Daftar isi

HARI IBADAH ORANG KRISTEN

(THE CHRISTIAN DAY OF WORSHIP)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Roma 14:5-6

 

02-13-83

 

Ini adalah Gereja First Baptist Dallas. Kami menyambut anda semua yang sedang berbagi dengan kami pada jam ibadah ini, bagi anda yang sedang mendengarkan melalui siaran radio maupun bagi anda yang sedang menonton melalui siaran televisi.

Saya telah bertemu dengan seorang minggu yang lalu. Dia berkata, “Setiap minggu saya mendengarkan anda melalui siaran televis di South Carolina.” Dia berkata, “Anda ada di dalam siaran TV kabel di sana dan kami mendengarkan anda setiap minggu.”

Tuhan memberkati anda semua. Beberapa orang dari anda sedang mendengarkan khotbah di Kalifornia. Dan dari sisi yang lain di Negara ini kepada yang lainnya, dan hal ini sangat meningkat dengan pesat dan semakin banyak stasiun tv kabel yang mengambil siaran ibadah ini dan menyiarkannya melalui udara. Bagaimanapun, Allah memberkati anda dan menghembuskan sebuah sebuah jawaban doa bagi kita, sebagaimana kita menjelaskan Firman Tuhan.  

Pada hari ini kita akan mendengarkan khotbah dalam doktrin utama dari Alkitab. Saya telah menerima surat dari Pat Zondervan Friday. Dan dia berkata bahwa volume ketiga dari khotbah yang berjudul,  Expositions on the Great Doctrines of the Bible, akan terbit pada musim gugur ini.

Hari ini kita akan menyelesaikan bagian ini di dalam seri doktrin yang membahas tentang kehidupan orang Kristen. Dan minggu berikutnya, kita akan memulai tujuh seri khotbah tentang doa. Saya menyebutnya proseuchology.  Kata Yunani untuk “doa”  adalah proseuchomai, dan saya hanya mengaitkan kata itu menjadi kata proseuchology,  yang berarti pelajaran tentang doa.

Di dalam garis besar yang tercetak dari seri khotbah ini, minggu depan kita seharusnya meneruskannya dengan doktrin biblika tentang penatalayanan. Tetapi karena  musim tahun ini adalah puncak dari kebaktian kebangunan kita yang luar biasa—sebuah ilustrasi akan ada pada selasa malam pada pukul tujuh malam, ketika Bailey Smith berkhotbah di sini—karena masa kebaktian kebangunan, saya telah meloncati bagian itu, dan melanjutkannya tentang masalah doa.  

Sekarang, pada hari ini, kita akan menutup khotbah tentang kehidupan orang Kristen. Hal itu termasuk juga: Sebuah Hari Bagi Ibadah Orang Kristen. Dan sebagai latar belakang teks, Paulus menulis dalam Kitab Roma pasal 14 ayat 5 dan 6:

 

“Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. “

 

Roma 14:6,

 

“Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan….”

 

Itu merupakan sebuah pengumuman yang luar biasa ketika anda memikirkan penekanan yang luar biasa dari iman orang Yahudi terhadap hari Sabat. Orang Kristen  pada abad pertama, Petrus, Paulus dan Yakobus, yang merupakan gembala di Yerusalem, dan murid-murid pertama, mereka masuk ke dalam sebuah kontroversi tentang hubungan dari iman Kristen yang baru terhadap iman Yahudi yang lama. Termasuk masalah sunat, hari-hari perayaan, hari sabat, ordinansi-ordinansi, institusi-institusi dan tradisi Yudaisme dan apa yang harus dilakukan dengan kekristenan?

