PROBLEM DARI KETIDAK PERCAYAAN ORANG ISRAEL
(THE PROBLEM OF ISRAEL’S UNBELIEF)
Dr. W. A. Criswell
Roma11:1
11-28-54
Di dalam seri khotbah kita menelusuri seri Kitab Roma, kita berada dalam tanda kurung besar dalam Kitab Roma, yaitu dalam pasal sembilan, sepuluh dan sebelas. Kita akan berpaling ke dalam bagian yang sulit dari firman Allah.
Sekarang, jika anda dapat tidur pagi ini maka khotbah ini tidak bermakna sesuatu bagi hati anda. Tetapi jika anda tetap terbangun, jika anda akan mendengarkan, anda akan menemukan di sini dalam sebuah Pesan Allah, sebuah penyingkapan, sebuah nubuatan, sebuah pengharapan, dan sebuah janji yang akan memberikan jaminan di dalam hidup anda, untuk menggetarkan hati anda, tidak peduli apa yang akan terjadi, berita utama apa yang akan anda baca, atau kegentaran serta ketakutan apa yang akan anda hadapi—dan Allah akan memberkati anda atas hal itu.
Saya telah membagi khotbah menjadi dua bagian. Dan saya berharap bahwa saya dapat mencakup bagian yang pertama dalam jam ini hingga pukul dua belas siang. Kotbah pada pagi hari ini adalah : Problem dari Ketidak Percayaan Israel. Dan khotbah pada malam hari ini adalah: “Penggenapan Masa Depan dan Pemulihan Israel,” bangsa Yahudi.
Tanda kurung besar dari Roma pasal 9, 10, dan 11, berhubungan dengan masalah bangsa Yahudi, anak-anak Abraham. Dan di dalam pasal sepuluh dari Kitab Roma, dia menutup, mengutip Yesaya. Yesaya sangat jelas, berbicara tentang kita, bangsa-bangsa Non Yahudi: “Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku.” Kita telah mencari Venus, dan Adonis, dan Isis dan Pseidon. Dan kita sedang mencari Jupiter, dan Jun, dan Juvo serta Thor. Kita tidak mencari Allah, ataupun mendengar panggilanNya.
Tetapi di dalam kedaulatan Allah—di dalam kebaikan dan belas kasihan Allah, Allah berpaling ke bangsa-bangsa lain—anda itu adalah anda, kita—bangsa-bangsa lain, yaitu kita, yang sekarang dipanggil dalam nama Tuhan yang benar.
“Tetapi terhadap Israel, firmanNya”—kepada umatNya yang terpilih, Dia berkata—“Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tanganKu kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah.” Dan itu merupakan cara pasal itu mengakhirinya: Pasal sepuluh dari Kitab Roma.
Jadi dia memulai pasal sebelas: “Maka aku bertanya, adakah Allah telah menolak umatNya? Sekali-kali tidak!Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin.” Dan kemudian dia melanjutkan dengan suatu sisa, suatu orang-orang pilihan, sebanyak 7000 orang yang dikatakan oleh Allah tidak bersujud dan berlutut kepada Baal, ketika Elia bertanya: “Tidak ada lagi orang lain tetapi hanya aku. Semua orang telah ingkar.”
Tuhan Allah berkata, “Tidak Elia. Ada suatu sisa berdasarkan pemilihan oleh anugerah. Tujuh ribu orang yang tidak sujud menyembah Baal.” Lalu dia mendiskusikan hal itu.
Kemudian, dalam pasal dua belas, sebelum dan sesudahnya, dia berbicara tentang kemurtadan bangsa Israel yang bermakna keselamatan bagi kita. Tetapi hal itu bukan akhir dari mereka. “Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih bagi kesempurnaan mereka? Jika mereka telah jatuh dan menjadi saluran bagi keselamatan bagi kita, bagaimana jika mereka kembali—jika mereka kembali kepada Allah? “Sebab jika penolakan mereka”—dalam ayat lima belas—“Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati?
Dan dia melanjutkannya dengan sebuah perumpamaan tentang pohon zaitun. Cabang yang dipotong. Cabang yang asli dipotong. Israel telah dipotong. Dan kita, cabang zaitun liar, yang bukan milik pohon yang asli, kita dicangkokkan ke dalamnya—kita bangsa-bangsa non Yahudi, bertentangan dengan yang asli. “Tetapi,” kata Paulus, “Suatu hari, bagaimana jika cabang yang asli akan dicangkokkan kembali ke batang yang asli yang menjadi miliknya?”
Verse 24:
Sebab jika kamu telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini, yang menurut asal mereka akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri.
Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.
Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.
Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka."
Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang.
Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya
Dia tidak pernah brerubah terhadap kita, dulu sekarang dan seterusnya.
Sekarang mari kita mulai: dalam pasal pertama hingga pasal delapan dari Kitab Roma, Paulus telah menjelaskan kepada kita penyingkapan Injil dan kemurahan Allah di dalam Kristus Yesus. Bangsa Yahudi, katanya, tidak benar di hadapan Allah. Demikian juga dengan bangsa-bangsa lain tidak benar di hadapan Allah, demikianlah yang dikatakan Paulus.
Dia menyatakan bahwa semuanya sama—kesalehan kita sanma seperti kain yang usang di hadapan Allah. Dan dengan hukum Taurat, sekalipun orang non Yahudi, bangsa Yahudi, kita tidak pernah mampu memenuhi kekudusan dan kesempurnaan Allah. Dan Paulus mengatakan bahwa kita semua telah terhilang. Orang-orang Yahudi telah terhilang dan bangsa-bangsa lain telah terhilang. Kita semua “telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”
Dan Paulus menyingkapkan kebenaran Allah, kebenaran oleh iman. Adalah kebenaran dari Yesus Kristus. Yaitu kebenaran yang diimputasikan.
Bukan karena kita benar, tetapi bahwa Dia yang benar. Dia telah memegang hukum, dan dengan iman di dalam Dia, Allah telah mengampuni dosa-dosa kita dan menyelamatkan kita. Kita semuanya sama, baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain.
Kita semua telah berdosa. Kita semua telah terhilang. Kita semua, jika kita diselamatkan maka kita diselamatkan dengan cara yang sama: melalui anugerah Allah di dalam Kristus Yesus. Semua itu disampaikan Paulus dalam Roma pasal satu hingga pasal delapan.
Tetapi bangsa Yahudi memiliki sebuah pertanyaan untuk ditanya. Di dalam Kitab Roma, ada sebuah pertanyaan yang ditanyakan sepanjang kitab ini. Pertanyaan yang ditanyakan oleh orang Yahudi adalah hal ini: “Jika Allah sepakat dengan bangsa-bangsa lain berdasarkan sebuah perjanjian anugerah, lalu bagaimana dengan kami, anak-anak Abraham? Bagaimana dengan janji terhadap bapa-bapa kami? Dan bagaimana tentang perjanjian yang telah dibuat Allah dengan Daud? Dan bagaimana dengan janji yang telah dinubuatkan?
“Adakah Allah mungkin telah menolak umatNya? Apakah Dia tidak lagi memiliki kesepakatan dengan kami lagi sebagai sebuah bangsa, sebagai sebuah ras, sebagai umatNya? Bagaimana tentang janji kepada bangsa? Bagaimana dengan perjanjian-perjanjian?
Apakah Allah telah menolak bangsa Yahudi? Apakah bangsa Yahudi dan apakah umat Yahudi, tidak lagi memiliki masa depan? Karena Allah telah sepakat dengan kita, dalam dispensasi ini dan dibawah zaman anugerah ini, melalui iman di dalam Kristus Yesus, oleh karena itu bagaimana urusan Dia dengan umat Yahudi, dengan bangsa Yahudi?
Dan itu pertanyaan yang secara tepat yang Paulus bangkitkan saat dia mengawali Kitab Roma pasal sebelas: “Aku katakan selanjutnya, apakah Allah telah menolak umatNya? Apakah Allah telah selesai dengan bangsa Yahudi? Apakah Allah melalukan anak-anak Abraham? Apakan Allah telah menolak umatNya?
Sekarang, jawaban dari pertanyaan itu secara praktis dari banyak orang Kristen adalah hal ini: “ya, Allah telah selesai dengan orang Yahudi. Allah tidak lagi berurusan dengan anak-anak Abraham. Mereka tidak lagi memiliki kelebihan dalam pandangan Allah lebih dari ras yang lain, atau bangsa laian atau umat yang lain.”
Dan mereka berkata lebih lanjut, secara praktis dari banyak orang: “Apakah Allah telah menolak umatNya? Apakah Allah selesai telah dengan orang Yahudi dan Ibrani? Mereka berkata Israel yang baru adalah gereja. Dan semua perjanjian itu dan semua janji yang telah dibuat dengan Abraham dan keturunannya, dan yang telah dibuat dengan Daud dan kepada anaknya—bahwa semua nubuatan dan janji itu sekarang diberikan kepada Israel rohani: kepada gereja. Itu yang mereka katakan.
Saya memiliki tiga komentar terhadap hal itu. Yang pertama: Jika hal itu benar, jika Allah telah selesai dengan Israel, jika Allah tidak lagi berurusan dengan bangsa Ibrani, dan jika janji dan kovenan yang telah dibuat bersama dengan Abraham dan Daud serta umat Yahudi, dan sekarang jika hal itu secara rohani diberikan dan berhubungan hanya kepada gereja, saya memiliki hal ini untuk disampaikan: bahwa sebuah interpretasi rohani yang seperti itu secara tepat sama seperti klaim para kritik tinggi terhadap nabi-nabi Perjanjian Lama.
Kelompok kritik tinggi berkata bahwa nabi-nabi Perjanjian Lama tidak lebih dari sekedar pahlawan Ibrani dan pemimpi, dan tidak mampu untuk menyatakan tentang nubuatan yang terjadi masa ini, dan nubuatan mereka hanya terhadap orang-orang yang hidup pada masa mereka. Akan tetapi, ketika anda membaca nubuatan di Perjanjian Lama, mereka menyinggung bangsa Israel di sepanjang generasi, dan sepanjang semua millennium. Dan perjanjian itu telah dibuat untuk selama-lamanya.
Dan jika, dengan proses rohani, maka anda dapat menunggangi perjanjian dan nubuatan itu, dan kemuadian kelompok kritik tinggi benar. Nabi-nabi tidak lebih dari sekedar pahlawan dan seorang pemimpi dan nubuatan mereka tidak akan pernah dipenuhi. Semuanya telah jatuh ke tanah.
Saya memiliki perkataan kedua untuk disampaikan. Jika Allah telah selesai dengan Israel, jika perjanjian dan seluruh kovenan itu tidak dipenuhi, maka hal ini, yang disampaikan Paulus dalam Roma pasal 11:29 adalah tidak benar: “Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya.”
Jika semua kovenan dan janji dari Allah kepada Israel jatuh ke tanah, maka Allah akan menyesali kasih karunia dan panggilanNya. Dan tepat seperti itu, mereka tidak memiliki rasa malu. Allah akan membuat sebuah perjanjian dengan sebuah umat dan Allah akan mengingkarinya. Suatu hari, Allah akan membuat sebuah janji, dan kemudian hari selanjutnya, Dia kemudian tidak memegangnya. Dan jika Allah mengingkari janji yang telah Dia buat bersama dengan Abraham dan Daud serta Israel, lalu bagaimana kita tahu bahwa Allah tidak akan mengingkari perjanjian yang Dia buat terhadap saya ketika Dia berkata, jika saya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, Dia akan menyelamatkan dan memelihara saya selamanya. Jika Allah kita adalah Allah yang ingkar janji, maka saya tidak memiliki jaminan, dan tidak memiliki janji serta pengharapan yang pasti.
Dan selanjutnya, saya memiliki hal ketiga untuk dikatakan mengenai hal itu: Jika Allah menolak umatNya, jika tidak ada masa depan bagi ras Ibrani dan bangsa Ibrani, jika hal itu benar, lalu apa yang Paulus sampaikan di sini bukan merupakan firman Allah yang telah diinspirasikan. “Maka aku bertanya: Adakah Allah telah mungkin menolak umatNya? Sekali-kali tidak!”
Itu merupakan cara yang paling ampuh yang Paulus sampaikan, “Tidak, sama sekali tidak!” Dan di dalam Kitab Roma pasal sebelas, Pulus berkata bahwa mereka tidak ditolak secara total dalam keselamatan sebagai seorang individu, dan mereka tidak di tolak secara nasional untuk sebuah kelepasan dan pemulihan secara pokok.
Dan di dalam ayat dua puluh lima, di sini dikatakan, “…sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. Dan kemudian seluruh Israel akan diselamatkan.”
Apakah seluruh Israel akan diselamatkan? berdasarkan firman Allah, bangsa Yahudi akan tetap ada sebagaimana Allah tetap hidup. Berdasarkan firman Allah, anak-anak Abraham tidak akan pernah dapat dibinasakan. Di dalam Kitab Yeremia pasal tiga puluh, nabi itu berkata: “hai hambaKu Yakub…Hai Israel…Aku menyertai engkau, untuk menyelamatkan engkau. Hingga segala bangsa yang keantaranya engkau Kuserahkan akan Kuhabiskan, tetapi engkau ini tidak akan kuhabiskan.”
Bangsa Babel mungkin lenyap. Bangsa Kasdim mungkin telah hancur. Bangsa Niniwe kuno mungkin telah hilang dari muka bumi. Bangsa Girgishites, bangsa Het, bangsa Hiksos, dan bangsa-bangsa lain mungkin lenyap. Tetapi Aku akan menyelamatkan engkau, Hai Yakub dan hai Israel. “Hingga segala bangsa yang keantaranya engkau Kuserahkan akan Kuhabiskan, tetapi engakau ini tidak akan kuhabiskan.”
Dan sekarang, dengarkan kembali kepada nabi Yeremia pada masa ini di dalam pasal tiga puluh satu:
Beginilah firman TUHAN, yang memberi matahari untuk menerangi siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu biru laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut, --TUHAN semesta alam nama-Nya:
"Sesungguhnya, seperti ketetapan-ketetapan ini tidak akan beralih dari hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunan Israel juga tidak akan berhenti menjadi bangsa di hadapan-Ku untuk sepanjang waktu.
Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, seperti langit di atas tidak terukur dan dasar-dasar bumi di bawah tidak terselidiki, demikianlah juga Aku tidak akan menolak segala keturunan Israel, karena segala apa yang dilakukan mereka, demikianlah firman TUHAN.
Tuhan Allah berfirman, “Beginilah firman TUHAN, yang memberi matahari untuk menerangi siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu biru laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut—demikianlah firman Tuhan, demikianlah keturunan Israel tidak akan berhenti sampai selama-lamanya.”
Dan Paulus berkata sebagaimana dia mengawali pasal sebelas, “Apakah Allah telah mungkin menolak umatNya? Tidak, sekali-kali tidak.” Dan suatu hari, seluruh Israel akan diselamatkan. mereka adalah sebuah ras dan sebuah umat yang akan tetap ada sampai akhir zaman.
Sekarang, untuk sejenak, kita akan melihat keanehan dan kisah yang tragis dari Israel: tidak ada bangsa, tidak ada umat, tidak ada ras yang pernah dianiaya, yang pernah memikul penderitaan dan kebencian seperi anak-anak Abraham. Sekalipun mereka telah menjadi berkat yang besar terhadap bangsa-bangsa dan seluruh bangsa di dunia.
Musa adalah seorang Yahudi. Dan dasar dari semua undang-undang dan proses hukum dalam seluruh peradaban dunia didasarkan atas Hukum Musa.
Alkitab adalah sebuah Kitab orang Yahudi, ditulis seluruhnya—Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru—oleh orang Yahudi, dengan pengecualian Lukas yang menulis Injil ketiga dan Kisah Rasul.
Tuhan kita Yesus adalah orang Yahudi.
Di bawah sebuah hujan batu, seorang pemuda terjatuh di jalan, sebuah objek dari kebencian. Dia adalah seorang bocah Yahudi. Seorang wanita yang baik melihat hal itu, mengambil sapu tangannya dan mengelap darah yang ada di wajahnya, mencium keningnya, dan berkata, “Nak, Allah memberkatimu. Juruselamatku adalah seorang Yahudi.” Itu adalah awal pertobatan dari Dr. Levine, yang sekarang memimpin Masyarakat Pemberita Injil di antara orang Yahudi di Inggris Raya.
Juruselamat adalah seorang Yahudi, dan iman Kristen dan agama Kristen merupakan produk dari masyarakat Yahudi. Paulus melalui surat-surat yang ditulisnya, yang sekarang sedang saya khotbahkan, Yohanes, murid yang paling dikasihi, Yakobus, saudara Tuhan—semua bapa-bapa pendahulu yang hebat ini dan pendiri dari iman kita, mereka semua—dengan kemungkinan sebuah pengecualian yaitu Lukas, mereka semua adalah orang Yahudi.
Adalah sulit untuk membayangkan kesukaran dan kebencian yang telah dialamai ras itu. Apakah mereka penjahat? Sangat sedikit sekali dari mereka yang menjadi penjahat di dunia ini, di bawah matahari ini. Apakan karena mereka pencuri? Mereka mungkin penawar yang cerdas, tetapi mereka tidak mencuri. Apakah karena mereka merupakan objek dari kemurahan di dalam negeri kemana mereka pergi? Tidak, orang-orang tidak pernah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap milik mereka sendiri sama seperti yang dimiliki oleh orang Yahudi.
Tetapi, kesukaran itu, dan penganiayaan yang pahit telah menjadi karakteristik dari kisah mereka dari awal hingga masa sekarang ini. Pada masa Firaun, mereka telah menjadi ancaman karena peningkakatan jumlah mereka, berusaha untuk menghancurkan ras itu dengan memberi perintah bahwa setiap anak laki-laki dari setiap perempuan Yahudi harus dibunuh.
Di dalam masa raja Ahasweros, yang kita kenal sebagai Raja Artakses, Haman, seorang yang licik yang menjadi tangan kanan raja, berusaha untuk menghancurkan seluruh ras itu, menyita seluruh kekayaan mereka, dan menempatkannya ke dalam perbendaharaan raja. Dan dia hampir berhasil, seandainya Ester bukan seorang ratu, yang adalah seorang wanita Yahudi, dan Haman tidak mengetahui hal itu.
Dan pada masa Titus, berdasarkan Lukas pasal dua puluh satu, semua orang Kristen melarikan diri dari Yerusalem, ke Perea dan Libanon, berdasarkan nubuatan Allah dan Tuhan Yesus Kristus. Dan mereka selamat. Tetapi seluruh Yahudi Palestina, berpikir bahwa mereka akan selamat di balik dinding kota itu dari pada tempat terbuka di pedesaan dan daerah yang terbuka, sebagaimana Pasukan Roma telah mengepung dari berbagai sisi, mereka melarikan diri dari hadapan mereka dan lalu masuk ke dalam Yerusalem.
Dan Yosephus berkata bahwa tentara Roma membunuh 1.100.00 orang Yahudi. Dia mengakut 100.000 orang dan menyerahkan mereka ke pasar dunia sebagi seorang budak.
Titus melihat bait Allah yang indah itu, memberi perintah untuk melindunginya. Tetapi, Tuhan Yesus, yang lebih besar dari Titus, telah berkata 40 tahun sebelumnya, “Tidak ada satu batu pun yang akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.” Dan seorang tentara Roma. Tanpa sengaja melempar sebuah panah api ke dalam bait Allah. Dan hal itu menimbulkan kebakaran, dan akhirnya Bait Allah hancur seluruhnya.
Dalam tahun-tahun yang berlalu, di dalam masa kita—beberapa tahun yang lalu ada sekitar 15.000.000 orang Yahudi di dunia. Hitler membinasakan lebih dari 5.000.000 orang dari mereka. dan pada masa sekarang ini, tidak ada bangsa di dunia ini yang memiliki masa-masa yang sulit dalam hidup mereka: terpencar-pencar di seluruh Soviet; orang-orang Yahudi yang hidup dalam fasisme terdahulu yang mendominasi wilayah itu, yang mana Raja Saudi berkata bahwa hal itu sama seperti sebuah kanker di tubuh kita yang harus dikeluarkan.
Dan di sini di Amerika, anti semit, telah meredup saat kita berperang melawan Hitler, tetapi mereka masih berada di sini. Menaiki sebuah elevator di Kota New York, seorang pria Yahudi melintas di depan saya saat dia turun. Orang yang di belakang saya berkata,”Lihatlah dia. Anda tahu siapa dia?
“Ya,” jawab saya, “Saya tahu rasnya.”
“Kami memiliki sebuah pertemuan malam ini,” katanya, “Maukah anda datang?”
Itu adalah sebuah pertemuan fasisme, anti semit. Dan Firman Allah berkata bahwa hal itu menjadi masa kesukaran bagi Yakub, dalam masa penganiayaan besar, dimana bangsa itu akan diayak sedemikian rupa seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sepanjang tahun ini, saya telah berusaha, di dalam kesempatan ini, untuk berdoa, ada sebuah masa yang akan berusaha kembali untuk membinasakan mereka. Dan mereka jatuh kedalam satu tragedi kepada tragedi lainnya. Dan kemudian, mereka masih tetap di sini, orang Yahudi masih tetap di sini, ras mereka dan suku mereka. Mereka masih tetap ada. Mereka tidak dapat dibinasakan.
Yunus adalah tipe bangsa Yahudi, dia adalah tipe orang Yahudi. Dia tidak mematuhi Allah dan melarikan diri dari hadapan Allah, dan dia jatuh dalam kesukaran besar, dia ditelan oleh sebuah ikan yang besar, dipersiapkan oleh Tuhan. Tetapi, dia belum dicerna dan belum diasimilasi.
Yunus adalah sebuah tipe dari orang Ibrani. Mereka telah ditelan. Mereka telah ditelan oleh bangsa-bangsa di dunia. Tetapi, belawanan dengan senua hukum alam, ketika suatu bangsa ditelan seluruhnya, mereka akan berasimilasi sebagaimana mereka hidup diantara orang-orang. Tetapi mereka tidak pernah berbaur, mereka tidak pernah bearasimilasi. Mereka tetap bertahan di Amerika, di Soviet, di German dan di seluruh dunia, dimana mereka berada, mereka tetap bertahan:sebuah ras yang terpisah, sebuah iman yang terpisah, sebuah kepercayaan yang terpisah. Mereka tetap seorang Yahudi.
Dan jika saya dapat menyimpang sejenak: menjadi sebuah tipe dari Yunus, saya katakan, bangsa Yahudi akan sama seperti Yunus. Yunus bertobat, dan dia berseru kepada Allah. Dan Tuhan menyelamatkan dia dan melepaskan dia. Dan dia telah di kirim untuk kedua kalinya, dan dia mengkhotbahkan pesan Allah, dan seluruh penduduk Niniwe bertobat.
Itu adalah sebuah tipe bangsa Yahudi: yang tidak bertobat, yang tidak taat, mereka mereka tidak berbaur dan tidak berasimilasi. Tetapi, suatu hari, mereka akan bertobat. Mereka akan menerima Tuhan dan Kristus, Mesias mereka.
Tuhan Yesus akan menampakkan diri. Dia akan menduduki takhta Daud dan mendudukkan diriNya sendiri diatasnya. Dan bangsa Yahudi akan menjadi bangsa yang pertama dimana seluruhnya akan menjadi Kristen. Dan mereka akan menjadi penginjil bagi dunia, tetapi pasal sebelas dari Kitab Roma akan kita bahas lebih dari pada hal itu pada malam hari ini.
Sekarang, bolehkah saya kembali kepada Paulus dan pasal sebelas dari Kitab Roma? “Maka aku bertanya: adakah Allah telah mungkin menolak umatNya?” Apakah telah selesai dengan Israel? Apakah Allah telah selesai dengan anak-anak Ibrani? “Tidak, Allah sekali-kali tidak melupakan mereka.”
Dan dia memberikan tujuh alasan di sini mengapa Allah tidak menolak orang Ibrani. Dan saya akan membicarakan dua diantara secara cepat pada pagi hari ini.
Alasannya yang pertama adalah: “Karena aku sendiripun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin.” Dan alasannya yang kedua, dimulai dari ayat dua hingga ayat keempat atau kelima, yaitu: ada sebuah sisa oleh anugerah, dari pilihan Allah. Allah tidak menolak mereka. Dia tidak menolak Paulus. Dan Dia tidak menolak suatu sisa dari orang-orang Israel.
Sekarang kita akan melihat hal ini, yang pertama: “Allah sekali-kali tidak menolak umatNya”—apakah Allah telah menolak mereka? apakah Allah telah selesai dengan mereka?—“Tidak, karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin.” Ini adalah hal yang asing dalam pasal yang berada dalam tanda kurung besar ini—pasal 9, 10,11—ketiga pasal itu yang dimulai dengan rasul Paulus.
Ketiga pasal itu dimulai dengan dia: rasul Paulus. Pertobatan dirinya sendiri adalah sebuah tipe, sebuah model. Sebuah pola. Pertobatan Paulus adalah penjelasan dari ketika hal yang terdapat dalam bagian yang pendek dalam Kitab Roma. Pertobatannya adalah sebuah tipikal, sebuah pola, sebuah model pertobatan.
Terhadap siapa? Dari awal-awal pelayanan saya, saya berpikir bahwa pertobatan Paulus adalah sebuah tipikal—sebuah pola dari pertobatan kita. Dan hal itu membawa saya ke dalam penekanan yang dalam dan pergumulan yang mengerikan.
Saya belum melihat cahaya dari surga. Saya belum melihat seorang malaikat. Saya belum melihat wajah Kristus. Tuhan belum menampakkan diriNya kepada saya. Dan saya datang kepada kesimpulan bahwa saya belum diselamatkan, semua hal itu karena saya belum diberitahukan kebenaran Firman Allah.
Pertobatan Paulus adalah sebuah pola. Sebuah model. Sebuah teladan yang sempurna. Tetapi pertobatan Paulus bukanlah sebuah pola pertobatan dari kita. Tidak ada seorangpun manusia yang telah memiliki sebuah pertobatan seperti Paulus. Hanya dia yang merupakan satu-satunya dari seluruh pengikut Kristus, yang memiliki pertobatan di dalam cara yang ajaib, sebagaimana dia telah diselamatkan di jalan ke Damsyik.
“Bukankan ada berpikir bahwa itu adalah sebuah pola?” Sebuah pola dari Allah, Paulus memberitahukannya kepada kita. Di dalam pembicaraan tentang pertobatannya, dalam 1 Korintus pasal lima belas ayat delapan, Paulus berkata: “dan yang paling akhir dari semuanya, Tuhan juga menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya”—sebuah aborsi. Dia lahir sebelum waktunya.
Pertobatan Paulus adalah sebuah pola dari pertobatan bangsa Isreal. Dia seharusnya belum diselamatkan ketika dia diselamatkan,. jika dia masih hidup pada masa itu, dia seharusnya diselamatkan di dalam cara bahwa seluruh Israel diselamatkan.
Tetapi dia berkata: “Tidak, Aku lahir sebelum waktunya. Aku adalah hasil aborsi. Aku lahir sebelum waktu yang seharusnya.”
Jadi, apa maksudnya dengan hal itu? Dan apa maksud anda ketika anda berkata bahwa seluruh Israel seharusnya selamat, dan seluruh Israel harus bertobat kepada Allah?
Berdasarkan firman Allah, ketika Allah telah selesai berurusan dengan bangsa-bangsa lain—“sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk”—ayat 25, “sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk,” ketika orang yang terakhir, berdasarkan pemilihan, datang ke dalam gereja dan ke dalam kerajaan Kristus—maka Allah akan mengangkat gereja.
Berdasarkan 1 Tesalonika pasal empat, jemaat akan diangkat Tuhan ke sorga, dan kemudian Allah akan berurusan dengan bangsa Israel. Tuhan akan berurusan dengan bangsa Ibrani sebagai sebuah bangsa, dan sebagai sebuah umat. Dan pada hari itu, dalam masa itu, Tuhan Allah akan menampakkan diri kepada Yakub. Dia akan menyatakan diriNya kepada Israel.
Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang yang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.
Dan mereka akan berkata: Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini?
Lalu ia akan menjawab: Itulah luka yang ku dapat di rumah sahabat-sahabatku. Pada waktu itu kakiNya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat. Maka Tuhan akan menjadi raja atas seluruh bumi; pada waktu itu Tuhanlah satu-satunya dan namaNya satu-satuNya.
Dengan tidak ada pergantian siang dan malam, dan malampun menjadi siang
Pada waktu itu akan terbuka suatu sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran.
Pada masa ketika Allah telah selesai berurusan dengan bangsa-bangsa lain, setelah Dia selesai berurusan dengan gereja—setelah orang terakhir yang telah dipilih telah masuk dan gereja telah diangkat dari dunia, kemudian Tuhan akan mulai berurusan dengan bangsa dan suku Israel. Dan Dia akan menyatakan diri kepada mereka, dan mereka akan memandang Dia dan meratapi Dia seperti seorang anak yang sulung yang telah hilang dan hidup kembali—yang telah mati dan ditemukan kembali
Dan berdasarkan Kitab Wahyu, “Lihatlah, Dia datang bersama dengan awan-awan, dan setiap mata akan memandang kepada Dia dan juga mereka yang telah menikam Dia.” Tuhan akan kembali, dan Yakub—Israel, orang Ibrani—akan memandang Dia, dan mereka akan berpaling serta menerima Dia dan menjadi selamat.
Dan sebuah bangsa akan lahir dalam satu hari. Dalam pasal enam puluh enam dari kitab Yesaya:
Siapakah yang telah mendengar hal seperti itu, siapakah yang telah melihat hal yang demikian? Masakan suatu negeri di peranakkan dalam satu hari, atau suatu bangsa dilahirkan dalam suatu kali? Namun baru saja ia menggeliat sakit, Sion sudah melahirkan anak-anaknya.
Dan sekali lagi dalam Zakharia pasal tiga: “Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari ini saja.”
Israel, bangsa Yahudi, akan berpaling kepada Kristus dalam satu hari. Bangsa itu akan menjadi Kristen dalam satu hari, ketka Tuhan menyatakan diri kepada mereka dan mereka menerima Raja mereka, Mesias mereka dan Juruselamat Mereka.
Itu adalah jawaban pertama dari pertanyaan rasul Paulus: “Sebab aku seorang Israel, yang lahir sebelum waktunya.” Lahir sebelum masanya lahir, sebuah aborsi—tipikal dari hari, dimana seluruh bangsa itu akan dilahirkan kembali, dan seluruh Israel menerima Tuhan Yesus dan “seluruh Israel akan menjadi selamat.”
Sekarang, alasannya yang kedua: suatu sisa. Anda tahu tentang apa yang Kitab Suci katakana tentang Elia, ketika Elia berkata, “hanya aku satu-satunya. Tidak ada orang lain.”
“Tidak,” kata Tuhan, “Tetapi ada tujuh ribu orang yang tidak sujud menyembah kepada Baal.”
Berdasarkan pemilihan oleh anugerah, ada suatu sisa dari Israel bahkan sampai saat ini yang selamat serta percaya dan menerima Tuhan Yesus Kristus. Akan ada selalu sisa yang beriman kepada Allah di sepanjang sejarah Israel. Pada masa Elia, ada sekitar 7.000 orang, di masa pembuangan ke Babel, orang-orang sisa yang beriman tidak pernah menyerah, pada masa Pentakosta, semua orang-orang yang pertama kali bertobat adalah orang Israel.
Dan sepanjang abad, beberapa orang Kristen yang terkemuka di seluruh dunia adalah orang Yahudi. Benyamin Disraeli, Perda Menteri Viktoria pada akhir abad sembilan belas di Britania Raya; Mendelsson, Sullivan, Rubenstein, beberapa orang musikus dan komposer itu adalah orang-orang Kristen Yahudi, bahkan, seorang yang luar biasa seperti Mandelsson, sejarahwan Kristen yang terkemuka adalah sejarahwan gereja terbesar yang pernah hidup; Alfred Edersheim, yang menulis The Life and Time of Jesus the Messiah, penulis kehidupan Kristus terkemuka yang pernah hidup adalah seorang Yahudi; Rabbi Rabinowitz dari Rusia, beberapa tahun yang lampau, yang telah bertobat dan mampu membawa seluruh murid sinagogenya menjadi orang Kristen dan memiliki iman Kristen bersama dengan dia; Adolph Saphir, yang menulis tafsiran yang tidak ada bandingnya atas Kitab Ibrani—mereka semua adalah orang Kristen Ibrani.
Dan dalam dua puluh lima tahun terakhir ini: ada sebuah pertobatan yang besar kepada Yesus di antara orang Israel bahkan lebih banyak dari masa-masa yang lain sejak hari Pentakosta. Saat ini ada sekitar satu orang dari 66 orang Yahudi masuk agama Kristen. Tidakkah anda tahu bahwa pada pagi ini, pada hari Tuhan ini ada sekitar 800 pendeta Yahudi yang berdiri di mimbar Protestan, dan orang yang berkhotbah dari kekayaan Injil Kristus?
Sekalipun dia bukan orang percaya, saya mengutip keluar perkataan dari Albert Einstein: “Saya adalah seorang Yahudi, tetapi saya terpesona oleh kilauan gambaran dari Nasaret.” Kemudian dia ditanya tentang sejarah keberadaan dari Yesus, oleh beberapa orang Yahudi yang menyangkalnya, dia menyatakan: “Saya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, tanpa sebuah keraguan. Tidak seorangpun dapat membaca kitab-kitab Injil tanpa merasakan kehadiran yang nyata dari Yesus, kepribadiannya dalam setiap kata-kata. Tidak ada seorangpun yang dipenuhi dengan sebuah kehidupan seperti itu.”
Dan berdasarkan pemikiran dari Rasul Paulus, sebab jika pelanggaran dari Israel adalah keselamatan bagi kita—jika penolakan mereka yang sementara merupakan perdamaian bagi dunia, maka pada suatu masa, “dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati? Betapa lebihnya penerimaan mereka ketika “masa bagi bangsa-bangsa lain” telah genap, dan Allah akan mempetobatkan seluruh Israel, dan seluruh Israel diselamatkan, dan mereka akan menjadi penginjil dan pengkhotbah di seluruh dunia? “Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya.”
Dan saya benci untuk berhenti. Begitu banyak hal yang ingin saya sampaikan belum terpenuhi. Tetapi saya tidak lagi memiliki waktu. Saya akan melakukannya pada malam hari ini.
Saya akan mengakhirinya dengan kata-kata singkat ini: Tuhan berfirman kepada Abraham, “Aku akan memberikan negeri ini kepadamu, dan kepada keturunanmu sampai selama-lamanya.”
Dan Tuhan Allah berfirman kepada Daud, “engkau akan memiliki seorang anak untuk duduk di atas takhtamu, dan takhtanya akan kokoh sampai selama-lamanya.”
Dan Tuhan Allah berfirman kepada Israel, “Aku akan mengumpulkan engkau dari seluruh bangsa-bangsa yang kepada mereka engkau Kucerai beraikan, dan Aku akan membawa engkau kembali ke tanah kelahiranmu, dan engkau akan hidup di sana sampai selama-lamanya.”
Tuhan Allah telah membuat hal itu, dan kovenan serta janji-janji yang lain dengan Israel. Jika kovenan itu serta janji itu dapat diingkari, dan jika Allah memiliki sifat seperti itu bahwa Dia berubah dan Dia berpaling, lalu apa yang akan saya lakukan ketika Allah berkata kepada saya “Percayalah padaKu; Aku akan memberikan kepadamu hidup yang kekal, dan tidak ada seorangpun yang akan mengambil engkau dari tanganKu?” “BapaKu yang telah memberikan mereka kepadaKu lebih besar dari semua, dan tidak seorangpun yang dapat mengambil mereka dari tangan BapaKu.”
Tetapi, Allah mungkin mengubah pikiranNya, dan saya jatuh ke neraka sesudahnya. Mungkin Allah mengubah janjiNya, dan saya akan terhilang selamanya.
Dapatkah saya bergantung kepada Allah? Dapatkah saya? Dapatkah saya percaya di dalam firmanNya dan di dalam janji-janji Allah? Dapatkah saya?
“Adakah Allah mungkin telah menolak umatNya?” Apakah Allah melakukan hal itu? Paulus berkata bahwa Allah tidak menyesali kasih karunia dan penggilanNya, dan tidak berubah. Dan setiap janji yang telah Dia buat bersam dengan Abraham, setiap kovenan yang telah Dia buat kepada Daud, setiap janji yang telah anda baca di dalam Kitab Allah sehubungan dengan Israel akan dipenuhi hingga titik yang terakhir, hingga bagian yang terkecil, berdsarkan firman yang tidak berubah dan janji dari Allah yang hidup.
Dan ketika kita berpaling ke dalam Perjanjian Baru, kepada kovenan Allah dan janjiNya bagi kita, kita tidak perlu meragukannya. Dia tidak akan pernah gagal. Dia tidak akan mengecewakan kita, dan meninggalkan kita. Itulah Allah kita, yang tidak akan berubah.
Pengkhotbah, semua hal yang dapat dia lakukan adalah berdasarkan firman Allah. ini bukan ide saya. Saya hanya sebuah suara. Hanya itu. Saya tidak pernah mendengar hal ini. Saya tidak pernah diajarkan tentang hal ini. Saya hanya telah membacanya dari Alkitab.
Dan saya telah memberitahu anda beberapa waktu yang lalu, saya telah menetapkan pikiran saya untuk mengkhotbahkan firman ini.dan sebagaimana kita datang, sebagaimana kita membaca tiap bagiannya, kita membacanya secara bersama-sama dan percaya kepada Allah.
Dan saya tidak dapat mengerti seluruhnya akan hal ini. Saya tidak dapat melihat sepenuhnya. Tetapi mereka ada dalam firman Tuhan. Dan Allah berfirman, “langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu…bunga-bunga akan layu, rumput akan menjadi kering, tetapi perkataanku akan tetap kokoh sampai selama-lamanya.”
Dan itu yang telah saya khotbahkan setiap waktu. Hal itu mungkin bukan tentang khotbah penginjilan setiap waktu. Tetapi setiap kali saya berkhotbah, hal yang paling utama adalah anda dapat percaya kepada Alkitab. Anda dapat percaya kepada firman Allah.
Anda dapat memberikan hidup anda kepada Dia yang menyampaikan hal itu. Jika anda mau ada dapat berdiri di sisi saya. Jika akan mau menyerahkan hati anda dan hidup anda serta jiwa anda di dalam pelayanan ini, untuk membuat hal itu diketahui oleh orang banyak, untuk memberitakan pesannya, dengan pengakuan iman, dengan datang ke dalam jemaat ini melalui baptisan atau surat, bagaimanapun Allah akan menyampaikan firmanNya.
Sementara kita berdiri dan membuat seruan ini, anda boleh datang dan membuatnya sekarang. Buatlah keputusan sekarang ini. Sebagaimana Roh memanggil anda, buatlah sebuah keputusan, ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu.