengan setia akan memperoleh hadiah yang khusus baginya di sorga.
TUGAS-TUGAS GEMBALA DAN DIAKEN
Selanjutnya kita akan berbicara tentang keunikan tugas dari masing-masing jabatan yang ditahbiskan ini. Dan yang pertama kita akan berbicara tentang gembala. Ada tiga kata dalam Perjanjian Baru yang menjelaskan posisi atau jabatan ini. Dan kata-kata itu dipergunakan silih berganti. Ia disebut “prĕsbutĕrŏs,” ia disebut juga “ĕpiskŏpŏs,” dan ia disebut juga “poimçn.” Atau dalam bahasa Indonesia ia disebut “penatua,” disebut juga “penilik,” disebut juga “gembala.”
Penatua, Penilik, dan Gembala
Selanjutnya kata-kata ini digunakan silih berganti untuk mengacu kepada orang atau jabatan yang sama. Kadang-kadang Alkitab menyebutnya prĕsbutĕrŏs, kadang-kadang ĕpiskŏpŏs, dan kadang-kadang poimçn. Sebagai contoh dalam Titus 1: 5 Paulus berkata kepada Titus:
“Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu.”
Kemudian ia memberikan syarat-syarat untuk penetapan para penatua ini dengan menyebutnya “para penilik.” Jadi ketiga sebutan itu sebenarnya sama. Penatua, prĕsbutĕrŏs, pada kenyataannya adalah kata untuk seseorang yang dituakan. Ini berhubungan dengan martabat atau kehormatan jabatan tersebut, yaitu gembala sidang. Ia disebut prĕsbutĕrŏs.
Ia disebut juga “ĕpiskŏpŏs” dari kata “epi” yang berarti “atas” dan “skopos” yang berarti “melihat.” Jadi “ĕpiskŏpŏs” adalah orang yang bertugas mengawasi seluruh pekerjaan Tuhan -- dan dalam bahasa Indonesia diterjemahkan penilik (“bishop” dalam bahasa Inggris). Dan ia sebagai “poimçn” artinya dialah yang menjadi gembala yang harus menjaga jiwa-jiwa atau kawanan domba Allah.
Dr. Truett, adalah gembala sidang yang luar biasa dari jemaat kami, dan ia menggembalakan First Baptist Church selama empat puluh tujuh tahun. Ia adalah orang yang sangat dikasihi dan dihormati dalam jemaat kami. Ketika saya datang ke gereja ini, saya berumur empat puluh tiga tahun lebih muda dari Dr. Truett! Namun saya menerima warisan dari dia yaitu kasih, respek dan penghormatan yang sama yang jemaat ini berikan kepada Dr. Truett, walaupun pada waktu itu saya baru bermur tiga puluhan tahun.
Ini adalah gereja yang besar. Jemaat yang luar biasa, jemaat yang mengasihi dan menghormati gembalanya. Dan gereja yang jemaatnya tidak menghargai dan menghormati gembalanya adalah gereja yang lemah dan gereja yang tidak diberkati. Mengasihi dan menghormati gembala adalah kehendak Allah. Ia adalah “prĕsbutĕrŏs.” Ia ditetapkan Allah untuk menjadi pemimpin dalam jemaat.
Dan karakteritik kedua dari kata “ĕpiskŏpŏs.” Kata ini berhubungan dengan tugasnya dalam jemaat. Inilah yang dijelaskan oleh Firman Tuhan. Dalam 1 Timotius 5:17, Paulus berkata, “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat.” Dan jelas ini menunjukkan posisinya sebagai pemimpin dari suatu jemaat atau gereja.
Mari melihat Kitab Ibrani, sebanyak tiga kali dalam Ibrani 13 gembala dihubungkan sebagai pemimpin jemaat. Ibrani 13: 7, “Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” Lihat juga ayat 17, “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya.” Dan kemudian di pasal yang sama, yaitu ayat 24 dikatakan, “Sampaikanlah salam kepada semua pemimpin kamu dan semua orang kudus.”
