Daftar isi

TIDAK ADA PERBEDAAN

(NO DIFFERENCE)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Romans 3:22

08/30/92

 

Ini adalah Pendeta Senior kami, W.A. Criswell, yang sedang membawakan khotbah dari Kitab Roma. Ini merupakan kotbah lanjutan dari wahyu kebenaran Allah yang luar bisa kepada jemaat Roma.

Dan teks kita diambil dari pasal ketiga. Roma 3:10: “Seperti ada tertulis, tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” Ayat 12: “… Tidak ada seorangpun yang berbuat baik, seorangpun tidak.”  Dan ayat 22-23: “…Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah.”  Dan gambaran khotbah hari ini adalah: Sebab Tidak ada Perbedaan.

Kata Yunani yang biasa digunakan untuk itu adalah: ou gar estin diastole. Ketika saya berkata stole, sebagaimana anda ucapkan dalam bahasa Yunani, anda tidak merekomendasikannya sebagai s-t-o-l-e, yang memiliki arti sebuah perbedaan pakaian.

Dan rasul menulis, “Tidak ada hal seperti perbedaan pakaian di hadapan Allah, melampaui bagaimana seseorang lain mengenakan pakaian, bahkan yang buruk sekalipun.” Di sana tidak ada perbedaan.

Di dalam pasal sepuluh Kitab Roma, dalam bagian yang baru saja anda baca, kata stole diterjemahkan sebagai “perbedaan (distinction).” Disini, dalam pasal 3 mereka menerjemahkannya dengan “perbedaan (difference).”

Sekarang, itu merupakan hal yang tidak biasa bagi kita, yaitu, dalam pandangan Tuhan, tidak ada perbedaan (distinction)—tidak ada perbedaan (difference), tetapi, bagi kita, banyak hal merupakan hal yang saling berlawanan. Manusia berbeda. Mereka berbeda dalam hal fisik dan penampilan fisik. Mereka berbeda dalam mentalitas dan kemampuan intelektual. Mereka berbeda dalam emosi.

Mereka berbeda dalam banyak cara. Mereka berbeda dalam warna. Mereka berbeda dalam budaya. Mereka berbeda dalam peradaban. Mereka berbeda dalam hidup. Mereka berbeda dalam watak.

Anda bisa lihat dimulai dari anak kecil. Watak mereka sangat berbeda. Tetapi itu merupakan cara bagi kita untuk melihatnya. Allah tidak melihat seperti itu.

Sebagai contoh, ketika kita membaca dalam Injil dari anak muda yang kaya dan taat—dia sangat sempurna. Dia sangat bermoral. Dia sangat memiliki kedudukan yang baik dan terkemuka. Bahkan Alkitab berkata, “Yesus memperhatikan dia, mengasihi dia.” Dan kita melakukan hal yang sama juga.

Disisi yang lain: Yudas Iskariot. Dia merupakan sampah masyarakat dan anda tidak dapat menolong dia tetapi menolak dia. Kita semua merasakan hal yang sama tentang dia. Tetapi, dalam pandangan Tuhan, kedua-duanya berada dalam neraka. Mereka terhilang.

Lihat juga dalam pasal dua belas dari Kitab Lukas: “”Beberapa orang,” kata Tuhan,  “akan menerima sedikit pukulan dan beberapa orang lagi akan menerima banyak pukulan, tetapi baik sedikit maupun banyak, kedua-duanya berada dalam hukuman.”

Bagi kita, dosa merupakan besar atau kecil. Tapi tidak bagi Allah. Semua dosa harus dihukum. Dan kita semua adalah orang-orang pendosa. Tidak ada perbedaan. Tidak ada stole.       

Defenisi dosa dalam Alkitab ada dua jenis yaitu dosa perbuatan dan kelalaian. Rabu malam kemarin, pendeta kita yang luar biasa, Dr. Gregory, berbicara dari pasal 3 dari surat 1 Yohanes. Perbuatan dosa yang didefinisikan dalam pasal tiga itu adalah “Pelanggaran terhadap hukum,” atau sebagaimana dalam terjemahannya adalah “pelanggaran hukum”—dosa adalah sebuah hukum terang-terangan, ketidakpatuhan terhadap hukum.

