Daftar isi

 

PENGAKUAN YANG TERBESAR

(THE GREAT CONFESSION)

 

Dr. W. A. Criswell

 

11-21-54

 

Roma 10:9-10

 

Jika ada sebuah teks yang menjadi teks favorit untuk di khotbahkan oleh seorang pengkhotbah maka itu adalah teks yang segera terletak di hadapan kita, sebagaimana kita mengkhotbahkannya melalui Alkitab. Maka teks itu adalah teks yang terdapat dalam pasal sepuluh dari Kitab Roma.

Judul khotbah kita pada hari ini adalah: Pengakuan Yang Terbesar. Dan teksnya terdapat dalam Kitab Roma pasal sepuluh:

 

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."

Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.

 

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

Itu adalah Teks kita.

Dan saya katakan, ini adalah teks favorit saya untuk dikhotbahkan dari Alkitab:  “Jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan”—ke dalam lorong itu, telusurilah ke depan ini, di hadapan dunia dan para malaikat di sorga—“Jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya di dalam hatimu bahwa Dia telah hidup”—bahwa Dia telah berkuasa, bahwa Dia telah dibangkitkan dari kematian, bahwa Dia berada di sebelah kanan Allah, bahwa Dia adalah firman Allah yang hidup—Jika kamu percaya kepada Tuhan Yesus di dalam hatimu dan mengakui dia secara terbuka dengan mulutmu, maka kamu akan diselamatkan.

“Sebab dengan hati orang percaya dan dibenarkan….” Manusia tidak dapat berusaha untuk menjadi benar. Perbuatannya, kata Tuhan “sama seperti kain usang” dalam pandangan mata Allah. Tetapi manusia dapat percaya ke dalam kebenaran. Dia dapat dinyatakan benar.

Dia dapat memiliki kebenaran Allah. Dia dapat memiliki kesempurnaan, kebenaran yang tidak bercacat. Dia dalam memiliki kebenaran yang berada di dalam Kristus Yesus.

“Dengan hati seseorang dibenarkan ke dalam kebenaran”—kebenaran Allah. Yesus mengimputasikan kebenaran, kebenaran yang menyelamatkan. “Dengan hati seseorang percaya ke  dalam kebenaran, dan dengan mulut mengaku dan diselamatkan.”

Seseorang datang kepada saya setelah dalam waktu yang lama setelah kita berusaha dan berdoa sehingga dia dapat menjadi seorang Kristen. Orang itu datang kepada saya dan berkata, “Saya memberikan tangan saya kepada anda. Saya menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat saya. Dan dari saat ini, saya berketetapan untuk mengikut Dia. Saya ingin menjadi orang Kristen dan saya menerima Tuhan sebagai Juruselamat saya.”

Saya berkata, “Luar biasa. sekarang datanglah ke gereja. Dan anda akan membuat pengakuan atas iman anda di dalam Tuhan, dan anda akan dibaptiskan dan anda, di hadapan dunia akan dikenal sebagai seorang Kristen.”

Dia berkata, “Pendeta, saya percaya kepada Tuhan di dalam hati saya, dan saya akan memberikan hidup saya kepadaNya, dan saya akan menjadi seorang murid Kristus. Tetapi saya tidak akan menelusuri lorong itu, dan saya tidak akan duduk di depan sana, dan saya tidak akan dibaptiskan.”

Dan saya berkata kepadanya, “Kalu begitu anda tidak dapat diselamatkan.”

Betapa sebuah jenis kelucuan dari teologi, bukankah begitu? Apakah anda bermaksud bahwa orang itu diselamatkan saat dia menelusuri lorong itu dan maju ke depan serta berdiri di depan jemaat dan di depan umum mengakui imannya di dalam Tuhan Yesus? Anda bermaksud bahwa hal itu menyelamatkan dia?

Baiklah, hal itu tergantung dari apa yang anda pikirkan. Apakah hal itu yang menyelamatkan dia? Dosa-dosa kita dihapus oleh darah yang tercurah di kayu salib. Roh kita dilahirkan kembali. Kita dibuat menjadi baru dan dibangunkan oleh kuasa Roh Kudus.

Tetapi seseorang yang telah diampuni di dalam darah Kristus, dan seseorang yang telah dilahir barukan oleh kuasa Roh Kudus di dalam hatinya, adalah seseorang yang akan maju menelusuri lorong itu dan akan berdiri di samping saya dan membuat pengakuan di depan umum tentang imannya di dalam Tuhan Yesus. Dan jika dia tidak melakukannya, dia belum diampuni, dan dia belum dijamah oleh kuasa dari Roh Allah.

Seseorang yang telah diselamatkan, seseorang yang telah menjadi seorang Kristen di dalam hatinya, hal pertama yang akan dilakukan olehnya adalah datang dan menelusuri lorong itu dan berkata: “Inilah aku, Pendeta. Malam ini saya telah memberikan hati saya kepada Kristus. Dan saya  adalah seorang pengikut Tuhan Yesus.”

Hal pertama yang akan dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki pengalaman di dalam jiwanya adalah hal ini: “Pendeta, dimanakah terdapat air. Saya ingin dibaptiskan. ‘Lihat, di sini ada air, apa salahnya kalau saya dibaptis?” Saya ingin menjadi anggota jemaat dan anggota persekutuan dari Juruselamat.”

Hal itu adalah sebuah hal yang beriringan ketika Allah telah membangunkan seseorang dan menyentuh seseorang dan menyelamatkan dia. Hal pertama yang akan dilakukan oleh orang itu adalah mengumumkan pengakuannya tersebut—datang ke depan jemaat untuk berkata, “Saya adalah seorang calon baptisan. Saya ingin menjadi anggota jemaat.”

Dan khotbah malam ini adalah penjelasan tentang hal itu. Ada sebuah alasan di dalamnya. Dan itu adalah sebuah alasan yang rasional. Hal itu datang dari Allah dan hal itu sangat-sangat nyata dan jelas.

“Jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan…sebab dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Baiklah, pengakuan pertama adalah hal ini: Bahwa pengakuan terhadap iman adalah iman itu sendiri. Hal itu yang sebenarnya. Pengakuan seseorang atas imannya adalah iman itu sendiri. Maka jika seseorang tidak membuat pengakuan atasnya, maka dia tidak memiliki hal itu. 

Apakah iman? Iman adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang. Mengapa dia memilikinya? Apakah hal itu berada di dalam kantongnya? Tidak. Anda dapat mencari di seluruh kantong anda dan anda tidak akan pernah menemukan iman itu di dalam kantong anda.

Hal itu berada di dalam bagian diri seseorang. Tidak, tidak seperti itu. Iman berada di dalam diri seseorang bukan seperti itu. Tetapi anda berkata bahwa orang itu memiliki iman. Otaknya berada di dalam dia. Dia memiliki kelenjar bawah otak. Dia memiliki otak kecil. Dan dia memiliki bagian-bagian tubuh yang berada di dalamnya. Hal itu berada di dalam dirinya.

Tetapi anda dapat membedah seseorang—anda dapat membedah seseorang dari atas kepalanya hingga bagian bawah kakinya, dan anda tidak akan menemukan sesuatu yang sama dengan iman.

Mengapa? Karena imana adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang. Iman asdalah ekspresi dari sesuatu yang berada di dalam roh seseorang dan yang berada di dalam hatinya.

Iman, kasih dan pengharapan; mereka merupakan hal yang sama. Kasih sama seperti iman:Ekspresi dari sesuatu yang merupakan sesuatu itu sendiri. Dan jika anda tidak mengekspresikannya maka anda tidak memilikinya

Saya pernah mendengar seorang pria yang tidak pernah mencium istrinya selama 20 tahun dan dia menembak seseorang karena melakukan hal itu. Dia tidak mencintai istrinya.

Hal itu adalah sebuah ekspresi dari sesuatu yang merupakan sesuatu itu sendiri. Setiap kali dalam sebuah waktu, seorang ibu datang kepada saya dan dia akan berkata, “Apa yang telah terjadi dalam dunia, bocah laki-laki saya telah mengecewakan saya dalam hidup saya. Dia tidak mau membersihkan telinganya. Dia tidak mau membersihkan dirinya. Dia tidak mau membasuh mukanya. Dia tidak mau menyemir sepatunya. Dia tidak mau memakai dasinya. Dia seorang anak yang tidak berguna. Dia telah mengecewakan hidup saya.”

Saya memberitahukan ibu itu, “Lupakanlah hal itu. Jangan khawatir tentang hal itu. Bersamaan dengan waktu, akan datang seseorang yang lewat, seorang gadis, dengan rambut pirang, mata biru, dan pinggang yang ramping. Dan bocah anda itu, dia akan memakai minyak pada rambutnya. Dia akan menyemir sepatunya. Dia akan mengikat dasinya.” 

Ada sesuatu di dalam hal itu. Dia bertindak dengan cara itu. Dan itulah caranya: Tindakan dari sesuatu adalah sesuatu itu sendiri.

Demikian juga dengan iman. Di dalam sini, dalam Kitab Ibrani pasal sebelas, anda memiliki pasal yang luar biasa tentang iman. Dan hal itu disampaikan dalam pasal iman tersebut, pasal itu berkata: “Karena iman, maka Nuh—dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan…mempersiapkan sebuah bahtera, ‘karena dia melakukannya dengan iman,’ untk menyelamatkan dirinya dan keluarganya.”

Pasal itu berkata bahwa dia melakukannya karena iman. Bagaimana dia melakukannya dengan iman? Karena Kitab Allah berkata dia membuat sebuah bahtera. Dan seandainya dia tidak membuat bahtera itu maka dia akan tenggelam bersama-sama dengan mereka.

Tetapi dia memiliki iman untuk percaya terhadapo apa yang Allah sampaikan 120 tahun yang lalu: “Aku akan memusnahkan dunia ini dengan air.”

Dia percaya kepada Allah dan membuat sebuah bahtera dengan iman. Dia memiliki iman. Hal itu menyebabkan dia membangun sebuah bahtera.

Di dalam pasal yang sama dari Kitab Ibrani pasal sebelas, dikatakan: karena iman, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, ‘dengan iman’ lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.”

Dikatakan ia melakukannya dengan iman. Bagaimana anda mengetahui bahwa dia melakukannya dengan iman? Karena ketika Allah berkata: “Keluarlah,” maka Abraham pergi keluar. Dia berangkat dan pergi. Itu adalah iman.

Dikatakan, pada pasal yang sama dalam Kitab Ibrani pasal sebelas: 

Karena iman maka Musa…menolak disebut anak putri Firaun;

Karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.

Diakatakan, dia melakukannya dengan iman. Bagaimana anda mengetahui bahwa dia melakukannya dengan iman? Karena dia meninggalkan takhta Mesir. Dia menolak disebut anak putri Firaun. Dan dia pergi keluar untuk menderita bersama dengan umat Allah. Itu adalah iman.

Iman adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang. Iman adalah tindakan dari seseorang. Iman berarti keluar dari tempat duduknya, keluar dari kursinya dan keluar dari bangku gereja, beranjak ke lorong dan berjalan kemari di samping pendeta, memegang tangan pendeta dan berkata” Pendeta, inilah saya pada malam ini. Dengan anugerah Allah, saya memberikan hati dan hidup saya kepada Allah. Dan biarlah seluruh ciptaan mengetahui dan melihat bahwa saya tidak malu akan hal itu. Dan inilah saya.”

Itu adalah iman. Iman: ekspresi dari iman adalah iman itu sendiri. Ini adalah sebuah pengakuan di hadapan orang banyak dari hidup anda kepada Allah adalah keselamatan itu sendiri. Itulah arti yang sebenarnya.

“Jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan….maka kamu akan diselamatkan.” Itu adalah pengakuan yang kedua. Itu adalah sebuah pengakuan di depan umum dari hidup anda kepada Allah adalah keselamatan itu sendiri. Itulah artinya diselamatkan. Pengakuan di hadapan umum dari hidup anda kepada Allah adalah keselamatan itu sendiri, itulah yang seharusnya. Itulah arti yang sebenarnya. 

Tetapi apa maksud anda? Maksud saya, Allah tidak pernah sepanjang zaman dan sepanjang semua generasi, Allah tidak pernah mengubah rencana keselamatan. Hal itu selalu sama. Firman Allah datang kepada hati manusia. Pesan dari Kristus disampaikan, dan manusia mendengarkannya, dan selanjutnya, manusia melakukannya atau tidak melakukannya.. jika dia taat kepada firman Allah dan melakukannya, jika dia memiliki iman yang cukup untuk taat kepada apa yang Allah sampaikan, maka Allah akan menyelamatkan dia. Jika seseorang menolak, jika dia bertahan, maka dia akan terhilang dan dia akan dihukum dan Allah tidak akan pernah mengubah hal itu.

Jalan keselamatan sepanjang zaman selalu sama.

Seseorang harus mengumumkannya dengan terbuka, tanpa rasa malu,  memberikan komitmen hidupnya kepada Allah. Dan pengakuan itu, pengakuan di depan orang banyak adalah keselamatan itu sendiri. Itu adalah arti yang sebenarnya. Dan hal itu tidak pernah berubah. Hal itu tetap sama sepanjang zaman.

Jika saya memiliki sebuah waktu yang cukup pada malam ini maka saya akan memberikan beberapa contoh dari hal itu. Tapi setidaknya untuk beberapa saat kita akan mengambil satu atau dua contoh.

Kembali kepada masa yang lampau, 1.500 tahun sebelum Yesus Kristus datang ke dunia ini. Allah berfirman kepada seluruh penduduk Mesir: “Malam ini, malaikatKu akan lewat, malaikatKu akan lewat pada malam ini. Dan setiap anak sulung di setiap rumah, anak sulung hewan yang lahir di padang dan setiap anak sulung dari setiap yang hidup, akan mati pada malam ini, pada malam ini seluruh murka Allah dan hukuman Allah yang Mahakuasa akan dijatuhkan—malam ini, malaikat maut akan lewat.” 

“tetapi” firman Tuhan Allah, ada sebuah jalan untuk menghindarkan diri. Ada sebuah cara untuk menghindar. Jika setiap orang mengambil darah anak domba dan memercikkannya  pada ambang batas dan pada kedua tiang pintu di rumahnya—jika sseorang melakukan hal itu, malaikat maut akan melewatinya, maka tidak ada kematian dan semuanya tetap hidup dalam rumah itu.”

Jadi, Allah memberikan caraNya dan Allah memberikan rencanaNya kepada umatNya yang berada di Mesir. Sekarang, seseorang dapat berkata: “Tuhan Allah berfirman kita harus memercikkan darah anak domba pada ambang atas pintu dan kedua tiang pintu rumah. Tidak tuan, saya tidak keberatan dengan darah anak domba, saya tidak keberatan dengan memercikkannya, tetapi saya tidak akan memercikkan darah anak domba itu di ambang atas pintu rumah saya. Saya tidak akan melakukannya. Saya akan meletakkannya di suatu tempat. Saya akan memercikkannya di sebelah sana, dimana tidak seorangpun dapat melihatnya. Saya akan meletakkan di dalamnya dan menyembunyikannya.”

Tuhan Allah berfirman: ‘Bukan seperti itu yang Aku maksudkan, orang yang akan diselamatkan pada malam ini adalah orang yang membuka pintunya dengan lebar’—imannya terhadap janji Allah—darah itu harus dipercikkan di depan pintu rumah, di ambang atas pintu dan pada kedua tiang pintu, dimana semua orang dapat melihatnya. Dan setiap orang dapat mengetahui, ini adalah rumah dari orang yang percaya kepada Allah. ‘Lihat, ada percikan darah pada ambang atas pintu dan pada kedua tiang pintu.’ Rumah itu harus terbuka di depan umum, dan tanpa rasa malu. Kita adalah orang Kristen. Dan kita percaya kepada Allah.”

Dan di sana tidak pernah ada sebuah penyimpangan dari rencana yang terbuka dari keselamatan yang besar. Barangsiapa yang berada di pihak Allah? Biarlah dia datang dan berdiri di sebelah saya. 

Atau contoh yang lain: “Berapa lama kamu berlaku timpang dan bercabang hati?  Kalau Tuhan itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia?

Dan di sini, di dalam Perjanjian Baru, dapatkah saya berhenti sesaat dari eksegesis atas Kitab Markus pasal enam belas. Saya tidak tahu siapakah yang telah mengakhiri Kitab Markus. Bagian akhir telah hilang. Tetapi seseorang telah mengambil penanya, setelah Markus dan menulis Kitab itu, dan dia menulis akhir ini: “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.”

Adalah kepercayaan yang membuat perbedaan diantara orang yang diselamatkan dan orang yang dihukum. Tetapi siapapun yang telah menuliskan hal itu, meletakkan hal itu di dalam sini: “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan.”

Apakah yang dia maksudkan dengan hal itu, apakah di dalam baptisan seluruh dosa kita dihapuskan? Tidak, sama sekali tidak. Tetapi, siapapun yang telah menuliskan hal itu—siapapun yang telah mengakhiri Kitab Markus—Siapapun  yang menuliskan hal itu, dia hidup pada masa ketika orang mulai menerima Yesus Kristus di dalam hati mereka, tetapi menolak untuk secara terbuka di dalam pemuridan. Dan orang yang menuliskan hal itu telah berkata:Engkau tidak mungkin secara rahasia menjadi murid Tuhan Yesus. Engkau tidak mungkin menjadi pengikut Kristus dan malu terhadap Dia. Engkau tidak dapat mengikuti Tuhan dan diselamatkan dan menyangkal Dia dengan mulutmu. Engkau harus keluar dan keluar secara terbuka  untuk Allah dan mengeluarkan semuanya bagi Kristus.”

Dan cara mereka untuk mengujinya adalah dengan baptisan air. Jika seseorang menolak untuk dibaptis, maka dia bukanlah murid Kristus. Ketika dia memberikan hatinya kepada Tuhan Yesus, jika dia berkata; “Saya besedia untuk menjalani semua cara. Saya bersedia untuk dibaptiskan, maka dia telah menjadi murid yang sejati dan dia telah diselamatkan.”

Itu yang dia maksudkan dengan tulisan itu. Dan apa maksud Tuhan pada hari ini: Tidak seorangpun pernah diselamatkan dan menjadi malu terhadap Tuhan Yesus. Tidak seorangpun dapat diselamatkan dan menjadi murid secara rahasia dari Juruselamat. Dia harus keluar dari semua hal itu dan datang kepada Allah. “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan…maka kamu akan diselamatkan.”

Dan saya katakan bahwa ada sebuah alasan di dalamnya. Ada sebuah penjelasan di dalamnya: Saya pikir bahwa tidak ada hal yang paling menyakitkan hati dan jiwa Juruselamat kita dari pada seseorang yang menolak nama Tuhan yang telah mati bagi dia.

Tuhan berkata di dalam pasal delapan, ayat yang mengakhiri Kitab Markus pasal 8:38:

 

Sebab barangsiapa malu karena Aku dan perkataanKu di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus.

 

Malu terhadap Tuhan Yesus: Ketika  Simon Petrus sedang menghangatkan dirinya sendiri dengan api, Tuhan Yesus sedang dihadapkan di pengadilan Hanas dan Kayafas dan Sanhedrin, pada malam yang menakutkan dan mengerikan itu, dan seorang gadis kecil datang dan berbicara kepada Simon Petrus, dan berkata: “Engkau adalah salah satu dari murid-muridNya.”

“Bukan.”  

Dan lagi: “Engkau adalah salah satu dari murid-muridNya.”

“Bukan.”

Dan untuk yang ketiga kalinya: “Engkau sungguh-sungghu adalah salah satu dari murid-muridNya. Engkau berbicara sama seperti Dia.”

Dan dia mengutuk dan bersumpah dan menyangkal dengan sebuah sumpah. Dan sebagaimana dia telah bertindak dalam menyangkal Tuhan Yesus, Alkitab berkata, melalui pintu yang terbuka itu, pintu yang terbuka dalam sidang pengadilan itu, Tuhan memalingkan wajahNya dan memandang ke arah Simon Petrus.

Simon malu akan Tuhannya: “Aku bukan milikNya. Aku tidak pernah menjadi salah satu dari muridNya. Aku bukan anggota dari jemaatNya. Aku bukan seorang pengikut Anak Domba Allah.

 Dan ketika dia menyangkal, Tuhan berpaling dan memandang Petrus. Dan kemudian, Alkitab berkata, terimakasih Tuhan, Simon telah memiliki hati untuk melakukan hal itu? Alkitab bahwa Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya—menangis dengan sedihnya—karena telah  menyangkal Tuhan.

Di akhir hidupnya dan pasal kesimpulan dalam kehidupan Rasul Paulus, dia menasehatkan kepada para pengikutnya yang masih muda. Bahwa mereka sekarang berada dalam masa penganiayaan, di mana seseorang yang telah menjadi miliki Kristus, kadang-kadang berada dalam sebuah kesukaran, kadang-kadang berada di bawah pedang, dan bahkan menjadi martir. Dan dia menulis kepada Timotius, surat terakhir sebelum dia meninggal: “Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan jangalah malu karena aku seorang hukuman karena Dia.”  Tetapi aku tidak malu, “Karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan.”

 

Tuhan kiranya mengaruniakan rahmatNya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku dalam penjara;

 

Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku.

Dan saya memberitahu anda apa yang terjadi dengan hal ini: Onesiforus datang ke Roma dan dia bertanya: “Di manakah Paulus, yang berkhotbah tentang Kristus?”

Dan mereka menjawab: “Hush, hush. Hush. Jangan sebut tentang nama itu, Onesiforus, karena hal itu dapat menimbulkan hukuman mati di Roma pada saat sekarang ini, jika mereka mengetahui bahwa engkau adalah seorang Kristen.” 

Dan dia mengangkat suaranya dan berkata, dia berkata dimana semua orang dapat mendengar: “Dimanakah Paulus, sahabatku, Pengkhotbah dari Tuhan Yesus Kristus?” Dan dia tidak malu karena Paulus seorang yang dipenjarakan, dan dia tidak takut bahwa dia bisa kehilangan hidupnya.  

Tuhan kiranya mengaruniakan rahmatNya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku dalam penjara;

“Barangsiapa yang mengaku dengan mulutnya bahwa Yesus adalah Tuhan…maka ia akan diselamatkan.” Sebuah keterbukaan dan pengakuan tanpa rasa malu dari hidup anda kepada Kristus adalah keselamatan itu sendiri. Itu adalah arti dari apa yang dimaksudkan dengan telah diselamatkan.  

Saya memiliki sebuah pengakuan terakhir: Ini adalah dorongan dari sebuah pengakuan yang terbuka—ini adalah sebuah doroingan dari sebuah keterbukaan dari komitmen yang merupakan pemuridan itu sendiri. Itulah arti yang sebenarnya.

Dan ketika mereka datang kepada Daniel, mereka berkata: Daniel hal itu telah ditetapkan oleh raja. Menurut undang-undang orang Media dan Persia, bahwa seseorang dilarang menyampaikan permohonan salah satu dewa atau kepada manusia kecuali kepada raja selama tiga puluh hari, jika dia melakukannya maka dia akan dilemparkan ke gua singa.” 

Dan Alkitab berkata, “Daniel pergi ke rumahnya, dan sebagaimana yang telah menjadi kebiasaannya, Daniel membuka jendelanya ke arah Yerusalem dan berlutut tiga kali sehari dan berdoa kepada Tuhan Allah di sorga.”

Dan mereka datang kepada Daniel dan berkata, “Tidakkah engkau tahu ketetapan dari raja: jika seseorang memohon kepada salah satu dewa selama tiga puluh hari, kecuali kepada raja, maka dia akan dilemparkan ke gua singa.”

Dia tidak gentar, karena dia adalah seorang pengikut Allah, dia tidak gentar, dia membuka jendelanya dan berlutut serta berdoa, seperti yang Alkitab katakan: “seperti yang biasa dilakukannya.”

Apa maksudnya—untuk dilemparkan ke dalam gua singa—apa maksudnya, mengabaikan raja? Dia telah menjadi milik Tuhan Allah, raja alam semesta. Dan dia pergi keluar dan berdoa, “seperti yang biasa dilakukannya.” Dorongan terhadap sebuah pengakuan yang terbuka adalah pemuridan itu sendiri. Itu adalah makna yang sebenarnya.

Mereka memanaskan tungku perapian tujuh kali lebih panas dari yang biasa, dan berkata kepada tiga orang anak muda orang Ibrani itu: “Jika engkau tidak bersujud dan menyembah kepada patung emas yang telah didirikan ini, maka engkau akan dimasukkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.”

Ketiga pengikut muda itu, ketika semua orang bersujud di dalam penyembahan berhala, mengikuti kebiasaan yang popular pada masa itu, mengikuti perintah penguasa, untuk bersujud dan menyembah patung emas, ketiga pemuda itu, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, pemuda Ibrani, mereka tetap berdiri dan memandang wajah Tuhan Allah.” Itu adalah makna yang sebenarnya. Kebesaran hati untuk sebuah pengakuan yang terbuka adalah pemuridan itu sendiri.

Ketika saya masih di sekolah, seorang senior kami datang, namanya adalah L.R. Scarborough. Dia mau mengadakan kebaktian kebangunan rohani. Dan ketika hal itu menjadi sesuatu yang sulit, pertemuan itu justru membuka sebuah pintu yang terbuka dengan lebar. Hal itu telah menjadi seperti sebuah hari Pentakosta. Dan hal itu yang terjadi di sini. 

Pada kamis malam, pemimpin pandu sorak kami menelusuri lorong itu. Dan dia meminta Dr. Scarborough untuk tidak mengucapkan sebuah kata-kata. Dan pengkotbah itu menyetujuinya dengan senang hati.

Dan pemimpin pandu sorak kami berdiri di depan semua mahasiswa universitas itu dan dia berkata,” Ketika saya masih muda—ayah dan ibunya telah meninggal sehingga dia tinggal bersama neneknya—dia berkata, ketika dia masih muda, dia telah di bawa ke rumah neneknya, ayahnya dan ibunya tidak pernah dia kenal, neneknya yang baik itu adalah seorang Kristen yang memiliki iman yang sungguh-sungguh dan dia adalah seorang anggota dari gereja Baptis.”

Dia berkata, neneknya jatuh sakit dan sebelum dia meninggal, dia memanggil cucu laki-lakinya itu untuk mendekat, dan memberitahukan bocah kecil itu tentang ayahnya dan ibunya yang telah berada di sorga dan berkata kepada bocah itu bahwa dia juga akan pergi ke sorga, dan berkata, ”Nak, saya ingin agar engkau menjadi seorang Kristen dan memberikan hatimu kepada Allah. Dan saya ingin engkau mengikuti Tuhan. Dan suatu hari nanti, saya ingin bertemu dengan engkau di dalam kemuliaan.”

Dan pemandu sorak itu berkata, “Saya telah melakukan semuanya tetapi tidak menjadi seorang Kristen. Saya telah melakukan semuanya tetapi hanya mengikuti doa permohonan terakhir dari nenek saya. Saya telah melakukan semuanya kecuali mengikuti Tuhan.”

Tetapi dia berkata, “malam ini, saya ingin anda mengetahui, bahwa malam ini, saya akan memberikan hati saya kepada Tuhan Yesus Kristus.”

Dan dia berkata, “Sahabat-sahabatku, saya telah memimpin anda dalam perlombaan ini dan saya telah memimpin anda dalam permainan football. Dan saya telah memimpin anda ke banyak tempat.”

‘Tetapi malam ini,” katanya, “Saya ingin memimpin anda kepada Kristus.”

Dan kemudian dia melihat ke atas dan berkata, “ Dan nenek, saya ingin engkau bersiap-siap untukku, karena aku akan pulang ke rumah pada suatu hari nanti untuk melihat engkau dan ayah serta ibu saya di dalam sorga.”

Dan dia membuat seruan seperti itu, sesuatu yang seperti itu. Dan ketika pemuda itu melakukannya, hal itu tampak bagi saya seperti seluruh penghuni surga telah turun. Dari semua sisi dalam Aula Waco yang luas itu, Roh Allah menjamah hati dan jiwa orang-orang muda itu dan saya tidak dapat menggambarkan pemandangan itu: Dari bawah, dari setiap tempat, dari seluruh sisi balkon, pemuda dan pemudi itu memberikan hidup mereka kepada Kristus, dan mengabdikan hari-hari mereka kepada Dia. Hal itu terjadi seperti yang telah saya katakan, seperti sebuah bagian kecil dari hari Pentakosta. 

Hal itu datang melalui sebuah dorongan dari pemuridan yang terbuka. Tanpa rasa malu, dimana setiap orang dapat melihat dan setiap orang dapat mengetahui;  “Di sini aku berdiri. Inilah aku, jadi Tuhan, tolonglah saya. Di dalam hatiku, aku sungguh-sungguh yakin dan percaya di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dan di hadapan dunia dan para malaikat di sorga, aku mengakui Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatku.”

Dan itu adalah makna menjadi seorang Kristen.

 

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

 

Itulah arti yang sebenarnya. Itulah arti menjadi seorang Kristen.

Dan itu adalah seruan dari Allah bagi anda pada malam hari ini. Ketika kita menyanyikan pujian kita, di lingkaran balkon dan sekitarnya, dari setiap sisi, seseorang dari anda, telusurilah lorong ini dan maju ke depan serta berdiri di samping pendeta dan katakan:

“Pendeta, inilah aku, dan aku akan datang dan di sinilah aku. Malam ini secara terbuka dan tanpa rasa malu, aku memberikan hati dan jiwaku kepada Tuhan Yesus.” Atau: “Pendeta, ini aku datang, ke dalam hati dan hidup dari jemaat ini. Saya ingin menegaskan keanggotaan saya. Saya datang dengan sebuah surat atau sebuah pernyataan.” Bagaimanapun Allah akan menyampaikan firmanNya, buatlah sebuah keputusan pada malam ini. 

Pada barisan belakang, di mana saja, sebuah keluarga atau seseorang dari anda, sementara kita menyanyikan lagu ini dan membuat permohonan, maukah anda melakukannya? Maukah anda datang?

“Pendeta, pada momen ini,  aku datang.”

Semua anda, dari ribuan orang yang berada  di sini pada malam hari ini, di mana setiap orang dapat melihat anda, jika dunia berada di sini untuk melihat anda, hal itu akan tetap sama saja. “Saya berbahagia pada malam ini dan bangga pada malam ini untuk menjadi milik Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat saya. Tanpa sebuah perasaan malu terhadap LukaNya, terhadap salibNya dan terhadap namaNya. Malam ini saya akan memberikan hati dan hidup saya kepada Tuhan Yesus, dan inilah saya datang.”

Sementara kita berdiri dan bernyanyi, buatlah hal itu sekarang. Saat ini juga.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.