Lagi dalam 1 Timotius 3:4, dikatakan bahwa penatua atau gembala atau penilik ini haruslah “seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya,” karena “jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?”
Jadi di sini jelas sekali bahwa pemimpin gereja itu adalah ĕpiskŏpŏs atau prĕsbutĕrŏs atau poimçn. Selanjutnya Paulus berkata tentang hal ini berhubungan dengan gembala dalam 1 Timotius 5 mulai ayat 17:
“Penatua-penatua (gembala) yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat…. Bukankah Kitab Suci berkata: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik," dan lagi "seorang pekerja patut mendapat upahnya” (1 Timotius 5:17-18).
Selanjutnya mari kita perhatikan cara Paulus menuliskan ini: “Penatua-penatua (gembala) yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat.” Ini adalah terjemahan yang baik sekali – kata diplous berarti “two-fold,” atau “double” atau “dua kali lipat.” Dan kata yang diterjemahkan “dihormati” di sini adalah “timç.” Arti yang pertama untuk kata ini adalah “balasan” yang Anda harus bayarkan kepada seseorang oleh karena ia memberikan sesuatu kepada Anda. Dan arti kedua dari kata ini adalah “penghormatan dan penghargaan.” Dan apa yang dijelaskan Paulus di sini sudah sangat jelas ketika ia berkata:
“Penatua-penatua (gembala) yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat…. Bukankah Kitab Suci berkata: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik," dan lagi "seorang pekerja patut mendapat upahnya (misthŏs)” (1 Timotius 5:17-18).
Dan akhirnya ia disebut juga “poimçn.” Ini adalah kata yang sederhana yang berarti “gembala.” Dan itu diterjemahkan “gembala” beberapa kali di dalam Alkitab, yaitu di dalam Efesus, Surat Petrus dan di seluruh Alkitab. Kata itu mengacu jabatannya sebagai seorang gembala sidang. Dr. Truett pernah berkata bahwa ketika ia menggembalakan jemaat First Baptist Church in Dallas, ia pernah diminta untuk menjadi presiden atau Rektor Baylor University. Dan ketika yayasan berbicara kepadanya dan memintanya untuk meninggalkan jabatannya di gereja dan menjadi Rektor di Baylor University, ia menolaknya. Dalam penolakannya itu ia berkata, “Saya telah mencari dan menemukan hati atau jiwa gembala.” Dan setelah itu ia tetap menggembalakan jemaat ini sampai akhir hidupnya. Ia melayani sebagai gembala selamat empat puluh tujuh tahun dalam pemeliharaan Tuhan.
Ketika saya masih sekolah di SD, saya sudah memiliki kerinduan untuk menjadi seorang gembala sidang. Dan setelah memasuki pelayanan penggembalaan, saya telah beberapa kali diminta untuk menjadi Rektor di beberapa Universitas atau pun di Sekolah Tinggi. Saya pernah diminta untuk menjadi pemimpin eksekutip dari Southern Baptist Convention. Namun semua itu tidak pernah menarik saya untuk meninggalkan pelayanan saya sebagai gembala sidang.
Jika saya berhenti menjadi gembala sidang untuk menjadi presiden Amerika Serikat, saya rasa saya sedang turun. Jika saya berhenti menjadi gembala sidang dan menjadi Perdana Menteri Inggris Raya, saya rasa saya sedang turun. Saya senang dan bahagia menjadi gembala sidang!
Diaken-Diaken
Selanjutnya berhubungan dengan diaken, apa itu tugas diaken dan bagaimana asal-usulnya. Kita dapat menemukannya dalam catatan Kisah Rasul 6. Pembentukan pelayanan diaken dimulai oleh karena “pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.” (Kisah Rasul 6:1). “Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia” (Kisah Rasul 6:3-5).