Daftar Isi

SEBUAH KATA YANG DAPAT MENGUBAH DUNIA

(A WORD THAT WOULD REMAKE THE WORLD)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

 

Khotbah ini dikhotbahkan di First Baptist Church in Dalas

31 Mei 1992

 

Alih  bahasa: Wisma Pandia, Th.M.

Editor: Dr. Eddy Purwanto, MM, PhD.

 

"Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah" (Roma 1:1)

 

Kitab Roma telah memimpin Agustinus, seorang teolog yang luar biasa dari Afrika Utara. Kitab Roma merupakan dasar bagi Reformasi di bawah gerakan Martin Luther. Dan Kitab Roma juga yang memimpin John Wesley ke dalam sebuah keselamatan di dalam Yesus Kristus.

Kitab ini dibuka dengan perkataan dalam bahasa Yunani, “Paulos doulos Iesou Christou.”  Paulus, doulos (seorang hamba), dari Iesous Christos (Yesus Kristus). Seorang budak dari Yesus Kristus. 

 

I. Perbudakan di Roma

 

Saya berharap agar tidak akan pernah ada lagi kota yang seperti Roma. Beribu-ribu orang hilir mudik di jalanan ibu kota kekaisaran yang besar itu, para prajurit pulang dari daerah taklukan dan dari penjarahan propinsi yang jauh, kemenangan yang besar mengikuti mereka dengan jumlah tangkapan yang tidak terhitung, kelompok yang berbaris berjejer dari tugu emas peringatan di dalam Forum, pedagang-pedagang berdatangan dari Asia, Afrika Utara dan Spanyol dan menjajakan dagangan mereka. Sehingga tidak heran jika mereka disebut sebagai kota yang dimasyurkan dalam nyanyian dan puisi. Dan di tengah-tengah ribuan pedagang-pedagang  itu, terdapat para doulos, para budak.  Jika saya dapat menggambarkan Kekaisaran Roma sebagai sesuatu yang lain, maka saya akan menyebutnya sebagai mesin para budak.

Saya telah membaca sejarah bahwa di antara populasi 100 juta orang, 60 juta diantaranya merupakan harta yang bergerak. Mereka tidak memiliki hak, baik secara legal maupun secara pribadi. Mereka bahkan tidak dapat menikah kecuali mereka telah memiliki ijin dari pemiliknya. Dan ketika anak-anak mereka lahir, mereka akan menjadi milik tuannya. Dan jika seseorang terpisah dari keluarganya, dia dapat dijual kepada siapapun dan kapanpun  dan dimanapun. Penyaliban, merupakan hukuman yang paling kejam, yang dilakukan oleh orang Roma untuk menggertak dan untuk melenyapkan para budak. Dan kadang-kadang mereka dikurung dalam ruang bawah tanah, yang sama sekali tidak dapat digambarkan.

 

II. Paulus Menyebut Dirinya Sendiri sebagai Budak Yesus Kristus

 

Suatu ketika saya pernah berada di Roma, dan mereka membawa saya ke tahanan bawah tanah Mamertine, yang terdapat di dua atau tiga di bawah lantai dasar. Hanya satu pintu masuk yaitu di bagian atas, sebuah pintu perangkap. Lebih mengerikan dari penjara Bastille. Saya lalu berpikir tentang kata-kata Dante yang terdapat dalam tulisannya Inferno, “Semua pengharapan terhilang dari orang-orang yang telah masuk ke sini.”

Itu merupakan gambaran, budak atau doulos dalam Kekaisaran Roma. Dan ketika saya membuka Alkitab saya, saya membaca “Paulos doulos.” Dan itu merupakan kata pertama dalam surat Paulus kepada jemaat Roma ini. Secara tiba-tiba dia meninggalkan kedudukan terhormanya sebagai orang Farisi dan kebanggaanya. Dia menempatkan dirinya pertama kali sebagai Paulos, “Paulus.” Kemudian saya melihat kata: doulos. “Paulus, seorang doulos (budak).” Sulit untuk dapat menjelaskan ini, tetapi lihat dan pikirkanlah itu. Manusia berusaha mengejar semua julukan yang hebat bagi diri mereka sendiri. Nama adalah nama. Raja, penguasa, jendral, pemimpin. Bukankah hal itu sangat berharga? Tetapi ini adalah,”Paulos doulos.” Saya tidak pernah mendengar seseorang mengklaim julukan itu, hal itu tidak ada dalam semua literatur dan sepanjang sejarah. Seorang budak. Seorang budak dari Ieosus Christos. Seorang budak dari Yesus Kristus.  Anda harus membaca Kisah Rasul dan melihat kedalaman arti dari budak itu. Bukan kehendak manusia, tetapi kehendak Allah. Bukan kasih manusia, tetapi kasih Kristus. Bukan dedikasi kepada manusia tetapi kepada Tuhan. Itulah seorang budak dari Yesus Kristus.

Ketika saya masih muda, di Tuskegee, Alabama, saya berkunjung bersama dengan Dr. Washington Carver. Ketika dia masih anak-anak, dia ditukar dengan seekor kuda oleh tuannya. Seorang budak yang akhirnya menjadi seorang ahli kimia yang terbesar di dunia yang pernah dikenal. Dulunya dia adalah seorang budak. Bagi kita, hal itu merupakan sebuah memori, tetapi bagi orang Roma, bahkan Plato dan Aristoteles mengakui bahwa perbudakan diperlukan dalam kehidupan manusia. Dan kata itu yang diambil oleh Paulus untuk dikenakan kepada dirinya sendiri, “Paulos doulus,” seorang budak.

 

Bagaimana Tuhan menempa orang ini. Apakah anda mengingat kerusuhan yang terjadi dalam Kisah Rasul 22 di kota Yerusalem, ketika para prajurit datang dan menangkap Saulus? Dia telah didakwa sebagi seorang perusuh. Dan berdasarkan kebiasaan orang Roma, untuk membuat seorang tersangka mengaku, mereka melakukan penyesahan. Dan ketika mereka hendak menelentangkan Paulus untuk disesah, anda ingat apa yang dikatakan Paulus? “Bolehkah kamu menyesah seorang warga Negara Roma apalagi tanpa diadili?”

Dan kepala pasukan Roma datang kepada dia dan berkata,  “Apakah engkau warga Negara Roma? Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga mahal, dan engkau adalah seorang warga Negara Roma?”

Dan dia menjawab, “Aku memiliki hak itu dengan kelahiranku.” Saulus, seorang warga Negara yang bebas. Saul (Saulus). Merupakan nama dari seorang raja Israel, seorang memiliki kepala dan bahu di atas seluruh warga kerajaan. Saul.  Dan ketika orang-orang Yahudi melempari Stefanus dengan batu hingga mati, dia tidak mengotori tangannya dengan batu. Dia memimpin eksekusi tersebut. Itulah Saulus.

Dan dia mengubah namanya, lalu dia mendaftarkan di sini, dalam surat Filipi 3 tentang mandatnya, asal-usulnya. Seorang yang memiliki kedudukan terhormat, seorang yang mulia. Lalu dia berkata, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus (saya menyerah sebagai seorang budak kepada Yesus Kristus).”

Ketika anda melihat “Saulus” dan itu adalah Paulus, anda berpikir bahwa Saulus adalah nama Ibrani dan “Paulus” adalah nama Latin. Paulus berkata dalam Efesus 3, “Aku adalah yang paling hina diantara orang kudus.” Dan dalam 1 Korintus 15:19, “Aku adalah yang paling hina dari semua rasul.” Anda lihat, Paulus dalam bahasa Latin adalah “untuk yang terkecil, yang paling kecil sekali.” Dengan kata lain ia mau berkata, “Dan di dalam hadirat Tuhan dan Juruselamat kita, Tuhan Yesus, saya yang paling kecil, dan Dia adalah yang paling besar.”

 

 

III. Paulus Meneladani Kristus

 

Dan dia menyatakan hal yang sama dalam surat Filipi, bahwa dia berusaha untuk menjadi sama dengan Tuannya. Dia adalah seorang budak yang berusaha untuk menyamai Tuhannya yang mulia. Dan bagaimana Yesus mengosongkan diriNya dan mengenakan rupa seorang hamba —dan anda telah menterjemahkannya sebagai “hamba”—dari kata doulos, seorang budak.

Sangat sukar bagi saya untuk membayangkan hal itu. Raja Kemuliaan, Tuhan dari segala ciptaan, lahir dalam daging manusia, dan selama 30 tahun tinggal dalam sebuah kota yang kecil, bekerja sebagai tukang kayu untuk mendukung keluargaNya. Dan bahkan ketika Dia meninggal, Dia melihat ke arah Yohanes dan berkata, “Inilah Ibuku, jagalah dia.” Itulah Tuhan Yesus.

Dan di dalam Markus 10, Yesus mengajarkan kepada kita, “Kamu tahu bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian diantara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi hamba dari semua” (Markus 10:42-43). Dan semua hal itu digambarkanNya dengan membasuh kaki para murid-Nya! Membasuh kaki mereka semua. Dan yang terakhir adalah dengan disalibkan. Hukuman diberikan kepada seorang budak untuk melayani kita semua. Dan kita dituntut untuk menjadi sama seperti Dia.

Dan itu merupakan contoh yang indah dan model iman serta pengharapan di dalam hati kita: untuk menjadi seorang budak bagi Tuhan kita dan bagi yang lain. Seperti yang Paulus sampaikan di dalam Galatia 1:10: “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.” Menyenangkan Allah dan bukan manusia. Betapa sebuah kehidupan yang indah yang digambarkan Paulus di dalam pribadinya.

Daniel dengan perintah Raja diharuskan untuk meminum anggur dan memakan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala-berhala. Dan ketika pemimpin pegawai istana menghidangkannya sesuai dengan perintah raja, dia menolaknya dan berkata, “Berikan padaku air,” dan menolak daging yang sudah dipersembahkan kepada berhala dan berkata, “Bawakan padaku sayur-sayuran”—itu merupakan ketetapan seorang pribadi hamba Allah.

Suatu ketika saya sedang berada di salah satu rumah diaken saya, Olen Harnid dan istrinya. Mereka berdua adalah guru Sekolah Minggu di gereja kecil saya. Dan pada malam itu sesuatu sedang terjadi. Anak gadisnya pulang dan masuk rumah, dan tiba-tiba langsung menuju kamarnya. Saya mendengar dia menangis di dalam kamarnya. Kemudian ibunya berdiri dan beranjak ke kamar anak gadisnya yang sedang menangis, setelah itu dia kembali, dan duduk di dekat saya serta berkata, “Pendeta muda, saya tahu anda melihatnya dan butuh penjelasan.”

Dia baru saja pergi dengan teman-temannya, berempat di dalam mobil, dan ketika dia menolak untuk melakukan kejahatan moral, mereka mendorong dia keluar dari dalam mobil dan dia berjalan dalam kegelapan malam sepanjang empat mil untuk pulang ke rumah.”  Anda lihat, seorang doulos dari Yesus Kristus, tidak berusaha untuk menyenangkan manusia, tetapi untuk menyenangkan Allah.

Di tempat baptisan ini, yang ada di gereja ini, salah satu anak dari orang kaya yang berada di kota Dallas ini hendak dibaptis dan keluarganya memiliki iman yang lain tentang baptisan. Saya membaptiskan anak muda itu dan kemudian keluarganya tidak mengakuinya. Dia rela kehilangan kekayaannya untuk menyenangkan Allah—seorang doulos, seorang hamba dari Yesus Kristus.

Tahukah anda bagaimana membuat sebuah rumah yang indah, rumah yang sangat indah? Itu adalah dengan memberikan perhargaan yang lebih antara satu dengan yang lain.  Suami adalah seorang hamba, istrinya yang terkasih adalah seorang hamba, dan keseluruhan tujuan hidup adalah untuk membahagiakan setiap orang. Apa yang harus saya lakukan untuk membuat anda bahagia? Itu adalah sebuah gambaran dari rumah yang indah, menjadi seorang doulos, seorang hamba.

 

IV. Perkataan yang dapat Mengubah Dunia

 

Apa yang telah saya sampaikan dengan judul khotbah kita? Perkataan Yang Dapat Mengubah Dunia. Anak-anak yang baik, harus membuat diri mereka menjadi anak-anak yang baik dengan menjadi duloi, hamba, yang menyenangkan ayah dan ibunya, menaati orang tua mereka di dalam Tuhan. Apa yang harus dibuat untuk menjadi seorang tetangga yang baik? Menjadi seorang hamba.

Dalam salah satu penggembalaan saya sewaktu saya masih muda, di sana ada keluarga Higgins dan keluarga yang lain, mereka memiliki tempat pertanian yang berdekatan. Dan keluarga Higgin telah menyebabkan keluarga ini sengsara hingga akhirnya mereka menjual pertanian itu dan pindah. Salah satu teman doa saya yang luar bisa, Mr Worthington, membeli lahan pertanian yang dekat dengan keluarga Higgins tersebut. Dapatkah anda mempercayai hal itu? Dia membelinya dekat dengan keluarga Higgins. Dan Mr Higgins datang dengan melintasi sungai dan berkata kepada Mr. Worthington, “Saya ingin anda tahu dan mengerti bahwa garis batas tanah saya adalah di sini, di sebelah  sungai kecil ini.” Padahal dalam suratnya tertulis bahwa batas tanahnya adalah sungai kecil itu. Tetapi Mr Hinggins berkata, “Saya ingin anda tahu bahwa batas tanah adalah di sini, dan keseluruhan sungai kecil itu adalah milik saya. Saya ingin anda tahu hal itu.”

“Dan diaken saya dan teman saya yang sangat mulia itu menepuk pundak Higgins dan berkata, “Tetanggaku yang baik, anda tempatkan saja garis batas itu sesuai dengan apa yang anda inginkan dimana ia seharusnya diletakkan, dan di sanalah batasnya, dan saya akan menjadi teman anda serta tetangga anda.”

Ketika beberapa hari berlalu, Mr. Higgins yang jahat itu kembali dan mencari-cari diaken saya dan berkata kepada dia, “Mr. Worthington, Mr. Worthington, saya tidak pernah menjumpai seorang yang berbicara seperti itu kepada saya atau berbuat sebaik itu kepada saya. Kita akan keluar dan meletakkan garis batas di sungai. Garis batas berada di sungai, dan sisi sungai ini dan keseluruhannya adalah milik anda dan di sebelah sana akan menjadi milik saya, dan kita akan menjadi teman dan tetangga untuk tahun-tahun selanjutnya.”

Ini merupakan sebuah kata yang dapat mengubah dunia. “Saya adalah pelayan anda. Saya adalah sahabat anda. Saya adalah mitra doa anda.” Ini adalah sebuah kata yang dapat mengubah gereja. “Anda tidak perlu memilih saya atau bersujud kepada saya, atau menghormati saya atau meninggikan saya. Saya seorang doulus. Saya seorang hamba dari Yesus Kristus, dan setiap tempat yang sederhana sangat indah bagi saya.”

 

Dimanakah seharusnya  aku melayani hari ini, Tuhanku?

Sehingga kasihku mengalir dengan bebas

Dan Tuhan menunjukkan sebuah tempat yang sangat kecil

Dan berkata, “Peliharalah itu bagiku.”

Aku berteriak dengan keras, “Oh Tuhan, jangan di sana!”

Mengapa di sana, tidak seorangpun yang akan pernah melihat,

Tidak peduli seberapa baik aku mengerjakannya.

Bukan tempat kecil itu yang seharusnya bagiku.”

Dan ketika Tuhan menjawab, Dia menjawabnya dengan lembut.

Dia menjawabku dengan lembut.

“Beritahukan kepadaKu anakKu,

Engkau bekerja untuk mereka atau untukKu?”

Nazaret adalah sebuah tempat yang kecil

Demikian juga Galilea.

 

Anda tidak perlu memilih saya atau menghormati saya. Saya hanya seorang doulos. Saya seorang hamba dari Yesus Kristus. Dan betapa indahnya kata itu ketika itu diaplikasikan kepada jiwa-jiwa yang telah menang.

Di dekat gereja kecil saya, ada saudara Burkhalter yang menggembalakan sebuah gereja Baptis kecil, sementara istrinya telah meninggal. Dia adalah orang kudus di hadapan Allah. Dan di kota kecil itu ada keluarga yang sangat antiteistik, anti-Allah dan anti-Kristus, anti-gereja dan anti-segala-galanya. Namun akhirnya ia mengalami sakit yang sangat parah. Dan agar dia dapat beristirahat pada malam hari, istrinya harus membasuh kakinya dalam air hangat. Dan saudara Burkhalter melihat hal itu. Dan pada suatu malam, dia mengambil pakaian pelapisnya serta berlutut, dan dalam baskom yang berisi air hangat itu dia membersihkan kaki orang kafir itu. Dan ketika dia sedang  membasuh kaki orang atheis itu, pria itu menjatuhkan air mata. Dan sudara Burkhalter dengan mudah memenangkannya kepada iman dan kepada Tuhan.