Daftar Isi

PENDAMAIAN ALLAH YANG AGUNG

(GOD’S AMAZING PROPITIATION)

Dr. W. A. Criswell

Romans 3:25

09-13-92

 

 Ini adalah pendeta senior kami, W.A. Criswell yang sedang membawakan khotbah yang berjudul: Pendamaian Allah Yang Agung. Dalam khotbah kita seri kitab Roma, kita telah sampai pada pasal 3 dan mulai dengan ayat 23 dan seterusnya:

 

Karena semua orang telah berbuat berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian, dalam darahNya….

 

Dan di sana ada sebuah kata yang perlu untuk kita pelajari: “pendamaian—yang telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian.”

Jadi, kita akan mengambil waktu sebentar dan mempelajarinya  dalam bahasa Yunani dan bahasa Inggris. Hilaskomai, bentuk kata kerja  dari hilaskomai: “baik” (propitious).”  

Dalam Lukas 18:13: “Ya Allah kasihanilah aku orang berdosa ini.” Hilaskomai, Allah berbaiklah kepadaku, seorang berdosa ini, bermurah hatilah padaku, seorang berdosa ini.

Dalam Ibrani 2:17: “Untuk mendamaikan—hilaskomai—dosa seluruh bangsa.” Untuk membuat rekonsiliasi: bahwa Allah bermurah hati kepada kita, orang-orang yang berdosa.”

Bentuk kata benda, hilasmos: “sebuah pendamaian, sebuah korban penebus dosa.” Dalam 1 Yohanes 2:2, Yesus adalah hilasmos, pendamaian bagi dosa-dosa kita. Dalam 4:10, Allah telah mengirim AnakNya untuk menjadi hilasmos, pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Bentuk kata benda, hilasterion, dalam teks itu menunjuk untuk tutup yang melindungi Tabut Perjanjian. Ibrani 9:5: “Tabut Perjanjian seluruhnya disalut dengan emas dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi hilasterion—pendamaian.”

Bentuk kata kerja dari “mendamaikan” berarti sebagai penyebab agar menjadi baik, untuk memenangkan atau memperoleh maksud baik, untuk memenuhi tuntutan rekonsiliasi. Dan bentuk kata sifat, “baik,” berarti untuk menjadi senang. Sebuah momen yang baik akan menjadi sebuah momen yang menyenangkan untuk sebuah kontrak. Sekarang dalam studi bahasa Inggris kita: Pendamaian adalah sebuah peredaan atau mencegah murka dan hukuman Allah. Hal ini dihubungkan untuk rekonsiliasi: untuk menjadikan sebuah sahabat dari pada seorang musuh. Hal itu membuat sebuah kemungkinan untuk pengampunan terhadap orang-orang berdosa yang sekarang bebas untuk masuk ke hadirat Allah yang kudus. Ia menyediakan sebuah tutup dari dosa kemanusiaan kita.  

Latar belakang dalam sistim pengorbanan dalam Perjanjian Lama adalah seperti ini. Puncak dari Hari Raya Korban, adalah Yom Kippur. Pada Yom Kippur, pada Hari Raya Korban, di sana ada seekor hewan yang dikorbankan untuk dosa-dosa kita. Dan di sana juga ada sebuah hewan yang dilepaskan bersama kambing jantan ke padang belantara.

Di dalam pengorbanan itu, Allah telah mengampuni dosa-dosa kita. Jadi di dalam Perjanjian Baru, Yesus memenuhi semua bayangan dari arti pengorbanan yang terdapat di Perjanjian Lama. Dan semua pengorbanan itu digantikan dengan sekali dan untuk semua dalam kematian Tuhan kita. Yesus memulihkan persekutuan yang telah hancur antara Allah dan manusia, dan rekonsiliasi itu disebut sebagai pendamaian, hilasterion. Sekarang itu merupakan pelajaran kita dalam bahasa Yunani. Anda semua sangat pintar. Terberkatilah anda.

Beberapa minggu yang lalu, saya berada di Ocala, Florida, menjadi tamu dari Dr. Michael Carmichael, menantu dari Dr. Sibley kita. Dia merupakan salah satu dokter bedah jantung yang terkenal di Amerika, meskipun dia masih sangat muda. Mereka membangun sebuah rumah sakit bagi dia di sana. Dia telah mengundang saya untuk berdiri dan mengamati dia yang sedang melakukan pembedahan: pembedahan umum. Jadi saya berdiri di sana selama dua setengah jam di bagian atas meja operasi, mengamati dia membuka sebuah  rongga dada dari seorang wanita paruh baya dan di sana terlihat jelas jantungnya, paru-parunya dan aterinya.   

Sebelum saya masuk saya harus mengganti pakaian saya dan memakai baju panjang yang berwarna putih, untuk sebuah operasi. Saya harus steril terlebih dahulu, dan kepala saya, kaki dan tangan saya seluruhnya tertutup. Dan hal itu sangat menakjubkan saya, sebuah hal yang besar sekali bagi saya, untuk melihat ahli bedah itu menciptakan ulang sistem jantung dari wanita itu. Mereka mengambil darahnya dan darah itu mengalir ke samping tubuhnya sementara dia bekerja dalam sistim pusat kehidupan itu sendiri.

 Dan hal itu lalu saya hubungkan dengan ruang pengobatan Allah bagi umat manusia. Saya tidak datang ke dalam hadiratNya dengan pakaian jalanan saya, yang compang camping dan kotor, dengan rasa harga diri dan kebenaran diri sendiri. Tapi saya menutupi diri saya dengan putih bersih, pakaian yang murni dengan kebenaran yang dari Allah, dengan kerendahan hati dan pengorbanan, pertobatan dan pengampunan. Dan kemudian saya mendekati momen itu ketika Allah menunjukkan mujizat yang telah menyelamatkan kita dari murka dan hukuman dari dosa.

Dan ruangan itu bernama Kalvari. Dan sebagaimana saya mendekatinya, saya melakukannya dengan berpakaian linen, bersih dan putih, dengan hikmat dan kebenaran serta pengampunan Allah. Dan kemudian saya dapat memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam misteri yang dalam dari pengorbanan Kristus untuk dosa-dosa kita. Pendamaian, hilasterion.

Tuhan kita hanyalah satu dari banyak orang yang disalibkan oleh pasukan Roma, dan masyarakat Roma. Tetapi di sana ada sebuah perbedaan: sesuatu yang tidak dapat dipercayai dan perbedaan misteri yang tidak dapat dijelaskan dalam penyaliban dan kematian Tuhan kita.

Dia mati menanggung semua dosa umat manusia di dalam dunia ini. Dan sebagaimana saya mendekatinya, berdiri dan melihat, bahkan matahari pun menolak untuk bersinar. Ada kegelapan yang meliputi seluruh bumi.

 

Matahari bersembunyi di dalam kegelapan

Dan memadamkan kemuliaannya di dalammnya

Ketika Kristus sang pencipta agung mati

Bagi manusia pembuat dosa

 

Matahari sendiri menolak untuk melihat ke arahNya. Dan Tuhan Allah Bapa di surga memalingkan wajah-Nya. MataMu terlalu murni untuk melihat kesalahan” dan Yesus telah menjadi dosa karena kita.  

Semua pemberontakan dan kesalahan umat manusia ditimpakan kepadaNya dan hukuman serta murka Allah dijatuhkan kepadaNya. Dia berteriak, Eli, Eli, lama sabakhthani, “Ya Allah, mengapa Engkau memalingkan wajahMu dariKu?”

Dan seluruh bumi  bergoncang. Bumi bergoyang dengan sebuah gempa bumi yang besar dan gema dari goncangan itu sampai ke surga, dan para malaikat serta orang-orang kudus melihat ke bawah kepada pengorbanan Tuhan bagi dosa-dosa kita. Dan seluruh neraka juga bergetar dan semua kuburan terbuka serta orang-orang yang tertidur dalam debu bangkit.

Ini adalah hilasteron. Ini adalah penebusan. Hal ini telah menutupi dosa-dosa kita. Ini merupakan pembayaran hukuman oleh Tuhan kita Yesus Kristus, sehingga kita dapat berdamai dengan Allah.

 Dan apakah anda memperhatikan bagaimana rasul kita memfrasekannya? “Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus yang telah Allah proetheto—itu merupakan bentuk aorist dari propithemi, yang telah Allah nyatakan di depan umum,” terbuka bagi seluruh dunia untuk dilihat. Itu merupakan tujuan Allah yaitu pengorbanan Kristus ini, hilasterion ini, menjadi pameran di depan mata seluruh dunia dan seluruh ciptaan.

Apakah anda ingat ketika Paulus berkhotbah di depan Agripa? Dia berkata, “Raja juga tahu tentang segala perkara ini. Karena perkara ini tidak terjadi di tempat terpencil.” Hal itu merupakan tujuan Allah bahwa pengorbanan Kristus bagi dosa-dosa kita terpampang di hadapan umum, bagi semua mata di seluruh bumi sehingga mereka dapat melihat ke arahNya.

Ini merupakah sebuah hal yang luar biasa. Allah sendiri yang menetapkan hal ini kepada khayalak ramai yaitu tentang pengorbanan Kristus. Allah sendiri yang mengikat korban itu ke atas altar. Allah sendiri yang bertujuan dan memilih bahwa korban itu diletakkan di depan mata seluruh dunia. Itu merupakan hilasterion, pendamaian dari Allah untuk dosa-dosa kita.

Dalam pasal sepuluh Kitab Ibrani, yang mengutip Mazmur 40, penulis kitab ini menulis, “Tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Lalu Aku berkata: sungguh Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendakMu ya AllahKu.”  Hal ini yang terjadi di Kalvari. Allah bertujuan agar hal itu ditampilkan di depan mata seluruh dunia dan hal itu telah tertulis dalam gulungan kitab dari Tuhan Allah. “Di dalam gulungan kitab telah tertulis tentang Aku.” Apa yang terjadi di Kalvari telah Allah rencanakan sebelumnya sebelum penciptaan dari seluruh alam semesta ini.

Dan ketika sejarah umat manusia dimulai, hal itu sudah dimulai. Ketika orang tua pertama kita jatuh ke dalam dosa, Allah berkata kepada setan, “Engkau telah dikutuk –dan dia menjadi seekor ular yang merayap. Dan janji dari Allah disampaikan: “Keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Keseluruhan gulungan kitab menunjuk kepada hilasterion, pendamaian Kristus. Dan sebagaimana kita berpaling menelusuri gulungan Kitab, pengorbanan Ishak di Gunung Moria, sebuah bayangan dari penebusan, hilasterion, kematian dari Tuhan kita di atas gunung itu. Dan, melalui semua nabi-nabi, Allah selalu melihat ke arah AnakNya dan menjadi reda: “Allah akan melihat rasa sakitNya dan akan menjadi puas.”

“Dalam gulungan kitab tertulis tentang Aku,” dan ketika kita datang secara nyata kepada penggenapan yang menjanjikan Juruselamat dalam dunia, melihat segala sesuatu tentang Dia dan setiap bagian dari pelayananNya yang ditampilkan di depan umum, dan hal itu dimulai dari gulungan Kitab. Hal itu dimulai dengan kelahiranNya.

Saudara yang terkasih, semua kunjungan dipublikasikan dalam kelahiran Tuhan kita. Para malaikat bernyanyi dan surga terbuka dan para gembala menjelaskan apa yang telah mereka dengar dan lihat. Dan orang-orang bijak datang dari tempat yang jauh. Prophitemi, Allah mempublikasikan hilasterion, pendamaian dari Tuhan kita di dalam kelahiranNya dan orang-orang mengunjungi pelayanan dari Tuhan kita.

Semua orang Israel digoncangkan dengan khotbah yang luar biasa dari Yohanes Pembaptis. Dan Yohanes Pembaptis mengangkat suaranya dan berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa isi dunia.”

Dan di dalam pelayanNya, hal itu sudah dijelaskan dalam pelayananNya: Orang-orang banyak, kumpulan massa mengelilingi Tuhan kita dalam semua hal yang Dia lakukan. Begitu banyak orang sehingga Dia harus naik ke atas sebuah perahu dan berbicara kepada ribuan orang.

Salah satu hal yang menakjubkan bagi saya adalah ketika Dia mau menyeberangi Danau Galilea ke Gadara. Di sana ada 5000 orang pria yang mengikuti Dia dan Dia memberi makan 5,000 orang. Itu berarti, saya dapat mengatakan, bahwa setidaknya ada 10,000 sampai 15,000 pria dan wanita serta anak-anak berada di sana, kumpulan orang yang sangat banyak yang mengikuti pelayanan Tuhan kita. Itu merupakan tujuan Allah: Prophitemi, diumumkan keluar.

Dan di dalam penyalibanNya. Dia disalibkan di tempat yang sangat dikenal oleh orang banyak dalam kerajaan Israel; di jalan raya Damaskus  hingga ke gerbang utama. Di sanalah Dia ditinggikan. Dan hal itu terjadi selama musim Paskah, ketika di sana terdapat ribuan pengembara, yang telah berada di sana untuk melihat ke arah Anak Allah

Dan saudara yang terkasih, kunjungan itu merupakan tanda dari hilasterion. Ya Allah, sebagaimana Dia terbaring, sebagaimana Dia tersalib dan mati, prajurit-prajurit Roma dipenuhi dengan air mata dan banyak orang yang di sana memukuli dada mereka dan kembali. Dan Allah mengambil tirai dalam Bait Allah dan membelahnya dari atas ke bawah, bukan dari bawah ke atas, sebagaimana manusia menangis, tetapi dari atas ke bawah, sebagaimana Allah membelahnya. Hilasterion terbuka untuk dilihat, tutup dari tirai itu. Tujuan dari Allah agar seluruh dunia tahu dan hadir dalam kematian Tuhan kita.

Kemudian ketika Dia bangkit, hal itu ditemani dengan tanda-tanda. Sebagaimana tertulis dalam gulungan Kitab, “dalam gulungan kitab tertulis tentang Aku.” Tanda-tanda menyertaiNya ketika Dia bangkit dari kematian. Pada hari Pantekosta, ada angin yang bertiup dengan keras dan di sana ada lidah-lidah seperti nyala api, dan mereka berbicara dalam berbagai bahasa, sehingga seluruh dunia mendengar apa yang sedang terjadi.

Dan dalam gulungan Kitab yang saya pegang di tangan saya, di sana tercatat tentang pengajaran yang luar biasa tentang Injil: yang menyelamatkan banyak orang, yang membuat seluruh Imperium Roma berpaling  kepada Iman Kristen

Dan bagi masa ini, di dalam gulungan kitab ini, ada begitu banyak berkat yang memperkaya hidup kita pada masa yang sekarang. Dia merupakan manna dari surga. Dia merupakan tongkat Harun, yang berbunga dan berkembang dan menghasilkan buah. Dan Dia merupakan salah satu yang membawa sukacita yang tidak terucapkan dan tidak dapat digambarkan bagi jiwa kita, hati kita, keluarga kita dan hidup kita. Dan Dia merupakan janji bagi kita di dunia ini bahwa Ia akan datang kembali.

Seseorang berkata kepada saya beberapa hari yang lalu, “Saya mendengar bahwa anda pada suatu waktu berkata bahwa anda akan menjadi professor Bahasa Inggris jika anda tidak menjadi seorang pendeta.”

Saya berkata, “Itu benar.” Jika saya bukan seorang pendeta, saya akan menjadi professor bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan hal yang pokok bagi saya. Saya menyukai bahasa Inggris. Dan dari literatur Inggris, saya telah memilih sebuah peristiwa, sebuah lembaran yang mengilustrasikan apa arti pengorbanan Kristus bagi kita.  

Hal itu berhubungan dengan William Cowper (diucapkan Cooper), Anda dapat mengucapkannya dengan Cowper—itu merupakan cara dia dan keluarganya dalam mengucapkannya. Dia merupaklan salah satu penyair yang hebat dalan literatur Inggris. Dan sebagai seorang bocah kecil, dia sangat sensitif dan sering sakit-sakitan. Dan ibunya, seorang wanita yang cantik dan luar biasa, sangat peduli terhadap anaknya itu.

Dan ibunya meninggal ketika dia berumur enam tahun. Ayahnya tidak menginginkannya dan mempercepat dia keluar, mengirim dia keluar ke sebuah rumah asrama yang sangat jauh. Satu hal kecil dalam hidupnya di tahun-tahun kemudian, seseorang mengirimkannya sebuah foto dari ibunya, dan anda ingat apa yang dia tulis?

 

O, mulut itu yang telah berkata-kata

hidup yang telah berlalu bersamaku tetapi menjadi kasar sejak aku mendengar engkau pada akhirnya

mulut itu adalah milikmu, milikmu yang tersenyum manis

aku melihat hal yang sama yang seringkali menghibur pada masa kanak-kanakku

Ibuku, ketika aku belajar bahwa engkau telah meninggal

Berkata, apakah engkau sadar akan air mataku yang tumpah?

Mungkin engkau memberikan kepadaku pemikiran yang tidak pantas

Sebuah ciuman yang mengharapkan air mata jika jiwa dapat menangis dalam kebahagiaan

Aku mendengar lonceng dibunyikan dalam pemakamanmu

Aku melihat jenazahmu dibaringkan dengan perlahan-lahan

kesegaranmu menguburkan diri mereka dalam kecemasanku

kerapkali memberikanku janji tentang engkau akan kembali pada akhirnya

hingga semua persediaan dari kesuraman masa kanak-kanaknya telah habis

 

Itu adalah ibunya. Seorang anak kecil yang sakit-sakitan, bocah yang sensitif, ditinggalkan oleh ibunya saat dia berusia enam tahun. Dalam keputusasaannya pada hidupnya yang selanjutnya, dia memutuskan untuk melakukan bunuh diri berkali-kali. Dia menangis, “Dosaku, dosaku,” dia berteriak, “Oh untuk seseorang yang menemukan dan membuka pintu bagi dosa dan yang tak terhapuskan.” Dan selanjutnya, dia berharap terbebas dalam bunuh dirinya, dalam keputusan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Dan akhirnya dia bertekad untuk masuk rumah sakit jiwa. Dia menjadi pasien di rumah sakit Dr. Cotton, seorang yang taat kepada Tuhan, dan memberikannya sebuah Alkitab. Dalam ruangannya, duduk di sebuah jendela dan membaca dia teks saya.

Dia Membaca:  

Karena semua orang telah berbuat berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian—sebuah hilasterion—dalam darahNya  bagi dosa-dosa kita. 

Dia membaca teks itu, dan selanjutnya ia menulis,

Tiba-tiba, aku menemukan kekuatan untuk percaya dengan topangan yang penuh dari Anak Kebenaran yang memancar keatasku. Aku melihat kemanjuran dari hilasterion, penebusan yang telah Dia buat, pengampunan bagiku ada di dalam darahNya dan penuh serta serta sempurna di dalam pembenaranNya. Dalam seketika, saya percaya dan menerima Injil

Dan selanjutnya di menulis sebuah puisi. Menjadi selamat sekarang, dilahir barukan  dan diangkat serta dipenuhi dengan hadirat Allah, dan dia menulis sebuah puisi:

 

Tercurah darah yang kudus, Di bukit golgota

Yang mau bertobat ditebus, terhapus dosanya

Terhapus dosanya, terhapus dosanya

Yang mau bertobat ditebus, terhapus dosanya

 

Penyamun yang disisiNya, dibri anugerah

Dan aku yang penuh cela, dibasuh darahNya

Dibasuh darahNya, dibasuh darahNya

Dan aku yang penuh cela, dibasuh darahNya

 

Sejak kupandang salibMu, dengan iman teguh

Aku masyhurkan kasihMu, seumur hidupku

Seumur hidupku, seumur hidupku

Aku masyhurkan kasihmu, seumur hidupku

 [William Cowper, “There is a Fountain Filled with Blood”]

[Nyanyian Pujian No. 186, “Tercurah Darah yang Kudus]

 

Dan dia meninggalkan rumah sakit jiwa, meninggalkan jiwanya yang sakit, menjadi sembuh dan terobati, serta menjadi baik dan telah disematkan dan memberikan seluruh hidupnya untuk memuji dan memuliakan Tuhan Yesus. Seseorang mengambil puisi tersebut yang dia tulis pada saat pertobatannya, “Tercurah Darah yang Kudus,”—seseorang mengambil puisi itu dan memberikannya sebuah melodi Inggris lama.

Dan mereka menyanyikannya—mereka menyanyikan lagu itu ketika saya diselamatkan. Ketika saya bertobat, mereka menyanyikan lagu yang ditulis oleh Willian Cowper. Bukankah hal itu sangat menakjubkan? Dua ratus tahun setelah dia sembuh, saya menemukan Tuhan.

Dan seperti banyak orang dari anda, saya pergi untuk melihat tempat pemakaman Charles Spurgeon, yang terletak di London Selatan di sisi lain dari Sungai Thames. Dia dimakamkan dalam sebuah batu sarkofagus (peti mayat dari batu), dan tubuhnya berada di dalam kuburan batu itu. Dan ketika saya berdiri di sana dan melihat kerahnya, di sana terukir di balik batu itu:  

 

Sejak dengan iman kulihat cucuran darah itu

Dari lukaMu yang mengalir deras

Kasih yang menebus telah menjadi temaku

Dan akan tetap hingga aku mati

Oh, saudara yang terkasih, tidak ada hal yang paling berharga dalam imajinasi manusia atau dalam literatur atau pengalaman manusia seperti yang ditemukan dari hilasterion dalam  Yesus , yang mengagantikan dosa-dosa kita. Itulah sebabnya kita dapat bersukacita setiap hari dan menjadi kuat dan penuh berkat dalam pengembaraan kita dari dunia ini ke dalam dunia yang akan datang.

Sekarang kita akan berdiri dan menyanyikan lagu kita. Dan ketika kita menyanyikannya, berikanlah hati anda kepada Yesus, untuk datang ke persekutuan dari jemaat kita yang terkasih, untuk menjawab panggilan dari Roh di dalam hati anda. Buatlah keputusan saat ini.

Dan di dalam momen ini, dari balkon, turunlah melalui sebuah tangga, dari kumpulan orang banyak yang berada di lantai bawah, berjalanlah melewati salah satu lorong ini. Pendeta, ini merupakan hari Tuhan bagi saya dan di sini saya berdiri.

Datanglah, sementara kita menyanyikan lagu undangan kita. Ini merupakan hari Tuhan bagi saya dan saya datang.

Sementara kita membuat permohonan, sementara kita menyanyikan lagu kita, Allah memberkati anda. Tuhan memberkati anda, sementara kita bernyanyi. Tuhan memberkati anda. Amin.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia