Daftar isi

PANGGILAN YANG EFEKTIF DARI ALLAH

(THE EFFECTUAL CALLING OF GOD)

 

Dr. W. A. Criswell

 

06-05-83

 

Roma 9:15-16

 

Judul khotbah yang dipublikasikan dalam bulletin yang tertulis di sini adalah: Kebaikan Alkitab tentang keselamatan. Ini merupakan khotbah tentang pilihan, panggilan dan pemilihan Allah.

Dan sebagai sebuah latar belakang, bukan sebagai sebuah ekspositori dari khotbah, tetapi sebagai latar belakang teks, saya akan membaca Roma 9, ayat 15 dan 16. Roma 9:15 dan 16:

 

Sebab Ia berfirman kepada Musa, "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."

Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.

 

Jika kita diselamatkan, kita diselamatkan oleh kemurahan dan anugerah Allah, bukan karena kelayakan kita  atau oleh karena usaha keras kita. Allahlah yang telah menyelamatkan kita dan hanya Allah saja. Keselamatan kita dimulai di dalam Dia, bukan di dalam kita. Diawali di dalam anugerahNya, di dalam pemilihannya, di dalam panggilanNya dan di dalam kehendakNya.

Kita diselamatkan di dalam anugerahNya. Alkitab berkata tentang hal itu, seperti di dalam Efesus 2:1 “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.” Kita hanya sebuah mayat dalam pemandangan Allah, di dalam kehadiran kekudusanNya. Kita telah mati. Kita adalah mayat. Kita lahir dalam kematian. Kita lahir di dalam dosa bahkan mengandung dosa. Semua kecendrungan kita dan ketertarikan kita mengalir dibawah perintah dosa. Kita secara alami telah diatur dalam sebuah perintah dosa. 

Apakah anda pernah berdiri di air terjun Niagara? Sungai yang sangat besar itu jatuh diatas ngarai yang curam. Hal itu berlangsung secara natural.  Jatuh secara alami. Hal itu tidak dapat naik tetapi jatuh. Dan setiap air yang jauh mendorong yang lainnya di dalam realm air terjun yang besar itu.  

Kita telah di tempatkan dalam sebuah kejatuhan. Yeremia 6;7 berkata bahwa kita seperti  mata air yang meluapkan airnya, sebuah luapan dari kejahatan, demikianlah kita semua.

Saya terjatuh diantara dua dua rel: yang pertama dalam keinginan daging dan yang lainnya dalam kehendak saya yang telah jatuh. Dan saya berdiri di dalam jalan kecil dari sebuah penghakiman yang tidak dapat dielakkan, kematian yang tidak dapat ditawar. Saya seperti seorang manusia yang terjatuh di antara du rel besi. Dan, derap yang datang kepada saya adalah sebuah rantai yang besar dari kereta yang melaju dengan cepat. Saya dapat melihat lokomotif itu dan berusaha  berdebat dengannya: Engkau melaju terlalu cepat. Atau engkau mengikuti rel ini dengan tepat juga. Dan apakah engkau tidak memiliki rasa kasihan atau simpati?

Satu-satunya hal yang dapat saya lakukan adalah merebahkan diri dan menjatuhkan pelat di atas wajah saya sebagaimana kereta raksasa itu melaju di atas saya. Saya tidak dapat menyelamatkan diri saya sendiri. Saya, bersama dengan anda—kita telah mati, secara natur, di dalam pemberontakan kita dan dosa-dosa kita. Kita hanyalah mayat di hadapan kekudusan Allah.  

Dan seonggok mayat tidak dapat membangkitkan dirinya sendiri. Ia telah mati. Seoonggok mayat tidak memiliki kehendak untuk membuat dirinya sendiri lahir kembali menjadi baru. Seonggok mayat tidak bisa membangunkan dirinya sendiri untuk hidup. Ia telah mati.

Dan saya tidak dapat berdiri dan berkotbah untuk mayat yang mati dan berkata, “Tidakkah kamu melihat?” Tetapi sebuah mayat tidak dapat melihat. Dan saya tidak dapat mengangkat suara saya dan berkata kepada sebuah mayat yang telah mati, “Tidakkah kamu mengerti?” Tetapi sebuah mayat tidak dapat mendengar. Ia tidak dapat membangunkan dirinya sendiri. Ia tidak dapat memilih. Ia tidak dapat melihat. Ia tidak dapat mendengar. Ia tidak dapat berpikir. Ia tidak dapat mengerti. Ia telah mati.

