Daftar Isi

 

PERBEDAAN DENOMINASI

(DIFFERING DENOMINATIONS)

 

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Khotbah ini dikhotbahkan pada kebaktian Minggu Pagi, 30 Juli 1972

di First Baptist Church in Dallas

Teks: Galatia 2:9

 

“Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat” (Galatia 2:9).

 

            Khotbah seri kita dari Kitab Galatia sudah sampai di pasal 2. Dan tema khotbah hari ini adalah: PERBEDAAN DENOMINASI.

 

            Dalam pasal 2 Paulus mulai dengan bekata,

 

Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Titus – seorang Yunani asli yang telah diselamatkan dari penyembahan berhalanya dan masuk ke dalam kerajaan Kristus – Tituspun kubawa juga. Aku pergi berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi--dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang--,supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha. Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu…. Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat” (Galatia 2:1-5, 9).

           

 

KEBEBASAN BERPIKIR ADALAH KARAKTERISTIK MANUSIA

 

            Ada karakteristik dari manusia yang tidak dapat dihilangkan, yaitu bahwa jika manusia diberi kebebasan, mereka akan tampil beda. Satu-satunya cara untuk membuat mereka sama atau mirip adalah hanya dengan suatu paksaan. Kesamaan itu tidak akan pernah terjadi dengan sendirinya. Bahkan itu juga benar terjadi dalam dunia politik. Manusia memiliki perbedaan dalam kebijakan dan cita-cita politiknya, oleh sebab itulah kita memiliki partai-partai politik yang berbeda. Filosofi, pendekatan, tujuan yang ingin dicapai, dan solusi-solusi pemecahan masalah dalam pemerintahan juga berbeda-beda.  Hal seperti itu juga terjadi di dunia akademik. Mereka memiliki berbagai macam teori dan hipoteses yang berbeda-beda yang dipikirkan dan diajarkan di dunia universitas. Perbedaan juga terjadi dalam dunia artistik dan kultural. Ada bermacam-macam jenis musik dan seni yang berbeda di setiap budaya.

 

            Perbedaan itu mewarnai dalam setiap area kehidupan. Dan sudah pasti pemahaman yang berbeda juga terjadi di dalam dunia religius/agama. Ketika anda berpikir tentang Muhamad dan berpikir tentang agamanya, maka anda akan menemukan banyak perbedaan dalam pemahaman iman Islamik. Ketika anda berpikir tentang Budhisme, maka anda akan menemukan banyak sekte yang berbeda dalam Budhisme. Ketika anda berpikir tentang Hinduisme, maka anda akan menemukan banyak perbedaan dalam pemahaman iman Hindu dan sekte-sekte yang ada di dalamnya. Ketika anda berpikir tentang Yudaisme, berpikir tentang iman Yudaisme, maka anda akan menemukan paling sedikit tiga ekspresi yang berbeda tentang pendirian Yudaisme yang anda temukan dalam orthodox synagogue dan conservative synagog, dan reformed synagog.  

 

 

PERBEDAAN PEMIKIRAN JUGA BISA TERJADI DALAM KEKRISTENAN

 

            Dan karakteristik tersebut, fenomena tersebut, sudah pasti dapat ditemukan juga dalam sejarah Kekristenan. Ada banyak kelompok yang berbeda dan itu telah mengkharakteristik iman Kristen dari sejak semula.

 

            Dalam Galatia 2, kita melihat perbedaan atau konfrontasi antara pribadi Paulus dengan orang-orang Kristen Yudaisme yang mengajarkan bahwa semua orang yang menerima Kristus juga harus menerima Mosaic Legislation (hukum Musa). Dan di sini kita juga melihat adanya persetujuan untuk berpisah. Beberapa dari mereka akan pergi kepada orang-orang Yahudi untuk memberitakan Injil Kristus dan tetap memelihara tuntutan hukum seremonial Yahudi, namun yang lain seperti Paulus memilih untuk memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi, dan memisahkan diri dari mosaic legislation.

 

PERBEDAAN PEMIKIRAN MELAHIRKAN DENOMINASI-DENOMINASI GEREJA

 

            Ini adalah permulaan dari pembagian denominasi yang mengkharakteristik iman Kristen yang terus berkembang dan meningkat dari sejak awal.

 

            Pada waktu sejarah mula-mula ada kelompok Ebionit, salah satu sekte Yahudi. Ada juga Marshanites yaitu kelompok liberal yang sudah ada sejak permulaan Kekristenan. Ada juga kelompok Montanis, Donatis dan Paulician dan Walldensian, Arian, Athanasian, Eutychian, Monofisit, Sabellian, Gereja Roma Katolik Latin, Gereja Katolik Yunani Timur.

 

            Selama bertahun-tahun perbedaan denominasi ini telah mewarnai dan mengkharakteristik iman Kristen. Dan kadang-kadang denominasi-denominasi tersebut diberi nama menurut bentuk pemerintah gerejanya. Misalnya gereja Episkopal, sesuai dengan bentuk pemerintahan gereja yang dipimpin oleh Episcopos kata Yunani yang berarti ‘penilik’ yang diterjemahkan dalam Alkitab King James dengan “The bishop.” Ada juga gereja Presbyterian, dan disebut Presbyterian oleh karena bentuk pemerintahan gerejanya yang dipimpin oleh Presbuteros, kata Yunani yang berarti “penatua.” Gereja ini diperintah oleh sinode dan majelis dan para presbyter atau penatua. Ada juga denominasi gereja Congregational, karena bentuk pemerintahannya diperintah oleh congregation atau jemaat sendiri. Nama denominasi-denominasi ini diberikan menurut bentuk pemerintahan gereja mereka.

             

            Kadang-kadang nama denominasi diambil dari pendiri dari denominasi tersebut, misalnya gereja Lutheran, gereja Mennonite. Kadang-kadang nama denominasi diberikan menurut tempat atau daerah asal gereja tersebut, misalnya gereja Moravian yeng berasal dari Moravia.  Dan kadang-kadang nama denominasi itu adalah nama pilihan denominasi gereja itu sendiri, misalnya Gereja Katolik, Gereja Nazarene, gereja Church of God atau gereja Church of Christ.

 

            Kadang-kadang nama denominasi diberikan oleh pihak lain sebagai suatu ejekan terhadap kelompok atau denominasi tersebut. Misalnya jemaat mula-mula di Antiokhia disebut Christiano (Kristen).  Gereja-gereja Baptis juga nama yang diberikan oleh orang-orang yang tidak suka kepada mereka. Pertama-tama mereka dijuluki Anabaptis oleh karena mereka membaptis ulang orang-orang yang pernah dibaptis bayi atau percik dengan baptisan dewasa dan dengan cara selam setelah orang-orang itu bertobat atau lahir baru. Kata “Ana” berarti “lagi.” Jadi “Ana-Baptist”, berarti “dibaptis lagi” atau “baptis ulang.” Dan kemudian  namanya berubah menjadi “Baptis” saja.

 

            Kita melihat perkembangan denominasi di sepanjang abad. Dari permulaan Kekristenan, seperti apa yang kita lihat dalam Kitab Suci ini, sampai sekarang terus menerus muncul denominasi-denominasi baru.

 

            Tidak ada belahan dunia yang mana di sana anda tidak akan menemukan perbedaan yang akhirnya memisahkan ke dalam kelompok-kelompok denominasional. Sebagai contoh, kira-kira tahun 1830 sampai 1840, pada periode ini ada terjadi pemisahan besar, perbedaan pandangan baptisan di antara gereja-gereja Baptis kita. Seorang hamba Tuhan dan ekspositor Kitab Suci yang brilian yang bernama  Alexander Campbell mulai berkhotbah bahwa kita harus dibaptis untuk keselamatan kita. Sementara kita percaya bahwa darah Kristus telah menyucikan seluruh dosa-dosa kita. Namun ia mulai mengkhotbahkan bahwa air baptisan menyucikan dosa-dosa kita. Dan ini menyebabkan terjadinya perpecahan yang menyedihkan di dalam jemaat. Dan kelompok ini akhirnya dikenal sebagai gerakan Cambellite yang kemudian juga pecah menjadi dua.

