Daftar Isi

BAGAIMANA MEREKA DAPAT MENDENGAR TANPA SEORANG PEMBERITA?

(HOW HEAR WITHOUT PREACHER?)

 

Dr. W. A. Criswell

 

12/12/54

 

Roma10:12‑15

 

Di dalam khotbah kita melalui firman Allah dalam seri khotbah Kitab Roma, kita berada dalam pasal yang memiliki tanda kurung besar, yaitu dalam pasal 9, 10 dan 11. Dan khotbah pagi ini diambil dari pertengahan pasal, pada pasal sepuluh ayat dua belas hingga ayat lima belas.

Dan pembacaan firman adalah dari  Roma 10 ayat 12 hingga 15:

 

Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?

Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"

 

Delegasi yang terbesar dari pemerintahan Amerika Serikat berada di Kepulauan Philipina, yang berlokasi di Manila. Semua pekerjaan diplomatik kita di Asia Timur Jauh dan Negara Asia lainnya dikendalikan oleh kedutaan yang berada di Manila.

Ketika Dr. McCall dan saya berada di Philipina, duta besar yang sangat terkenal dan perwakilan dari Amerika Serikat, Myron M. Cowan, memberikan undangan kepada kami. Dan, kami melakukan makan siang bersama dengan dia dan istrinya di kedutaan.

Dia memiliki sebuah alasan khusus untuk mengundang kami datang. Sebagaimana dia mulai berbicara dengan kami, dia berkata, “Seandainya tidak ada sebuah kelahiran kembali dari moral dan spiritual di antara orang Asia ini, semua misi kita dan semua militer serta misi ekonomi kita akan  jatuh ke tanah.”

Dia berkata, “Kita membutuhkan pemberitaan Injil. Kita membutuhkan kelahiran kembali dari spiritual. Kita membutuhkan kebangunan moral yang besar, tidak hanya di kepulauan Philipina tetapi di seluruh daerah Timur Asia.”

Kemudian dia melanjutkan, “Saya dipanggil ke keuskupan. Ada lebih dari 16. 000.000. orang Katolik di Kepulauan Philipina, dan saya berkata kepada Uskup Katolik, ‘orang-orang ini tidak mengerti bahasa Latin. Mereka tidak mengerti bahasa asing.’ Maukah anda menyampaikan Injil kepada orang-orang ini? Mereka juga membutuhkan Injil.”

Dia berkata lagi, “Saya ingin membuat permohonan kepada anda sebagai perwakilan dari Southern Baptis. Berapa banyak misionari yang kalian kirim keluar?

Dan kami menjawab.

“Dan berapa banyak uang yang akan anda berikan untuk mendukung mereka?”

Dan dia berkata, “Hal itu tidak cukup. Kami membutuhkan pengkhotbah. Kirimkan kami pengkhotbah. Bagaimana mereka dapat mendengar tanpa seorang pemberita?”

John R. Mott,  seorang misionaris negarawan yang terkemuka dalam tahun-tahun terdahulu, berkata sebelum Perang Dunia Kedua, “Kita harus mengirim seribu misionaris ke Jepang atau kita juga harus mengirimkan sejuta bayonet.”

Akhirnya kita mengirimkan sejuta bayonet.

Bagaimanapun di dalam pengaturan dan kebijakan Allah, senua maksud dari pertobatan dan keselamatan serta kelahiran kembali telah diserahkan ke dalam tangan manusia—dan firman Tuhan datang kepada Elia,” “Dan Firman Tuhan datang kepada Yunus.” “Dan firman Tuhan datang kepada Yeremia.” Dan Tuhan berfirman, “Engkau harus berbicara kepada anak-anak Israel,” dan kemudian engkau harus berbicara dunia yang terhilang—alat dan arti dari keselamatan dan pertobatan serta kebangkitan rohani telah ditetapkan ke dalam tangan manusia.

“Bagaimana mereka dapat mendengar tanpa seorang pemberita?” Di dalam Kisah Rasul pasal sembilan, ada sebuah catatan tentang kisah pertobatan Rasul Paulus: Bagimana dia bertemu dengan Yesus di jalan ke Damsyik, dalam cahaya yang memancar dengan terang benderang, ada suara yang berbicara kepada Paulus dan berkata, “Bangunlah dan pergilah ke dalam kota Damsyik, di sana akan dikatakan kepadamu. Apa yang harus kau perbuat.”

Mengapa Yesus tidak memberitahukan kepadanya apa yang harus dia lakukan? Sebab tidak ada seorangpun dan tidak ada manusia yang pernah datang ke dalam pengetahuan dari kehendak Allah kecuali melalui perenungan perkataan manusia kepada seseorang, atau dari beberapa orang. 

Di Kisah Rasul pasal sepuluh, ada sebuah catatan yang luar biasa tentang pertobatan Kornelius. Dan malaikat Tuhan menampakkan diri dan berkata, “Kornelius, suruhlah beberapa orang untuk pergi ke Yope  untuk menjemput seorang yang bernama Simon Petrus, seseorang yang akan datang dan memberitahukan engkau tentang firman Tuhan sehingga engkau dan seisi rumahmu akan selamat.”

Mengapa malaikat tidak memberitakan firman Tuhan kepadanya sehingga Kornelius dan seisi rumahnya diselamatkan? Karena tidak seorangpun dapat selamat tanpa pemberitaan dari orang lain. Pemberitaan Injil yaitu: “Bagaimana mereka dapat mendengar tanpa seoarng pemberita? Tanggung jawab untuk pertobatan dunia, untuk membangun bangsa kita, untuk suatu harapan yang mungkin kita miliki di dalam takdir kita, dari suatu masa depan, terletak di tangan manusia. Allah telah meletakkan tanggung jawab yang suci itu ke atas kita.

Di dalam Kitab Yehezkiel pasal 33, Allah berfirman kepada nabi itu dan berkata, jika seseorang melihat dari atas dinding dan pedang datang serta menghancurkan kota itu, dan dia tidak berbicara untuk memperingatkan orang-orang, darah dari kota itu berada di di atas tangannya. Jika dia berusaha untuk memperingatkan dan mereka tidak mau diperigatkan, maka ia telah membebaskan jiwanya.

 

Dan engkau anak manusia, aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana engkau mendengar suatu firman dari padaKu, peringatkanlah mereka demi namaKu.

Kalau aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat engkau pasti mati!—dan engkau tidak berkata-kata untuk memperingatkan oranmng jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.

Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. 

 

Kepedulian terhadap semua jiwa di dunia, bangsa-bangsa mereka, dan rakyat mereka telah ditetapkan ke atas kita. Dan itu adalah jawaban Kain terhadap pertanyaan masa lalu, “Apakah aku penjaga adikku?” jika saya mempunyai saudara yang sedang kelaparan dan saya memiliki roti untuk dimakan, jika dia haus dan saya memiliki air untuk diminum. Jika dia terhilang dan saya mengetahui jalan; atau jika dia mati tanpa mengenal Allah dan saya memiliki firman keselamatan, Allah berkata bahwa hidupnya itu adalah tanggungan saya dan darahnya akan Allah tuntut dari atas tangan saya. 

Ini berarti bahwa seorang misionari memiliki kewajiban bagi semua suku bangsa dan bahasa dan orang-orang dan bangsa-bangsa di dunia. Di  dalam sebuah kota kecil di mana saya pernah mengembalakan, ada sebuah kelompok kecil dari orang-orang yang berada di beranda kecil  kotak pos dari kantor pos. dan mereka sedang berbicara tentang misi luar negeri  dan mereka menentang hal itu. Dan sementara mereka berbicara, datanglah seorang yang saleh dari jemaat saya, masuk ke dalam kantor pos, mengambil Alkitabnya dan membuka ayat ini serta membacanya:

 

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?

Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus?

 

Terlalu sering dan terlalu banyak, sikap yang dimiliki oleh orang-orang Kristen dan dari semua gereja-gereja kita—terlalu sering memiliki sikap yang seperti itu, sama seperti murid-murid yang berada di depan kumpulan banyak orang yang kelaparan ketika mereka berkata, ”Pergilah, pulanglah. Kami hanya mempunyai cukup makanan untuk diri kami sendiri. Kami hanya memiliki lima roti dan dua ikan kecil yang hanya cukup untuk diri kami saja. Tidak ada yang tersisa bagi kalian. Pergilah. Pulanglah. Apa yang kami punya hanya cukup untuk diri kami sendiri.” 

Saya melihat sebuah kartun dalam surat kabar tentang seseorang yang tenggelam. Dan di dalam samudera yang luas itu ada sebuah pulau, di dalamnya ada sekelompok orang yang memalingkan muka mereka dan  membelakangi samudera itu. Dan hanya itu, tanpa sebuah tulisan.

Tetapi, ketika anda melihat dengan lebih dekat, samudera di sekeliling pulau itu adalah lautan manusia. Dan teluk kecil dari samudera itu yang menghubungkan samudera dan pulau yang berada ditengah-tengah samudera itu sangat panjang, tangan-tangan manusia yang kelihatan tulang-tulangnya, kosong dan kelaparan,  kurus dan miskin, berusaha menjangkau orang-orang yang berada ditengah-tengah pulau tersebut.

Tetapi mereka membelakanginya. Mereka melihat ke dalam, ke dalam diri mereka sendiri. Mereka tidak berani berpaling, untuk melihat ke arah wajah-wajah kelaparan dari samudera yang luas itu di sekeliling mereka yang sangat banyak itu, yang miskin dan yang berusaha menjangkau mereka. itu adalah gambaran dari kebutuhan dunia yang sangat banyak.

Beberapa waktu yang lalu, anggaran di dalam Gereja First Baptist di Kota Oklohama  berjumlah sekitar enam atau tujuh ribu dolar: jumlah yang sangat sedikit sekali. Dan mereka memanggil seorang pendeta yang baru. Dan pendeta itu pergi ke Gereja First Baptist di Kota Oklohama, dan dia mulai berusaha meletakkan di dalam hati para jemaat di gereja itu tentang kebutuhan dunia yang luar biasa: “Bagaimana mereka dapat mendengar tanpa seorang pemberita?”

Dan jemaat menggeleng-gelengkan kepala mereka dan saling berbisik menentang hal itu dan diaken mengambil sikap yang bertolak belakang. Dan jemaat itu akhirnya menurun. Dan salah seorang pria berkata, “Dia berbicara tentang dana yang besar, program bantuan yang sangat besar. Kami belum siap. Apa yang akan anda lakukan dengan semua uang itu?” 

Dan mereka mengabaikan hal itu, untuk mengecewakan hati pendeta. Tetapi sepanjang pelajaran pada tahun itu dia kembali memulai  berbicara dari mimbar kepada jemaat dan berkata tentang hal ini, “Jika kita memiliki seratus ribu kali sebanyak yang kita mampu untuk memberi, maka hal itu tidak dapat di bandingkan dengan kebutuhan dunia ini.” Dan dia memulai meletakkan di atas hati mereka tentang kebutuhan-kebutuhan misionari di seluruh bangsa-bangsa dan suku bangsa serta orang-orang di bumi ini. 

Dan saatnya datang untuk anggaran yang baru dan tahun yang baru, para diaken datang kepadanya dan berkata, “Pendeta, kami telah membuat kesalahan dan kami menyesali keputusan yang terdahulu,” dan jemaat berkata, “Kami telah sesat. Kami belum mengikuti kehendak Allah, karena belum memiliki visi tentang orang-orang yang terhilang, dunia yang jemu.” Mereka membuat anggaran yang baru.