Pertentangan yang sengit itu digambarkan dalam Kisah Rasul pasal lima belas. Pertentangan itu begitu hebat dan terpecah belah, sehingga mereka mengadakan sebuah sidang. Sebuah pertemuan dari pemimpin-pemimpin Kristen awal yang berlangsung di Yerusalem, dengan agenda: apa yang seharusnya dilakukan oleh orang Kristen terhadap ketetapan-ketetapan Yahudi dan perayaan serta tata cara yang terdapat dalam Yudaisme? Dan dalam Kisah Rasul pasal lima belas ayat sepuluh dan sebelas, Simon Petrus berkata: 

 

Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita, maupun oleh kita sendiri?

Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.

 

Sang rasul mengajukan hal itu, jika seseorang, percaya kepada Kristus dan memberikan hatinya serta hidupnya kepada Kristus, dia tidak memerlukan usaha yang lain atau perayaan-perayaan atau aturan-aturan atau upacara-upacara dan ritual-ritual dari Yudaisme. Anda tidak perlu disunat. Anda tidak perlu memegang semua perayaan-perayaan, upacara-upacara dan ritual lainnya. Anda diselamatkan melalui Yesus, Tuhan kita dan hanya oleh Dia. Dan rasul Petrus, menunjuk kepada semua praktek Yahudi itu sebagai sebuah, “kuk yang tidak dapat dipikul baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri.”  

Salah satu tradisi dan hukum dari iman Yahudi termasuk masalah hari Sabat. Sebagai contoh Paulus menulis surat kepada jemaat-jemaat Galatia, yang mana mereka telah ditekan oleh orang-orang Yudaistik untuk menambahkan kepada iman Kristen mereka seluruh tata upacara Yudaisme. Dia berkata kepada mereka:

 

Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah…bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?

Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun.

Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia.

 

Bukan hanya Simon Petrus yang menunjukkan bahwa upacara-upacara dan ritual-ritual serta tata ibadat orang Yahudi sebagai sebuah “kuk” tetapi rasul Paulus menyebutkan mereka sebagai “memperhambakan diri kembali,” dalam perbudakan.

Kemudian, Paulus menulis dalam Kolose 2:16 dan 17, bagian yang yang menjadi teks kita pada minggu pagi  yang lalu:

Karena itu jangalah biarkan orang menghukum kamu

krinō, “duduk dalam hukuman atas anda, menjatuhkan penilaiannya atas anda”

Mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;

Semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya adalah Kristus.

Jadi, saya dapat mengerti dengan mudah, seperti yang anda bisa, kekurangan pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan terhadap hukum Taurat dan perintah-perintah di dalam Perjanjian Lama, yang mana Alkitab sendiri telah memilikinya. Dalam Perjanjian lama, hari Sabat itu sangat berharga dan sangat tepat, dengan perintah Allah, adalah sebuah tanda diberikan kepada anak-anak Israel, dan hanya untuk mereka, sebuah tanda antara Allah Yehova dengan umatNya Israel. Dalam Kitab Keluaran pasal tiga puluh satu berbunyi:

 

Berfirmanlah Tuhan kepada Musa,

… Akan tetapi hari-hari SabatKu harus kamu pelihara; sebab itulah peringatan antara aku dan kamu, turun temurun…

… Siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu,, pastilah ia dihukum mati.

 

Dan dia mengulang hal itu dalam ayat selanjutanya: “Sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya.”

Dan dalam Bilangan 15:32-35, ada kisah dari seorang Yahudi yang dirajam dengan batu. Mereka menghukum seseorang yang mengumpulkan kayu api pada hari Sabat. Kemudian bagian itu ditutup dengan, “Hari sabat adalah sebuah tanda antara Aku dan anak-anak Israel sampai selama-lamanya.”

Jika anda seorang Yahudi, anda berada di bawah perintah untuk memelihara hari Sabat. Itu adalah sebuah tanda bahwa anda adalah seorang Yahudi dan hukum Allah yang telah diberikan kepada anda, sebagi seorang Yahudi.

Tetapi pelaksanaan dari hukum tentang hari sabat telah berakhir dalam batasannya, di dalam cabang-cabangnya: apa yang boleh anda lakukan dan apa yang tidak boleh anda lakukan pada hari Sabat. Petrus menyebutkan hal itu sebagai sebuah kuk. Paulus menyebutkan hal itu sebagai sebuah perhambaan, sebuah perbudakan. Dan Tuhan kita yang telah disalibkan, yang ditolak oleh umatNya dan menghukum mati Dia, karena Dia memutuskan hari Sabat.

Di dalam Kitab Markus pasal dua, anda dapat melihat sebuah pengantar dari sikap Tuhan kita terhadap hari Sabat:

 

Lalu kata Yesus kepada mereka, “hari sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,

Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”

 

Sekarang saya tidak memiliki cukup waktu untuk mengilustrasikan hal itu, tentang apa yang Tuhan lakukan pada hari Sabat, yang menimbulkan sebuah kemarahan dan kebencian dari sebagian pemimpin-pemimpin Yahudi.  .

Jadi, ketika Petrus dan Paulus merujuk kepada perhambaan, ke dalam perbudakan tentang hari Sabat, kita yang telah dibebaskan dari hal itu tidak memiliki ide seperti apakah hal itu. Sebagai contoh, saya telah melihat dalam Talmud Palestina.

Ada dua buah Talmud. Ada Talmud Babilonia, yang telah dibuat dari Misnah dan Gemara Babilonia, diskusi dan tafsiran dari hukum Yahudi yang disebut sebagai Misnah. Dan kemudian anda Misnah Palestina—Gemara Yerusalem, diskusi pikiran para rabi tentang hukum Allah, yang telah dibuat di sana, di dalam Misnah.

Di dalam Misnah ada dua risalat yang berhubungan dengan hari Sabat. Tidak ada perintah yang lebih penting atau yang lebih signifikan bagi orang Yahudi dari pada memelihara sebuah hari Sabat. Jagi, di dalam Gemara, di Talmud Palestina, mereka menuliskan hal ini. Dan saya tidak memiliki cukup waktu untuk membaca semuanya. Tetapi saya akan mengangkat beberapa dari antaranya, untuk anda lihat apa sebabnya mereka menyebut hari Sabat sebagai kuk dan sebuah perhambaan. 

Di sina ada cabang dari aplikasi tentang hukum Sabat: jika suatu benda terlempar ke udara dan ditangkap dengan tangan yang sama maka hal itu bukanlah sebuah dosa. Akan tetapi jika benda itu dilambungkan ke udara dan ditangkap dengan mulut maka itu sebuah dosa.

Jika seseorang mengambil air hujan, yang mana dia memperolehnya dari yang jatuh langsung dari langit maka itu bukanlah dosa. Tetapi jika air hujan itu diperoleh dari air hujan yang terlebih dahulu melalui atap maka itu adalah dosa.

Jika seseorang berada di suatu tempat dan tangannya dipenuhi dengan buah, dan dan hari itu adalah hari Sabat maka dia harus menjatuhkan buah itu sejak itu, jika dia mengambil dengan tangan penuh dari satu lokasi ke lokasi yang lain, dia harus membawa sebuah beban pada hari sabat.

 “Kecuali sebuah lampu yang menyala untuk mengusir ras takut terhadap bangsa-bangsa lain atau perampok atau roh jahat, maka lampu yang lain tidak boleh dinyalakan pada hari Sabat.

Bagi anda, wanita cantik: Wanita dilarang untuk melihat sebuah cermin pada hari Sabat, karena dia mungkin akan melihat rambutnya yang beruban dan berusaha untuk menariknya, yang mana itu adalah sebuah dosa.

Seseorang dapat pergi pada hari sabat dengan gumpalan kapas di telinganya. Tetapi dia tidak dapat pergi pada hari Sabat dengan memakai gigi palsu, mereka mungkin saja dapat jatuh dan pemakainya mungkin harus mencarinya dan mengangkatnya dan itu merupakan sebuah dosa pada hari Sabat.

Jika seekor ayam menelurkan telur pada hari minggu, maka telur itu terlarang. Anda tidak dapat memakannya, tetapi bagaimanapun jika seekor ayam betina tidak untuk bertelur tetapi untuk menggemukkan maka telur itu dapat dimakan, sebagai bentuk dari sebuah bagian bahwa ayam itu telah berkurang.

Tidak ada luka yang boleh dibalut pada hari Sabat dan tidak boleh memberikan pengobatan pada sebuah luka pada hari sabat. Tenggorokan tidak boleh dikumur pada hari sabat. Tulang tidak boleh diobati atau membuat suatu pembedahan yang dilakukan pada hari Sabat.

Lagi, jika sebuah dinding runtuh dan menimpa seseorang dan hal itu dapat mengkibatkan kematiannya, puing-puing dan sampahnya tidak boleh dipindahkan , untuk membebaskan tubuhnya pada hari Sabat. Dan lagi, mata orang yang meninggal tidak boleh ditutup pada hari Sabat.

Dan di sana ada ratusan peraturan lainnya. Itulah sebabnya mengapa Petrus menyebutnya sebagi kuk dan Paulus menyebutnya sebagai sebuah perhambaan.

Sekarang, apakah anda mencatat bahwa dia menggunakan kata “Sabat” dalam bentuk jamak: “Karena itu janganlah biarkan orang menghukum kamu—menjatuhkan penilaiannya atas anda—Mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat,” kata itu berbentuk jamak.

Saya ingin anda untuk melihat apa yang dilakukan oleh beberapa denominasi Kristen, yang mengangkat hari Sabat dari Perjanjian Lama dan berkata, “Anda harus memeliharanya.” Tetapi mereka mengabaikan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan hari Sabat yang berada dalam perintah yang sama dari Allah.

Sekarang anda lihat ke dalam hal ini:

 

Dan berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Katakanlah kepada anak-anak Israel, pada bulan yang ketujuh, pada hari pertama bulan ini haruslah  ada  sebuah hari Sabat.

Dan selanjutnya dalam Imamat pasal dua puluh tiga ayat tiga puluh sembilan:

Akan tetapi pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu pada waktu mengumpulkan hasil tanahmu, kamu harus mengadakan perayaan bagi Tuhan tujuh hari lamanya; pada hari yang pertama haruslah ada  perhentian penuh dan juga pada hari kedelapan harus ada perhentian penuh.

 

Hari pertama pada bulan ketujuh adalah hari Sabat. Pada hari kedelapan dalam bulan yang ketujuh juga adalah hari sabat. Dan hari kelima belas pada bulan ketujuh  adalah sebuah hari Sabat.

Tetapi tidak hanya itu. Saya berpaling kepada pasal selanjutnya, dalam Kitab Imamat pasal dua puluh lima :

 

Dan Tuhan Allah berfirman kepada Musa…Berbicaralah kepada orang Israel 

Enam tahun lamanya engkau haru menaburi ladangmu

Tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu ada suatu Sabat, sebuah hari sabat bagi Tuhan.

 

Setiap tujuh tahun harus ada sebuah Sabat. Dan kamu tidak boleh bekerja pada tahun ketujuh.

Dan tidak hanya itu, tetapi sebagaimana saya membaca dalam ayat delapan dari pasal dua puluh lima Kitab Imamat:

 

Selanjutnya engkau harus menghitung tujuh tahun Sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun; sehingga masa tujuh sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun….

 

Dan tahun yang kelima puluh harus menjadi sebuah tahun Sabat yang disebut sebagai Tahun Yobel. 

Sekarang apa yang saya tidak tahu tentang kepercayaan tertentu itu adalah hal ini: Mengapa anda membaca Prjanjian Lama dan mengambil hari sabat untuk dipelihara, tetapi anda tidak bermaksud untuk memelihara Tuhan Allah yang sama di dalam hukumNya termasuk pada hari pertama di bulan ketujuh, hari ke delapan pada bulan ketujuh, hari kelima belas pada bulan ketujuh, tahun ketujuh pada setiap tahun ketujuh dan tahun yang kelimapuluh setelah tujuh kali tahun sabat? Mengapa anda memilih satu dan tidak mengikutsertakan yang lain.

Dan bolehkah saya melanjutkan dan berkata, jika anda menyetel hidup anda dengan Perjanjian Lama, bagaiamana tentang sunat? Bagaimana dengan semua tradisi dan peraturan-peraturan serta perayan-perayaan yang terdapat di Perjanjian Lama? Mengapa hanya mengambil satu dan berkata, “Kita hanya menjalankan satu” yakni dalam hal ini, sebagaimana yang kita bicarakan pada pagi hari ini, sebuah hari Sabat? Mengapa anda hanya mengambil satu, sementara ada hari Sabat yang lain yang memiliki kekudusan dan memiliki inti sari yang sama, dan disamping itu, upacara-upara dan ritual-ritual serta perayaan-perayaan lainnya, dan banyak lagi dimana kesemuanya itu berada dalam perintah Allah?

Itulah sebabnya mengapa Petrus menyebutnya sebagai “sebuah kuk yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita, maupun oleh mereka sendiri.” Dan, itulah sebabnya Paulus menunjukkan hal itu sebagai sebuah “perhambaan.”

Sekarang, Hari Tuhan, hari pertama dari tiap minggu: Tidak ada sebuah hal di dalam Alkitab, tidak ada sesuatu hal dari  Tuhan yang mengubah hari Sabat dari hari Sabtu menjadi hari Minggu. Hari Sabat merupakan sebuah perintah dari Tuhan yang diberikan kepada Israel sebagai sebuah tanda antara  Dia, Allah Yehova dan umat pilihanNya yaitu Israel.

Dan pertama kali dunia melihat tentang periode tujuh hari seminggu, dan pertama kali dunia melihat atau mendengar tentang sebuah hari Sabat adalah ketika Allah memberikan hal itu kepada Musa di Gunung Sinai.

Tidak ada—saya ulangi—suatu hal di dalam Alkitab yang memindahkan hari Sabat dari hari Sabtu menjadi hari Minggu. Minggu adalah hari yang lain. Itu adalah sebuah hari yang baru. Minggu adalah hari pertama dalam seminggu. Sebuah hari kebangkitan. Sebuah hari kemenangan. Sebuah hari kejayaan. Sebuah hari pembebasan. Sebuah hari kelepasan. Sebuah hari yang jaya. 

Dan hal itu dilaksanakan bukan melalui sebuah perintah. Tidak ada perintah untuk memelihara hari Tuhan. Hal itu dipelihara dengan sederhana yang mengalir keluar karena ucapan syukur dari dalam hati terhadap apa yang telah Yesus lakukan bagi kita dengan mengalahkan dosa dan kematian dan kuburan dan berjanji kepada kita kehidupan yang kekal dan berlimpah bersama dengan Dia baik di dunia ini maupun di dalam sorga. Anda tidak memiliki sebuah alasan dalam melaksanakan hari pertama dalam seminggu, kecuali hal itu adalah sesuatu yang berada di dalam hati kita yang kita lakukan karena kasih kita terhadap Yesus.

Saya tidak keberatan terhadap sesuatu, ketika saya berkata kepada anda bahwa kita dapat memiliki sebuah ibadah yang baik di sini pada Selasa malam. Selasa malam bersama Bailey Smith, seperti yang kita lakukan pada hari minggu bersama dengan saya. Atau, kita dapat bertemu pada Rabu malam, atau untuk ibadah doa tengah minggu kita, dan memiliki hal yang sama baik, yang dapat menggerakkan umat Allah sama seperti ibadah hari Minggu.

Tidak ada perintah untuk melaksanakan hari Tuhan, tidak ada sama sekali. Kita hanya melakukannya karena kasih kita kepada Yesus. Kita sama seperti bunga matahari. Bunga itu mengikuti matahari, menghadap ke  arah matahari, ke arah timur saat pagi dan kita akan mengikuti matahari itu hingga akhir, sebagaiman matahari senja berada di barat, bunga matahari akan menghadap ke barat. Mereka menghadap ke arah matahari.

Demikian juga dengan orang Kristen. Hal itu karena kasih kita kepada Tuhan Yesus, menghadap ke arah Dia, dimanapun Dia berada.

Dan Minggu adalah hari Perigatan kita. Minggu adalah hari kita memuji Tuhan. Sebuah hari pujian. Sebuah hari doa. Sebuah hari dimana kita berkumpul bersama-sama untuk memuji Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan Juruselamat kita dan apa yang telah Dia lakukan bagi kita.

Dan hal itu keluar dari luapan hati kita yang melimpah. Tidak ada kuk. Tidak ada perintah. Tidak ada perhambaan di dalamnya. Itu hanya sebuah pujian dan kelegaan dan haleluya serta ucapan syukur terhadap Tuhan. Hanya itu saja.

Ada tiga peringatan yang luar biasa dari Juruselamat kita. Yang pertama adalah baptisan, yang anda lihat beberapa saat yang lalu. Itu adalah penguburan dan Kebangkitannya: Baptisan. Kitab Roma pasal enam berkata bahwa kita telah dikuburkan bersama dengan Tuhan yang telah dikuburkan. Dan kita telah dibangkitkan bersama dengan Tuhan sebagaiman Dia telah bangkit. Itu adalah sebuah kebangkitan hidup, sebuah hidup yang baru, sebuah hidup yang diregenerasikan, sebuah hidup yang diciptakan kembali, itu adalah kehidupan orang Kristen: sebuah peringatan di dalam baptisan.

Peringatan kedua adalah sebuah pengulangan dari Perjamuan Tuhan, dimana, “Sebagaimana kamu memakan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mengingat akan kematian Tuhan sebagai peringatan akan Dia, samapai Dia datang kembali.”

Dan peringatan yang ketiga adalah Hari Tuhan. Rasul Yohanes, di pulau Patmos yang sebagai tempat pembuangannya—Dia telah “Dikuasai pada hari Tuhan,” seperti yang disampaikannya. Dia “dikuasai oleh Roh pada hari Tuhan,” hari Tuhan.  

Di dalam Kisah Rasul , murid-murid Tuhan di Troas berkumpul bersama-sama, memecahkan roti bersama-sama—saya suka itu: mengajar mereka hingga tengah malam—Itu adalah hari Tuhan, peringatan terhadap Tuhan kita dan hari pertama dalam seminggu. 

Sekarang, bolehkah saya berbicara untuk sesaat? Apakah di sana sebuah keintiman, apakah di sana ada gambaran atau suatu tipe dari Perjanjian Lama, termasuk hari penyembahan yang baru, hari pertama dalam seminggu, hari Minggu?

Oh, Ya dan mereka sangat indah: Di dalam Kitab Imamat pasal dua puluh tiga, jika kita memiliki waktu—saya memberikan ke dua lengan saya dan hidup saya untuk menjelaskan Firman Allah, hanya untuk melihat tujuannya yang nyata. Waktu yang singkat ini, yang kita miliki sangat  fana dan berlangsung sebentar saja—dalam Kitab Imamat pasal dua puluh tiga, di situ dijelaskan kepada kita—di pasal itu, kepada kita dijelaskan gambaran yang sangat indah dan luar biasa tentang Tuhan kita. Di situ dikatakan pada hari setelah Sabat dan Paskah, para imam berdiri di hadapan Tuhan dengan seberkas hasil pertama dari hasil tuaian dan dia harus meunjukkan berkas itu kepada Tuhan.  

Itu adalah hasil panen pertama, berkas gandum. Dan hasil pertama dari berkas gandum itu harus dibawa ke rumah Tuhan. Dan di dalam tangan imam, semua orang berkumpul dalam sebuah pertemuan besar, dia menunjukkan berkas itu, yang disebut sebagai hasil pertama. Dia menunjukkannya di hadapan Tuhan.

Itu adalah sebuah tanda dan sebuah pengharapan bahwa Tuhan telah memberikan mereka sebuah hasil panen yang besar. Ini adalah hasil pertama. Dan kemudian sisa dari panen berikutnya akan menyusul kemudian. Tetapi ini adalah festival hasil pertama, pada hari setelah hari sabat, yaitu pada hari Minggu.

Dan rasul Paulus dalam 1 Korintus 15 ayat 23 berkata bahwa Kristus adalah “Hasil yang pertama (buah sulung).” Dia merupakan yang pertama dan tanda yang pertama dari semua orang yang akan mengikuti pada masa dan waktu mereka. Pada hari Minggu, pada hari setelah hari Sabat, Juruselamat kita adalah Yang Pertama yang telah bangkit dari kematian. Paulus berkata bahwa Dia adalah buah yang sulung. Dan setelah Dia dan di samping Dia akan ada banyak orang yang akan mengikuti Dia, yang memiliki iman dan kepercayaan di dalam Dia. 

Dia, adalah buah yang sulung; dan sesudahnya, adalah kita, pada masa kita dan pada kedatangan kita. Salah satu gambaran yang luar biasa dan salah satu tipe yang sangat indah yang terdapat dalam Alkitab: Kristus adalah hasil pertama (buah sulung), kemudian selanjutnya adalah kita pada hari kita yang akan datang.

Kemudian, satu hal lainnya: di dalam Alkitab, di dalam Hukum Musa, yang terdapat dalam Keluaran 34, di sana ada tujuh Sabat. Di sana ada tujuh  sabat kemudian ada hari Minggu setelah tujuh Sabat, hari yang ke lima puluh setelah Paskah. Dan di sana ada sebuah kata yang besar untuk itu yaitu: pentēcostē, kata Yunani untuk “lima puluh” pada hari yang kelima puluh.

Dan pada hari itu ada sebuah seberkas hasil panen yang ditunjukkan di hadapan Tuhan sebagai sifnifikasi kumpulan hasil panen. Dan pada hari Pentakosta, Roh Kudus Allah turun dan kita memiliki kumpulan hasil panen yang pertama. Ada sekitar 3000 jiwa yang ditambahkan ke dalam keluarga Allah pada hari itu. Betapa indahnya tipe dan gambaran dari hari Pentakosta itu: menunjukkan berkas-berkas hasil tuaian di hadapan Tuhan, sebagai signifikasi dari pengumpulan hasil panen. Itulah Allah dan Allah telah melakukannya.

Betapa indahnya hal itu di dalam jemaat Kristen. Hal itu berlangsung sangat awal dan tidak seorang pun tahu kapan hal itu dimulai. Tujuh kali tujuh minggu dari hari Minggu itu setelah paskah adalah Minggu Putih, disebut sebagai Minggu Putih, karena Minggu itu adalah lima puluh hari setelah Paskah—dan pada Minggu itu, katakumen, calon baptisan, semuanya berpakaian putih. Mereka mengikuti Tuhan dalam baptisan pada hari yang kelima puluh itu: yaitu hari Pentakosta, sehingga mereka menyebut hari itu sebagai Minggu Putih, karena mereka semua mengenakan pakaian putih.

Datang ke dalam keluarga Allah, berkumpul bersama sebagai kumpulan hasil panen. Allah membawa umatNya ke dalam. Saya berkata kepada diri saya sendiri, bahwa hal itu adalah hal yang sangat mempesonakan.

Allah menguduskan hari pertama sebagai hari kemenanganNya atas maut. Dan, Roh Kudus menguduskan Minggu pertama ketika Dia turun  dalam kuasa yang berasal dari sorga, yang telah dijanjikan oleh Bapa, dan kita mengumpulkan tuaian pertama kita.

Festival panen yang sangat indah. Itu adalah hari pertama dalam seminggu. Dan itu adalah hari Minggu. Bukan oleh sebuah perintah, tetapi yang keluar dari dalam hati kita, yang menunjukkan berkas hasil panen di hadapan Tuhan, bersyukur kepada Allah yang telah mengumpulkan hasil panen.

Sekarang, saya harus menutup khotbah ini. Itu adalah sebuah kepentingan besar bagi kita dalam melaksanakan hari Tuhan. Seminggu dari tujuh hari, Allah menetapkannya kepada Musa di gunung Horeb, dari sanalah hal itu berasal. Dan hari itu merupakan hari pemberhentian Allah dari penciptaan mula-mula. 

Allah masih berada di dalam perhentianNya. Dia menyempurnakan semuanya dalam enam hari. Kita juga membutuhkan satu hari untuk beristirahat, sebuah hari untuk menyegarkan kerohanian kita. Dan kita membutuhkannya untuk kesegaran jiwa kita. Kita berkumpul di rumah Allah pada hari Tuhan, dan kita memakan manna yang dari sorga, makanan para malaikat. Kita mendengar penjelasan dari Firman Tuhan dan itu merupakan makanan bagi jiwa kita, berkumpul bersama, memuji Tuhan, berdoa, bernyanyi, membuat permohonan, mengumpulkan hasil panen kita. Kita membutuhkannya.

Benyamin Disraeli adalah seorang Yahudi Kristen. Dia adalah orang yang memiliki karunia yang luar biasa dan menjadi Perdana Menteri yang dikasihi di bawah Ratu Viktoria. Viktoria telah membuat dia menjadi orang yang pertama sebagai bangsawan yang bergelar Earl of Beaconsfield. .

Benyamin Disraeli, orang yang luar biasa ini berkata, “Dari semua institusi ilahi, yang paling ilahi dan yang paling utama bagi saya adalah yang menjamin sebuah perhentian bagi manusia. Dan saya memegang hari minggu sebagai hal yang paling memberikan berkat paling bernilai bagi umat manusia, itu adalah sebuah batu penjuru bagi semua peradaban.”

The Encyclopedia Britannica berkata: “Hal selanjutnya bagi Alkitab dan gereja, adalah hari Tuhan yang merupakan pilar utama bagai masyarakat Kristen.”

Blackstone, seorang yang memiliki pikiran yang luar biasa yang menulis semua buku pelajaran para pengacara berkata, “Sebuah korupsi moral selalu diikuti oleh sebuah pencemaran terhadap Hari Tuhan.”

Pada tahun 1776, Jendral Washington menghembuskan sebuah perintah yang harus diikuti, dan saya telah mengutipnya, “Bahwa para tentara memiliki sebuah kesempatan untuk menghadiri sebuah kebakttian umum,” dan Jendral itu membebaskan mereka dari tugas-tugas yang melelahkan pada hari Minggu. “Kita hanya dapat memiliki sebuah harapan kecil dari berkat yang berasal dari sorga atas pasukan kita jika kita mengabaikan hari Minggu dengan kekosongan dan kebodohan kita.”

Dan Lincoln—saya tidak pernah membaca segala sesuatu tentang Lincoln tetapi saya sangat menghormatinya lebih dari pada hal itu—Lincoln pernah berkata, “Presiden adalah seseorang yang menjadi komandan atas seluruh perwira Angkatan Darat dan Angkatan Laut, berhasrat dan memerintahkan untuk melaksanakan ibadah Minggu, yang merupakan Hari Tuhan.”

Kita membutuhkannya sebagai seorang manusia, kita membutuhkannya sebagai seorang jemaat, sebagai sebuah bangsa dan sebagai sebuah peradaban.

Yang pertama dari seluruh kitab-kita dalam literatur manusia adalah Alkitab. Yang pertama dari semua umat manusia adalah Yesus Tuhan kita.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.