KEKEJIAN UMAT MANUSIA
(THE ABOMINATION THAT IS HUMANITY)
Oleh Dr. W. A. Criswell
07-26-92
Romans 1:17-2:1
Anda sedang berbagi dalam ibadah dari gereja First Baptist di Dallas. Ini adalah pendeta senior, yang sedang menyampaikan khotbah. Hari ini merupakan eksposisi dari Kitab Roma, surat terbesar yang pernah ditulis oleh seorang manusia yang fana.
Dan judul dari khotbah adalah: Kekejian Umat Manusia. Ini merupakan presentasi bagian kedua dari Kitab Roma pasal pertama.
Ini adalah sebuah bagian yang jarang dibaca dihadapan umum. Hal ini disebabkan karena sikap kebebasan manusia di zaman kita yang modern ini, saya telah diuji untuk membacakannya sekali dalam suatu waktu. Tetapi ini adalah sebuah deskripsi tentang sifat-sifat manusia. Dan hal ini akan menjadi pesan bagi kita pada pagi hari ini.
Kita sekarang berada di ayat 18 pasal pertama dari Kitab Roma.
Sebab murka Allah telah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.
Dan setelah itu diikuti oleh sebuah deskripsi yang luar biasa dari sifat-sifat alami manusia dan jenis manusia yang disingkapkan oleh Allah.
Dan bagian ini merupakan penyingkapan kebenaran dari Allah. yang pertama adalah tentang sifatNya. Seperti apakah Allah? Bagaimanakah karakterNya?
Dan ini merupakan penyingkapan diri Tuhan Allah di dalam inspirasi dan ketiadasalahan dari Firman Allah sendiri. Dia adalah Allah yang menjatuhkan penghukuman dan Allah yang murka, sebab murka Allah telah nyata dari surga dan tertulis dengan jelas di dalam bagian yang suci ini.
Bukankah hal itu tidak biasa, dalam zaman dimana anda tidak pernah mendengar sebuah khotbah tentang neraka dan penghukuman yang akan dihadapi oleh setiap orang yang menolak dengan angkuh kemurahan dari Allah? Lalu, mereka memulai perjalanan dengan hal seperti itu.
“Pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
“Maksud anda, seorang Allah yang penuh kasih akan melakukan hal itu?”
“Pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Dan pada hari itu, mereka mati dalam roh mereka. Dan bukankah hal itu sangat aneh: seribu tahun, kata Alkitab, sama dengan satu hari di hadapan Tuhan? Tidak ada seorangpun dari bapa-bapa leluhur yang pernah hidup hingga seribu tahun. Dan Alkitab berkata: “Murka Allah telah nyata.” Lalu, seluruh kitab dari Perjanjian Lama, dan Perjanjian Baru menyebutkan tentang penghukuman Allah terhadap manusia pada zaman Air Bah sebelum bahtera, penghukuman Allah atas Israel dan yang terakhir terhadap Yehuda.
Apakah anda mengingat dalam Kitab Yehezkiel, Allah mengambil nabi dan menunjukkan kepadanya apa yang dilakukan Israel dalam kamar rahasia mereka di dalam rumah mereka?
Kemudian dalam Perjanjian Baru: Kata-katanya dimulai dengan murka Allah yang dinyatakan. Yohanes Pembaptis memulai hal itu. Ingatkah anda apa yang dia khotbahkan?
“Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti di buang dan di buang ke dalam api.” “Dan kamu yang melarikan diri dari murka yang akan datang.” Apakah anda mengingat hal itu?
Apakah anda mengingat perkataan dari Tuhan Yesus? Yesus berkata: “Dan janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”
Apakah anda ingat tema dari surat-surat rasul? “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup, sebab Allah adalah api yang menghanguskan.”
Dan apakah anda mengingat tentang Wahyu? Ayat terakhir dari pasal 6: “Sebab sudah tiba hari besar murkaNya dan siapakah yang dapat bertahan?”
Tidak hanya murka Allah, penghukuman Allah, yang dinyatakan, tetapi juga penyataan terhadap objek dari murka itu. Apakah tujuan dari penghukuman Allah? Hal itu adalah untuk melawan kefasikan dan ketidakbenaran dari manusia. Anda tidak perlu heran terhadap murka Allah tentang apa dan apakah penghukuman Allah itu. Dia akan memghakimi ketidakbenaran, kefasikan dan orang-orang yang berdosa.
Dan sebagaimana saya menelusuri buku yang suci ini, bagian demi bagian, pasal demi pasal, ayat demi ayat, penghukuman Allah berlaku atas ketidakbenaran dan orang-orang yang berdosa. Dalam era Taman Eden, di zaman Air Bah, pada masa penaklukan, di dalam Perjanjian Baru, dan dalam sejarah manusia, penghukuman berlaku bagi kefasikan dan orang yang tidak benar.
Saya mengambil surat kabar harian. Apa yang saya baca dalam surat kabar harian? Terlihat sama bagi saya, mulai dari halaman pertama hingga yang terakhir, tidak ada hal lain kecuali sebuah hitungan tentang orang-orang yang fasik.
Di sini, di kota Dallas, 605 orang terbunuh tahun lalu. Sebuah kota kecil yang sedang berkembang memiliki populasi antara 300-605 orang yang terbunuh tahun lalu!
Dan dalam halaman dari surat kabar tersebut disebutkan tentang perampokan. Koran kemarin menyebutkan bahwa kebanyakan dari perampokan yang terjadi di kota Dallas dilakukan oleh orang-orang muda, gangster yang keras dari orang-orang muda.
Halaman demi halaman, 23 perampokan setiap hari. Oh sifat manusia. Dan ketika anda pergi ke toko, dan melihat ke dalam toko, ada banyak kamera di mana-mana. Saya tahu bahwa sebuah toko dapat memiliki 23 kamera dalam tiap bagiannya. Mengapa? Karena para pencuri dan bukan hanya pencuri tetapi juga para pekerja yang tidak bertanggung-jawab.
Saya pergi ke sebuah kantor polisi. Dan polisi berbicara kepada saya. Dan di sana, di dalam ruangan dimana di sedang berbicara dengan saya, di sana ada seorang pelacur. Dan putrinya juga seorang pelacur. Di sana ada pembunuhan. Dan di sana ada pemerkosaan. Ini adalah sifat-sifat manusia.
Dan akhirnya saya berpikir tentang generasi yang hidup sebelum kita, melihat ke masa lampau. Sebagai contoh adalah Plutarch, seorang yang hidup sekontemporer dengan Paulus, seorang penulis biografi orang-orang Yunani dan seorang moralis. Dia menulis tentang bekas air mata dan muka yang pucat serta roman muka yang kosong yang terdapat di altar umum.
Alasan untuk hal itu akhirnya saya dapatkan di dalam hati saya, saya telah melihat, dan hanya Allah yang tahu berapa banyak tempat di India, dan mengamati orang-orang yang memanggil nama dewa mereka, dan wajah mereka digambarkan dengan penderitaan yang dalam, dan roman muka yang kosong.
Seneca juga merupakan orang yang hidup sezaman dengan Paulus, dia merupakan seorang filsuf Stoa. Dia menulis, “Di mana-mana ada kejahatan. Betapa seseorang menyalahkan yang lain, dia juga akan menemukannya dalam dadanya sendiri. Kita hidup diantara kejahatan, dan diri kita tidak kurang jahat.”
Sekarang, literatur dari orang-orang masa lalu dan dari zaman kita yang sekarang: Girata—“Saya melihat tidak ada kesalahan dalam catatan mereka, dimana saya juga tidak menemukan kesalahan catatan.”
Dr. Samuel Johnson, penulis kamus pertama kita—“Setiap orang tahu tentang dirinya sendiri dimana dia tidak berani memberitahukannya kepada sahabat terdekatnya.”
Thomas Carlisle—seorang pemuja pahlawan, sebagaimana dia cendrung untuk menjadi seperti itu, akhirnya menjadi jijik dengan semua pahlawannya sebelum dia menyelesaikan biografi mereka.
Dan John Newton yang menulis “Amazing Grace”, yang melihat seorang pembunuh yang mau dieksekusi berkata, “Disana, tetapi untuk anugrah Allah aku pergi.”
Dan kata-kata dari para misionari. Kami memperoleh satu di atas panggung kami hari ini. Bocah ini, Jim Sibley, misionari di Asia Jauh, di sebelah sana.
Dengarkan apa kata misionari, sebagaimana yang dia tulis: “Saya tidak pernah, kecuali di India, mendengar seorang pria yang menyangkal bahwa dia adalah seorang yang berdosa. Tetapi satu kali seorang Brahmin berkenalan dengan say dan berkata, Saya menyangkal premis anda. Saya bukan seorang yang berdosa. Saya hanya butuh untuk melakukan yang lebih baik.”
Untuk sesaat saya tidak tahu apa yang harus saya katakan. Saya agak bingung.”
“Lalu saya berkata, ‘Tetapi apa yang tetangga anda katakan tentang anda?’
“Lalu tiba-tiba seseorang berteriak dengan keras, “Dia menipu saya dalam penjualan seekor kuda.’
“Dan yang lain berteriak,”Dia menipu seorang janda tentang warisannya.’
“Dan yang lain berkata, ‘Dia mengkhianati seorang wanita bersama seseorang yang berzinah dengan dia.’
“Dan Brahmin itu akhirnya pergi keluar dari rumah itu dengan sangat malu. Dan saya tidak pernah lagi melihatnya.”
Anda sama seperti itu. Tidak ada seorang pun dari anda yang mau berdiri di sini di atas mimbar ini atau di tempat lain dan berkata, “Saya tidak berdosa. Hanya lihat kearah istri saya. Saya seorang yang tanpa salah.”
Dan setiap orang yang berani melakukan hal itu. Lihat kearah mereka.
Rousseau, seorang filsuf dan penulis di abad delapan belas, di dalam Confessions (Pengakuan-Pengakauan)-nya, karyanya yang paling terkenal. Dia berkata, “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada takhta Allah dan berkata, ‘Saya orang yang lebih baik dari Rosseau.’ Biarkan sangkakala dari penghakiman terakhir berbunyi ketika hal itu akan terjadi. Saya akan menghadirkan diri saya di depan pengadilan yang berkuasa dengan buku Confessions ini di tangan saya. Dan saya akan berkata dengan keras: ‘Disini tertulis apa yang saya telah lakukan, apa yang saya pikirkan dan apa adanya saya.’”
Jadi Rosseau berkata, “Tidak ada seorangpun di sana yang dapat berkata saya seseorang yang lebih baik dari Rosseau.”
Baiklah. Rosseau merupakan seseorang yang memiliki karakter yang nyata dari semua literatur. Di dalam masa remajanya dia seorang pencuri. Pada usia dua puluh tahun, dia hidup tanpa moral. Semua anak-anaknya tidak diakui dan di kirim ke rumah anak-anak terlantar begitu mereka lahir, menuangkan mereka kedalam kemurahan orang lain. Dia adalah seorang pria yang memiliki arti sebagai seorang yang terombang-ambing, yang berbahaya, munafik dan penghujat Tuhan.
Dan ini adalah seorang pria yang berkata, “Tidak ada seorangpun yang berdiri lebih baik dari saya.”
Atau ambillah Lord Nelson: Jika anda pernah berada di sana di Trafalgar Square di London, di sana, di atas puncak dari monument yang tinggi besar itu. Setelah dia menerima luka yang mengakibatkan kematiannya di Trafalgar, dia berkata, “Saya tidak pernah menjadi seorang pendosa besar.” Kemudian dalam masa yang sangat singkat, dia hidup dalam perzinahan yang terbuka tanpa merasa malu.
Itulah kita. Itulah anda. Itulah saya. Itulah kita—kekejian umat manusia
Kemudian rasul menulis: “Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.” Kita semua terlibat secara pribadi—semua dari kita.
Di Switzerland, dalam sebuah surat kabar Switzerland, didalam beritanya, memiliki sebuah kisah tentang sebuah jembatan yang runtuh, yang jatuh di atas Sungai Roan Prancis. Lalu sang arsitek tiba-tiba muncul di televis. Dan dia berkata, “Itu bukan kesalahan saya. Itu merupakan kesalahan kontraktor.”
Kemudian, kontraktor mengadakan sebuah wawancara dengan wartawan, dan dia berkata, “Ini bukan kesalahan saya. Ini adalah kesalahan insinyurnya.”
Dan insinyur membalas di surat kabar, dia dan timnya: “Ini bukan kesalahan saya. Ini adalah kesalahan dari pabrik metal, kekuatan bajanya, itu merupakan sebuah kesalahan.’
Dan pabrik itu berkata, “ini bukan kesalahan kami. Di sana ada sebuah sifat yang rusak dari materi itu yang datang ke pabrik saya, sehingga berpengaruh terhadap tiang penopang itu.”
Demikian juga jika terus dilanjutkan, maka akan sampai kepada Adam. Bukankah hal itu terdengar sangat biasa bagi anda? “Itu bukan salah saya, itu merupakan salahnya. Dia yang melakukannya. Dia penyebabnya. Bukan saya.”
Bukankah hal itu yang Adam katakan: “Dia yang melakukannya—perempuan yang Engkau berikan padaku. Dia yang melakukannya.”
Dan bukankah itu yang dikatakan oleh perempuan itu: “Dia yang melakukannya: sang ular. Dia menipu saya.”
Bukankah begitu dengan semua umat manusia? Saya tidak tahu sebuah hal yang menjadi karakteristik dari masyarakat modern lebih dari pada: “Bocah ini—pemuda ini, anak muda ini, dia pengguna obat-obat terlarang—dia seorang pencuri, dia seorang yang berdosa. Ini bukan salahnya, ini adalah kesalahan orang tuanya. Ini bukan salahnya. Ini adalah kesalahan lingkungan. Ini bukan kesalahannya. Ini adalah kesalahan dari teman-temannya.” Bukankah itu merupakan psikologi dari zaman modern ini?
Allah berkata: “Kamu yang memilih. Tidak ada seorangpun yang membuat kamu menjadi pembohong. Tidak ada seorangpun yang membuat kamu menjadi pendosa. Tidak ada seorangpun yang membuat kamu menjadi pembunuh ataupun seorang pencuri. Kamu memilih untuk melakukan itu. Dan kamu bertanggung-jawab di hadapan Tuhan Allah.” Itu yang Allah sampaikan.
Ini adalah hal yang luar biasa, yang merupakan permulaan tesis dari Kitab Roma. Dalam pasal 1, ayat 18 hingga 33, dia berbicara tentang dosa dari dunia dunia Yunani-Roma. Dan dalam pasal 2, ayat 1 hingga 11, dia berbicara tentang dosa dari kesombongan moral dari orang-orangan non-yahudi.
Dalam pasal 2 ayat 13 hingga 16 dia berbicara tentang dosa kebencian. Dalam pasal 2, yang merupakan akhir dari pasal ini dalam ayat 17 hingga 29, dia berbicara tentang dosa orang Israel.
Kita telah berubah. Kita telah berubah secara politik. Kita telah berubah secara ekonomi. Kita telah berubah secara sosial. Kita telah berubah secara pengetahuan. Kita telah berubah secara teknologi. Kita telah berubah dalam setiap kategori dari pengalaman manusia. Tetapi kita masih tetap sama, secara rohani, sebagaimana kita selalu telah menjadi pendosa yang terhilang.
Anda tahu, itu merupakan hal yang luar biasa bagi saya. Saya tidak berpikir tentang hal itu melampaui kategori teologi; doktrin tentang kerusakan total. Bukan karena sebagaimana kita dapat menjadi buruk sekali tetapi karena kita sudah sudah berdosa—semuanya dari kita.
Saya telah membaca hal itu dan mengkhotbahkannya dan percaya hal itu selama 65 tahun selama saya menjadi seorang pendeta. Tetapi dapatkah anda bayangkan keterkejutan saya? Saya mengutip dari ketua Mahkamah Agung Pennsylvania: “Jika seseorang yang memberitakan Injil telah menjadi pengacara sebelumnya, sebelumia masuk ke dalam pelayan, mereka akan tahu dan berbicara lebih jauh tentang kerusakan dari hati manusia. Doktrin tentang kerusakan total adalah satu-satunya yang dapat menjelaskan kesalahan, ketidak-jujuran, ketidak-bermoralan dan pembunuhan yang memenuhi dunia ini. Pendidikan dan reformasi gagal untuk mengatasi hal itu.”
Itu adalah perkataan dari ketua Mahkamah Agung Pennsylvania. ‘I ni merupakan hal yang luar biasa, dan kita tidak berdaya dihadapan itu. Kita tidak dapat mengatasi dosa yang menjadi karakteristik hidup kita.
Dosa bukanlah sebuah batu penghalang yang menonjol yang akan diobati oleh evolusi. Dosa bukanlah sebuah kegelapan dari pikiran yang dapat diobati oleh pendidikan. Dosa bukanlah sebuah keterbelakangan sosial yang dapat diobati oleh kemajuan budaya. Dan dosa bukanlah sejenis penyakit psikologi yang dapat diobati oleh perbaikan terapi. Dosa berada di dalam jiwa.
Apakah anda pernah ke sana ke Fair Park? Kathryn yang Agung, penguasa Rusia, yang digambarkan di sana dengan semua perolehan kecantikannya yang luar biasa: furniture, porselein, permata-permata.
Saudara yang terkasih. Siapakah dia, Kathryn yang Agung dari Rusia ini? Dia merupakan seseorang yang sukar untuk diketahui, yang tidak memiliki pertalian, putri Jerman yang tidak berarti. Dia bertunangan dan menikah dengan salah satu anggota dari rumah tangga Tsar, salah satu putranya.
Di dalam perjalanan hidupnya, dia menjadi Tsar. Dan ketika dia menjadi Tsar, dia adalah seorang Tsarina. Dia memperolehnya karena suaminya terbunuh. Dan dia mengambil-alih takhta. Dan dalam waktu yang singkat di dalam hidupnya, dia memiliki sedikitnya lebih dari setengah lusin kekasih, atau setidaknya ada enam, tujuh atau delapan kekasih.
Dan ketika anda pergi ke sana dan melihat keseluruhan dari tumpukan permata itu, itu merupakan barang-barang yang dia timbun dari kekasihnya—benda yang paling berharga di dunia. Itu adalah Kathryn yang Agung. Dan itu adalah umat manusia.
Bukankah hal itu merupakan hal yang tidak biasa? Semakin bertambah kerohanian anda maka anda akan semakin sensitif untuk berdosa di dalam hidup anda. Bukankah hal itu sangat luar biasa? Semakin dekat anda dengan Allah, anda akan makin merasa membutuhkan Allah. Lihatlah kearah saya: kotor dan dekil dan berdosa serta malu.
Dalam pasal enam dari kitab Yesaya, Yesaya berkata, “Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan di atas takhtaNya yang tinggi dan menjulang.”
Dan aku berkata: “Celakalah aku! Aku binasa, sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir.”
Bukankah itu luar biasa?
Atau seperti Simon Petrus: “Tuhan pergilah dariku. Karena aku orang yang berdosa.”
Atau rasul Paulus: “Akulah yang paling berdosa.”
Bukankah itu luar biasa? Menjauhlah dari Allah, dan saya mungkin berbangga atas diri saya. Tetapi semakin dekan saya dengan Allah, semakin saya merasakan dosa ini dan sifat dosa yang ada di dalam hati saya, di dalam jiwa saya dan di dalam hidup saya.
Itulah sebabnya mengapa kita membuang diri kita sendiri di atas kemurahan Allah. Dan itulah sebabnya Allah digambarkan kepada kita tidak hanya sebagai Allah yang menjatuhkan hukuman dan yang murka serta pembinasa, tetapi Allah yang penuh kemurahan dan keselamatan.
Dengarlah apa yang disampaikan oleh Kitab Roma:
Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya.
Sebab barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
Semua kemurahan dan anugrah Allah: barangsiapa mau, barangsiapa berseru—setiap orang, di mana saja.
Setelah akhir dari 120 tahun itu, Aku akan menghukum semua manusia itu dengan banjir besar yang akan meliputi seluruh bumi. Dan Nuh menemukan anugrah didalam kemurahanNya.
Dan Allah berkata kepada Nuh: Buatlah sebuah bahtera. Dan ketika engkau membuat bahtera, biarkan pintunya terbuka dengan lebar.” Barangsiapa mau—ia dibiarkan terbuka dengan lebar.
Dan ke dalam pintu yang terbuka lebar itu, seekor gajah yang besar masuk ke dalamnya. Dan kedalam pintu yang terbuka dengan lebar itu seekor siput yang kecil masuk. Dan ke dalam pintu yang terbuka lebar itu, seekor elang besar yang terbang di atas langit yang biru masuk ke dalamnya. Dan ke dalam pintu yang terbuka itu seekor burung berkicau yang kecil terbang ke dalam.
Dan ke dalam pintu yang terbuka itu, Sem dan keluarganya, Ham beserta keluarganya, Yafet beserta keluarganya masuk ke dalam. Setiap orang, yang mau, biarlah masuk ke dalamnya. Itulah yang diinginkan Allah.
Itu yang diinginkan Allah sepanjang yang tertulis di Alkitab. Apakah ada mengingat pada saat Paskah? Allah berkata: “Dan ini yang akan terjadi. Jika mereka mengoleskan darah anak domba di ambang batas kedua pintu mereka, maka malaikat maut akan melewatinya.” Apakah seorang Mesir yang mengoleskan darah di atas ambang pintunya, maka malaikat maut akan melewatinya. Apakah seorang Kanaan yang menoleskan darah di atas pintunya maka malaikat maut akan melewatinya. Apakah seorang Israel yang mengoleskan darah pada pintunya maka malaikat maut akan melewatinya—setiap orang, siapapun juga.
Dan satu lagi. Perkemahan Israel dipenuhi dengan ular tedung, menggigit orang Israel sehingga mereka mati. Dan Allah berkata kepada Musa: “Buatlah sebuah ular tembaga dan taruhlah pada sebuah tiang ditengah-tengah perkemahan maka setiap orang yang yang terpagut jika ia melihatnya maka ia akan tetap hidup.” Setiap orang; lihat, setiap orang yang sekarat, lihatlah maka dia akan hidup.
Ada sebuah kehidupan untuk dilihat
Ke dalam seseorang yang tersalib
Di sana ada kehidupan untuk saat ini bagi hidupmu
Lalu lihatlah. Orang berdosa lihatlah kedalamNya
Dan jadilah selamat
Ke atas Dia yang telah
Terpaku diatas kayu salib
Barangsiapa mau, biarlah melihat Dia. Biarlah dia percaya. Biarlah dia menerima. Biarlah dia diselamatkan. Biarlah dia datang. Kepada Tuhan Allah kita, yang penuh kasih dan kemurahan: barangsiapa mau.
Barangsiapa mau
Memberitakan pengumuman
Ke dalam lembah dan atas bukit
Ini adalah kasih Bapa
Yang memanggil pengembara pulang
Pulang melewati lorong ini
Barangsiapa mau
Boleh datang
Itulah Allah,
Dan itu adalah Allah yang memberikan undangan kepada anda.