BIARLAH KITA MEMILIKI DAMAI DENGAN ALLAH
(LET US HAVE PEACE WITH GOD)
Dr. W. A. Criswell
Roma 5:1
08-01-54
Sekarang di dalam Alkitab anda, kita telah sampai kepada pasal lima dari seri khotbah kita melalui Kitab Roma—pasal lima dari Kitab Roma. Dan khotbah kita pada malam hari ini dimulai dari ayat yang pertama. Keseluruhan kalimat termasuk ke dalam dua ayat, jadi kita akan membaca keseluruhan kalimat: “Sebab itu”…dan kata “sebab itu” mengacu kepada pasal sebelumnya. Pasal yang dimana Paulus telah membuktikan sebuah pernyataan rohani yang luar biasa.
Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah
“Sebab itu kita yang dibenarkan karena iman”: pada pasal yang terdahulu—pasal 1, pasal 2, pasal 3 dan pasal 4—semuanya telah membuktikan bahwa kita semuanya telah berdosa, dan kita tidak dapat membenarkan diri kita dengan kebenaran kita sendiri—bahwa tidak ada seorangpun dengan mematuhi hukum, dapat diselamatkan. Paulus telah membuktikannya dalam di dalam pasal-pasal sebelumnya, bahwa bagaimanapun baiknya kita, kebaikan kita tidak akan pernah cukup, bagaimanapun kudusnya kita, kekudusan kita tidak akan pernah cukup; sebagaimana mungkinnya pun kita “dapat diterima”, kita tidak akan pernah cukup untuk dapat diterima
Selalu ada di dalam diri kita unsur-unsur dari kesalahan, unsur kekurangan, unsur kelalaian, unsur dosa, dan unsur maut. Kita tidak akan pernah cukup untuk memenuhi ukuran yang memenuhi standar Allah. Kita tidak akan pernah cukup sempurna, bagaimanapun kita bercita-cita, bekerja atau berusaha mencapai tujuan dari kekudusan dan kesempurnaan itu. Kita semuanya telah berhutang. Kita semua berada dalam kematian. Kita semua telah berdosa.
Tetapi kata Paulus, kita tidak diselamatkan oleh usaha-usaha kita untuk menjadi kudus atau perbuatan-perbuatan kita untuk menjadi baik. Kita tidak bergantung kepada hal-hal itu untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah. Bagi Allah, dalam melihat kelemahan kita, kemanusiaan kita, dosa-dosa kita, Tuhan mengirim seorang pengantara bagi dunia, seorang korban, Juruselamat penebus yang menggantikan tempat kita dan membenarkan serta menebus, untuk membayar harga atas ganjaran terhadap dosa kita.
Dan dia berkata, “ Hanya itu cara agar seseorang diselamatkan dan dapat diselamatkan.” Dan dia mengambil Abraham sebagai contohnya, seorang pribadi yang menjadi pendiri bangsa Ibrani dan seseorang yang telah dipanggil Allah untuk menjadi bapa bagi orang-orang yang terpilih. Dalam pasal empat, bagaimana Abraham telah diselamatkan: dengan perbuatannya? Tidak, perbuatannya tidak membuat dia menjadi benar dan perbuatannya tidak dapat diterima di hadapan Allah.
Lalu bagaimana dia diselamatkan? Paulus mengutip dari Kitab Kejadian: “Abraham percaya kepada Allah, dan imannya dihitungkan keatasnya sebagai kebenaran.” Abraham diselamatkan karena iman. Abraham diselamatkan dengan menyerahkan seluruh hidupnya ke atas kemurahan Allah. Abraham diselamatkan sama seperti semua anak-anak Allah yang diselamatkan: dia diselamatkan oleh anugerah, oleh kemurahan, oleh belas kasihan Allah.