            Apa yang kita kenal sebagai gereja Disciples of Christ, atau Christian Church, dan Church of Christ adalah sayap konservatif dari gerakan ini. Semua denominasi ini lahir dari perbedaan berhubungan dengan baptisan, tujuan baptisan.

 

            Gereja juga terbagi oleh karena perbedaan pandangan tentang Perjamuan Tuhan. Ketika reformasi agung dimulai di bawah kepemimpinan Martin Luther, ada juga reformasi yang lain yang dipimpin oleh Zwingli di Zurich, Switzerland.

 

Dan gerakan reformasi ini akan semakin kuat jika mereka bersatu, yaitu Martin Luther dan Zwingli. Oleh sebab itu Martin Luther menjumpai Zwingli dan mereka akhirnya melakukan itu. Mereka bergabung untuk merumuskan doktrin bersama dan menjadi kekuatan besar untuk mengadakan reformasi bersama. Namun ketika mereka sampai pada masalah Perjamuan Tuhan, tidak ada solusi bagi mereka. Martin Lurther, seperti yang kita tahu adalah mantan monk dari gereja Katolik. Dan dalam sepanjang hidupnya ia telah dididik dan diajar tentang doktrin transubstansi (transubstantiation), ‘Trans’ adalah kata Latin yang berarti ‘berubah’ yang digabung dengan kata ‘substansia’ yang berarti “substansi.” Jadi arti dari transubstansi ini mengatakan bahwa roti dan anggur perjamuan itu berubah menjadi tubuh dan darah Kristus.

 

             

            Dan ketika Martin Luther keluar dari gereja Katolik, ia membawa bersamanya sebagian dari pemahaman doktrinal ini. Dan ide Martin Luther tentang perjamuan Tuhan ini disebut konsubstansi (consubstantiation). Kata ini berasal dari kata Latin ‘com’ berarti ‘bersama’ dan ‘substantia’, jadi konsubstansi artinya bahwa tubuh dan darah Yesus hadir dalam dan bercampur dengan hakekat roti dan anggur itu. Roti dan anggur itu tidak secara aktual berubah menjadi tubuh dan darah Yesus, namun tubuh dan darah Yesus secara aktual hadir bersama roti dan anggur itu.

 

Namun Zwingli mengajarkan roti dan anggur itu hanya suatu tanda peringatan atau simbol yang mempresentasikan tubuh dan darah Kristus. Ketika kedua tokoh ini mulai mendiskusikan tentang Perjamuan Tuhan, di sana terjadi perpecahan dan perpisahan. Dan Mertin Luther berkata kepada Zwingli, “Kitab Suci dengan jelas menegaskan bahwa Tuhan berkata: ‘Ini adalah tubuh-Ku, dan ini adalah darah-Ku’.” Namun Zwingli menjawab, “Kata yang digunakan di sana adalah kata kerja ‘to be, is.’ Itu berarti ‘representasi’.”

 

Dan Martin Luther menjawab, “Ini tidak dikatakan bahwa roti ini merepresentasikan tubuh-Ku. Atau cawan ini merepresentasikan darah-Ku. Kitab Suci berkata: ‘Ini adalah tubuh-Ku. Ini adalah darah-Ku’.”

 

            Dan Zwingli menjawab, “Namun itu artinya representasi.”

 

            Dan Luther  berkata, “Di mana itu dikatakan demikian di dalam Alkitab, atau di mana di dalam Alkitab yang menggunakan kata kerja ‘to be, is’ yang berarti ‘representasi itu?’”

            Dan Zwingli menjawab, “Dalam Kejadian pasal 41, dalam interpretasi tentang mimpi Firaun bahwa ada tujuh lembu yang buruk bangunnya dan kurus badannya memakan ketujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk.”

