Daftar isi

HUKUM TAURAT DAN KASIH KARUNIA

(LAW AND GRACE)


Dr. W. A. Criswell

Romans 3:19-26

9/06/92

 

Selamat bergabung bagi anda semua yang sedang mendengarkan radio dan menonton televisi pada jam ini, anda merupakan bagian dari gereja kita, gereja First Baptist Dallas. Ini adalah pendeta senior, W.A. Criswell, yang sedang membawakan khotbah dari pasal ketiga dari Kitab Roma. Dan di dalam seri khotbah kita menelusuri lalui wahyu Allah yang luar biasa ini, kita sudah sampai pada bagian inti pasal ketiga.

Dan teksnya adalah esensi dari Injil itu sendiri: bagaimana kita dilepaskan dari ganjaran dosa; dan bagaimana kita dapat pergi ke surga ketika kita mati. Roma 3, mulai dari ayat 19:

Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu nyang tercantum dalam Kitab Taurat…[Dan judul khotbah kita adalah: Hukum Taurat dan Kasih Karunia]

Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.

Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, Yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.

HUKUM TAURAT

 

Hukum Taurat dan Kasih Karunia: Hukum sangat bersifat universal. Tidak ada jiwa, tidak ada penduduk, tidak ada kehidupan yang tidak berada di bawah hukum. Hukum Alam, hukum Allah, hukum pemerintahan, hukum kehidupan—hukum sangat universal! Hal itu sudah tertulis dalam sepuluh hukum yang terdapat pada loh batu orang Yahudi. Pasal dua dari kitab ini berkata bahwa hal itu telah tertulis dalam hati kita dan nurani kita, kita yang merupakan orang non Yahudi.

           Dan hukuman dari hukum itu sendiri tidak kurang bersifat universal. Dia yang berdosa, dia yang melakukan pelanggaran, dia yang merusak hukum harus mati. Dan kematian, serta hukum universal, tidak memiliki kuasa untuk menolong kita dari kondisi kita yang terhilang. Setelah hukum diberikan kepada kita maka kita kemudian adalah orang-orang yang berdosa, pemberontak dan kita harus mati.

           Ini merupakan hal yang luar biasa, sebagimana anda membacanya, ketidakberdayaan hukum untuk melepaskan kita dari dosa. Khotbah dari Nuh yang merupakan orang saleh, yang berlangsung selama 120 tahun tidak menghasilkan pertobatan. Tidak ada seorangpun!

           Walikota Sodom, adalah Lot, seorang yang benar. Dan setelah Lot menjadi pendeta dan utusan dari surga, dan walikota dari kota itu, tidak ada seorangpun dari orang Sodom yang mengubah gaya hidupnya.

           Minggu ini saya membaca tentang Moody. Dia berada di sana saat Chicago terbakar. Dan Moody berbicara tentang bagaimana kebakaran itu menghancurkan orang-orang kaya dan orang-orang miskin tanpa pandang bulu. Sementara saya menyimak dan membaca kata-kata itu, saya berpikir bahwa itu adalah penghukuman terhadap dosa: hal itu sangat universal seperti halnya sebuah kebakaran yang menghancurkan kota itu. Dan bagaimanapun manusia telah berusaha untuk membebaskan diri dari kutukan, hasilnya tetap berakhir pada sebuah kegagalan. Kita tidak pernah berhasil. Kita tetap berdosa.

           Sebagaimana kita telah berusaha untuk menemukan pemulihan kembali dari Taman Eden, kita tetap berdosa sama seperti para pendahulu kita. Manusia berusaha untuk menghindari hukuman dan kutukan dosa: Orang tua kita yang mula-mula berusaha untuk menutupinya dengan daun pohon ara. Nuh yang merupakan orang saleh, telah berkhotbah dan telah membuka pintu bahtera. Tetapi tidak ada seorangpun yang masuk ke dalam Bahtera itu.

           Karena kebiasaan yang menyimpang dalam hidup Abraham, dia tidur dengan hambanya dan lahirlah Ismael. Dan hari ini, saya berpikir dunia dikutuk dengan keberadaan agama “Ismael”.

           Bagaimanapun manusia telah berusaha, dia tidak memiliki kemampuan untuk melepaskan dirinya dari dosa yang bersifat universal dan yang selalu hadir. Saya tidak berpikir bahwa ada hal lain yang lebih menakjubkan dalam Alkitab dari pada hal ini: Suatu ketika Musa berada di puncak gunung untuk menerima hukum Allah, orang-orang telanjang, di bawah lembah, mengadakan hubungan seks yang terbuka di sekeliling  patung anak lembu emas.

           Atau lihat lagi dalam Kitab Wahyu, Allah menyingkapkan kepada kita Millenium yang akan datang. Dan selama 1000 tahun, berdasarkan firman Tuhan, dunia ini akan diperintah oleh Yesus Kristus sendiri. Dan diakhir seribu tahun kesempurnaan dan kekudusan itu, Setan dilepaskan untuk waktu yang singkat dan akan ada pemberontakan besar di dunia yang akan berakhir dalam penghukuman yang terakhir.

           Tidak ada kekuatan pertobatan di dalam hukum, tidak ada bagaimanapun caranya. Anda tetap berdosa setelah anda mengenal hukum; dan anda tetap menjadi seorang pemberontak yang menjadi musuh Allah. Semua hal yang dilakukan hukum itu adalah untuk menghukum orang yang berdosa, dikurung dalam neraka, iblis-iblis, dan mengendalikan orang tua pertama kita sehingga keluar dari Taman Eden. Kita orang-orang berdosa dihukum oleh dosa; dan hal itu menjadi sebuah pemeliharaan yang asing dalam kehidupan manusia.

           Tidakkah anda berpikir bahwa setelah Setan telah dihukum selama ribuan tahun ini dia akan bertobat? Tetapi hukum, dan ganjaran hukum, meneguhkan kita dalam pemberontakan kita. Hukuman tidak menyucikan kita; dan hukuman dari hukum tidak membuat kita menjadi lebih baik. Tidak ada kemampuan atau kuasa dalam hukum untuk mempertobatkan kita.

           Lalu apakah tujuan dari hukum? Rasul menulis: “Hukum menunjukkan kelemahan kita, dan menyingkapkan kepada kita akan dosa-dosa kita, dan keadaan kita yang tak berdaya dihadapannya; dan memimpin kita kepada Yesus, kepada anugerah yang luar biasa dari Tuhan kita.”

           Anda tahu, ini merupakan sebuah hal yang sangat menakjubkan ketika anda membaca Firman Allah, apa yang telah Allah tetapkan bagi kita. Rencana dan tujuan Allah bagi kita adalah supaya kita menjadi anak-anak Allah dan tidak lagi di bawah perbudakan; sehingga kita bisa bergabung untuk memerintah bersama dengan Kristus di dalam kerajaan yang akan datang.

           Dan menurut Kitab Ibrani, kita akan menjadi lebih tinggi dari para malaikat. Suatu hal yang sangat ajaib di dalam tujuan Allah bagi kita; dan hal itu memimpin kita kepada anugerah Allah.

 

KASIH KARUNIA

 

Hukum Taurat dan Kasih Karunia: Ada dua cara sehingga manusia dapat selamat, dan hanya dua. Dengan hukum, dengan usaha kita, dengan menjaga kesempurnaan dari semua hal yang telah Allah perintahkan. Tetapi didalam usaha melalui hukum, anda harus menjadi sempurna—tidak ada pemberontakan, tidak ada dosa. Cara lain bagi kita untuk selamat, adalah dengan berdasarkan wahyu dari Allah, di dalam kasihNya dan di dalam anugrahNya, dan di dalam pengampunanNya, dan anda tidak dapat mencampurkan keduanya. Jika beberapa di antaranya berasal dari Allah dan beberapa di antara lagi berasal dari kita, maka kita akan memperoleh kemuliaan karena ‘saya melakukannya.’”

           Tetapi penulis Roma berkata: “Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia” [Roma 11:6]. Itu adalah sebuah ketetapan bahwa hanya yang satu ini atau hanya yang lainnya. Anda diselamatkan karena usaha anda yang baik, reformasi anda, ketidak-berdosaan anda atau anda diselamatkan oleh anugerah Allah. Dan hal itu bukan kedua-duanya; itu harus salah satu.

           Saya dapat mengilustrasikan hal itu dengan mudah: Seseorang memberikan anda sebuah rumah. Rumah itu bernilai 200.000 dolar. Dan dia memberikannya kepada anda. Tetapi anda berkata: “Oh tidak, tidak, biarkan saya memberi anda 1000 dolar.”

            Baik, dia mengambil 1000 dolar anda dan anda kemudian berbesar mulut: “Saya membeli sebuah rumah senilai 200.000 dolar dengan harga 1000 dolar.

Tidak! Jika dia memberikan anda rumah itu, maka itu adalah sebuah hadiah dan anda tidak membelinya. Dan jika kita telah diselamatkan oleh anugerah Allah maka itu adalah sebuah karunia. Kita tidak patut untuk itu! Kita tidak cukup layak untuk mewarisinya! Itu merupakan sesuatu yang telah Allah lakukan bagi kita!

           Dan ini merupakan hal yang luar biasa dalam penyingkapan Kitab Suci kepada kita: Sebagai contoh—membicarakannya sekarang bahwa Allah melakukan hal itu, Allah telah menyelamatkan kita; ini merupakan anugerah dari Tuhan yang membukakan pintu bagi kita untuk masuk ke dalam kehadiratNya—sebagai contoh, di dalam pasal 36 Kitab Yehezkiel, ada gambaran tentang pertobatan, dan keselamatan Israel. Dan di dalam pasal  ini saya menghitungnya sebanyak tiga puluh enam kali terdapat kata “Aku.”

            “Aku akan menguduskan namaKu.”

            “Aku akan mentahirkan umatKu.”

            “Aku akan mengumpulkan engkau dari antara bangsa-bangsa.”

            “Aku akan mencurahkan air yang jernih.”

            “Aku akan kamu sebuah hati yang baru.”

            “Aku akan menaruh RohKu dia di dalam batinmu.”

            “Aku akan memberikan kepadamu milik nenek moyangmu, yang kukasihi.”

            “Aku akan menjadi Allahmu.”

Kata “Aku” terdapat sebanyak tiga puluh enam kali dalam kitab nabi Yehezkiel ini. Allah melakukan hal itu! Itu merupakan anugerah dari Allah

           Sekarang saya akan melihat ke dalam pasal 17 dari Injil Yohanes dan menemukan hal yang sama. Jika kita selamat, maka itu merupakan karunia dari Tuhan Yesus Kristus, oleh kasihNya dan anugerahNya.

Dalam pasal tujuh belas Injil Yohanes: “Sama seperti engkau telah memberikan kepadaNya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepadaNya

            Dan lagi: “Aku telah menyatakan namaMu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia.”

         Lihat lagi—NamaMu: “Peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu…

            Lihat lagi: “Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu.”

Lihat lagi: “Ya Bapa, aku mau supaya, dimanapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu.”

           Anda adalah sebuah hadiah dari Allah Bapa kepada Tuhan Yesus Kristus, oleh anugerah dan kebaikan serta kasihNya. Allah telah memberikan anda keselamatan dan hidup yang kekal sebagai sebuah hadiah bagi PutraNya.

           Dapatkah saya membayangkan dan mengatakannya seperti ini?  Di suatu tempat di atas surga sana sebelum bumi ada, Tuhan Allah berkata kepda Yesus anakNya: “Engkau akan turun ke sana dan mati bagi orang-orang terhilang yang berada di bumi dan Aku akan memberikan mereka kepadaMu sebuah hadiah. Aku akan memberikan Engkau jiwa-jiwa. Aku akan memberikan kepadaMu kasih, iman dan ketaatan mereka.”

           Dapatkah anda bayangkan Tuhan Yesus Kristus datang ke dalam dunia untuk mati dan tidak ada seorangpun yang menerima Dia; tidak ada yang percaya kepadaNya? Dia mati dengan sia-sia!

           Allah berkata: “Bukan seperti itu! Engkau turun ke sana dan mati dalam dunia ini dan Aku akan memberikan kepadaMu jiwa-jiwa. Aku akan memberikan Engkau sebuah hasil panen. Aku akan memberikan Engkau sebuah hadiah.”

           Dan hadiah itu adalah anda! Anda—Anda—Anda—Anda—Yesus mati dan di dalam anugerah Allah, Allah memberikan kepadaNya sebuah hadiah yaitu anda! Anda tidak dipilih karena anda tampan, atau cantik, atau kaya, atau baik. Bukan juga karena anda merubah diri anda dalam usaha anda untuk menjadi berharga seperti itu. Anda merupakan sebuah piala dari anugerah Allah!

            Allah memberikan anda kepada Yesus sebagai sebuah hadiah atas kematianNya bagi dosa-dosa kita. Dan itu merupakan esensi dari iman; itu merupakan esensi dari Injil. Kita diselamatkan oleh anugerah Allah—bukan untuk kemuliaan kita tapi untuk kemuliaanNya. Bagi Dia yang telah membasuh dosa-dosa  kita dengan darahNya sendiri, bagi Dialah kemuliaan dan penghormatan sampai selama-lamanya. Amin.

           Merupakan hal yang luar biasa. Injil dari Kristus tidak didefinisikan sebagai sebuah ritual atau formalitas: itu bukan ordinansi-ordinansi atau upacara-upacara; itu adalah penciptaan sebuah kasih yang baru di dalam hati kita. Injil Kristus bebas dari berhala-berhala, bagi penyembah berhala, sebagaimana hal itu bagi umat perjanjian Israel.

           Injil Kristus berlangsung dari masa lampau. Dispensasi yang terdahulu merupakan sebuah persiapan bagi kedatangan Tuhan kita. Mereka yang hidup pada masa lalu diselamatkan sebagaimana kita diselamatkan pada hari ini. Mereka diselamatkan atas janji terhadap kasih Yesus yang akan menebus mereka. Dan kita diselamatkan hari ini, dengan melihat pada kasih dan anugerah yang sama. Injil Kristus ditetapkan oleh karunia Anak Allah bagi dosa-dosa kita. Dan hal itu dihubungkan kepada kita melalui iman di dalam berkat Allah yang menebus kita, dan menghadiahi kita serta membuat kita menjadi baru. Dan hal itu membawa kepada kita sebuah jaminan kekal.

Saya berpikir tentang bahtera, di dalam bahtera, di belakang gajah yang besar itu, ada siput yang kecil dan siput yang kecil itu aman seaman gajah itu. Di dalam bahtera itu, ada seekor kupu-kupu kecil yang menyala di atas bahu Nuh; dan kupu-kupu kecil itu aman, seaman Nuh. Bahteralah yang menyelamatkan, bukan kita! Adalah anugerah Allah yang menyelamatkan, bukan kita! Semua pujian dan kemuliaan bagi Anak Domba!!!

           Apakah anda melihat perbedaan dalam respon ciptaan terhadap dua cara dari keselamatan ini?  Respon terhadap hukum salah satunya adalah ketakutan. “Saya akan dihukum jika saya tidak melakukannya!”  Selamanya dibayangi oleh rasa takut.

           Dalam Perjanjian Lama, cara eksekusinya adalah dirajam dengan batu. Anda melanggar hukum maka anda akan dilempari batu hingga mati. Di dalam generasi kita, penghukumannya adalah masuk neraka. Jika anda melanggar hukum Allah, maka anda akan menghabiskan hidup anda dalam api yang kekal dan belerang. Ini merupakan salah satu bentuk ketakutan. Biarkan saya mengilustrasikannya kepada anda: Ada seorang pria yang tidak melakukan hubungan yang berganti-ganti pasangan. Mengapa dia tidak melakukannya? Karena dia takut terhadap AIDS. Rasa takut mempengaruhi hidupnya: “Saya tidak melakukan hubungan dengan pasangan yang berganti-ganti karena saya takut terhadap AIDS.” Betapa hal itu merupakan sebuah perbedaan “Saya tidak melakukan hubungan dengan pasangan yang berganti-ganti karena saya mengasihi Tuhan!”

           Atau ambil sebuah contoh lagi: “Saya tidak minum karena saya takut dipecat dari pekerjaan saya.” Betapa berbedanya: “Saya tidak minum karena saya mengasihi Tuhan.”

Kedua-duanya merupakan perbedaan sebuah motif terhadap apa yang anda lakukan, dan bagaimana anda hidup: baik itu oleh hukum ataupun baik itu oleh kasih dan anugerah dari Tuhan kita Yesus. Saudara yang terkasih, tidak ada sebuah motif yang sangat berkuasa di dunia ini selain dari pada kasih Tuhan. Saya dapat mengilustrasikan hal itu dengan mudah: Ada seorang bocah yang tinggal dalam sebuah rumah dengan ibunya: “Kehidupan yang penuh energi! Dia tidak menyemir sepatunya; dia suka menendang keluar dengan jari kakinya! Dia tidak mau menyisir rambutnya! Dia tidak mau mengikat dasinya. Dia adalah seorang anak yang tak terawat!”

           Dan ibunya suka mengancam dia, dan kadang-kadang memukulnya, tetapi dia tetap memiliki kebiasaan yang sama. Dan pada suatu hari, dia menyemir sepatunya, meminyaki rambutnya, dia mengikat dasinya dengan ribuan cara yang berbeda. Anda tahu apa yang terjadi? Dia telah jatuh cinta. Dia telah jatuh cinta, dan oh, bagaimana hal itu mengubah hidup kita. Hal itu merupakan motivasi yang tepat bagi seorang Kristen. Kita telah jatuh cinta pada Tuhan kita Yesus dan semua dunia rasanya menjadi baru.

Suatu waktu, saya mendengar seorang penginjil dalam sebuah kemah yang besar berkata: “Anda semua yang telah berdosa, dan terhilang, dan telah diselamatkan oleh anugerah dan kasih Yesus, saya ingin anda berdiri.”

             Dan ratusan orang berdiri. Dan kemudian dia berkata lagi: “Setiap orang dari anda yang terhilang dan telah diselamatkan karena takut terhadap ganjaran dari apa yang anda lakukan, silahkan berdiri.”

            Dan ada satu orang yang berdiri dan dia sedang mabuk.

           Tidak ada hal yang memiliki kuasa yang sangat besar di dunia ini seperti kasih dan anugerah dari Yesus Tuhan kita. Saya telah membaca tentang Joseph Rabinowitz. Dia adalah seorang pelajar Yahudi dan sangat berpengaruh. Dan pada tahun 1904, dia dikirim ke Palestina untuk membeli sebuah tanah bagi imigran yang berasal dari Guryuv, Rusia, untuk dapat ditinggali dan membangun sebuah rumah. Ketika dia pergi ke Israel, dia telah diberitahukan bahwa jika dia mau membaca Perjanjian Baru maka dia akan menemukan sebuah keintiman dan pengantar tentang Yerusalem, seperti yang belum pernah dia temukan dari cara yang lain.

           Jadi Joseph Rabinowitz, seorang pelajar dan yang berpengaruh di kalangan Yahudi, duduk di atas puncak Bukit Zaitun, dan dia membaca Injil Yesus Kristus. Setiap hal yang pernah dia dengar tentang Tuhan adalah seseorang yang mengalami kekerasan penganiayaan. Gereja Yunani dan Orthodoks telah berkata kepada orang Yahudi Rusia: “Engkau harus bertobat atau kami akan menganiaya kamu.” Dan dia tidak tahu tentang penganiayaan orang Kristen sepanjang hidupnya.

           Kemudian dia membaca Injil, yang terdapat di Alkitab ini, dan dia membaca tentang Tuhan dan kasih dari Yesus: dan anugerahNya dan kematianNya untuk kita, dan untuk dosa-dosa kita. Dan dia melihat keluar dari kota Yerusalem; dan di sana ada Via Dolorosa (Jalan Salib); dan di sana ada Bukit Kalvari; dan di sini, di tempat dia duduk, adalah Bukit Zaitun, tempat di mana Yesus dia meninggalkan kita untuk bersama dengan BapaNya di surga, dan di tempat yang tepat itu, dimana Dia akan kembali. Dan Joseph Rabinowitz bersujud di atas lututnya dan menangis: “Tuhanku dan Allahku.”

Saudara yang terkasih, dia melakukan sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan sepanjang hidup saya. Karena dia seorang yang berpengaruh, dia kembali ke Rusia dan membangun sebuah sinagoge. Dia membangun sebuah sinagoge! Dan apa yang mereka lakukan dalam sinagoge itu dalam setiap ibadah hari Sabat, yaitu mereka mengambil teks dari Perjanjian Lama yang memberitahukan tentang anugerah penebusan dari Tuhan Kita:

Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Lihat lagi:

Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

Setiap ibadah yang dilakukan dalam sinagoge itu, setiap teksnya diambail dari Perjanjian Lama untuk menggambarkan kasih dan anugerah Tuhan kita Yesus: Dan itu merupakan Injil kita hari ini. Hal ini adalah suatu kasih; suatu anugerah; suatu pengampunan; suatu kehidupan surgawi; ini adalah  kasih dan kemurahan dari Juruselamat kita; Tuhan Yesus, pengharapan dan keselamatan kita.

           Dan itu merupakan undangan bagi anda hari ini, untuk menerima Dia dalam hati anda, untuk meletakkan hidup anda bersama persekutuan umat Allah ini, keluarga Allah, atau untuk menjawab sebuah panggilan yang ada di dalam hati anda.

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia