Daftar Isi

UNIVERSALITAS INJIL

(THE UNIVERSALITY OF THE GOSPEL)

 

Dr. W. A. Criswell

Roma 3:23-25, 27

09-20-92

 

Terpujilah Allah karena anda, paduan suara dan orkestra yang luar biasa. Dan selamat datang bagi anda yang sedang mendengarkan radio dan menyaksikan siaran televisi pada jam ini. Ini adalah pendeta senior, W.A. Criswell, yang sedang membawakan khotbah dari Kitab Roma. Dan di dalam seri khotbah kita melalui wahyu yang luar biasa dari pengajaran Allah dan yang berkenaan dengan defenisi keselamatan kita, kita telah berada pada pasal 3. Roma pasal 3 dimulai dari ayat 23:

 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!

 Universalitas dari Injil: “Dimanakah letak kemegahannya? Dengan pemikiran bahwa keselamatan kita dihasilkan oleh kita di dalam kebaikan dan usaha kita. Tidak, hal itu karena iman; itu merupakan sebuah karunia dari Allah. Kita berhutang kepada Dia bagi pengharapan kita dalam dunia ini dan dunia yang akan datang dan  ‘kemegahan yang termasuk di dalamnya’ diakui oleh semua persekutuan dari agama Kristen. Semua persekutuan mengakui bahwa kita berhutang terhadap Kristus.

Lutheran mengakui: “Kita diselamatkan hanya oleh iman. Kemurahan Allah bagi orang yang berdosa adalah terpisah dari segala sesuatu yang berasal dari kita. Kita berhutang semuanya kepada Kristus.” Calvinis: “Allah merupakan pemrakarsa keselamatan kita. Keselamatan kita semata-mata merupakan kemurahan dan anugerah dari Allah. Bukan terhadap kita, tetapi untuk kemuliaan bagi Dia. Umat manusia merupakan yang pertama, yang kedua, dan kebajikan yang terakhir dalam iman Kristen. Dan Roma Katolik: “Roma Katolik sebagai sebuah kepercayaan yang didasarkan kepada sakramen-sakramen. Pengudusan kita, keselamatan kita berasal dari unsur-unsur sakramen. Mereka merupakan wahana saluran dari anugerah. Anugrah Allah berdiri bebas dengan dari kue-kue hosti. Hubungan kita dengan Allah merupakan salah satu hutang.”

Dan tentu saja, persekutuan Baptis kita dalam pengakuan iman kita: “Kami percaya bahwa pemilihan merupakan tujuan kekal Allah yang didasarkan kepada kemurahan Kristus yang telah menyelamatkan orang-orang berdosa. Ini merupakan hal yang paling mulia yang ditunjukkan oleh kuasa kebaikan Allah dan hal itu  sama sekali terpisah dari kemegahan manusia.”

Hanya sebuah contoh. Bagaimanapun iman Kristen, ekspresinya tetap sama. Kita berhutang kepada Allah, kepada Kristus yang menjadi pengharapan kita dan yang melepaskan kita dari dosa dan memberikan kita rumah di surga. Dan hal itu bukan dari kita, tapi berasal dari Allah.

 

Tangis serta ratapan

Tak memberi keampunan

Rajin serta usaha

Tak menghapuskan dosa

Tiada jasa padaku

Hanya pada salibMu

 [dari Rock of Ages, A. M. Toplady]

[Nyanyian Pujian No. 107 “Batu Zaman”]

 

Kita diselamatkan karena anugerah dari Tuhan kita. Dan kita berhutang kepadaNya selamanya untuk keselamatan itu. Tuhan kita tidak hanya seorang pahlawan, atau sebuah model kebaikan, atau hanya salah satu keturunan dari orang yang memiliki moralitas. Tuhan kita bagi kita adalah pendamai kita, yang mendamaikan antara kita orang berdosa dengan Allah yang Mahabesar. Adalah Dia yang  membawa kita ke dalam hubungan itu, dimana kita bisa diterima di hadapan Allah yang Mahabesar di dalam surga. Dan kerendahan hati tidak hanya membuat kita untuk bersujud hingga ke tanah; tetapi bagi kita,  kerendahan hati adalah nyanyian dan pengakuan terhadap anugerah dan pujian bagi Allah. “Bagi Dia, yang telah membasuh kita dari dosa-dosa kita di dalam darahNya sendiri; bagi Dia kemuliaan dan penghormatan sampai selama-lamanya. Amin.” Itu merupakan teks dari Wahyu.