Jenis lain dari dosa adalah seperti yang disampaikan oleh Yakobus yang menjadi gembala di Yerusalem, yang berbicara tentang hal itu seperti ini: “Jadi jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”

Saya tidak tahu apakah anda masih mengingat hal ini atau tidak, tetapi beberapa waktu yang lalu di New London—Texas Timur, ada sebuah ledakan yang sangat hebat di sebuah rumah sekolah di sana. Anda masih ingat akan hal itu? Dan ledakan itu membunuh puluhan orang anak lak-laki dan perempuan. Itu merupakan sebuah hal yang sangat menarik perhatian, tragedi yang tidak dapat dilukiskan.

Anda tahu dari mana hal itu berasal? Ada seorang pekerja sekolah itu yang mengetahui kerusakan pada jalur gas dan tidak pernah melaporkan hal itu.  

Dosa dapat berupa kelalaian, sama seperti perbuatan. Dan kedua hal itu ada dalam diri kita ketika kita terhilang.

Sebagaimana yang ditulis oleh Yohanes, “Dia yang percaya memiliki hidup yang kekal, tetapi dia dia tidak melakukannya ia tidak percaya tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” Itulah dosa.

Lalu apakah dosa asal? Hal itu akan membuat kita kembali kepada ayah kita, ibu kita, kembali kepada kakek kita, kembali dan kembali—yang ini telah berdosa dan yang ini telah berdosa—dan jika hal itu kita urutkan maka kita akan kembali Ke Taman Eden.

Tetapi itu bukan merupakan permulaan dosa. Ketika anda membaca kisah di Taman Eden, itu merupakan masuknya dosa, sebagai jembatan, seorang penyebab dosa.

Sebagaimana dia dijelaskan dalam Yesaya 41 dan Yehezkiel 28. Dia adalah “salah satu kerub.” Salah satu pemimpin malaikat yang mula-mula. Dia merupakan yang terindah dari semua. Anda melihat dia sekarang dikutuk, sebagai seekor ular. Tetapi, Allah menciptakan dia sebelumnya sebagai makhluk yanmg paling indah diantara malaikat.

Dan kebanggaannya memimpin dia kepada keinginan untuk memiliki kekuasaan dan takhta Allah bagi dirinya sendiri. Dan itu merupakan kejahatan mula-mula. Dia dijatuhkan, dan terlihat di sana di Taman eden. Dan itu merupakan dosa mula-mula.

Siapa yang telah berdosa? Kitab Roma dimulai dengan hal itu? Pasal pertama dari Kitab Roma merupakan sebuah pemaparan tentang sifat dosa dari semua umat manusia: orang-orang Barbar, Yahudi dan semua dari kita. Ia dimulai seperti itu. Dan teks yang telah kita baca, bahkan dalam pasal tiga ini merupakan lanjutan dari sebuah pengakuan dari hal tersebut.

Dan dari Kitab Pengkhotbah 7:20: “Sesungguhnya di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa.” Pengakuan dari buku itu mencakup seluruh manusia, menjadi suatu keadaan yang umum: bahwa tidak ada stole. Tidak ada perbedaan.

Dan dia di sini tidak berbicara tentang sebuah ras tertentu. Dia berbicara tentang generasi kita, dan setiap generasi. Semua hal yang harus anda lakukan di dalam tiap generasi ialah turun ke setiap jalan dan melihat seorang polisi atau melihat seorang hakim, atau sebuah kurungan atau melihat sebuah penjara atau melihat sebuah garis kematian. Ini semua merupakan pengakuan yang empati bahwa kita semua merupakan orang yang berdosa.

Dan hal yang paling tragis dari semua pengakuan dari penjelasan Alkitab tentang ketiadaan perbedaan antara kita adalah kuburan. Ketika saya masih muda—seorang pengkhotbah muda, saya mengambil mobil saya dan kemudian beserta dengan ayah dan ibu saya, kami berkendaraan melalui Negara bagian Barat  Amerika Serikat.

Dan ayah saya, adalah salah seorang manusia terbaik yang pernah hidup, memiliki sebuah ungkapan kecil yang dia ulang ketika kami mengemudi sepanjang kota-kota yang ada di Negara bagian barat Amerika. Kami selalu melihat sebuah pekuburan. Dan Ayah saya akan berkata kepada saya, “Nak, jalan terus. Mereka yang di sini mati juga.”

Itu merupakan hal yang universal. Siapa yang telah berdosa? Setiap orang.

Apakah hukuman dari dosa? Ini merupakan sebuah studi yang paling tidak biasa yang dapat anda hasilkan. Itu merupakan hal sangat mengagumkan bagi saya, dan saya telah melihat hal itu, berapa banyak dari orang-orang yang melihat ke atas hukuman dosa sebagai sebuah dosa kecil yang remeh. “Tidak ada.”