“Sebab itu,” kata Paulus—“Sebab itu kita dibenarkan oleh karena iman,” dan dia melihat kembali ke dalam akhir dari pasal sebelumnya—“Yesus yang telah diserahkan karena pelanggaran kita, dan dibangkitkan karena pembenaran kita”—Yesus, Juruselamat kita:bagaimana kita dibenarkan oleh iman di dalam Dia. Semuanya itu, saya katakan, berada dalam pasal-pasal yang sebelumnya.
Sekarang, pasal kelima dimulai dengan sebuah cara yang berbeda: “Menjadi benar, percaya hal itu, menerima hal itu—menerima itu—“Sekarang menjadi benar oleh iman”: kita memiliki sebuah situasi di sini, dimana “kita telah didamaikan dengan Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus.” Hal itu benar. Itu merupakan terjemahan yang baik dari Textus Receptus tentang ayat itu. “Sebab itu kita dibenarkan oleh anugerah”—“Sebab itu kita dibenarkan oleh iman,” dinyatakan benar, diterima oleh Allah dengan percaya kepada Allah untuk hal itu—“dibenarkan oleh iman, kita memiliki perdamaian dengan Allah.”
Sekarang, kata itu diterjemahkan “Kita memiliki damai” adalah salah satu dari kata itu merupakan pemikiran besar para sarjana—saya tidak tahu berapa lama mereka telah mendiskusikannya—apakah kata Yunani di sana echomen, atau apakah itu echomen? Bukankah hal itu kelihatan lucu? Anda tahu, keseluruhan Wilayah Roma, suatu kali, terpecah karena sebuah iota Yunani. Apakah anda tahu itu?
Pada masa Arius dan Athanasius, salah satu dari mereka berkata bahwa Yesus adalah homoousius. Yang lain berkata Dia adalah homoiousias, dengan sebuah huruf Yunani iota di dalamnya. Sebuah diskusi tentang Yesus: apakah Dia adalah salah satu esensi Allah, atau Dia adalah satu substansi seperti Allah Bapa? Saya pikir kontroversi itu menyedihkan seluruh wilayah Roma.
Para sarjana ini melihat ke dalam teks ini: “Sebab itu dibenarkan karena iman, exomen”—omicron. Apakah ia adalah omicron ‘o’ atau sebuah omega ‘o’? Jika ia adalah omicron maka kalimatnya, “Kita memiliki damai dengan Allah” adalah benar. Ia adalah sebuah aktif indikatif linear. Tetapi jika ia adalah omega, ia merupakan aktif volatif subjunctive: “Sebab itu kita dibenarkan karena iman, biarlah kita memiliki damai dengan Allah.”
Jadi apa yang anda pikirkan tentang itu? Saya pikir ia sebuah omicron. Saya pikir manuskripnya memperlihatkan bukti, tanpa ragu, bahwa teks yang benar di sini adalah “Sebab itu kita dibenarkan karena iman, marilah kita memiliki damai dengan Allah”—sekarang memiliki perhitungan dengan Allah—biarlah kita berdamai—biarlah kita bersukacita di dalam keselamatan itu—hal yang sama akan anda temukan dalam pasal dua puluh satu Kitab Matius, dimana Yesus, memberitahukan sebuah perumpamaan tentang seorang tuan tanah yang membuka kebun anggur, kemudian meninggalkannya setelah menyewakannya kepada penggarap-penggarap. Dia kemudian mengirim hamba-hambanya untuk menagih tetapi hambanya itu dipukuli dan membunuh yang lainnya. Lalu tuan itu berkata, “Aku akan mengirim anakku, dan mereka mungkin akan segan kepadanya.”
Kemudian, tuan tanah mengirim anaknya pergi ke kebun anggur. Dan penggarap-penggarap itu berkata, “Ia adalah ahli waris; mari kita—volatif subjuctif—membunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.” Itu adalah volatif subjuctif yang digunakan di sini.
“Sebab itu kita dibenarkan karena iman, marilah kita memiliki damai dengan Allah.” itu merupakan sukacita dari keyakinan kita. Itu yang dikatakan oleh pasal sembilan dari Kisah Rasul: “Lalu jemaat menikmati kedamaian….” Itu yang Paulus tuliskan di sini.
“Sebab itu kita dibenarkan karena iman”—menjadi selamat, menjadi Kristen, menjadi berkenan di hadapan Allah, melalui Tuhan—“dibenarkan karena iman”—sekarang mari kita menikmati kepercayaan kita—mari kita berdiam dalam hal ini tentang pertobatan kita—dan dalam damai dan ucapan syukur kepada Allah—“Yang olehNya kita juga memiliki akses karena iman ke dalam anugerah ini dimana kita berdiri, dan bersukacita—dan dalam kelegaan—dalam pengharapan kemuliaan Tuhan.”
Saya tidak tahu berapa banyak dari kita yang tahu—saya telah pergi ke perkemahan dan mendengarkan anak-anak kita dan mereka datang dan berbicara kepada saya—Sabtu malam, sekelompok besar dari anak-anak itu datang. Mereka meraih tangan saya—dan beberapa orang dari mereka menangis—dan mereka berkata kepada saya—maksud saya, seorang pemimpin dari mereka berkata kepada saya: “Saya telah dibaptis dan saya telah menjadi anggota gereja, tetapi saya tidak tahu apakah saya telah diselamatkan atau tidak, apakah saya telah menjadi anak-anak Allah atau tidak. Saya tidak tahu apakah saya telah lahir baru atau tidak.”
Dan hal itu membuat saya gelisah tanpa akhir. Anak-anak ini: kita sangat peduli terhadap mereka, dan kita berusaha untuk bertanggung-jawab selamanya. Dan anda tahu saya, saya bekerja bersama-sama dengan orang tua dan guru Sekolah Minggu. Kami melakukan segala hal yang kami mampu.
Dan kemudian, saya berdiri di perkemahan itu. Dan anak-anak berbicara kepada saya seperti itu: “Pendeta, saya tidak tahu apakah saya diselamatkan atau tidak. Saya tidak tahu apakah saya telah lahir baru atau tidak.”
Dan kemudian kami membuat sebuah seruan penginjilan di sini dalam sebuah ibadah, dan orang-orang datang kemari dan berdiri di depan mimbar ini, dalam menjawab sebuah permohonan. Dan mereka tidak tahu apakah mereka diselamatkan atau tidak. “Pendeta, saya tidak tahu apakah saya anak Allah atau bukan. Saya tidak tahu apakah saya diselamatkan atau tidak. Saya tidak tahu apakah saya seorang Kristen atau tidak. Saya tidak memiliki jaminan.”
Dan saya melihat ke arah kumpulan orang banyak itu, beberapa dari jemaat kita berada di sana dan mereka berkata: “Saya tidak memiliki jaminan. Saya tidak tahu jika saya sudah selamat. Saya tidak tahu jika saya telah bertobat. Saya tidak tahu jika saya sudah dilahirkan kembali. Dan saya gelisah serta sedih.”
Dan anda berada dalam kegelisahan dan kesedihan. Itu yang Paulus maksudkan. Itulah hal yang akan saya khotbahkan malam ini. Dan dalam pasal lima Kitab Roma: “Sebab itu kita dibenarkan karena iman marilah kita memiliki damai dengan Allah….” Kita tidak tinggal dalam kegelisahan, dan kesedihan serta penderitaan yang mendalam serta keragu-raguan apakah kita telah lahir baru. Ini merupakan sebuah cara yang mengerikan untuk hidup. Ini merupakan sebuah pernyataan yang menakutkan yang ditemukan di dalam diri kita.
Hal itu merupakan kebenaran dalam Alkitab secara berulang-ulang. Dalam pasal 6 dari kitab Ibrani di situ tertulis:
Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangan yang penuh. Janganlah lagi kita meletakkan dasar pertobatan dari perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah.
Yaitu ajaran tentang pelbagai baptisan….
Hal itu kembali lagi kepada masalah pertobatan, iman dan baptisan, penulis Ibrani menyebutnya sebagai asas-sas pertama, prinsip yang pertama. Dan kita harus melampaui hal itu dan beranjak dari hal itu, kepada kedewasaan yang penuh dari orang Kristen yang bertumbuh dengan penuh.
Tetapi anda tidak dapat, anda tidak bisa, selama anda tetap tinggal di sana. Jadi, anda bertanya, “Apakah saya telah diselamatkan atau saya terhilang? Saya telah dibenarkan atau dihukumkan? Saya mati di dalam Kristus atau saya tinggal di dalam Dia? Bagaimanakah hal itu berkenaan dengan saya? Bagaimanakah dengan saya?”
Dan saya memberitahukan anda, hal itu ada dimana-mana. Anda dapat pergi sepanjang gereja, dan sekolah minggu, di atas dan di bawah lorong ini dan tanyalah jemaat kita: “Apakah anda mempunyai jaminan yang besar, apakah anda tahu bahwa anda tahu?”
Dan akan banyak yang mengelakkan pertanyaan itu: “Pendeta, saya telah mencoba dan saya telah mencoba. Saya menelusuri lorong. Saya telah dibaptis. Tetapi sejujurnya, saya tidak tahu. Saya ragu. Kadang-kadang saya berpikir ya dan kadang-kadang saya berpikir tidak.”
Dan itu adalah sebuah kesedihan dalam menghidupi iman kita. Dan itu sebuah penghinaan bagi Allah dan hal itu membuat kerohanian yang miskin.
Itu adalah alasan bagi Paulus untuk memulainya dari sini, pada permulaan dari pasal lima Kitab Roma: “Sebab itu kita dibenarkan karena iman, echomen—damai dengan Allah….” “Biarlah kita memiliki—volatif subjuctif—biarlah kita merebut—marilah kita menahan—biarlah kita memiliki damai dengan Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus, yang olehNya kita dapat memiliki akses oleh iman kedalam anugerah ini, yang diatasnya kita berdiri, dan bersukacita dalam pengharapan dari kemuliaan Allah.”
Sekarang bagaimanakah seseorang itu dapat memiliki “damai dengan Allah?” bagaimanakah anda menjadi seorang Kristen? Bagaimanakah anda keluar dari penjara keragu-raguan itu? Bagaimanakah anda melakukannya? Bagaimanakah anda memperoleh tempat dimana dapat anda menikmatinya?
“Karena dibenarkan oleh iman—dibenarkan oleh iman”: Anda melakukannya dengan percaya Yesus. Dan hanya itu semua yang harus anda lakukan, saya tidak peduli hal lain apa yang anda coba. Hanya dengan mempercayai Yesus. Tidak ada hal lain. Tidak ada jalan lain. Hal yang harus dilakukan hanya dengan mempercayai Yesus.
“Pendeta, saya tidak percaya itu. Saya percaya bahwa anda harus percaya Yesus dan melakukan perbuatan baik.” Lalu anda akan menderita dalam hari-hari yang anda jalani dalam hidup anda.
Bagaimanakah anda tahu bahwa anda memiliki perbuatan baik yang cukup atau tidak? Bagaimanakah anda akan tahu selamanya bahwa anda memiliki perbuatan baik yang cukup untuk dapat pergi ke surga?
Percaya pada Yesus dan tambahkan sesuatu yang lain, bagaimanakah anda akan mengetahui bahwa anda melakukannya dengan cukup, atau jika anda mengetahui bahwa itu benar? Itu merupakan cara untuk berada dalam kesengsaraan, dalam penderitaan yang mendalam sepanjang hidup anda.
Bagiamanakah anda tahu? Hal itu datang dengan mempercayai Yesus. Hanya itu saja. Ia adalah awal, pertengahan dan akhir dari hal itu. Anda dibenarkan karena iman, dengan percaya kepada Yesus.
Anda menelusuri lorong itu sebanyak 40 kali, dan itu akan tetap menjadi jalan yang sama. Tidak ada hal yang harus anda tambahkan. Dan itu merupakan keselamatan kekal, yang tidak akan pernah dapat diambil oleh siapapun.
Jiwa yang didalam Yesus
Telah bersandar untuk berbaring
Aku tidak akan pernah, tidak, dan takkan pernah
Melarikan diri dari musuhnya
Jiwa itu, yang dipikirkan semua neraka
Seharusnya berusaha keras untuk melarikan diri
Aku tidak akan pernah, tidak, takkan pernah meninggalkan
Apa lagi yang dapat dia katakan
Lebih dari padamu Dia berkata
Bagi engkau yang ingin berlindung
Kepada Yesus yang memiliki tempat pelarian?
Semuanya telah dikurung dalam kata-kata itu, kita diselamatkan dengan memandang Yesus, dengan percaya di dalam Yesus. Tidak ada hal lain kecuali percaya Yesus. Anda tidak dapat diselamatkan hanya setengah-setengah, setengah hidup dan setengah mati. Dia seharusnya hidup atau mati.
Kita tidak akan pernah setengahnya diselamatkan dan setengahnya dihukum. Kita hanya bisa diselamatkan seluruhnya atau dihukum seluruhnya. Tak ada hal yang bersifat setengah-setengah di hadapan Tuhan. Saya terhilang atau saya diselamatkan. Saya dihukumkan atau saya dibenarkan. Saya di dalam Kristus atau di luar Kristus
Sama seperti anda di dalam dunia: anda hidup atau anda mati. Salah satu atau yang lainnya. Sekarang mungkin anda sakit, atau betapa rentannya anda hidup, tetapi hidup adalah hidup dan kematian adalah kematian.
Dan itu merupakan hal yang sama di dalam Allah. Saya diselamatkan atau saya terhilang. Saya dibenarkan atau saya dihukumkan. Saya yang satunya atau salah satunya.
“Pendeta bagaimana anda memperolehnya untuk dibenarkan?” Dengan iman. Hanya itu saja. Kita dibenarkan karena percaya di dalam Yesus—melihat kepada Yesus, percaya kepada Tuhan Yesus, bergantung kepada Tuhan Yesus.
“Tapi saya tidak tahu bahwa apakah jika saya bergantung padaNya sudah cukup? Anda tidak butuh kualifikasi cukup untuk hal tersebut. “Saya tidak tahu bahwa sudah cukupkah jika saya percaya di dalam Dia.” Anda tidak butuh kualifikasi untuk iman yang cukup.
Iman anda mungkin hebat dan kuat. Atau iman anda mungkin lemah. Ini bukan jenis iman apa. Ini adalah masalah apakah anda percaya kepada Yesus. Hanya itu.
Tuhan berkata, “Pada malam hari, malakait maut akan lewat. Dan setiap orang yang telah memercikkan darah di ambang pintu, jika dia berada di bawah darah itu, di dalam rumah itu, malaikatKu akan melewatinya. Tetapi ketika malaikat lewat dan melihat tidak ada darah pada ambang pintu, maka kematian akan mengunjungi rumah itu. Kematian akan datang ke rumah itu.”
Dan saya dapat membayangkan malam itu. Dapatkah anda membayangkannya? Dalam sebuah suasana yang mengerikan dan senyap, ketika anda dapat mendengar jejak langkah yang berlalu, bahwa malaikat melewati semua rumah di tanah Mesir.
Dan di dalam rumah, di balik ambang pintu yang dioleskan darah, saya dapat membayangkan berbagai jenis orang. Dapatkah anda membayangkannya juga? Beberapa dari mereka tidak dapat tidur; beberapa diantaranya tidur nyenyak, beberapa diantaranya memiliki iman yang besar, beberapa diantaranya dengan iman yang kecil, sebagian lagi memiliki pertanyaan besar, sebagian lagi berada dalam keraguan dan ketakutan, dan beberapa orang lagi dalam kedamaian yang sempurna—percaya kepada Allah.
Tetapi jika mereka di bawah darah—jika mereka berada dalam rumah itu—jika mereka memiliki iman yang cukup untuk berjalan di pintu itu, mereka selamat. Malaikat melewatinya dan semua orang hidup dalam rumah itu.
Itu merupakan hal yang sama seperti hal yang kita temukan pada malam hari ini. Ada beberapa orang dari anda yang memiliki iman yang kuat. Ada beberapa diantara anda yang memiliki iman yang kecil. Ada beberapa diantara anda penuh dengan pertanyaan. Ada beberapa orang diantara anda berada dalam rasa takut dan khawatir. Tetapi ada pula yang berada dalam kedamaian yang sempurna. Tetapi jika anda berada di bawah darah Kristus; jika anda percaya Yesus; jika anda berada dalam Kristus; jika anda telah memiliki Yesus sebagai Juruselamat anda, anda aman dan anda selamat, sampai selama-lamanya.
Seperti yang dikatakan Paulus disini, “Telah dibenarkan karena iman, biarkan kita beristirahat dalam damai—mari kita memiliki damai dengan Allah—mari kita menikmati kepercayaan kita—mari kita memperoleh kelegaan di dalam Dia.” Dan saya ingin berkhotbah tentang hal itu malam ini. Itu merupakan pengantar dari saya.
Pekerjaan yang dilakukan Kristus bagi kita telah selesai dan sempurna. Pekerjaan penebusan—pekerjaan terhadap keselamatan kita—telah final serta sempurna—pekerjaan yang sempurna sampai selama-lamanya. Jika Allah adalah Allah, ketika Yesus mati di atas kayu salib, Ia berkata, “Sudah selesai.” Ketika Tuhan Yesus berdoa, dalam Doa Imam Besar, di pasal tujuh belas Kitab Yohanes, Dia berkata kepada BapaNya: “Aku sudah menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk dilakukan.”
Apa yang telah selesai? Pekerjaan penebusan, pekerjaan keselamatan; telah selesai sampai selama-lamanya. Ini merupakan fakta sejarah yang besar. Ini terjadi 2000 tahun yang lalu.
Sekarang, pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus di dalam saya tidak pernah selesai. Roh Kudus tidak pernah dapat berkata, “Telah selesai.” Hanya Kristus yang dapat menyatakan hal itu. Pekerjaan Roh Kudus di dalam saya, terus berlanjut, menolong saya untuk mengasihi orang-orang yang tidak saya kasihi: Tuhan, tolong saya untuk mengasihi mereka.” Ada beberapa orang yang anda lihat dan sulit untuk mengasihi mereka. Tetapi di dalam kuasa Roh Kudus, Allah berkata, “Kasihilah mereka. Kasihilah mereka.”
Apakah anda mendengar hal itu? Beberapa orang dari anda hanya perlu meletakkan keburukan anda di sebelah sana, ya Pak. “Buah dari Roh adalah kasih dan sukacita.”
Ketika saya melihat seseorang, dia sedang bersusah hati dalam bulan itu—dan dia memiliki sebuah panggilan untuk membayar pinjaman serta tidak dapat melakukan pembayaran terhadapnya—Saya berkata, “Anda harus melampaui hal itu. Itulah sebabnya mengapa anda harus memiliki iman, bersukacita.”
Damai. Saya tahu, merupakan hal yang sulit di luar sana ketika anda bertengkar dengan istri anda. Beberapa orang dari anda mungkin berpikir seperti ini: potong saja hal itu keluar! Damai!
Sabar menderita, kelemah lembutan, kebaikan, kesabaran. Harapan saya, seandainya Roh Kudus dapat mengubah beberapa orang dari kita—saya berharap Dia akan.
Mengapa, selama anda hidup, di sana ada pekerjaan Roh Kudus di dalam anda. Dan Roh Kudus tidak pernah selesai dengan kita. Tidak peduli seberapa baik kita, kita butuh untuk menjadi lebih baik. Dan Roh Kudus meneruskan pekerjaan itu di dalam diri kita.
Pekerjaan Kristus telah selesai, sampai selama-lamanya. Tidak ada hal yang perlu ditambahkan ke dalamnya. Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil hal itu. Anda tidak diselamatkan oleh Roh Kudus. Roh Kudus tidak dapat membatalkan dosa. Apa yang dapat membatalkan dosa adalah darah dari tebusan Yesus Kristus, Anak Allah. Dan darah Yesus, Anak Allah, membasuh kita dari semua dosa.
“Ini adalah darah dari Perjanjian Baru yang dicurahkan untuk menebus semua dosa.”
Kita diselamatkan oleh darah Yesus. Kita diselamatkan oleh karena ditebus oleh Kristus. Kita diselamatkan oleh salibNya, oleh pengorbananNya, oleh kematianNya di kayu salib. Kita dibenarkan karena pekerjaan Kristus yang telah selesai. Dan hal itu telah selesai sampai selama-lamanya.
Anda tidak dapat percaya kepada penebusan Kristus dan berkata, “Saya akan menambahkan ini dan itu. Saya harus percaya Yesus dan dibaptis. Saya harus percaya Yesus dan memegang perintahNya. Saya harus percaya Yesus dan—tidak! Di sana tidak ada sesuatu “dan.” Anda diselamatkan dengan percaya kepada Yesus dan hanya Yesus saja.
Anda ingat Nikodemus? Yesus berkata kepadanya, “Engkau harus dilahirkan kembali.”
Nikodemus berkata, “Bagiaman seseorang dapat dilahirkan kembali?”
Dan Yesus menjawab, “Ini adalah cara bahwa seseorang itu diselamatkan, orang itu harus menjadi anak Allah: Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan; sehingga setiap orang yang percaya kepadaNya, melihat Dia akan diselamatkan.” Melihat Yesus, dibasuh dalam darah Anak Domba, diselamatkan oleh anugerah tebusan dari Kristus Yesus.
Yesus tidak pernah berkata kepada Nikodemus: “Kamu harus berusaha sendiri untuk lahir baru.” Anda tidak dapat melakukan hal itu. Saya masih menunggu seseorang untuk berkata, “Saya berusaha untuk melahir barukan diri saya sendiri” sekali waktu. Anda harus memiliki ibu anda. Anda harus memiliki ayah anda. Itu merupakan sesuatu yang tidak fair bagi anda untuk berkata bahwa bahwa anda memiliki sesuatu untuk dilakukan sehingga dapat menjadi lahir baru pertama kali. Itu adalah sesuatu yang menggelikan.
Dan bagi anda untuk berkata, “Saya mendapati diri saya lahir untuk yang kedua kali” ini merupakan hal sama menggelikannya. Anda tidak akan pernah mendapati diri anda lahir untuk kedua kalinya lebih dari pada anda mendapati diri anda lahir untuk yang pertama kalinya.
Nikodemus bertanya, “Bagaimanakah seseorang dapat masuk kembali ke rahim ibunya dan dilahirkan lagi?”
Dan Yesus berkata, “Tidak Nikodemus. Seseorang dilahirkan kembali sama seperti ular yang ditinggikan di padang gurun. Barangsiapa yang percaya kepadaNya, melihat Dia, maka orang itu lahir kembali. Dia menjadi anak-anak Allah dengan melihat Yesus.”
Semua pekerjaan Roh Kudus adalah Dia membawakan buah, Dia memberikan buah, Dia memberikan semua karunia iman yang memuliakan Allah di surga.
Tetapi saya diselamatkan, saya dilahirkan kembali dengan melihat Yesus. Itu merupakan hal yang paling prinsip. Saya tidak akan pernah bertobat dengan cukup. Saya tidak akan pernah melakukannya dengan cukup. Saya tidak akan pernah menangis dengan cukup. Saya menderita. Saya tidak tahu bagaimana saya dapat bisa melakukannya terhadap Allah. dan ketika saya melihat kepada orang lain, mereka juga menderita dan mereka tidak dapat menolong saya. Dan ketika saya melihat hal lain selain iman, yaitu perbuatan, baptisan, saya tetap tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Tetapi dengan melihat Yesus, saya memiliki kedamaian. Dibenarkan oleh iman, kita tidak memiliki apa-apa tetapi berdamai dengan Allah selama-lamanya di dalam Yesus.
Saya berpikir tentang Simon Petrus, dalam banyak hal dia merupakan tipikal dari kita: Yesus berjalan di atas air pada waktu tengah malam, dan Petrus bersama-sama dengan murid-murid lainnya.
Yesus berkata, “Ini Aku, janganlah kamu takut.”
Dan simon Petrus berkata, “Jika itu Engkau maka biarkan aku datang dengan berjalan di atas air.”
Dan Tuhan berkata, “Datanglah, jangan ragu-ragu.”
Maukah anda mempercayai Allah? Ini bukanlah harus menjadi sebuah iman yang sangat hebat. Hanya percaya saja kepada Allah.
“Jika engkau ingin berjalan di atas air bersamaKu, keluarlah dari perahu ini dan berjalanlah di atas air ke arahKu.”
Dan Simon Petrus memiliki iman yang cukup, memiliki kepercayaan yang cukup di dalam Yesus untuk keluar dari perahu. Dan dia berjalan di atas air untuk menghampiri Yesus. Dan ketika ia berada di tengah danau, dia menghentikan pandangannya ke arah Tuhan. Dan dia mulai melihat ke arah angin dan gelombang. Dan dia dipenuhi dengan rasa takut dan dia mulai tenggelam dan berteriak, “Tuhan selamatkan saya.”
Dan Yesus kemudian meraihnya, dan berkata, “Simon, mengapa engkau bimbang? Mengapa engkau melihat angin, Simon? Mengapa?”
Sepanjang dia melihat Yesus, dia dapat berjalan di atas air. Ketika dia melihat Yesus di sana ada kedamaian. Di sana ada ketenangan. Dalam badai dan gelombang, dia berjalan di atas air.
Tetapi ketika dia berpaling dari Yesus, dalam angin yang kencang dan gelombang, dia dipenuhi rasa takut dan terror. Dia mulai tenggelam ke dalam ombak itu.
Sepanjang kita melihat kepada Yesus, sepanjang kita berpusat kepada Yesus, di sana ada kedamaian dan ketenangan. Sepanjang kita yakin di dalam Dia, sekalipun saya tidak benar, Dia tetap benar. Saya mungkin dipenuhi dengan rasa takut, tetapi Batu Karang tempat kita berpijak tidak pernah pindah.
Melihat kepada Yesus, kita memiliki kedamaian di dalam Dia, bukan di dalam hal-hal lain, bukan di dalam orang lain, bukan di dalam gereja, bukan di dalam kredo-kredo, sistem-sistem, doktrin. Kita memiliki kedamaian di dalam Tuhan Yesus Kristus: “Dibenarkan oleh iman, biarlah kita memiliki damai dengan Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus”—melihat kea rah Dia, melihat kepada Yesus.
Melihat ke arah Yesus, Dia adalah semua di dalam semua. Kita harus berhenti. Dia adalah keseluruhan kita di dalam semua. Apakah anda di dalam Kristus, yang telah dibuat untuk kita. Allah telah membuat Kristus bagi kebijaksanaan kita, keselamatan kita dan penyucian kita. “Seperti yang tertulis, biarlah mereka yang dimuliakan, dimuliakan di dalam Tuhan.”
“Bagi Dia, anda berada di dalam Kristus, yang telah dibuat Allah bagi pembenaran kita.” Saya dapat berputus asa di dalam diri saya sendiri, tetapi Dia adalah kebenaran kita.
“Dia telah dibuat bagi kita untuk menyucikan kita.”
Alih bahasa: Wisma Pandia