Kita terkungkung sama seperti Nikodemus, dan hanya dapat berharap terhadap kuasa yang  meregenerasikan dari Roh Allah yang melahirkan kita menjadi  baru. Kita terkurung seperti Lazarus, di dalam kuburan dan hanya dapat berharap terhadap kuasa Kristus yang membangkitkan kita dari kematian. Kita terkurung seperti tulang-tulang kering di dalam penglihatan nabi Yehezkiel dalam pasal 37: “O nafas Allah, berhembuslah ke dalam tulang-tulang kering ini.”

Inisiatif dari keselamatan kita, dari panggilan kita, dari regenerasi kita, dari kelahiran baru kita, dari keselamatan kita berada di dalam Allah dan bukan di dalam kita. Konsekuensi dari kelahiran baru kita, regenerasi kita, panggilan kita merupakan sebuah karunia dari Allah. Hal itu datang dalam kemurahan dan anugerah dari sorga, “Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya, Allah menyelamatkan kita.” Demikianlah yang ditulis Paulus dalam Titus 3:5.

Jika saya diselamatkan, jika saya diregenerasikan, jika saya akan melihat wajah Allah di sorga, hal itu disebabkan oleh pemilihanNya, kemurahanNya, anugerahNya, panggilanNya yang efektif. Di atas sana dari sorga, saya melihat ke bawah, ke dalam neraka, ke dalam api yang kekal dari orang-orang yang telah melakukan dosa yang sama, seperti yang telah saya lakukan. Tetapi mereka dihukum dan saya bersama dengan Allah di dalam sorga.

Oh, anugerah dan kemurahan dari Tuhan kita, yang dilimpahkan kepada saya. Saya pantas untuk dihukum. Tetapi Allah telah menaruh belas kasihan ke atas saya.

 

Sebuah monumen dari anugerah

Seorang pendosa yang telah diselamatkan oleh darah Kristus

Aliran kasih yang aku temukan

Hingga kepada sumbernya, yaitu Allah

Dan di dalam dadanya yang besar

Aku melihat kekekalan melalui

Kasih yang diberikan kepadaku

 

 

Adalah Allah yang telah menyelamatkan aku. Dan itu bukan sebuah pikiran yang timbul kemudian di dalam diri Allah. Dalam Efesus 1:4: “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, untuk menjadi anak-anakNya.”

Dan seperti yang ditulis Petrus dalam 1 Petrus 1: “Dipilih sesuai dengan rencana Allah.” Hal itu bukan sebuah dampak, sebuah pikiran kemudian,  yang telah dilakukan oleh Allah. Sebelum Dia menempatkan dunia di alam semesta ini, Allah telah mengenal kita, memanggil kita berdasarkan nama kita dan menuliskannya dalam Kitab Kehidupan Anak Domba di dalam surga.

“Ditetapkan sebelum dasar-dasar diletakkan,” kemurahan Allah diperpanjang melalui kita, semua langkah ini, dan semua kebajikan ini dan semua kemuliaan dari keselamatan kita berada di dalam Dia. Dia telah melakukannya. Allah telah melakukannya.  

Di dalam pasal enam Kitab Yohanes, adalah Yesus yang berkata bahwa Dialah yang telah memilih kita. Yoh 6:37: “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu.” Dan dalam ayat 44: “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik  oleh Bapa yang mengutus Aku.” Dalam ayat 65: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”

Dan di dalam doa Tuhan Yesus dalam Yohanes 17: “Sama seperti Engkau telah memberikan kepadaNya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepadaNya.” Di dalam pasal enam: “Engkau telah memberikan mereka kepadaKu.” Dalam ayat sembilan: “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab mereka adalah milikMu.” Adalah Allah yang telah meraih kita, untuk menyelamatkan kita di dalam anugerahNya, di dalam pilihanNya. 

Di dalam pasal 5 dari Kitab Kisah Rasul, kita diperkenalkan kepada sebuah kebenaran yang besar: Ketika aku bertobat, maka pertobatanku adalah sebuah karunia dari Allah. Dalam pasal lima ayat 31: Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kananNya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.”

Di dalam pasal sebelas dari Kisah Rasul: Allah telah memberikan kepada mereka, kata Simon Petrus kepada kita orang-orang non Yahudi—“Allah telah memberikan kepada mereka karuniaNya kepada mereka sama seperti kita.” Dan, “ketika mereka mendengar hal ini, mereka memuliakan Allah dan berkata, Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.”

Kita semua, dengan iman, menerima karunia dari Allah. Dan iman itu adalah sebuah karunia dari Allah sendiri.

Di dalam pasal lima belas dari Kisah Rasul: “Allah memberikan mereka Roh Kudus,” di dalam hati mereka, menguduskan hati mereka oleh iman. Iman yang menguduskan kita adalah sebuah karunia dari Allah.

Di dalam Kitab Roma, pasal 12: Inilah yang aku katakan berdasarkan anugerah yang telah diberikan, kepada setiap orang…Allah memberikan kepada setiap manusia ukuran dari iman.” Iman kita merupakan sebuah karunia dari Allah.

Efesus 2:8 dan 9: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri.” Hal itu datang dari Allah—“bukan hasil usaha, tidak ada seorang pun dapat berkata. Saya yang telah melakukannya.” Lihat kepadaku. Aku yang  mengusahakan keselamatanku. Saya melakukannya sendiri. “Bukan hasil usaha, tidak seorang pun yang dapat memegahkan diri.” Keselamatan kita, panggilan kita, regenerasi kita, kesadaran kita, kehadiran kita pada suatu hari di dalam sorga adalah sebuah kemurahan dan sebuah karunia serta sebuah anugerah dari Allah.

Sekarang, ketika saya membaca hal ini di dalam Alkitab, saya melihat ke dalam hati saya. Ini merupakan sebuah konfirmasi di dalam pengalaman saya? Hanya itu dan bukan hanya di dalam milik saya, tetapi di dalam setiap orang yang pernah datang kepada Yesus sebagai Juruselamatnya; seorang wanita atau seorang pria, setiap orang dari kita. Ketika kita melihat kembali ke dalam pengalaman kita, pengalaman kita mengkonfirmasikan apa yang Alkitab nyatakan: bahwa Allah yang telah menyentuh saya. Bawa Allahlah yang telah memanggil saya. Bahwa Allahlah yang telah meraih saya.

Dan bahwa Allahlah yang telah menyelamatkan saya. Hal itu merupakan kemurahan dariNya dan anugrahNya yang membuat saya datang dan mengenal Yesus. Di dalam Dia saya telah menjadi ciptaan baru.

Dan saya melihat kembali tahun-tahun kehidupan saya. Salah satu orang muda yang pergi bersama saya ke sekolah, dua kali dia dikirim ke penjara. Dan yang terakhir kali, salah satu narapidana mengambil sebuah pemukul bisbol dan memukul kepalanya hingga pecah.

Dia dibesarkan dalam keluarga Kristen yang sama seperti saya. Mengapakah saya telah dipanggil dan anuggerah Allah telah menyentuh saya? Hal itu karena kemurahan Allah yang penuh kasih dari dalam sorga.

Dalam keluarga saya, ada saudara laki-laki saya yang dibesarkan bersama saya, usianya dua tahun lebih muda dari saya. Jika saya telah merasakan panggilan dari Allah untuk menjadi seorang pendeta ketika saya masih kecil dan masih duduk di sekolah menengah pertama, mengapa dia tidak merasakan panggilan itu? Dia tidak pernah mendengarnya. Saya mendengarnya. Allah memanggil saya.

Dan saya mendengarnya, ibu saya memberitahukan kepada saya, ketika saya masih kecil, ketika orang-orang meletakkan tangan mereka di atas kepala saya dan berkata, “Nak, apa yang akan kamu lakukan ketika kamu bertambah besar, ketika kamu telah dewasa? Ibu saya, ayah dari ibu saya adalah seorang dokter. Dia adalah seorang dokter pada pasukan konfederasi. Ayah ibu saya adalah seorang dokter. Ibu saya berbicara kepada saya dan bertanya, ketika saya masih seorang anak kecil, “Kamu akan menjadi apa ketika kamu sudah dewasa?” Dia memberitahukan saya supaya saya menjawab, “Saya akan menjadi seorang dokter, seperti kakek saya.” Ayah dan ibu saya memiliki kekecewaan yang dalam ketika saya memberikan hidup saya untuk menjadi seorang pendeta sejak masih kecil.

Saya menyukai profesi medis. Ketika saya berada di Baylor, saya mengambil setengah lusin mata kuliah dari pramahasiswa kedokteran, dam memiliki nilai yang tinggi. Saya menyukainya. Saya menyukai seorang dokter, karena dia memiliki pintu yang terbuka dengan luas untuk menjangkau orang kepada Kristus

Tetapi saya telah mengecewakan ayah dan ibu saya ketika saya berkata: “Allah telah memanggil saya. Dan saya telah memberikan hidup saya terhadap panggilan yang dari sorga itu.” Allahlah yang telah melakukannya.

Di dalam kisah yang tertulis dalam 1 Samuel, Eli yang sudah tua dan seorang bocah kecil yaitu Samuel, tinggal di dalam tenda yang sama, di dalam Kemah Allah. tetapi hanya bocah kecil itu yang mendengar panggilan dari Allah. Eli tidak mendengarnya, tetapi Samuel mendengarnya.

Itu merupakan kemurahan dan anugerah dari Tuhan kita, dimana kita telah dipilih. Adalah Allah yang melakukannya di dalam kemurahanNya bahwa kita telah dipilih, ditetapkan dan dipanggil. Dan pengalaman setiap orang akan mengkonfirmasikan perkataan dari Kitab Suci.

Ketika kita datang kepada Allah, kita akan mempelajarinya kemudian, bahwa Allah yang pertama kali menggerakkan kita. Ketika kita mengasihi dan percaya kepada Tuhan Yesus, kita akan mempelajarinya kemudian bahwa Dialah yang terlebih dahulu mengasihi kita. Ketika kita menjawab panggilan Allah, kita akan mempelajarinya kemudian, bahwa Allahlah yang pertama kali telah memanggil kita.

Para penulis himne zaman dahulu persis seperti itu. Isaac Watts, anda menyanyikan sebuah lagu yang ditulis oleh Isaac Watts beberapa waktu yang lalu: “Aduh! Dan apakah Juruselamatku berdarah dan apakah Penguasaku telah mati….” Isaac Watts menulis himne ini pada tahun 1748:

 

Mengapa aku diciptakan

Untuk mendengar panggilanMu

Untuk masuk ke dalam ruangan sana

Ketika ribuan orang menghina

Ketika ribuan orang menjadi

Seseorang yang bersuara sedih

Dan merasa lebih baik kelaparan dari pada datang

Dalam masa kasih yang sama

Yang menyebarkan udangan pesta

Kuasa yang manis yang menuntunku masuk

Sekalipun aku masih memiliki

Penolakan untuk merasakan

Dan binasa di dalam dosaku

Terowongan dari bangsa-bangsa

Oh, Tuhan kami

Paksalah dunia untuk datang

Kirimkanlah kata-kataMu yang membawa kabar mulia

Dan bawalah pengembara pulang

 

Sebagaimana kebiasaan pada masa lalu, bertahun-tahun yang lampau, Josiah Condor menulis himne ini:

 

Bahwa bukan aku

Yang telah memilih Engkau

Demi Tuhan, hal itu tidak akan terjadi

Keingin hati ini

Masih menolak Engkau

Tetapi Engkau telah memilih aku

Menjauhkan dari dosa yang menodaiku

Membasuhku dan

Membebaskanku

Dan hingga masa akhir ini

Menobatkan aku

Bahwa aku harus

Hidup bagimu

Melalui kedaulatan

Anugerah yang telah memanggilku

Dan berbicara melalui pikiran yang terbuka

Dan dunia juga memilikinya

Yang memikatku

Sehingga buta terhadap kemuliaan surga

Hatiku sendiri

Tiada tentangMu

Terhadap kekayaan anugerahMu

Aku haus

Pengetahuan ini

Jika aku mengasihi engkau

Engkau harus memiliki

Kasih kepadaku terlebih dahulu.

 

Adalah Allah yang telah menyelamatkan kita. Di dalam kemurahanNya dia meraih dan menyentuh kita dan meregenerasikan kita, menyelamatkan kita dan membasuh kita dan membersihkan kita serta mengampuni kita. Allah yang telah melakukannya.

Saya berpikir tentang seseorang yang sedang berjuang  di dalam sungai. Dan dia terjatuh untuk yang ketika kalinya, sehingga akhirnya dia menjadi pingsan. Dan ketika dia sadar, dia menemukan dirinya berada di tepi sungai, serta selamat. Sementara dia berbaring di sana, dia melihat keatas dan dia berkata, “Luar biasa, di dalam pergumulan saya, saya telah membuat usaha yang terakhir. Dan saya telah menjatuhkan diri saya ke pinggir sungai dan saya telah selamat.”

Tetapi, penjelasan itu tidak memuaskan hati atau pikiran, bukankah begitu? Sebaliknya, ketika dia terbaring di tepi sungai, dan dia membuka matanya dan sadar, di melihat ke atas ke dalam wajah seseorang yang berdiri di dekat dia, yang terlihat basah, dan terlihat letih. Dan orang itu berkata, “Saya melihat anda sedang berjuang di dalam sungai, terjatuh untuk yang ketiga kalinya. Dan saya telah berusaha menyelamatkan anda.” Penjelasan itu memuaskan hati saya. Saya dapat mengerti hal itu dengan jelas.

Hal itu sama dengan jiwa saya. Ketika saya berkata kepada jiwa saya, “Jiwaku, engkau melakukannya dengan baik. Engkau berusaha dengan keras serta berjuang dan engkau bekerja serta memperoleh hasilnya. Dan engkau telah menyelamatkan dirimu sendiri.” Bagaimanapun hal itu tidak memuaskan hati saya. Dan hal itu tidak memuaskan pikiran saya.

Tetapi, ketika saya melihat ke dalam wajah Tuhan Yesus, dan saya berkata, “Tuhan di dalam kemurahan dan kebaikan serta anugerah dan pengampunanMu, Engkau telah melakukannya. Terima kasih Tuhan, Engkau telah melakukannya.” Ketika saya melakukan itu, maka itu akan memuaskan hati dan pikiran saya. Saya telah masuk ke dalam kebenaran yang agung dari kemurahan dan anugerah dari panggilan serta pilihan Allah.

Dan bukan hanya itu saja, ketika saya melihat ke dalam tahun-tahun hidup saya, maka hal itu meneguhkan apa yang Alkitab telah katakan. Dan ketika saya melihat ke masa yang akan datang, saat itu, bersama-sama dengan anda, yang telah ditebus oleh darah Allah, saya berdiri di dalam sorga.

Kita memilikinya dalam Wahyu, sebuah Penyingkapan, lagu yang akan kita nyanyikan. Apakah itu? Apakah hal itu berupa: Kemuliaan bagi saya? Saya telah melakukannya?

Atau, nyayian yang seperti ini? Wahyu 1:5: “Bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya. Bagi Dialah kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.”  Atau dalam lagu yang sangat indah, lagu yang saya sangat senang mendengarnya ketika dinyaynikan oleh jemaat kita, yang terdapat dalam Wahyu pasal 5:

 

"Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"

Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"

 

Hal itu berada di dalam anugerahNya dan di dalam kemurahanNya yang telah menyelamatkan kita.

Ada sebuah panggilan yang efektif dari Allah. Ada sebuah panggilan umum, sebuah panggilan yang universal. Anda dapat menemukannya dalam sebuah ilustrasi tentang hal itu di Kitab Wahyu 22:17, undangan yang terakhir dari Alkitab: “Roh dan pengantin perempuan itu berkata: marilah!”—Roh Kudus dari Allah dan jemaat—

 

Roh dan pengantin perempuan itu berkata:”Marilah!” dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata:”Marilah!” Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil airkehidupan dengan Cuma-Cuma!

 

Ada sebuah panggilan umum. Ada ribuan orang yang mendengar Yesus berkata, di dalam HariNya, yang berkata: “Datanglah kepadaKu.” Panggilan umum yang akan mendengar perkataanNya. Ada ribuan orang yang mendengar Martin Luther berkhotbah, Yohanes Crystosomus, Savanorola, ada ribuan orang yang tahu tentang hal itu. Ada ribuan orang yang tidak terhitung yang telah mendengar Goerge Whitefield dan Jonathan Edward. Dan ada ribuan orang pada hari ini, yang mendengarkan khotbah dari seorang penginjil seperti Billy Graham.

Panggilan umum. Beberapa dari mereka telah mendengar dan sungguh-sungguh mendengar. Beberapa orang dari mereka pada masa Yesus di dunia, memberikan respon penerimaan. Beberapa orang melakukannya pada masa Luhter dan Crystosomus. Beberapa orang melakukannya pada zaman Whitefield dan Edward. Tetapi hanya beberapa orang yang mendengarnya dan merespon.

Panggilan efektif dari Allah. Demikian juga pada hari ini. Banyak orang di sini, tetapi hanya beberapa orang yang memberikan respon. Di dalam pasal tiga belas Kitab Kisah Rasul, dalam ayat empat puluh delapan:

 

Mendengar hal itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal menjadi percaya.

 

Lihat kembali di dalam 2 Tesalonika pasal 2 dimulai dari ayat 13: “Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untk diselamatkan dalam roh yang menguduskan kamu dan kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan.”

Ada sebuah panggilan umum yang di dengar oleh ribuan orang, tetapi kebanyakan dari antara mereka menolaknya. Tetapi di sana ada sebuah panggilan yang efektif, panggilan terhadap orang pilihan. Dan di sana akan ada orang yang akan merespon dengan hidup mereka. Mereka mendengar panggilan Allah. dan mereka menjawab dalam komitmen dan kemuliaan dan hormat dan kasih setrta kepercayaan dan dalam iman. Allah selalu melakukannya sendiri, selalu melakukannya.

Sebagaimana yang anda ketahui, saya membaca Spurgeon, Charles Haddon Spurgeon, pengkhotbah London yang termashyur. Saya membacanya tentang dia sepanjang waktu.

Ketika spurgeon berumur 20 tahun, dia adalah seorang pendeta di Gereja Baptis New Park, di London, Inggris. Ada 1 200 orang yang duduk di sana. Dan ketika dia  datang ke sana untuk pertama kali, hanya ada  85 jemaat. Tidak lama kemudian orang-orang itu tidak lagi memiliki kapasitas tempat duduk di dalam gereja itu.

Mereka akhirnya menghancurkan dinding gereja itu dan memmbangun ulang. Dan mereka tetap kekurangan kapasitas tempat duduk. Suatu hari dia melakukan ibadah di lapangan. Dan ada 12.000 orang yang hadir di sana. Dan khotbah itu berakhir dengan banyak orang yang dikobarkan ke dalam nyanyian. Mereka hanya dikobarkan ke dalam nyanyian.

Dan, Spurgeon kemudian menuliskan tentang pertemuan itu—Dia menulis: “Malam itu, saya dapat mengerti dengan lebih baik dari sebelumnya mengapa Rasul Yohanes, di dalam Wahyu, membandingkan lagu yang baru di dalam sorga sama seperti suara dari air yang bergemuruh. Di dalam lagu haleluya yang mulia itu, gelombang dari puji-pujian bergulung-gulung hingga ke angkasa di dalam keagungan yang sagat luar biasa, bahkan seperti samudera yang besar yang memecahkan pantai.” 

 Membaca sebuah kalimat dari khotbah yang telah disampaiakn pada malam itu membuat saya menjadi lebih mudah untuk mengerti mengapa ibadah diakhiri dengan hati yang dibangkitkan ke dalam kehendak surgawi di dalam rasa takjub dan pujian, yang dikobarkan ke dalam nyanyian. Dia telah berkhotbah dan saya menggali kembali khotbah yang telah dia khotbahkan di lapangan itu, orang yang berusia 20 tahun—dia telah berkhotbah dari teks yang terdapat dalam Matius 8:11: “Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga.”

Dan pengkhotbah muda itu telah dimuliakan dalam kejayaan anugerah. Dan inilah yang telah dia katakana: “Oh, kasih Allah yang akan mengerjakannya., Tidak ada yang yang dapat dibanduingkan kepada mereka. Biarkan seseorang berkata ‘dapat.’ Apakah guna dari kebaikan? “saya akan,” kata seseorang. Dan dia tidak pernah menunjukkannya. ‘Saya akan,’ kata seseorang. Dan dia mengingkari janjinya.

“Tetapi hal itu tidak akan pernah terjadi dengan ‘akannya’ Allah. Jika Allah berkata ‘Aku akan,” maka hal itu akan terjadi. Sekarang Allah telah berkata di sini: ‘Banyak orang akan datang.”  Iblis berkata: ‘Mereka tidak akan datang.” Tetapi Allah telah berkata: ‘Mereka akan datang.’ Anda, diri anda sendiri berkata: ‘Kami tidak mau datang.’ Tetapi Allah berkata: “Kamu akan datang.’ Dan hal itu terjadi, ya anda datang.” Ada beberapa orang di sini yang tertawa tentang keselamatan, yang menolak Kristus dan mengejek Injil. Tetapi, saya berkata kepada anda, beberapa orang dari anda akan datang kemudian.

Anda berkata, “Apa?” “Dapatkah Allah membuat saya menjadi seorang Kristen?”

Saya berkata kepada anda, ya, sebab sebab disinilah terletak kuasa dari Injil. Ia tidak meminta izin dari anda. Tetapi ia sendiri yang mendapatkannya. Injil tidak berkata: “Maukah engkau memilikinya?” Tetapi Injil akan membuat akan berkehendak ketika kuasa Allah dinyatakan. 

Anda berkata, “Saya tidak ingin diselamatkan.”

Kristus berkata, “Engkau akan diselamatkan.”

Ia membuat anda berpaling. Dan kemudian anda akan menangis, “Tuhan, selamatkanlah aku, atau aku akan binasa.” Sorga akan bersukacita atas anda, karena Kristus telah mengubah kehendak anda.

Jika Yesus Kristuss berdiri di atas sini pada malam hari ini, apakah yang akan dilakukan banyak orang terhadap Dia? Jika Dia datang ke sini dan berkata: “Inilah Aku. Maukah engkau diselamatkan olehKu” tidak ada seorangpun dari anda yang akan memberi izin, jika anda melakukannya berdasarkan kehendak anda sendiri.

Kristus sendiri berkata, “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku.” Oh, kita ingin tarikan itu. Dan di sini kita memilikinya. Mereka akan datang. Mereka akan datang.

Anda mungkin tertawa. Anda mungkin menganggap kami rendah. Tetapi Yesus Kristus tidak akan mati dengan sia-sia. Jika beberapa orang dari anda menolaknya, maka ada beberapa orang yang tidak. Jika beberapa orang tidak diselamatkan, maka beberapa orang akan selamat.

Kristus akan melihat keturunanNya. Dia akan memperpanjang hariNya. Dan  kesenangan yang dari Allah akan  akan menjadi kemakmuran di dalam tanganNya. Mereka akan datang, dan tidak ada satupun di dalam sorga, ataupun di dalam bumi, ataupun di dalam neraka yang dapat menghalangi kedatangan mereka. Tidak mengherankan kalau banyak orang yang akan bersukaria ke dalam nyanyian dan pujian kepada Tuhan.

Anugerah dari Allah, panggilan yang efektif dari Allah. apakah aku dapat  diselamatkan? Tentu saja dapat. Saya adalah salah seorang dari pilihan Allah. Apakah saya menginginkan Yesus berada di dalam hati saya dan dalam hidup saya? Lalu saya akan memilikiNya. Saya telah terpilih di dalam kasihNya. Jika saya ingin memberikan hidup saya di dalam Kristus, saya dapat. Dia telah memilih saya, menuliskan nama saya di dalam Kitab Kehidupan jauh sebelum bumi diletakkan di dalam alam semestai ini. Oh, anugerah dan kemurahan dari Allah kita yang ajaib!

Sekarang, hanya satu kali lagi, dan saya akan menutup khotbah ini: Bolehkah saya mengkonfirmasikan hal itu di dalam pengalaman? Ketika saya datang sebagai pendeta di dalam jemaat ini, 40 tahaun yang lalu, jemaat ini telah surut dalam beberapa periode. Pendeta sebelumnya telah dicobai dunia. Dan dia menghilang dalam kebanyakan waktu. Dan tidak ada seorangpun yang dapat membangun gereja, semuanya telah hilang.

Dan Dr. Truett telah lumpuh dan sekarat selama satu tahun penuh, dan ketika saya datang untuk menjadi gembala, 43 tahun lebih muda dari Dr. Truett—ketika saya datang untuk menggembalakan jemaat ini, saya menundukkan wajah saya dan berlutut.

Dan saya berkata, “Tuhan, Allah yang penuh kasih, jika saya setia dalam mengkhotbahkan firmanMu dan jika saya mengkhotbahkannya dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh serta berusaha dengan seluruh pengetahuan saya, maukah Engkau mengirimkan saya jiwa-jiwa baru? Maukah Engkau?”

Dan seperti yang saya katakan, Dia telah berbicara dengan jelas di telinga saya, saya mendengar Allah berkata di dalam hati saya, “Jika engkau bersungguh-sungguh mengkhotbahkan firman Tuhan, aku akan mengirimkan jiwa-jiwa. Aku akan melakukannya.” 

Juga saya dapat memberitahukan kepada anda ribuan contoh dari keluarga yang mana saya telah duduk dengan keluarga-keluarga itu, berdoa dengan mereka di dalam studi saya, dan mereka akan berkata kepada saya, “Ketika kami datang ke kota Dallas, kami tidak pernah berniat untuk bergabung dengan gereja First Baptist.” Atau, “Ketika kami datang ke kota, dan menemukan  lokasi kami yang bermil-nil jauhnya, kami tidak pernah bermaksud untuk berkendaraan sebegitu jauh gereja yang berada di pusat kota di jantung kota Dallas, tetapi kami telah berada di sini. Allah meletakkannya di dalam hati kami. Allah berbicara ke dalam hati kami. Dan kami telah datang.”

Dan ketika saya mendengar mereka mengatakan hal itu, setiap saat, hati saya kembali mengingat kepada janji Allah: “Jika engkau bersungguh-sungguh di dalam mengkhotbahkan firman Allah, Aku akan mengirim engkau jiwa-jiwa.” Allah yang melakukan hal itu. Dia yang berbicara. Di yang memanggil. Dan Dia memberikan kita keluarga-keluarga yang berharga ini dan jiwa-jiwa yang kekal ini. 

Saudara yang terkasih, saya telah berkhotbah di sini selama bertahun-tahun. Saya tidak pernah berkhotbah dalam sebuah ibadah di sini tanpa ada sebuah jiwa yang diselamatkan tetapi Allahlah yang telah memberikan kita jiwa-jiwa. Pada pukul delapan lewat lima belas dalam ibadah pagi, kita telah memiliki tuaian yang indah. Allah akan melakukannya lagi pada jam ini. Dan Dia akan melakukannya lagi pada malam ini.

“Jika engkau bersungguh,” kata Tuhan—“Jika engkau bersungguh-sungguh maka Aku akan mengirimkan engkau jiwa-jiwa.” Itu adalah panggilan dari Allah. Itu adalah panggilan yang efektif dari pemilihan yang dilakukan oleh Tuhan kita. Dan hal itu merupakan hal yang paling menyenangkan di dalam dunia ini.

Seseorang berkata kepada Spurgeon, “Jika saya percaya kepada doktrin yang anda khotbahkan—Maka Allah akan memanggil. Allah telah memilih—bahkan saya tidak berusaha. Jika mereka diselamatkan, mereka akan diselamatkan dengan cara yang bagaimanapun. Dan jika mereka tidak diselamatkan maka mereka tidak akan tetap selamat, tidak peduli apa yang anda lakukan, mereka tidak akan memberikan respon. Hal itu merupakan hal yang sangat mengecewakan di dalam dunia,” kata orang ini kepada Spurgeon.

Dan Spurgeon menjawab, “Saudaraku, hal itu merupakan kebalikannya. Ketika saya berdiri untuk berkhotbah, saya tahu bahwa tidak semua orang akan merespon. Tetapi Allah akan memberikan saya beberapa orang. Beberapa orang akan selalu mendengar. Beberapa orang akan selalu berpaling. Beberapa orang akan selalu memberikan respon. Allah akan memberikan saya beberapa orang. Itu merupakan sebuah jaminan yang paling melegakan di dalam dunia ini. Allah tidak akan membiarkan AnakNya mati dalam kesia-siaan. Allah memiliki seseorang yang telah Dia pilih dan yang telah Dia tetapkan untuk kemuliaanNya. Dan Dia tidak akan membiarkan pelayanNya, yang telah mengkhotbahkan Injil dengan sungguh-sungguh, mengangkat hatinya dan mengangkat tangannya dalam membuat seruannya dalam kesia-siaan.”

Allah akan selalu menjawab dari sorga dan memberikan kita jiwa-jiwa. Itu merupakan sebuah jaminan yang paling berharga di dalam dunia ini. Dan kita memuji Allah untuk kemurahanNya, untuk kasihNya, untuk anugerahNya yang menjangkau jiwa-jiwa, bahkan terhadap kita.

Bolehkah kita berdiri bersama-sama?

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.