Kemarin dalam sebuah editorial, dalam editorial Dallas News, ada sebuah kolom yang panjang. Dan berbicara tentang perlombaan anjing yang telah dilegalkan dan perjudian yang ada di Texas, lalu dilanjutkan tentang perlombaan kuda dan ketangkasan kuda dan judi yang menyertainya. Lalu, hal dilanjutkan dengan lotere dan  semua judi yang berhubungan dengan itu. Kemudian dilanjutkan dengan kasino dan semua orang-orang yang mengunjunginya. Lalu, berbicara tentang kurangnya doa, larangan oleh hukum untuk berdoa di sekolah, tentang penjualan kondom kepada anak-anak sebelum istirahat. Dan dua kalimat terakhir dalam editorial itu adalah hal ini: “Jika dia dikenai pajak, maka itu bukanlah dosa. Badan pembuat hukum di Texas berpendapat demikian.”

Hal itu merupakan respon orang modern terhadap perbuatan salah. “Dosa,” kata mereka, “merupakan kemalangan.” Lalu mengakui manusia berada dalam kartu meja yang hilang.

 “Dosa adalah sebuah batu sandungan yang menonjol”—itu yang diakui oleh oerang evolusi.

 “Dosa adalah kejanggalan moral”—hal itu yang diakui oleh intelektual skolastik.

“Dosa adalah sebuah penilaian yang salah”— itu yang diakui oleh pengacara.

“Dosa adalah kekurangan pengalaman”—itu yang diakui oleh psikologi.

           “Dosa adalah sebuah karakteristik warisan”—itu yang diakui oleh ahli genetika.

“Dosa adalah hal yang disebabkan oleh lingkungan” itu yang diakui oleh ahli sosiologi.

 “Dosa adalah sebuah penyimpangan saraf”—itu yang akan diakui oleh psikoterapis. 

 

Saya mengkopi dari kamus Komunis ketika mereka mengambil alih Rusia: “Dosa—dosa adalah kekolotan, kata-kata kapitalis yang menunjuk kepada pelanggaran dari sebuah dongeng, yang dipanggil hukum ilahi.” Saya ulangi, hal itu menakjubkan bagi saya, sebagaimana saya melihat melalui keseluruhan hidup manusia, bagaimana dosa terlihat atas mereka, sebagaimana saya memanggilnya, “Sebuah dosa kecil yang remeh.”

Apa yang disingkapkan oleh Alkitab tentang dosa dan hukumannya? Alkitab mengungkapkan bahwa dosa merupakan sebuah kondisi hati, dari jiwa, dan dari hidup yang memisahkan kita dari Allah. Dosa adalah sebuah penghalang antara kita dan Allah.

Jika anda melihat ke dalam pengalaman hidup manusia, dosa membawa pemisahan. Dan tidak ada pengecualian terhadap itu. Dosa akan membuat pemisahan antara suami dan istri. Dosa akan membuat pemisahan antara anak dan orang tua. Dosa akan membuat pemisahan antara bos dan pekerjanya. Dosa akan membuat pemisahan diantara sahabat. Tidak ada pengecualian terhadap itu. Dosa membawa pemisahan.

Dan betapa tragisnya hal itu ketika ia menjadi sebuah penghalang antara kita dan Allah. Rousseu, filsuf itu, sekali waktu pernah berkata: “Manusia dilahirkan dengan kebebasan, tetapi dimana-mana penuh dengan belenggu.” Dia berbicara tentang tentang status politik dari umat manusia, tetapi hal itu juga dapat diaplikasikan kepada jiwa manusia. Kita dilahirkan dengan bebas, tetapi di mana-mana kita berada dalam penaklukan terhadap dosa manusia.

Dan tentu saja, puncaknya adalah apa yang disampaikan rasul dalam Roma 6:23: “Upah dosa adalah maut”—kematian dalam kehidupan, kematian dalam kehidupan yang akan datang. Upah terhadap dosa adalah kematian.

Tetapi di sana ada ketiadaan perbedaan yang lain. Tidak ada perbedaan dalam anugrah Allah untuk diselamatkan. Roma 6:23: “Sebab upah dosa adalah maut.” Hal itu benar. Kita semua akan mati karena kita adalah orang-orang pendosa. “Tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal di dalam Kristus Yesus,” dan tidak ada perbedaan di sana. 

Terpujilah namaNya! Tidak ada stole, tidak ada seseorang yang lebih berharga di mata Tuhan, dan semuanya dipandang hina dan ditolak, diabaikan, dan dilupakan. Tidak ada perbedaan di dalam anugerah Allah untuk diselamatkan.

Yang pertama dari semua, kita semua butuh untuk diingat dalam kasih dan kebaikan dari Tuhan kita Yesus, kita semuanya. Tanpa perbedaan. Semua dari kita telah terhilang. Kita semua harus datang mendekat kepada kemuliaan Allah. Kita semua butuh untuk diingat oleh Tuhan Yesus.

Dan yang kedua, Injil anugerah diberikan kepada setiap orang dari kita. Tanpa ada perbedaan. Seorang ratu dalam istananya, dan seorang pelacur di jalanan; manusia dalam rumah sewaannya, presiden dari sebuah bank dan pembunuh yang mati di garis kematian, manusia yang memiliki intelektual yang berbeda, para elite dan semua orang yang menjadi sampah masyarakat: semuanya sama.

Yesus telah menaruh sebuah pengharapan yang indah dan rencana yang berharga dari keselamatan, sekalipun ia menjadi seorang yang membenarkan dirinya sendiri seperti Kayafas di Yerusalem, atau seorang penguasa haus darah seperti Nero di Roma; sekalipun ia menjadi kepala pasukan di Kaisarea atau kepala penjara Filipi di Makedonia; sekalipun ia menjadi filsuf di Aeropagus atau Scintian yang ramah di Ukraina: semuanya sama. Tidak ada perbedaan. Yesus telah memiliki sebuah rencana keselamatan bagi kita semua.

Dan kemanjuran dari rencana itu adalah mukjijat untuk dilihat. Saya sedang melihat kearah anda sekarang. Setiap orang dari anda, jika anda berdiri dan bersaksi dalam minggu pagi ini, setiap orang dari anda akan memiliki ungkapan yang indah bagaimana Yesus meraih hati saya. Dan setiap orang dari anda akan memiliki sebuah cerita dan sebuah kesaksian yang berbeda.

Merupakan sebuah hal yang menakjubkan bagaimana Injil Kristus dalam kemanjurannya meraih jiwa yang terhilang, apakan ia seorang MariaMagdalena, dimana Yesus mengeluarkan tujuh iblis dari dalam dirinya, sekarang menjadi orang kudus di mata Tuhan; ataupun apakah ia seorang nelayan seperti Simon Petrus—keajaiban dari anugerah Allah untuk menyelamatkan kita: apakah ia seorang sida-sida, pelayan dari ratu Kandake dari Etopia; atau apakah dia seorang lulusan dari Sekolah Teologi Hilel seperti Saulus dari Tarsus; tidak ada perbedaan, tidak ada stole—dalam anugerah Allah, memiliki kemampuan untuk menyelamatkan kita semua. Atau apakah dia seorang anak kecil atau apakah seorang M.D., atau D.D., atau seorang Ph.D.,--memiliki kemampuan yang sama untuk diselamatkan oleh Injil. Ini merupakan sebuah hal yang menakjubkan.

Sebagaiaman saya melihat ke atasnya, tidak ada perbedaan dalam defenisi status rohani dari umat Allah di hadapanNya.

Saya akan menceritakan sebuah kisah kecil yang sangat menggerakkan hati. Raja Swedia sedang sekarat. Dan dia mengutus pelayannya untuk memanggil  Bishop agar berdoa untuknya. Dan sang Bishop telah tiba di hadapan raja. Dia memakai topi uskupnya, topi yang memiliki ujung lancip yang indah yang biasa dipakai para uskup serta dia memakai pakaiannya yang sangat indah dan rantai emasnya.

Dan sang Bishop berdoa dengan bahasa keuskupan. Dan ketika dia telah selesai, raja Swedia berkata,”Saya belum ditobatkan. Saya tidak tertolong.”

Kemudian dia menambahkan,”Saya ingat, suatu waktu, ketika saya tersesat dalam sebuah perburuan. Ada seorang gembala yang membawa saya ke gubuknya dan dia berdoa untuk saya. Saya tidak akan pernah melupakan doa itu. Dapatkah kalian menjemput gembala itu, dan meminta dia untuk datang dan berdoa untukku?”

Lalu, seorang pegawai istana dikirim untuk menjemput sang gembala. Dan gembala yang tidak terhitung dan yang tidak berpendidikan itu datang ke hadapan raja dan berdoa bagi dia dalam bahasa seseorang gembala yang tidak berpendidikan. Dan ketika dia mencurahkan keluar semua jiwanya kepada Allah, di hadapan Allah, untuk rajanya, raja itu bersukacita dan memuji Tuhan dan kemudian meninggal, berbahagia di dalam iman.

Itu merupakan hal yang sangat tidak biasa. Tidak ada perbedaan, dalam pandangan Tuhan. Di dalam diri kita, ya, beberapa orang mungkin lebih hebat dan dikagumi, dan beberapa orang mungkin diabaikan dan dilupakan. Tetapi tidak demikian dalam pemandangan Tuhan, semuanya tidak ada perbedaan.

Itu yang dia katakan dalam Kitab yang penuh berkat ini. Dan hal itu datang dari anugerah Yesus yang penuh kasih, yang telah membayar hukuman bagi kita semua, seseorang yang telah membayar hutang dari kita semua, anugerah dari kasih Yesus kepada kita.

Seorang ibu, memiliki seorang bocah yang tertangkap ketika sedang merampok, berkata kepada anaknya yang masih muda, “Ketika kamu berdiri di hadapan hakim di pengadilan, kamu harus mengaku kepada dia apa yang telah kamu lakukan, dan kamu harus memohon untuk kesalahan kamu. Engkau harus mengatakan yang sebenarnya.”

Dan Bocah itu mendengarkan perkataan ibunya, berdiri di hadapan pengadilan dan menyampaikan apa yang telah dia lakukan dan memohon pertimbangan untuk kesalahannya. Dan ketika hakim memberi putusan terhadap anak itu, hakim menghukum dia dengan sebuah denda yang besar. Jika dia tidak bisa membayar dendanya maka dia akan di kirim ke penjara.

Dan ketika sang hakim membacakan keputusannya, sang ibu berteriak dan menangis,”Saya tidak memiliki uang. Saya seorang yang miskin. Saya tidak memiliki uang sebanyak itu. Saya tidak dapat membayar dendanya. Kami tidak dapat membayar dendanya, dan anak saya akan di kirim ke penjara.”

Hal itu sangat menyentuh hati sang hakim, dan hakim berkata, “Saya tidak dapat membatalkan atau mengacuhkan hukum. Bocah itu harus dihukum.”

Tetapi, sang hakim menambahkan,”Saya seorang Kristen. Dan saya akan membayar denda bocah itu.” Dan sang hakim melakukan hal itu sehingga bocah tersebut menjadi bebas.

Hal itu yang secara tepat sudah Yesus lakukan bagi kita. Dia telah membayar semua hutang kita. Dia telah membayar kewajiban kita. Dia telah memenuhi setiap kalimat yang telah umumkan atas dosa-dosa kita dan kita telah terbebas. Kita sudah diampuni.

Ini adalah sebuah Injil yang indah yang kita miliki dalam Kristus Yesus:

 

Yesus telah melunasi semuanya

Bagi Dia aku berhutang semuanya

 Dosa telah meninggalkan sebuah noda merah tua,

Dan dia telah membasuhnya menjadi seputih salju.

 

Yesus melakukan semua hal itu. Dan perhentian dari hidup kita hanya sebuah pencurahan dari kasih hati dan ucapan syukur terhadap apa yang sudah Yesus lakukan bagi kita.

Dan bagi Anda yang telah mendengarkan radio dan melihat siaran televisi, mungkin Roh dari anugrah dan kasih dari Tuhan kita telah menyentuh hati anda. Dan jika anda menerima Dia sebagai Juruselamat anda, kita akan berjalan bersama di surga di hari yang penuh kemuliaan nanti.

            Dan kepada orang banyak yang ada di hadapan Allah dan di dalam rumah Tuhan pada waktu yang berharga ini, di sekitar balkon, seseorang, anda atau sebuah keluarga, dan bagi anda orang yang berada di lantai bawah, katakanlah hari ini: “Pendeta, saya membuka hati saya untuk anugerah dan kasih dari Tuhan Yesus dan saya akan maju ke depan. Dan saya ingin berada dalam Kerajaan Allah. Saya ingin berada bersama umat Allah ini selamanya dan pada masa yang akan datang.”

            Datanglah ke persekutuan gereja ini, dan kami menyambut anda. Jawablah panggilan dari Roh Allah di dalam hati anda. Pada baris pertama lagi ini, datanglah dan kami menyambut anda sementara kami berdiri dan bernyanyi, “Pendeta, ini merupakan waktu Tuhan bagi saya. Dan saya datang. Allah telah berbicara dalam hati saya. Saya segera datang.”

            Terberkatilah anda. Amin. Amin. Allah mengasihi anda. Saudara yang terkasih, Allah memberkati anda. Amin.