 

            Zwingli berkata, “Ketika Yusuf menafsirkan mimpi itu, Yusuf berkata: Tujuh lembu gemuk adalah tujuh tahun masa kelimpahan. Dan tujuh sapi kurus adalah tujuh tahun masa kelaparan. Kata ‘is” (atau ‘adalah’) merepresentasikan itu. Itu adalah gambaran tentangnya.”

 

            Namun kedua tokoh itu tidak menemukan kata sepakat dan kemudian berpisah. Martin Luther kembali ke gerejanya sendiri yang kemudian disebut Lutheran Church (Gereja Lutheran), dan Zwingli kembali ke gerejanya yang kemudian disebut Evangelical Church of Switzerland.  Dua denominasi ini berpisah oleh karena perbedaan pandangan tentang arti Perjamuan Tuhan.

 

            Saya pernah menjadi pembicara di suatu konferensi di California, dan di sana ada sebelas kelompok Baptis yang berbeda, dan saya menjadi pembicara dalam koferensi sebelas denominasi Baptis tersebut. Saya juga pernah berkhotbah di Kentucky timur, di pegunungan Kentucky, dan di satu pedesaan itu saya menemukan dua belas denominasi Baptis yang berbeda di satu desa itu saja.

 

            Pembagian denominasi terjadi atas apa saja. Dan itu jugalah yang mengkharakteristik iman Kristen dari sejak permulaan sejarah gereja.

 

 

MENYIKAPI DENOMINASI-DENOMINASI GEREJA

 

            Selanjutnya bagaimana sikap kita terhadap denominasi ini? Saya memiliki dua pemikiran yang ingin saya sampaikan.

 

 

Pertama, Sebaiknya Sikap Kita adalah Saling Menghormati

Pendapat dan Interpretasi Orang Lain

 

Di tengah-tengah banyaknya denominasi Kekristenan ini, sebaiknya sikap kita saling menghormati pendapat dan interpretasi orang lain. Mungkin ia tidak melihat seperti yang saya lihat. Ia tidak mengkhotbahkan seperti yang saya khotbahkan. Ia tidak memahami seperti yang saya pahami. Ia tidak menafsirkan seperti saya menafsirkannya. Namun yang pertama dari semuanya adalah bahwa saya harus memandang dia dan pemikirannya dengan kasih dan menghargainya.

 

Dengan mudah saya dapat membayangkan tiga cara berargumentasi antara Bartemius buta yang disembuhkan oleh Yesus dengan dua orang buta lainnya yang juga disembuhkan oleh Tuhan Yesus.

 

Bartemius bisa menjelaskan demikian: “Saya tahu dengan pasti bagaimana Yesus mencelikkan mata orang buta. Ia hanya mengucapkan sepatah kata saja, maka orang buta itu menjadi melihat. Saya tahu itu karena saya pernah buta dan dengan cara itu ia menyembuhkan saya.”

 

            Dan orang buta kedua, yang dapat anda baca di dalam Matius 20, mungkin bisa berargumentasi atau menjelaskan cara Yesus menyembuhkan orang buta dengan cara yang lain. Orang ini bisa berkata: “Yang benar tidak begitu. Saya tahu dengan pasti bagaimana Yesus mencelikkan mata orang buta. Ia menyentuhkan jari-jari tangan-Nya ke mata orang itu dan maka terbukalah matanya. Saya tahu itu karena dengan cara itulah Ia telah mencelikkan mata saya.”

 

            Dan orang buta yang disembuhkan dalam Yohanes 9 berkata lain lagi; “Kalian berdua pasti salah. Sayalah yang tahu dengan pasti bagaimana caranya Yesus menyembuhkan atau mencelikkan mata orang buta, yaitu Ia akan meludah ke tanah dan mengambil tanah itu dan mengusapkannya ke mata orang buta dan kemudian menyuruh anda untuk mencuci diri di kolam Siloam. Dan setelah itu penglihatan anda pulih kembali. Saya tahu itu karena dulu saya buta dan dengan cara itulah ia mencelikkan mata saya. Ia meludah ke tanah dan mengambil tanah itu dan mengusapkannya ke mata saya.”