Dan lagi, bukan hanya bagi kita saja yang bermegah, tetapi Injil Kristus adalah bagi setiap orang, siapa saja, tidak peduli siapapun dia. Apakah dia hanya Allah orang Yahudi? Dia juga Allah dari orang-orang non Yahudi dan Dia membenarkan orang Yahudi yang bersunat dengan iman, dan bangsa-bangsa lain yang tidak bersunat melalui iman—keduanya sama. Itu merupakan hal yang sulit bagi kita bagaimana untuk merealisasikannya, ketika Alkitab ditulis, para murid-murid percaya bahwa Injil hanya bagi orang Yahudi saja.   

Lihat kepada hal ini: Ketika Dia telah dibangkitkan dari kematian di dalam pasal terakhir kitab Lukas, dua orang muridNya berkata, “Kami dulu mengharapkan, bahwa dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.” Selanjutnya saya akan berpaling ke bagian lain. Di dalam pasal pertama Kisah Rasul, murid-murid datang kepada Tuhan. “Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: ‘Tuhan maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?’” Tidak pernah terpikir oleh mereka bahwa pesan dari Injil Kristus pergi melampaui batas-batas orang Yahudi. Tidak pernah ada di dalam hati mereka apakah mereka berharap sebuah hal. Dan alasan bagi pertobatan yang yang ada di dalam bagian mereka adalah sangat jelas. Tidak ada sebuah tempat di dunia yang dapat menerima persembahan bagi Allah kecuali Yerusalem. Tempat itu adalah tempat dimana Allah telah berkata, “NamaKu akan berada disana.” Dan tidak ada seorangpun yang dapat menawarkan korban bagi Allah kecuali dia ditetapkan sebagai imam besar. Itulah sebabnya mengapa ketika Yerusalem dihancurkan dan Bait Allah dihancurkan pada tahun 587 B.C., dan orang-orang dibawa ke pembuangan di Babel, dan itulah sebabnya mereka berpikir bahwa Allah telah memindahkan diriNya dari anugerah dan kemurahan terhadap manusia.   

Ingatlah apa yang ditulis dalam Mazmur pasal seratus tiga puluh tujuh: “Di tepi-tepi sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita menangis mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. …Jika aku melupakan engkau hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku! Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau.” Sangat sukar bagi kita untuk masuk ke dalam kepercayaan yang dalam dan pertobatan dari orang-orang Yahudi yang berada di Yerusalem dimana Allah telah memdamaikan dan korban itu telah dibuat.

Jadi jika membaca dari Tuhan kita Yesus, mendengarkan Dia berbicara kepada wanita Samaria ini. Yesus berkata kepada perempuan itu, “Percayalah kepadaKu hai perempuan, saatnya akan tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal.” Apakah anda tahu India, saya telah membaca berulangkali bahwa di sana terdapat empat ratus dewa, hanya di India saja. Anda menyembah apa yang anda tidak tahu. Sepanjang dunia kuno, sebagaimana dunia kita hari ini, mereka menyembah dewa yang tak terhitung. “Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembahl apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian”—bukan di Yerusalem, bukan dengan sebuah upacara spiritual sebagaimana yang anda baca dalam hukum Musa. Menyembah Allah di mana saja, memanggil nama Allah di mana saja, dan anda dapat diterima dalam hadiratNya yang kudus. Sebagaimana yang dikatakan oleh Tuhan, kepercayaan yang benar bukan merupakan sebuah seremonial, dan ritualistik. Ia bersifat rohani.

Biar saya membaca yang lain. “Bukan oleh darah lembu atau domba jantan,” seperti yang dilakukan di Yerusalem. Kita bisa membaca dari Ibrani pasal sembilan, “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan…Sebab Kristus bukan masuk ke tempat kudus buatan manusia,” seperti korban yang ada di Yerusalem. Mereka hanya gambaran kebenaran. “Tetapi ke dalam surga sendiri untuk menghadap hadirat Allah untuk kepentingan kita. Dan Ia bukan masuk berulang-ulang untuk mempersembahkan diriNya,” seperti persembahan di Yerusalem. “Tetapi sekarang ia hanya satu kali saja menyatakan diriNya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korbanNya. Dan sama seperti  manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja….demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang.

Hanya Dia. Kita tidak membutuhkan pengantara yang lain, tidak membutuhkan mediator lainnya, tidak membutuhkan imam besar. Sekarang kita dapat memasuki kekudusan Allah di mana saja. Dimanakah kita dapat memanggil nama Allah? Di mana saja—tempat ini, tempat itu, di rumah anda, tempat di mana anda bekerja—setiap tempat adalah tempat yang indah. Dimanakah kita seharusnya memanggil nama Tuhan? Tidak ada tempat yang Dia tidak ada. Ini merupakan jantung iman Kristen dan kepercayaan ini yang telah diberikan Kristus kepada kita.

Dia katakan di sini dalam teks saya, “Bukan hanya Allah orang Yahudi saja, tetapi Allah dari semua orang, semua dari kita, kita semua sama.” Setiap bangsa, setiap orang, setiap anggota keluarga, setiap jiwa, bebas untuk memiliki akses untuk masuk ke dalam hadirat Allah.

Bolehkah saya mengambil waktu sebentar? Anda lihat bahwa dalam pesan Injil yang dicatat dan yang dibentangkan di sini, pertama kali dikhotbahkan di Yerusalem. Saudara yang terkasih, betapa berartinya hari Pentakosta dan memang sangat berarti! Dan orang-orang Yahudi bertobat, tiga ribu orang dari mereka pada satu hari itu. Memberitakan Injil di Yerusalem, kemudian Roh Kudus bergerak lagi, bergerak keluar, bergerak ke seluruh dunia. Roh Kudus mengirim Filipus ke Samaria, yang setengah Yahudi, dan dia memberitakan Injil kepada mereka, dan mereka bertobat dengan luar biasa.

Lalu kita lanjutkan cerita kita. Seorang proselit kuil (proselyte of the temple—seorang Etopia yang merupakan proselit kuil, yaitu seseorang yang telah menerima semua kepercayaan Yahudi, sekalipun dia tidak memiliki darah Yahudi –proselit kuil datang ke Yerusalem untuk beribadah, dan Roh Kudus memenangkan dia untuk beriman. Kemudian melanjutkan pembacaan kita pagi ini, proselit yang terusir (proselyte of the gate)—seorang non Yahudi yang tetap menjadi non Yahudi, tetapi menerima semua pewahyuan yang Allah yang ada di kitab Suci, dalam hukum—seorang proselit yang terusir. Lalu dalam lanjutan kisah kita, mereka memberitakan Injil kepada para penyembah berhala. Dan di Antiokhia, Roh Kudus dicurahkan atas pria dan wanita sekalipun mereka semua dulunya mereka menyembah Baal atau Juno, atau Yupiter, berhala-berhala lain, tetapi mereka mengalami pertobatan yang luar biasa.

Kemudian Roh Kudus berbicara dalam jemaat itu, “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Dan mereka memberitakan Injil ke seluruh penduduk dunia. Itu merupakan tujuan dari memberitakan Injil Kristus kepada setiap orang, kepada seluruh dunia. Setiap orang berharga di mata Tuhan. Anda semua, kita semua. Terpujilah namaNya!

Bolehkan saya berbicara sedikit tentang lambang dari salib? Apa yang mereka pikirkan tentang itu?  Di sana Tuhan kita dipakukan ke sebuah kayu salib. Dan ketika anda melihat ke arah Dia, tanganNya diulurkan. lenganNya diulurkan sejauh timur dan sejauh barat. Sangat jauh tangan Tuhan terbentang termasuk mencakup seluruh dunia. Lengan Tuhan kita terbuka dengan lebar.

Bukankah hal itu Dia sampaikan dalam Yohanes 12? “Dan Aku,  apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.”  Di sana tidak hanya sebuah bangsa, dari orang-orang tertentu, kelas tertentu, warna tertentu, di sana tidak akan ada orang dari ciptaaan Tuhan yang tidak diundang ke dalam kasih dan kemurahan, pengampunan dari anugerah Tuhan kita Yesus yang penuh berkat. Dia menyambut kita semua. Dan hal itu sangat luar biasa bagaimana Allah melakukannya bahwa Roh Kudus dapat membawanya ke dalam hati dan kehidupan setiap orang dimana saja.

Bolehkah saya mengambil satu bagian yang berada di luar dari kisah ini? Charles Darwin—ibunya adalah putri dari Josiah Wedgewoo salah seorang ahli porselin Inggris yang terkemuka. Charls Darwin menaiki sebuah kapal yang bernama Beagle, dan berlayar mengelilingi dunia. Dan ketika dia tiba di sekitar Amerika Selatan—saya berbicara tentang tahun 1835, lama sebelum kanal Panama ada—mengelilingi sekirtar Amerika Selatan, dan berlabuh di sana di Selat Magellan. Suatu tempat yang luasnya tidak lebih dari satu mil. Dan di bagian utaranya adalah daratan Amerika Selatan, dan di sisi yang lain merupakan kepulauan Tierra del Fuego, pulau api—rangkaian dari pulau-pulau berada di sana. Dan ketika Charles Darwin, mengunjungi pulau itu di Tierra del Fugo, dia menulis artikel yang kemudian di terbitkan di London, dan berkata, “Saya telah menemukan rantai yang hilang diantara sebuah binatang, antara seekor kera besar dan seekor monyet dan seorang manusia. Saya telah menemukan rantai yang hilang yang membuktikan evolusi. Mahluk ini adalah sub manusia. Mereka bukan manusia. Mereka bukan binatang seperti kera besar tetapi mereka adalah kelanjutan mereka. Saya telah menemukan rantai yang hilang antara binatang dan manusia, Homo Sapiens. Saya telah menemukan rantai yang hilang, lihatlah kearah mahluk (Fuegans) itu

Ketika hal itu diterbitkan, tentu saja seluruh Inggris dan the Christian Missionary Alliance of England membaca artikel itu. Dan mereka mengirim misionari kepada para Fuegans itu, dan Dr. Merrick—mereka akhirnya bertobat. Mereka sungguh-sungguh diselamatkan, dan menjadi orang Kristen modern—para Fuegans yang disebut Darwin sebagai sub manusia. Mereka diselamatkan dengn menakjubkan dan menjadi orang-orang yang mulia. Dan ketika pertobatan mereka disampaikan kepada Darwin, dia membuat dalih tetapi dia menjadi seorang kontributor kepada the British Foreign Mission Society hingga masa akhir hidupnya.  

Saudara yang terkasih, tidak ada bangsa, tidak ada seseorang di mana pun dia, yang tidak dapat datang kepada Allah, tetapi semuanya dapat diangkat,  dapat mengabdikan diri dan diselamatkan oleh pesan yang mulia dari Anak Allah. Itu merupakan hal yang menakjubkan bagi saya. Pada hari dimana saya tidak menentang hukum, saya berkhotbah selam seminggu di Universitas Alabama. Dalam auditorium yang besar itu, berdesakan para mahasiswa dan professor, saya berkhotbah selama seminggu di sana di Universitas Alabama. Dan selanjutnya, saya bergegas ke hutan Amazon dan berkhotbah kepada Indian Auca, yang telah membunuh lima orang misionari, memberitakan Injil, pesan yang sama kepada mereka. Allah sungguh luar biasa, apa yang dapat anda lakukan?

Saya ingat sebuah ibadah pagi seperti ini di Muskogee, Oklahoma. Ketika saya berkhotbah dan menekankan seruan undangan, melalui lorong bangku datang seorang yang sudah tua, Bird Doublehead, yang berusia 105 tahun, seorang yang memiliki darah Indian Cherooke asli, memberikan hatinya kepada Yesus dan meminta untuk dibaptis masuk ke dalam jemaat. Dan sementara saya terus menekankan undangan, datanglah Mickey McFarlane yang sudah tua, dia merupakan seorang yang diluar perlindungan hukum yang terkenal di masa Teritori Indian. Maju melalui lorong bangku dan memberikan hatinya kepada Yesus dan minta dibaptis. Sebagaimana saya menekankan seruan, melalui lorong bangku datanglah si kecil David Morgan, putra dari salah seorang kelurga yang terkaya di Oklohama timur. Dan sebagaimana saya berdiri di sana dan melihat kearah mereka, Bird Doublehead yang berusia 105 tahun, Mickey McFarlane yang terkenal yang berada di luar perlindungan hukum, dan seorang bocah, datang untuk hidup dalam Kerajaan Allah. Betapa sebuah pesan yang luar biasa, Injil, pengharapan, keselamatan, dan Juruselamat yang luar biasa!

Saya telah berkhotbah di Hong Kong, China. Dan ketika saya sedang berkhotbah—berdiri di sana di balik mimbar, dan penerjemah saya berdiri juga di samping sebelah kanan saya—sementara saya berkhotbah dipertengahan khotbah saya datanglah seorang wanita dan berdiri di depan saya, dengan mendekap tangannya dan menundukkan kepalanya. Dan sebagaimana saya melanjutkan khotbah saya, seorang pria datang, dan orang-orang lainnya, sekitar selusin lebih dan berdiri di depan saya.  

Akhirnya saya berhenti berkhotbah dan berpaling kepada penterjemah dan saya berkata, “Apa yang orang-orang itu lakukan dengan berdiri di sana seperti itu?” Dan dia menjawab, “Pendeta, puji Tuhan! Mereka tidak dapat menunggu hingga anda selesai berkhotbah. Mereka berdiri di sana, telah menerima Tuhan Yesus di dalam hati mereka, dan mereka ingin menyaksikannya.” Dengan melipat tangan dan kepala yang tertunduk. Sebuah hal yang sangat indah dan luar biasa. 

Anda melihat tempat baptisan di sana? Di tempat baptisan itu, orang yang paling terkaya di seluruh dunia dengan istrinya yang cantik serta keempat anak mereka. Dan pada waktu yang sama dan dengan air yang sama, saya membaptiskan orang yang sangat miskin, yang tidak berpendidikan serta tidak terpelajar dari keluarga Meksiko yang ada di kapel kita. Itu merupakan hal yang mulia akan apa yang Allah lakukan, dan apa yang menjadi kehendakNya dan mampu melakukannya bagi kita—anda, kami dan kita. Oh Tuhan!

Pendeta, saya ingin anda memaafkan saya tentang sesuatu. Ini adalah sia-sia belaka, kebohongan besar yang menunjukkan egoisme, apa yang harus saya lakukan sekarang. Tolong maafkan saya. Ini adalah dari sebuah tafsiran Broadman tentang orang-orang yang merajam Stefanus dengan batu dalam Kisah rasul 7:8: “Lalu mereka melempari Stefanus. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.”—Paulus.

Baiklah, apa yang ditulis oleh komentator itu disini: “Dr. Wallace Basset, yang telah menjadi seorang pendeta selama 48 tahun dan menjadi pendeta di gereja Cliff Temple Baptist di Dallas, suatu kali bertanya kepada W.A. Criswell tentang pengalaman pertobatannya. Criswell mengatakan bahwa dia telah diselamatkan di kebangunan rohani di Texline, Texas. (Itu merupakan salah satu tempat yang terpencil di seluruh dunia. Tidak ada suatu tempat yang paling terpencil di Afrika melebihi Texline. Tiga ratus orang rakyat yang berada di sana). Criswell mengatakan bahwa dia telah diselamatkan pada kebangunan rohani di Texline yang dipimpin oleh Saudara John Hicks, yang tinggal di rumah Criswell selama kebangunan rohani tersebut.”

Membaca hal seperti ini menghasilkan sebuah gerakan yang mengharukan bagi saya, ia membawa saya kembali kepada ribuan memori yang sangat berharga. Saya telah diselamatkan pada kebangunan rohani yang dibawakan oleh Saudara John Hicks, yang tinggal di rumah kami selama kebangunan itu berlangsung. Lalu Basset mengatakan bahwa John Hicks menjadi salah satu sahabatnya. Selama sakitnya yang terakhir di rumah sakit Baylor Texas, Basset seringkali mengunjungi Johnny Hicks yang telah sekarat. Sejenak sebelum dia meninggal, Hicks memberitahu dia bahwa hidupnya telah berakhir, dan hari-hari berkhotbahnya telah selesai, dan bahwa dia tidak pernah melakukan sesuatu untuk Yesus. Dia merasa bahwa dia telah gagal. Dan itu merupakan kata-kata terakhirnya.

Lalu Basset memberi penilaian, berbicara kepada saya, bahwa Hicks tidak gagal karena dia telah digunakan untuk membawa saya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Stefanus telah di tarik ke luar kota dan dilempari dengan batu karena kesaksiannya. Tetapi betapa besar pengaruh yang diberikannya kepada Saulus, yang kemudian dikenal sebagai Paulus? Sekalipun kematiannya merupakan mutlak sebuah tragedi, tetapi ada sebuah hasil yang luar biasa darinya.  Pengaruh kita kepada yang lain, mungkin seperti itu, seperti Stefanus dalam kehidupan Paulus, sangat vital. Anda mungkin tidak tahu kapan seorang Paulus atau Criswell mungkin berdiri di dalam kerumunan banyak orang.

Saya membaca itu minggu yang lalu, dan hal itu sangat menggerakkan hati saya, sebagaimana saya katakan pada hari itu. Saya tidak menduga, bahwa pengkhotbah John Hick pada saat hampir meninggal berkata kepada Dr. Basset, “Saya seorang yang gagal. Saya seorang yang gagal.” Tetapi dia tahu bahwa bahwa di dalam kebangunan rohaninya saya dimenangkan kepada Tuhan Yesus. Anda tidak pernah tahu, anda tidak pernah tahu. Itulah sebabnya, Pengkhotbah, saya sangat bersyukur atas apa yang anda lakukan. Traktat kecil ini, Now Which Way? Tempatkan di tangan kita dan berikan kepada setiap orang. Berikan kepada siapa saja. Katakan sebuah kata yang indah bagi Tuhan Yesus. Anda tidak akan pernah tahu tetapi Allah mungkin menggunakan hal itu dan kesaksian anda yang sederhana untuk membawa kepada Yesus hal yang paling manis, khotbah yang luar biasa dalam seluruh Kerajaan Allah.

Mari kita melakukannya. Kita tidak berusaha untuk ditolak atau tidak disukai. Kita hanya berusaha menjadi manis. Apakah anda tahu cara Allah saya yang luar biasa? Traktat ini akan mengajar anda jalan dan kata-kata yang anda ucapkan mungkin dapat digunakan oleh Allah untuk membawa seseorang ke dalam Kerajaan dari Juruselamat kita yang penuh berkat.

Dan bagi anda yang telah menonton siaran televisi, sebagaimana kita berdoa bahwa Roh Tuhan akan membawakan pesan bagi anda, sebuah undangan untuk memberikan hati dan hidup anda dan percaya kepada Tuhan Yesus. Dan jika anda tidak tahu cara untuk diselamatkan, ada sebuah nomor telepon di layar televisi. Hubungi kami. Hal itu akan menjadi sukacita bagi hidup kami untuk memperkenalkan anda kepada Dia yang merupakan semua di dalam semua dalam dunia ini dan dunia yang akan datang. Dan kepada anda, yang berada di ruangan gereja ini, di balkon, di sekitar bangku gereja, di lantai bawah, telusurilah lorong ini. “Pendeta, hari ini saya telah memutuskan untuk Tuhan, dan disini saya berdiri, dan saya datang” dalam baris pertama, dalam stanza yang pertama, kami menyambut anda, sementara kami berdiri dan bernyanyi. “Ini adalah waktu Tuhan buat saya dan saya datang. Tuhan telah berbicara di hati saya dan saya menyambutnya dengan seluruh hidup saya. Saya datang hari ini.”

Ini adalah hari Tuhan buat saya. Sementara kami membuat permohonan kami, dan menyanyikan sebuah lagi. Ini adalah hari Tuhan. Allah memberkati anda saudara yang terkasih, amin. Sementara kami berdoa, kami menunggu. Tuhan memberkati anda, Allah memberkati anda. Allah memberkati anda, keluarga yang manis, dan anda nak. Ya, sebagaimana kita membuat permohonan, sebagaimana kita bernyanyi.

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia