Daftar Isi

ANUGERAH  YANG DI ATASNYA KITA BERDIRI

(THIS GRACE WHEREIN WE  STAND)

 

Dr. W. A. Criswell

 

09-12-54

 

Roma 5:2

 

Anda sedang mendengarkan ibadah dari gereja First Baptist di pusat kota Dallas. Dan ini adalah pendeta yang sedang membawakan khotbah dari pasal lima melalui seri khotbah Kitab Roma.

Khotbah pagi ini dikutip dari ayat pertama pasal itu dan bagian khotbah yang kedua dari pasal lima. Dan khotbah pada malam nanti yaitu pada pukul 7.30 malam, khotbah kita akan menjadi bagian yang ketiga dari pasal lima Kitab Roma.

  Dalam pasal itu, anda akan memiliki jawaban terhadap beberapa pertanyaan tentang masa dan kekekalan. Dan membaca dari pasal kelima Kitab Roma, kita akan berbicara tentang asal mula dosa; di mana dan kapan dosa itu datang. Kita akan berbicara mengapa Allah membiarkan pemberontakan Adam. Bagaimanakah anak-anak kecil dan bayi diselamatkan, semuanya itu berada dalam pasal lima dari Kitab Roma.

Pagi ini ayat yang menjadi bagian kedua dari Kitab Roma:

 

Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,

Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

 

Jika saya dapat memilih sebuah subjek; anugerah ini, pengharapan ini, keyakinan ini yang di dalamnya kita berdiri.

Sekarang dengan meringkas secara cepat, untuk mengangkat benang merah yang telah kita tinggalkan sebulan yang lalu: tentang Paulus yang tinggal pada hari Penghakiman Allah yang Mahabesar. Ketika dia menulis surat ini, dia mengalamatkannya kepada jemaat  di ibu kota dari Kerajaan Roma. Di dalam surat itu, dia memulai dalam ayat delapan belas dari pasal pertama, dengan peringatan ini: “Sebab murka Allah telah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.” Lalu peringatan dari pasal itu, dia berbicara hari kemurkaan yang akan datang terhadap dunia, Graeco-Roma, peradaban dunia yang di dalamnya kemudian dia tinggal.

Dalam pasal yang kedua, pada bagian pertama, dia berbicara tentang penghukuman dan murka Allah terhadap pemberhalaan dan dunia berhala. Di bagain terakhir dari pasal itu, dia berbicara tentang penghukuman dan murka Allah terhadap orang-orang Yahudi, yang berharap, bahwa dia memiliki wahyu dari yang Mahabesar, dia telah dibebaskan dari kunjungan surga.

Dalam pasal ketiga, dia berbicara tentang kesimpulan bahwa semua dunia telah bersalah di hadapan Allah seluruh dunia akan berdiri di depan  hari penghakiman dari Allah yang Mahabesar. Kemudian di dalam pasal empat, dia berpaling kepada pengharapan yang berharga dan penuh berkat yang kita miliki di dalam Kristus, yang mengambil Abraham, bapa mereka,  sebagai sebuah contoh, dan orang yang tidak bimbang terhadap janji Allah.

Kemudian di dalam pasal kelima, sebuah ringkasan kecil dimana, yang dapat ditemukan dalam teks saya. Di dalam pengharapan ini, dan di dalam anugerah ini, kita berdiri dan bersukacita dalam janji Allah yang Mahabesar. Lalu sang rasul, di dalam Kitab Roma, dapat memberitahukan hari penghukuman dan kelepasan kita di dalam Kristus. Dia telah berbicara tentang semua penderitaan di dalam dunia ini dan yang tidak dapat dihindarkan dan berkata bahwa kita keluar dari penderitaan, datang ke dalam pengharapan kita dan pengharapan itu tidak akan pernah mengecewakan.

Sekarang berbicara tentang zaman Paulus, dapatkah saya menarik sebuah garis pararel antara zaman Paulus dengan zaman kita hari ini? Kita, juga di dalam zaman kita dan generasi kita, kita juga berada dalam sebuah hari dari penghukuman Allah yang Mahabesar. Seseorang tidak dapat membayangkan itu tetapi perasaan kagum akan ada di hadapannya.

Saya mengutip dari sebuah pembicaran baru- dari Perdana Menteri Kanada: “Kita telah mencapai sebuah waktu,” katanya, “dalam sejarah peradaban, yang saya percayai sebagai salah satu peradaban umat manusia yang paling krusial yang pernah kita hadapi. Kita tinggal dalam sebuah zaman dimana kita melihat konsekuensi yang kumulatif dari kecacatan sifat manusia yang mencapai puncaknya. Hari ini, ketika anda berbicara kepada manusia di dunia bisnis, dunia ilmiah, ladang ekonomi, politik, kita menemukan hal yang paling di pikirkan, pemikiran yang serius dari orang-orang setuju bahwa keadaan yang sekarang ini bahwa mereka tidak dapat melanjutkannya dengan jangka waktu yang lama tanpa memercepat sebuah krisis dalam skala yang besar dari umat manusia yang pernah diketahui.”

Dan dari seseorang yang lain, seorang penulis yang terkenal, negarawan dan penjelajah dunia: “Kita telah melintasi permulaan dari sebuah era baru. Dunia berada di persimpangan jalan. Kita berada di ambang batas dari sebuah kehancuran kapal Titanic, kecuali Allah turun tangan.”

Saya berkata bahwa kita akan berdiri dengan perasaan kagum di hadapan pengadilan Allah atas hari dan generasi dan dunia, dimana tempat tinggal kita telah tinggal. Sebagai suatu hal, kesuksesan yang menakutkan dari musuh yang telah mengucapkan sumpah untuk memusnahkan kita dan penghancuran yang menyeluruh, yang mungkin tidak dapat dilakukan tetapi hal itu telah membawa rasa takut terhadap hati manusia. 

Kita telah kalah di arena pertempuran: sebuah hari yang baru, sebuah pengalaman yang baru bagi bintang-bintang dan corak yang bergaris-garis, dan bagi kekuasaan dan kebesaran serta kejayaan yang dimiliki Amerika.

Apakah anda menyadari bahwa musuh kita di Korea tidak memiliki armada angkatan laut? Apakah anda menyadari bahwa musuh kita di Korea tidak memiliki angkatan udara? Kita membom mereka siang dan malam. Marinir kita dari sisi lautan juga menyerang musuh kita. Dan kemudian, tanpa pasukan laut, tanpa pasukan udara, mereka menekan kita mundur ke laut dan akhirnya menang dari kita dalam sebuah gencatan senjata yang tidak konsisten.

Apakah anda menyadari bahwa salah satu kekalahan terbesar sepanjang masa yang menjadi kekalahan kita di Indo-China? Ada beberapa tempat-tempat miskin di dunia: Amerika Tengah, Amerika Barat Daya, dan beberapa lainnya di Indonesia, Indo-Cina.Wilayah-wilayah yang miskin Asia itu berada dalam tangan musuh kita.

Dan tidak hanya itu, kita memiliki 700.000 lebih pengungsi. Saya mendengar sebuah artikel di surat kabar yang mengulas mereka. Kita telah menjadi orang yang tidak memiliki perasaan terhadap kesengsaraan dan hal yang tidak berprikemanusiaan dari masa ini hingga 700.000 orang tidak memiliki tempat tinggal, orang yang tidak mujur seakan itu tidak apa-apa, tidak berarti bagi kita pada masa ini.  

Kita tidak hanya kalah di medan pertempuran, tetapi kesuksesan musuh kita terdapat dalam perang kata-kata, Perang Dingin adalah salah satu ketakutan lainnya.  Kegagalan dari kedua anggota yang terkenal ini adalalah terhadap orang-orang di Jerman Timur adalah sebuah kemalangan yang bersifat kolosal.

Kerusakan dan kehancuran komunitas Eropa telah menyusun ulang pengharapan Amerika hingga di sana tidak ada seorang negarawan di dunia tahu apa yang akan terjadi di depan. Kelemahan Prancis dan Italia seperti manusia jerami yang berdiri bersama kita di hadapan musuh kita.

Bagaimanapun pada masa yang lalu kita mungkin memiliki kemampuan untuk menghitung pertolongan dan dukungan dari Inggris Raya, tetapi Inggris Raya sekarang menjadi netral. Dia tidak memiliki pilihan lain. Dalam setiap pertemuan yang dilakukan, pemimpin dari Inggris Raya akan berkata: “Tetapi ingat, dalam satu jam dari kota London kami, Manchester, Liverpool, dan kota Glasgow kami—dalam satu jam, sebuah pesawat udara yang menjatuhkan bom atom dapat menghancurkan Inggris raya dalam hitungan menit.”

Jepang adalah yang paling cepat rontok dari  lingkaran persahabatan Amerika. Dan Amerika sendiri telah menjadi putus dari sekutu-sekutunya satu demi satu. Dan kematian terjadi oleh seorang musuh dan oleh sebuah kekuasaan, seseorang, seorang pemimpin pernah berkata: “Apapun yang terjadi, jika tiga sampai empat dari populasi akan dunia hancur, jika hanya yang tersisa satu hingga empat orang akan menjadi komunis?”

Dan peralatan perang di tangan kita  pada hari ini menjadi sebanding. Ketakutan mereka hanya untuk disampaikan kepada mereka. Ada sebuah masa, dua atau tiga tahun yang lalu, ketika seluruh penduduk kota Dallas diberitahukan  bagaimana untuk melindungi diri mereka jika terjadi serangan yang tiba-tiba. Dan Forth Worth dan semua kota-kota diberitahukan bagaimana melindungi diri mereka dalam sebuah serangan.

Dan semua hal itu telah berlalu sekarang ini. Adalah suatu kebodahan untuk mengajarkan penduduk kota dalam melindungi diri mereka sendiri.  Pertahan baru kita sekarang ini adalah seperti ini: Jika Lousiville diserang, maka Indianapolis dan Nashville dan St. Louis akan diberitahu bagaimana melindungi sebuah kota yang mana sebuah bom hidrogen telah dijatuhkan.  Dan begitu juga dengan semua kota-kota yang ada di seluruh Amerika, jika hal itu terjadi di Chicago, maka Detroit atau St. Louis atau Indiapolis dan Milwaukee, dan semua kota-kota akan pergi untuk menolong penduduk kota Chicago yang sakit.

Hal yang paling ditakutkan dari prospek mengerikan itu adalah hal ini: bahwa masa berlangsung dengan cepat dimana seseorang dengan kejeniusan yang luar biasa memiliki kemampuan untuk menyebarkan rudal jelajah, rudal kendali jarak jauh, yang dapat mencapai udara pada ketinggian 70.000 dan 100.0000 yang memiliki jelajah yang luas dan titik serang yang tepat. Dan untuk bertahan terhadap serangan itu, tidak ada pertahanan yang cukup, tidak seorangpun dapat mengetahuinya, kita juga tidak dapat mengetahuinya.

Saya mendengar dalam sebuah pertemuan dimana saya berkhotbah yaitu di North Carolina, saya mendengar salah satu petugas angkatan bersenjata berkata, “Kita telah memiliki di tangan kita, sebuah alat yang tidak lebih besar dari sebuah pistol air dan sangat sederhana penggunaannya, dan jika ada seseorang yang datang ke tempat ini dan ada sekitar 3000 orang di sini, dengan pistol air yang kecil itu, dia dapat membunuh setiap orang di ruangan ini dengan sangat cepat.”

Dan dia berkata, “ Tidak hanya itu, bahwa kita sudah memiliki sebuah drum yang kecil yang panjangnya tidak lebih dari 18 inchi, yang dapat dijatuhkan di lembah ini, di lokasi Nashville, North Carolina, dan dalam hitungan menit maka setiap hal yang berwarna hijau dan setiap kehidupan dalam lembah itu akan musnah.”

Senjata-senjata ini tidak begitu fantastis, dalam sebuah imajinasi dan dalam pelatihan Ilmu pengetahuan, seseorang telah menggunakannya untuk menulis  artikel tentang apa yang kan terjadi dalam dunia dan dalam belahan bumi lain serta dalam setiap peradaban. Hal itu sekarang ada di sini. Dan mereka menggambarkan tentang penghukuman yang besar dari Allah yang Mahabesar. 

Tidak hanya kita akan menghadapi hari penghakiman itu secara nasional, internasional dan secara politik dan ekonomi, tetapi kita juga akan melihat sebuah hari penghakiman yang hebat secara rohani. Cina adalah sebuah lahan misionari kita yang luas. Tetapi Cina telah tertutup.

Salah satu misionaris Cina yang hebat telah berada di sini dengan kita pada hari ini. Dia dan suaminya yang terkemuka telah menempatkan hidup mereka dalam negri yang besar itu. Untuk tujuan apa? Untuk manfaat apa? Hanya untuk sebuah doa dan sebuah harapan bahwa dibalik penganiayaan yang mengerikan itu, orang-orang Kristen yang memiliki iman yang teguh itu tetap beriman hingga mati.

Tetapi hal itu tidak hanya berhenti sampai di sini. Ketika saya berada di India, ketika Dr. McCall dan saya berada di India, salah satu tujuan kami menjelajahi Negara itu adalah untuk meminta visa bagi Misionari Baptis kita.

Mereka menolak. Dan tidak hanya menolak kita, tetapi semua misionaris akan tertutup secara cepat dan keluar dari Negara India yang besar itu.

Ketika saya berada di India, saya melihat anak-anak kecil yang menggunakan bahasa Inggris di sekolah Inggris. Mereka sekarang mempelajari Hindu, mempelajari agama nasional India.

Hampir setiap wanita India yang anda lihat di jalan memiliki bintik oranye di tengah-tengah dahi mereka. Mereka pergi ke kuil, kuil Hindu dan beribadah. Ini merupakan bagian dari nasionalisme, sebuah hari yang baru bagi India.

Saya tidak memiliki cukup waktu untuk  berbicara tentang masa depan yang terbentang di Amerika. Amerika akan menjadi Negara urban. Kita tidak akan lagi menjadi masyarakat pedesaan, masyarakat wilayah. Kita akan menjadi masyarakat kota. Apa yang akan terjadi dengan kota-kota Amerika?

Saya telah berbicara dua minggu yang lalu dengan seorang teman pendeta saya, bukan seorang pendeta Baptis tetapi sebuah gereja Injili yang besar, dalam sebuah sebuah kota yang luas di timur laut Amerika, di New England.  Hanya orang itu yang memiliki mimbar injili dalam kota yang luas itu yang memiliki perhatian dan respek. Kesaksian Injil dari kaum Injili kita di kota yang luas itu telah mati. Dan hanya mimbarnya yang tersisa. 

Dan sangat mengejutkan bagi saya, sebagaimana saya berbicara dengannya, saya menemukan bahwa dia bersiap-siap untuk pensiun dan pergi dari tempat itu. Dia sedang bersiap-siap untuk menerima pekerjaan lain di wilayah lain di Amerika.

Dan ketika dia pergi, maka tidak akan ada yang tersisa yaitu seorang penginjil yang besar, penginjil Perjanjian Baru yang terkemuka yang memiliki kesaksian di kota yang luas itu di bagian utara dan timur Amerika. Dan apa yang telah terjadi di sana, akan terjadi secara besar-besaran dalam seluruh kota yang terkemuka yang berada di Amerika

Jadi, apa yang anda lakukan? Kemana anda akan berpaling? Bagaimanakah perasaan anda?

Menghadapi hari-hari menjelang kedatangan Kristus, dan dalam pasal satu dari Kitab Kisah Rasul, Tuhan Yesus berkata: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasaNya.” 

Menghadapi hari-hari dari intervensi pribadi dari Allah yang Mahabesar, hanya dua cara yang dapat kita lakukan. Yang pertama: Kita dapat tinggal dalam sebuah pelarian dari kebiasaan dunia, serta kalah dan putus asa, kemudian menyerah. Tidak memiliki hati untuk berusaha, tidak memiliki kekuatan atau kehendak untuk melawan. Jika dunia menjadi komunis biarlah dia menjadi komunis, jika dunia menjadi Katolik, biarlah mereka menjadi Katolik, jika menjadi Islam biarlah mereka menjadi Islam. Bagaimanapun mereka berpaling maka biarlah mereka berpaling. Dan bagi kita, kita akan tinggal dalam sebuah pelarian dari dunia serta melupakan hal itu dan membiarkan hal itu berlalu, tanpa dapat melakukan sesuatu apapun terhadap hal itu, lagi pula tanpa pertolongan, maka lupakanlah hal itu. Atau kita dapat bangkit dari dalam badai dengan anugerah Allah dan berusaha untuk bangkit dalam menghadapi masa dan waktu yang mengerikan ini. 

Dapatkah saya membicarakan hal itu dengan sebuah perbandingan? Tentang seekor tiram dan seekor rajawali, anda tahu bahwa tiram adalah sebuah ciptaan kecil yang tidak biasa. Allah memberikan baginya sebuah rumah kecil yang indah untuk didiami. Dan hal yang dia lakukan hanyalah membuka pintu rumahnya dan mengambil makanannya kemudian menutup rumahnya dan terhindar dari musuhnya. Dan di sana, ia sangat terlindungi dengan sempurna dalam dunia pelariannya dalam cangkang yang kecil itu, dan di sanalah dia. Dan saya tidak tahu bahwa dari setiap ikan, tidak ada yang lebih mudah ditangkap dan dimasak dari pada sebuah tiram. Dan dalam kebodohan saya, saya dapat memberikan tanda tentang tiram itu bahwa, dia selalu berakhir dalam sebuah sup.

Rajawali adalah seekor ciptaan yang tidak biasa dari yang Allah Mahakuasa. Ketika badai datang, seperti badai Hurricane—bukankah hal itu aneh karena mereka menamakan badai itu dengan nama perempuan, hurricane? Saya sendiri heran kenapa?

Rajawali adalah seekor ciptaan yang luar bisa dari Allah yang Mahabesar. Ketika badai Hurricane datang dan badai yang ganas bertiup, maka rajawali akan mengembangkan sayapnya mengatasi tiupan itu dan dia terbang naik hingga akhirnya dia mencapai langit yang biru mengatasi hurricane dan badai itu. 

Kita dapat hidup seperti tiram yang kecil dalam rumah kita yang kecil dan melarikan diri dari dunia. Atau kita dapat bangkit menghadapi badai.

Dan ini hal terakhir yang ingin saya bicarakan sejenak: bangkit untuk menghadapi badai. Isu pokok dari hal ini yang kita hadapi dengan serius dan mengerikan—isu pokok itu tidak akan pernah diputuskan dengan senjata atau dengan rencana-rencana perang serta tank.

Ada sebuah masa ketika seluruh peradaban dan seluruh bangasa ditaklukkan dengan kekuatan bersenjata. Tetapi masa itu telah berakhir. Manusia sekarang menaklukkan dengan cara yang paling sesuai: dengan mimpi, dengan visi, dengan pengabdian, dengan komitmen, dengan bujukan.

Saya dapat mengilustrasikan hal itu dengan tidak ada habisnya. Inggris menaklukkan India dengan kekuatan bersenjata. Mahatma Gandhi mengajarkan injil tanpa kekerasan. Tanpa sebuah tembakan dan tanpa ledakan bom, Mahatma Gandhi mendapatkan kekebasan India dari Inggris. Bagaimana? Dengan kekuatan dari idealisme dan komitmen yang luas.

Beberapa hari yang lalu, Inggris menyerahkan Terusan Suez. Apa yang mereka katakan di sukar kabar adalah sesuatu yang tidak dapat dipercaya. Terusan Suez, penghubung yang penting dari Kerajaan Inggris—mereka menyerahkannya, mereka melepaskannya. Bagaimana? Dengan kekuatan ide, komitmen dan semangat dari orang-orang. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk menyetujui tanpa komentar.

Orang-orang ini yang bertempur di medan perang di Korea, yang berada di arena perang itu untuk sebuah penyelesaian yang sukses di Indo China, dan orang yang berdiri seperti burung pemakai bangkai sepanjang Eropa hari ini dan akhirnya meliputi kita—mereka adalah orang-orang yang memberikan sebuah penyelesaian yang paling sesuai. 

Yesus berkata: “Lahan itu adalah dunia.” Tidak ada seorangpun yang dapat hidup sendiri dan tidak seorangpun dapat bertransaksi atas dirinya sendiri.

Lahan itu adalah dunia. Di dalamnya bergerak Komunisme dengan injil mereka, rasionalis dan materialis dengan filosofinya. Di dalamnya bergerak jutaan orang yang masih terhilang di dunia ini. Di dalamnya bergerak Roma Katolik. Di dalamnya bergerak semua kata-kata, dan pesan-pesan serta permohonan dan pernyatan-pernyataan yang merupakan usaha keras dari kewajiban manusia. 

Aleksander Agung tidak memiliki pewaris dan amak. Para Jendralnya berkumpul di sekitarnya dan berkata, “Siapakah yang akan menjadi penguasa kerajaan? Siapakah yang akan menjadi penguasa kerajaan?”

Dan Aleksander Agung menjawab: “Adalah bagi dia yang dapat mengambilnya.” Jadi, di dalam dunia yang luas ini, yang kita tinggali sekarang ini, siapakah yang secara mutlak dapat memenangkannya? Selain dari intervensi dari Allah yang Mahakuasa, Selain dari kedatangan Yesus yang kedua kali, menghadapi hari penampakanNya secara pribadi, siapa yang akan memilikinya? Siapa yang memiliki pengabdian dan komitmen untuk meraihnya? 

Apakah akan menjadi milik kita? Kita atau musuh kita? Terlepas dari iman kita atau iman orang lain, tetapi hal itu adalah bagi dia yang memiliki keberanian untuk meraihnya.

Tanpa bom, anda dapat. Tanpa senjata anda tidak dapat. Tanpa letusan peluru, anda tidak dapat. Dia akan meraihnya hari ini—jika dia merebutnya, dia akan meraihnya dengan permohonan dari sebuah ide yang hebat dan komitmen yang luas dan tidak terbatas.

Apakah maknanya bagi kita?  Hal itu bermakna dua hal. Makna yang pertama,  sebuah program misi, sebuah program pengajaran, sebuah program penginjilan melampaui semua hal yang pernah di peroleh oleh gereja dalam sejarahnya. Itu bermakna misi dan misi.  Itu bermakna misi dalam keluarga. Itu berarti misi dalam kota Dallas. Itu bermakna misi di tanah selatan. Itu berarti misi dalam daratan Amerika. Itu berarti misi melintasi lautan. 

Hal itu berarti memberitakan pesan dan pengharapan dan berkat yang kita miliki dalam kitab ini dan dalam Yesus Kristus.

Orang yang percaya dalam imannya dan yang percaya dalam pesan dan berani mati untuk hal ini, kepada Dia dan kerajaanNya. Itu bermakna misi. Itu berarti misi.

Itu berarti tidak ada hal lain selain misi. Ia bermakna sangat luas dan tidak terbatas, komitmen pribadi untuk tugas ini, yang dilakukan dengan serius, penuh perhatian dengan sungguh-sungguh, yang telah dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh setiap orang, sebuah tugas yang ada sejak Yesus menghadapi kayu salib di Kalvari. Dan hal itu tetap bermakna hingga hari ini

Saya tidak tahu sebuah transformasi empatik yang dapat ditambahkan pada kata-kata itu lebih dari pada laporan dari surat kabar tentang kematian presiden Brazil, Presiden Bargas yang melakukan bunuh diri. Ada sesuatu yang aneh dari kematian orang itu. Dan saya pikir kita tidak akan pernah tahu tentang semua latar belakangnya. Tetapi sedikit banyak saya dapat baca dari surat kabar.  