 

            Kemudian orang buta yang pertama berkata, “Itu bohong karena dengan cara hanya dengan mengucapkan satu kata saja mata saya menjadi melihat.”

 

            Dan orang buta yang kedua berkata: “Itu bohong. Saya tahu pasti bagaimana Ia mencelikkan mata orang buta. Yaitu dengan cara menyentuhkan tangan-Nya.”

 

            “Itu bohong,” kata orang buta yang disembuhkan dalam Yohanes 9, “Ia meludah ke tanah dan mengambil tanah basah itu dan mengoleskannya ke mata orang buta.”

 

            Mereka mungkin bisa terus berputar-putar dalam perdebatan itu. Tapi sebenarnya semua penjelasan dan pengalaman mereka sama-sama benar. Apakah anda pernah mengenal puisi tentang enam orang buta dari Hindustan? Yaitu orang buta yang menjelaskan tentang gajah. Apakah anda tahu bahwa puisi itu ditulis berhubungan dengan argumentasi-argumentasi theological?

 

            Inilah ringkasan bait-bait puisi itu:

 

Ada enam laki-laki dari Hindustan,

Untuk mempelajari sesuatu,

Yang pergi untuk melihat gajah,

Walau mereka semua adalah buta.

Masing-masing menjelaskan

Menurut kepuasan pikirannya sendiri.

Yang pertama menyentuh perut gajah itu

Dan berkata bahwa gajah itu seperti tembok.

Orang kedua memegang gading gajah itu

Dan ia berkata bahwa gajah itu seperti tombak.

Orang ketiga memegang belalai gajah

Dan ia berkata bahwa gajah itu seperti ular.

Orang keempat memegang kaki gajah

Dan ia berkata bahwa gajah itu seperti pohon.

Orang kelima memegang telinga gajah

Dan ia berkata bahwa gajah itu seperti kipas.

Orang keenam memegang ekor gajah

Dan ia berkata bahwa gajah itu seperti seutas tali

Demikianlah enam orang dari Hindustan itu

Terus menerus berdebat,

Masing-masing mempertahankan pikirannya sendiri

Masing-masing menganggap dirinya yang paling benar

Walaupun mereka masing-masing

Ada benar dan salahnya

 

             

 

Kedua, Sebaiknya Sikap Kita harus Yakin Terhadap Apa yang Kita Percayai

 

Saya harus membela dan menyakini bahwa apa yang saya percaya adalah benar. Saya tidak mungkin percaya apa yang dipercayai orang lain yang berbeda dengan iman saya. Saya harus setia dan yakin dengan apa yang saya percaya dan kebenaran yang saya khotbahkan .

 

            Selanjutnya saya ingin menunjukkan mengapa saya menjadi orang Baptis. Kita dapat berbicara panjang lebar untuk alasan itu, namun saya akan memberikan tiga ilustrasi ini.

 

            Pertama, saya akan memiliki kesulitan besar untuk memahami dan mempelajari Alkitab jika saya harus membaptis bayi, atau membaptis percik. Saya memiliki kesulitan untuk menemukan dasar praktik itu dari Alkitab.

 

            Saya pernah ingin melanjutkan ke Brown University, kemudian ke Yale University untuk studi theologi saya. Dan sebagai anak muda tamatan dari Baylor, saya diundang untuk menjadi gembala di gereja kecil di Rhode Island yang akan membiayai saya bila saya mengambil Master of Art saya di Brown University, dan kemudian Ph.D. saya di Yale University. Kemudian ketika saya membicarakan itu di sana dan gereja itu menerima saya, saya bertanya tentang pandangan mereka tentang ordinansi.

 

            Dan mereka berkata, “Anda tidak perlu kuwatir tentang itu. Kami tidak mengadakan ordinansi apapun di gereja ini. Kami tidak mengadakan pembaptisan, dan kami tidak mengadakan Perjamuan Tuhan. Jadi anda tidak akan dipermalukan.”

 

            Saya pikir itu luar biasa, katanya saya tidak akan dipermalukan. Namun seorang wanita menjumpai saya, membawa bayinya, meminta saya untuk membaptiskan bayi itu. Baptisan seperti itu tidak saya temukan di dalam Alkitab, dan yang pasti  baptisan percik juga tidak ada dalam Alkitab. Jadi benarkah saya tidak dipermalukan?

           

Beratlah hati saya untuk menjadi gembala di gereja yang tidak memelihara ordinansi (baptisan dan Perjamuan Tuhan) itu. Akhirnya lebih baik saya tidak menerima tawaran menjadi gembala di sana. Saya akan menemukan masalah dalam pembaptisan, baptisan percik dan baptisan bayi di sana. Saya tidak dapat melakukan itu. Saya akan menemukan kesulitan besar berhubungan dengan itu.

 

            Kedua, Saya akan menemukan kesulitan besar jika ada seseorang yang datang kepada saya dan berkata, “Saya adalah ketua sinode, dan saya mau memutasi anda dari First Baptist Church in Dallas. Anda sudah dua puluh delapan tahun menjadi gembala di sini, dan itu sudah terlalu lama. Kami akan memutasi anda dari First Baptist Church in Dallas dan menempatkan anda di First Baptist Church of Lick Skillet atau Podunk  atau Possum Trot atau Pumpkin Center.” 

 

            Saya akan menemukan masalah besar di sana karena saya merasa Roh Allah memimpin saya dan jemaat yang digerakkan Roh Allah telah meminta saya untuk menggembalakan jemaat di sini. Dan ini adalah tempat yang Allah tetapkan untuk saya. Namun sekarang ada orang yang menyebut dirinya adalah ketua sinode (bishop) dan ingin memutasi saya dari sini ke tempat lain. Saya akan menemukan kesulitan besar. Karena model yang demikian tidak pernah saya temukan di dalam Alkitab.

 

            Ketiga, satu ilustrasi lagi yang ingin saya berikan adalah: jika ada seseorang datang kepada saya dan berkata, “Anda telah berdiri di mimbar itu dan berkhotbah agar kami diselamatkan berulang kali. Anda dapat diselamatkan dan kemudian kehilangan keselamatan anda lagi. Apakah nanti anda akan ke sorga atau tidak, itu tergantung pada yang terjadi dalam kehidupan anda pada waktu mati. Karena jika anda mati pada waktu terhilang, anda akan masuk ke neraka. Namun jika anda mati sebagai orang yang telah diselamatkan anda akan masuk sorga. Jadi anda harus berhati-hati berhubungan dengan hidup anda yang singkat ini. Karena anda dapat diselamatkan dan juga bisa kehilangan kesalamatan anda lagi. Anda bisa diselamatkan dan terhilang kembali.”

 

            Oh, saya telah memiliki kesulitan besar dengan doktrin itu. Ketika Yesus berkata: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. 30Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:28-19).

 

            Barangsiapa percaya kepada-Nya memiliki hidup yang kekal. Berapa lama itu? Sampai bulan depan, atau lima tahun yang akan datang dari sekarang? Berapa lamakah kata kekal itu?

 

            Saya memiliki kesulitan untuk mengkhotbahkan doktrin yang mengajarkan bahwa anda dapat diselamatkan, namun kemudian bisa saja kehilngan keselamatan anda. Karena pengalaman saya pribadi jika orang itu benar-benar telah diselamatkan, mereka tidak akan pernah kehilangan keselamatannya. Mereka mungkin saja bisa jatuh, namun mereka tidak pernah meninggalkan imannya. Dan satu tanda yang pasti adalah bila anda telah dilahirkan kembali, anda tidak akan pernah terhilang lagi. Tidak akan pernah. Tidak akan pernah.