Sekarang saya memiliki kebiasaan untuk mengirimkan sebuah telegram kepada Gereja First Baptist Oklohama tentang anggaran kita. Dan mereka mengirimkan sebuah telegram tentang anggaran mereka juga.

Dan kemudian sekitar dua minggu yang lalu, mereka menyumbangkan anggaran pada suatu hari, seperti yang kita lakukan. Dan anggaran mereka pada hari ini berjumlah lebih dari $ 460, 000. 

Tidak lama lagi gereja kita akan berkata terhadap panggilan dunia, “Kami tidak memiliki apa-apa lagi untuk kamu.” Kita telah berubah. Ada sebuah roh yang baru. Ada sebuah hati yang baru. Ada sebuah semangat yang baru. Ada sebuah misi yang baru diantara orang-orang kita. 

Dan kita  berkata kepada bangsa-bangsa—kita berkata kepada mereka , “Kembalilah. Kembalilah. Kami memiliki persediaan yang cukup. Oh, India, jangan pergi. Dan Cina, Oh, Cina, kami telah membuat suatu kesalahan yang besar. Kembalilah Cina. Dan Afrika kecil, engkau sedang membutuhkan, jangan pergi dengan tangan yang kosong. Kami memiliki makanan yang cukup dan untuk dibagikan.”

Bukankah hal itu selalu benar, begitu lama gereja mempertahankan segala sesuatu hanya untuk kebutuhan diri mereka sendiri. Mereka tinggal dalam suatu jenis setengah kelaparan yang tetap, persediaan makanan yang hanya cukup untuk mereka?

Tetapi, ketika gereja memulai untuk menabur dan memberi, ketika mereka mulai membagi, ketika mereka mulai mengirimkan misionari mereka, ketika mereka mulai membuka hati mereka untuk permohonan dunia yang kelaparan, entah dalam cara bagaimana Tuhan menggandakan roti dan ikan di tangan kita. Seperti yang dituliskan oleh Pengkhotbah, “Ada orang yang menabur dan dan semakin bertambah kaya. Tetapi ada juga yang suka menahan tetapi kekayaannya tidak bertambah.”

Betapa saya sangat berterimakasih terhadapa jemaat yang luar biasa ini karena hasrat misi mereka yang sangat luar biasa. Sekarang total program pemberian bantuan dalam setahun berjumlah sekitar $ 750,000—hanya dari program pemberian kita. Dan kita telah membagi hal itu, sekitar 51 persen untuk misi dan 41persen untuk kebutuhan kita. Beberapa orang telah berkata kepada saya, “Saatnya telah datang, ketika program pemberian dari gereja ini akan lebih dari $1,000,000.”   

Dan saya berkata, “Saya pikir hal itu akan datang. Harinya akan datang, saatnya akan datang, ketika program misi di gereja ini dengan pekerjaan gereja lokal kita akan mencapai $ 1,000,000 setiap tahun. Dan ketika hari itu datang, saya melihat ke depan kepada masa di mana kami akan membaginya 60 persen untuk dunia dan 40 persen untuk kami, atau 70 persen untuk dunia dan 30 persen untuk kami.” 

Anda tidak perlu pergi. Kami memiliki roti yang cukup untuk dibagi: panggilan kita terhadap panggilan misi Allah, “Bagaimana mereka dapat mendengar tanpa seorang pemberita? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan jika mereka tidak diutus?” 

Dan bagian ini, juga di letakkan dalam jiwa kita sebagai kewajiban kita terhadap Yerusalem, kota kita, kota Dallas yang kita tinggali: memberitakan Injil kepada orang-orang kita yang terhilang. Sebuah kemuliaan bagi iman Kristen yang peduli terhadap orang-orang miskin di dunia ini. Di dalam Injil Matius pasal sebelas dikatakan: 

 

Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,

Lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"

Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:

Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan

—dan ada satu hal lagi—

…kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”

 

Kemuliaan dari iman Kristen adalah hal ini: dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”

Itu tidak berarti bahwa iman Kristen tumpang tindih atau menghindarkan orang kaya orang yang kaya dan berkuasa, industri raksasa, pengusaha besar, raja keuangan. Di dalam Kisah Rasul pasal 9 yang menggambarkan pertobatan, Tuhan berkata tentang dia, “Dia telah kupilih menjadi alat pilihan bagiKu untuk memberitakan namaKu kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja di dunia.”  Dalam 1 Timotius pasal kedua ayat satu dan dua, Paulus berkata bahwa, “Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar.” Di dalam Wahyu 1:5, Yesus menggambarkannya sebagai “Yang berkuasa atas raja-raja di bumi.” Di dalam Wahyu pasal dua puluh satu ayat dua puluh empat, di situ dikatakan, “Dan bangsa-bangsa akan berjalan dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan kepada mereka.” Mereka sama sekali tidak dilupakan.

Tetapi sepanjang abad dan sepanjang semua generasi, orang-orang miskin telah menjadi  sebuah bagian dari dunia yang telah ditindas, dikuasai dan ditindih. Mereka hidup tanpa harapan. Mereka hidup tanpa sebuah permulaan, tanpa sebuah nyanyian, tanpa sebuah sukacita, tanpa masa depan, tanpa tujuan.

Tetapi Tuhan Yesus telah datang, dan Dia telah menjadi sahabat-sahabat orang miskin. Tuhan Yesus datang dengan sebuah pesan dan sebuah Injil dan sebuah jalan yang baru. Dia membawa pengharapan terhadap orang-orang yang tertindas, yang kelaparan, yang lemah, dan yang dilupakan oleh orang-orang banyak dari bumi ini.

Itu telah menjadi sebuah hari yang baru. Hal tersebut telah menjadi sebuah hari yang berbeda ketika Paulus, rasul Kristus, menulis surat ke Filemon dan berkata “Aku menyuruh kembali hambamu, yaitu Onesimus, tetapi engkau menerimanya kembali bukan sebagai seorang hamba, tetapi sebagai seorang saudara yang terkasih.” “Dan orang-orang miskin, telah memiliki kabar baik yang diberitakan kepada mereka”: Itu adalah kemuliaan iman Kristen.

Saya telah menetapkan dua orang dari badan diaken kami untuk mengamati departemen Gembala Yang Baik yang kami miliki dan untuk membawa sebuah laporan kepada saya. Saya meminta Bruce Graham dan Fred Shepherd. Saya mengutus mereka dan berkata, “Amatilah departemen Gembala yang Baik  itu”—yang merupakan sebuah pelayan untuk orang-orang miskin yang ada di kota kami—“Amatilah departemen Gembala yang Baik itu dan bawakan saya sebuah laporan.”

Kemudian sekitar kurang lebih seminggu lalu, mereka kembali setelah dua atau tidga bulan, dengan laporan pertama mereka. Dan inilah yang telah mereka sampaikan. Mereka berkata, “Pendeta, Pelayanan Gembala yang Baik tidak dapat dilanjutkan, kecuali hal itu menjadi sebuah misi dengan usaha yang keras dari jemaat kita. Yaitu, bahwa mereka harus memiliki makanan dan mereka harus memiliki pakaian dan mereka harus memiliki obat-obatan dan mereka harus didukung. Jika pekerjaan harus dilanjutkan maka hal itu harus menjadi misi pekerjaan yang harus didukung oleh gereja kita.” 

Sekarang apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan melanjutkannya atau tidak?

Dan saya berkata, “Saya tidak dapat menjelaskan kepada anda mengapa—saya tidak dapat menjelaskan hal itu, tetapi di dalam hati dan jiwa saya, Iman Kristen adalah sesuatu yang meloncat keluar dengan sebuah jenis pelayan yang seperti itu.

Di mana saja ada orang-orang yang membutuhkan, mereka yang miskin, mereka yang kelaparan, mereka yang kekurangan, mereka yang terhimpit, mereka yang tidak beruntung, mereka yang jatuh dalam kesusahan dan mereka yang mengalami kedaruratan, entah bagaimana, bagi saya, hal itu menjadi sebuah bagian dari getaran iman Kristen yang merupakan sebuah respon dari kita.”

Saya berkata, “Ketika anda merasakan substansi dari iman Kristen—apakah itu, maka hal itu adalah pelayanan terhadap orang-orang seperti itu. Dan jika anda membawanya keluar, anda membawa pesan itu keluar secara keseluruhan. Anda mengambil seluruh substansi itu. Anda membawa sesuatu itu sendiri.”

Hal itu sama seperti seorang bocah, seorang bocah remaja, putra dari seorang professor teologi yang terkenal. Dia mengajar teologi di seminari. Suatu malam, bocah itu duduk dengan ayahnya dan ibunya di dalam rumah. Dan bocah remaja itu berpaling ke ayahnya dan berkata, “Ayah, engkau tahu kenapa? Saya melihat sesuatu hal yang nyata pada hari ini.”

Dan ayahnya berkata, “Nak, apa maksud kamu?”

Dan bocah itu berkata, “Ayah, saya pergi ke misi hari ini.” Dan dia melanjutkan, “Saya melihat pria dan wanita bertobat dan lahir baru pada hari ini.” Dia berkata, “Ayah itu adalah sesuatu yang nyata.” Dan dia berkata lagi, “Ayah, mengapa engkau tidak pernah memberitahukan hal itu kepada saya sebelumnya?”

Anda lihat, bocah itu telah bertumbuh dalam sebuah keluarga Kristen. Dia memiliki Ibu yang saleh dan ayahnya adalah seorang professor teologi di seminari. Tetapi dia tidak pernah melihat iman Kristen, dan arti yang sebenarnya dari pesannya yang luar biasa, hingga dia melihatnya ke dalam hal-hal kemanusiaan yang meningkat.

Dan itu adalah perbedaan antara Kekristenan dan Komunisme. Komunis menjangkau dan mendorong orang-orang ke bawah. Tetapi Kekristenan menjangkau ke bawah dan mengangkat setiap orang untuk naik. Itu adalah pengharapan dari dunia yang merupakan pesan Kekristenan dari Tuhan Yesus Kristus: “Dan orang-orang miskin memiliki kabar baik yang disampaikan kepada mereka.”

Jika saya diminta mendemonstrasikannya, membuat pertunjukan, “Ini adalah iman Kristen. Ini adalah iman, “Apa yang akan anda katakan? Oh , saya tahu. Kita akan pergi ke Pertemuan Southern Baptis, dimana 30.000 gereja direpresentasikan dan ribuan dari pengkhotbah duduk di dalamnya. Dan di dalam petemuan yang luas itu, di dalam sesi sidang mereka, kita melihat ke arahnya. Sungguh ini adalah iman.

Dapat saja merupakan hal itu. Tetapi Yesus tidak pernah menyebutkannya. Dia tidak pernah menunjuk ke arah hal itu. Apakah iman? Oh, manusia yang luar biasa, yang terlatih, berpendidikan, seorang akademik dan seorang orator. Dia berdiri dan dalam sebuah orasi yang hebat setelah yang lain, dia membangkitkan orang-orang kepada hal yang baru dan kemuliaan yang hebat. Dan kita mendengarkannya dan berkata, “Sungguh, dia adalah iman. Ini adalah iman.” Bukankah hal itu sangat aneh? Yesus tidak pernah menunjukkan hal itu. Dia tidak pernah menyebutkannya.

Apakah iman? Oh, sebuah katedral dengan gaya gothic, dengan arsitektur yang bersinar, ibadahnya yang mulia. Itu adalah iman. Tuhan tidak pernah menujuk ke arah hal itu. Dia tidak pernah menyebutkannya.

Ini adalah iman tentunya. Pelayan yang berjubah, berdiri dalam kehormatan, dalam kemuliaan, dengan semua jubahnya yang permai, dijaga dalam sebuah keindahan, ibadah yang ritualistik. Itu adalah iman. Tetapi Tuhan tidak pernah merujuk kearah hal itu. Dia tidak pernah menyebutkannya.

Tetap dia melakukan sesuatu untuk berkata tentang segelas air yang diberikan kepada orang yang haus, dalam nam seorang murid. Dia berkata sesuatu tentang mengetuk pintu, mengunjungi yang sakit dan yang membutuhkan dan yang lapar, orang asing dan yang putus harapan. Dia memiliki sesuatu untuk berkata tentang seekor domba yang hilang: mencarinya, menemukannya. Itu adalah iman yang sesungguhnya. Dan saya melihatnya di dalam anda.

Saya melihatnya di sini. Kelas Sekolah Minggu:mengetuk pintu, di luar sendirian, di balik dinding-dinding ini, di atas dan di bawah jalanan dari kota ini, melihat bayi kecil di dalam rumah, melihat ayah dan ibu di rumah, melihat akan-anak kecil itu di rumah. Itu adalah iman. 

Ini adalah iman: Melihat misi kita, memberitakan injil terhadap orang-orang. Itu adalah iman.

Ini adalah iman: pergi ke Rumah yatim piatu Buckner, naik ke atas balkon, dan melihat orang-orang miskin itu, anak yatim piatu yang sedang makan. Dan mereka makan dengan rakus dan penuh semangat, apakah anda merasa lega melihat ke bawah, kea rah mereka. Itu adalah iman.

Ini adalah iman. Berdiri di atas mimbar ini, membuka Kitab ini. Minggu demi Minggu. Mengambil keluar firman Tuhan dan memohon untuk orang-orang yang terhilang dan yang tidak mendengar dan yang tidak terjangkau dan yang tidak memiliki gereja dari penduduk kota Dallas ini, mengangkat salib dan berkhotbah tentang Yesus. Ini adalah iman.

 

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?

 

Dan ini adalah pesan kita bagi hati anda pada pagi ini. Seseorang dari anda, percayalah kepada Tuhan, seseorang dari anda, letakkanlah hidup anda di dalam persekutuan jemaat ini, seseorang dari anda, dedikasikanlah semua yang anda miliki untuk Tuhan kita yang mulia, atau sebuah keluarga dari anda, katakan, “Pendeta, inilah kami, dan kami datang.” Juga bagi anda orang-orang muda. 

Sebagaimana Allah meletakkan permohonan di dalam hati anda, di mana saja, maukah anda melakukannya sekarang, di dalam pertunjukan yang mulia ini, di dalam misi yang butuh usaha yang keras, menyampaikan pesan dari Yesus, hingga seluruh dunia? Di manakah bagian anda, sebagai pengkhotbah, untuk berdoa, untuk memberi, untuk mensupport. Kami datang dan inilah kami.”

Di atas balkon, dari semua sisi, di mana saja, ketika kita menyanyikan lagu kita dan ketika kita membuat permohanan ini, hari ini, maukah anda datang? “Pendeta, saya melakukannya sekarang, dan inilah saya, saya mau menerima Tuhan.” 

Menerima Tuhan sebagai Juruselamat anda, atau meletakkan hidup anda ke dalam persekutuan jemaat ini, dengan baptisan, dengan surat, dengan pernyataan, bagaimanapun Allah akan menyampaikan firman dan membuat jalan, ketika kita membuat seruan, sementara kita menyanyikan lagu ini dengan sungguh-sungguh, maukah anda datang? Maukah anda datang, sementara kita berdiri, dan sementara kita menyanyikan lagu ini?

 

Alih basaha: Wisma Pandia, Th.M.