Bunuh diri seringkali bermakna bahwa seseorang telah kehilangan keseimbangannya, seperti menderita penyakit yang parah, orang yang sakit pikiran dan dia tidak bertanggungjawab dan mengakhiri hidupnya. Itu adalah sebuah bunuh diri. Dikuasai oleh rasa takut, dikuasai oleh rasa sakit yang dalam, dikuasai oleh perpecahan atau kedukaan yang dalam yang menghantui pikirannya. Hal itu merupakan hal yang membuat orang melakukan bunuh diri.

Ketika Presiden Bargas meninggal, entah bagaimana, dia memberikan kematiannya sebuah penafsiran dari Perjanjian Baru. Dia mati untuk menggoncangkan sebuah idealisme yang besar. Dia menulis sebuah surat. Dia menutup surat itu dengan kata-kata ini: “Aku memberikan kepadamu, rakyatku, hidupku. Sekarang aku menawarkan hidupku. Tidak ada yang tersisa.” 

Mereka mungkin mengetahui tentang komitmennya yang luas dari hidupnya terhadap rakyatnya, yang dia katakan bahwa dia telah berusaha untuk membantu mereka, orang-orang miskin dan yang berada di bawah tekanan. Bargas berkata, “Aku telah memberikan yang terbaik dari hidupku. Sekarang aku memberikan kematianku. Dan aku tidak memiliki sesuatu yang lain selain itu.”

Ketika saya membaca itu, saya kembali berpikir tentang sebuah ilustrasi lagi, kengerian yang tidak asli dari hari-hari ini dan pada masa ini, di mana anda dan saya, di anugerah bawah Allah, telah menyerahkan hidup kita, takdir kita dan keberuntungan kita.

Bagaimana kita melakukannya? Bagaimana Allah menginginkan kita melakukannya.? Jika Dia tinggal di sorga, jika ada Allah di atas sana, saya percaya Ia ada di sisi kita. Atau dapat saya katakan dengan lebih baik lagi bahwa: jika di sana ada Allah yang tinggal maka kita berada di sisiNya.

Dengan membuka kitab ini, dengan pesan pengharapan ini, dan Dia adalah Allah yang menjawab doa, yang memberikan kita jaminan kemenangan, bahwa hal itu tidak akan pernah gagal dalam tanganNya.

 

Dia melihat ke arah kita

Anugrah Allah

Dan bisikan Allah

Dan berkata kepadaku

Hal ini akan nyata

Hal ini akan nyata

Tiada pertolongan yang akan datang

Dari langit yang yang berwarna merah tua

Hingga umatKu bangkit

Hingga umatKu bangkit

LenganKu sangat lemah

Aku tidak dapat berbicara

Hingga umatKu berbicara

Ketika orang-orang turun

SuaraKu  turun

Aku tidak dapat datang

Hingga umatKu datang

Beberapa dalam planet

Bumi dan laut

Tangisan umatKu

Harus datang kepadaKu

Tidak hingga kematian terjadi

Tetapi kutukan,

Bolehkah Aku mengklaim milikKu sendiri

Dalam alam semesta

Tetapi jika umatKu bangkit

Jika umatKu bangkit

Aku akan menjawab mereka

Dari langit yang akan berhamburan

 

 Keluar dari penghukuman, keselamatan kita. Keluar dari penderitaan, pengharapan kita. Ini adalah anugerah yang diatasnya kita berdiri.

Baiklah, mari kita menyanyikan pujian kita. Dan sementara kita bernyanyi, seseorang dari anda, berikanlah hati anda kepada Tuhan. Datanglah ke dalam persekutuan jemaat ini, berdiri di samping kesaksian ini. Sementara kita menynyikan lagu ini, buatlah keputusan itu sekarang dan datanglah.

Di atas balkon itu dan yang di baris paling banyak, dalam  kelompok yang luas itu, seseorang dari anda atau satu keluarga dari anda: “Inilah kami pendeta, kami datang segera.”

 

Alih bahasa: Wisma Pandia