KEMURAHAN ALLAH
(THE MERCY OF GOD)
Romans 2:1-20
08-23-92
Delapan khotbah telah saya siapkan dan sampaikan dari pasal pertama Kitab Roma. Dan sekarang kita masuk ke pasal yang kedua dan hal itu dibaca seperti ini, Roma pasal dua:
Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu. Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan. Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.
Satu hal yang membuat kita bergetar adalah ayat ini: “Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan[Injilku], akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.” Jadi Injil memiliki sebuah karakteristik yang selalu bersifat pribadi. “Berdasarkan Injilku,” Injilku dalam hidup, masa dari hari-hari ini hingga kematianku, di balik kuburan, adalah Injilku. Dibalik setiap keraguan atau oposisi dalam menghadapi celaan dan cemoohan, pengharapanku yang kekal, Injilku. Dan pernahkah anda menggaris-bawahi dalam membacanya, berapa kali hal itu dialamatkan kepada anda secara pribadi? Empat kali dalam dalam ayat pertama dia menyebutkan “engkau.” Lima kali dalam ayat ketiga, tiga kali dalam ayat keempat dan dua kali dalam ayat kelima [versi LAI]. Injil dialamatkan secara pribadi kepada anda, setiap orang berada dalam pandangan Tuhan, seseorang sangat berharga, dan sangat dikasihi.
Anda tahu bahwa ini merupakan hal yang sangat indah, Allah tidak melihat kita sebagai suatu kesatuan, sebagai sebuah massa dan kumpulan banyak orang serta bagai timba yang penuh. Tetapi Allah selalu melihat kita sebagai seorang individu, sebagai seorang anda, anda yang berharga, anda yang dikasihi. Perhatian Allah terhadap setiap orang dari kita merupakan sebuah mukjijat bagi saya sebagaimana yang saya baca dalam Firman Allah yang suci.
Demikian juga Yesus memperhatikan tiap orang, merasakan wanita yang sedang sakit pendarahan, yang secara diam-diam, perlahan-lahan, dengan amat sangat, serta secara rahasia datang dari samping dan tidak terlihat oleh orang banyak dan mengulurkan tangannya serta menyentuh jubah Yesus.
Dan Yesus berkata, “Siapa yang telah menyentuhKu?” Dan murid-muridNya berkata, “Tuhan, apakah Engkau kehilangan keseimbanganMu? Engkau didesak dan dikerumuni banyak orang dari tiap sisi dan Engkau berkata, ‘Siapa yang menyentuhKu?’”
Tetapi Yesus berkata, “Seseorang telah menyentuhKu.”
“Engkau.” “Engkau.” Dan seluruh pelayanan dari Tuhan kita Dia melakukan hal itu dan hari terakhir ketika dia pergi melalui Perea, melintasi Yerikho untuk pergi ke Yerusalem, dimana dia disambut orang banyak yang memuliakan Dia dalam nama Tuhan yang mulia.
Dan di atas sebuah pohon ada seorang pengikut yang bertubuh pendek bernama Zakheus, dan Allah, Tuhan berhenti dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini, Aku harus menumpang di rumahmu.” “Kamu.” Atau ketika dia telah bangkit dari kematian dan berbicara kepada perempuan itu, Dia berkata: “Engkau beritahukanlah kepada murid-muridKu bahwa Aku telah hidup. Dan Simon Petrus, beritahukan padanya—dia yang menyangkal dan mengutuk Tuhan—“engkau beritahukanlah Simon Petrus.”
Itulah Allah. Dia sangat sensitif kepada kita. Dia mengenal kita dengan nama kita, dan segala sesuatu tentang kita berharga di mataNya.
Lihat lagi: tidak hanya karakter pribadi dari Injil, tetapi lihatlah kedalam deskripsi pribadi Tuhan kita. Dia berkata, “Allah kami, yang kaya akan anugrah di dalam chreston-nya,” yang diterjemahkan sebagai kebaikan. Biarkan saya menerjemahkan kata itu dengan sebenarnya: dalam kelemah lembutanNya dan kebaikanNya, anugrah Allah di dalam kelemah-lembutanNya dan dalam kehalusanNya.
Apakah anda mengingat bagimana Dia diperkenalkan dalam Matius? “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskanNya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya.” Atau dalam Mazmur seratus tiga: “Seperti bapa yang sayang kepada ank-anaknya.” Dia lembut kepada anaknya, demikian juga Tuhan sayang dan lembut terhadap kita: kebaikanNya, kelembutanNya, kebaikanNya, kehalusanNya. Hidup merupakan pemberian dari tanganNya yang penuh kasih dan segala sesuatu yang kita miliki dan nikmati dengan penuh berkat merupakan sebuah pemberian dari Tuhan di surga.kebaikan, chreston, lihat ke dalam anoche, yang diterjemahkan di sini sebagai, “kesabaran.” Dalam bahasa Yunani klasik, kata ini digunakan untuk merujuk kepada suatu gencatan senjata dalam perang. Ketika mereka sedang mengadakan genjatan senjata dan membuat perdamaian, kata itulah yang digunakan. Kesabaran Allah di dalam roh dan respon dari emosiNya, menunda setiap penghukumanNya, kebaikan dan kemurahan Allah memimpin anda kepada pertobatan.
Sukar bagi saya untuk memikirkan hal lain yang berharga lebih dari pada bahwa Allah tidak hanya memanggil kita, dan memberikan serta mengundang kita, tetapi Dia juga membimbing kita. Dia meletakkan tanganNya yang lembut ke atas kita dan membimbing kita kedalam kehadiranNya dan ke dalam kerajaan hidup yang kekal.
Saudara yang terkasih, anda tahu, suatu ketika ada sebuah hal kecil di dalam firman Allah yang mengherankan saya. Saya akan memberikan anda sebuah contoh: di dalam pasal pertama Kitab Wahyu, Yohanes melihat Tuhan yang Mahatinggi dengan gambaran yang luar biasa. Dan ketika melihat kemuliaan Allah, Yohanes tersungkur di depan kakiNya. Dia menulis bahwa dia menjadi, ”sama seperti orang yang mati.”
Dan apakan anda ingat terhadap kalimat selanjutnya? “Tetapi Dia meletakkan tangan kananNya di atasku,” lihatlah itu, “dan Dia meletakkan tangan kananNya di atasku.” Mengapa dia tidak berkata, “dan dia meletakkan tangan kananNya di atasku dan membangkitkan aku?” Anda tahu apa yang saya pikirkan? Ketika Dia masih mengenakan kemanusiaanNya ketika Yohenes masih menjadi seorang murid yang mengikuti Tuhan, berapa kali Tuhan meletakkan tanganNya di atas Yohanes, memimpin dia kepada iman dan kepada kedalaman dari kebenaran Allah? Dia meletakkan tanganNya atas dia. Itulah Tuhan kita, memimpin kita kedalam iman yang telah menyelamatkan kita sekarang dan sampai selamanya.
Tidak hanya karakter pribadi Injil dan karakter pribadi Allah, tetapi juga dalam kehadiran pribadi kita suatu hari dalam sidang pengadilan, di hadapan takhta putih, pada hari dimana Allah akan mengakimi rahasia setiap orang oleh Kristus Yesus. Suatu hari kita semua akan berdiri dihadapan Hakim Agung dari seluruh bumi. Dan apa yang diputuskan dalam pikiran manusia itu juga yang akan dia putuskan dari “kekerasan hati” kita. Itu merupakan sebuah kata yang tidak biasa yaitu skleros.
Anda tahu seorang dokter suatu ketika pernah memiliki seorang pasien dan dia didiagnosa sebuah masalah yang menghadapkannya kepada kematian yang disebut sebagai pengapuran pada pembuluh nadi sehingga sempit, “pengerasan pada yang tidak normal pada jaringan tubuh”? Dan itu merupakan kata yang secara tepat digunakan, skleros, pengerasan, kekerasan hati kita, yang mana sangat sulit bagi saya untuk masuk ke dalamnya. Mengapa seseorang dapat, di dalam kasih dan anugrah yang berharga dari Tuhan kita, memjawab dengan sebuah hati yang keras—sebuah alasan yang tidak dapat diubah lagi, kekerasan hati? Dan penulis Kitab Roma berkata bahwa kita menimbun murka atas diri kita pada hari waktu mana murka dan hukuman yang adil dari Allah dinyatakan. Kekerasan hati—dan hal itu sangat ditekankan di dalam Alkitab yang menjelaskan seseorang yang berkonfrontasi dengan Allah.
Pada pasal tujuh belas dari Kitab Kisah Rasul, Paulus sedang berbicara dengan para filsfat Athena di sidang Aeropagus, di sebuah bukit yang terletak di depan Parthenon, dan dia menyatakan klimaks penjelasannya bahwa Allah telah menetapkan sebuah hari dimana Dia akan menghakimi semua manusia oleh seseorang yang telah ditentukanNya, yaitu Yesus Kristus. Dan kepastian dari hal itu adalah: Hukum bukanlah sebuah hukum tanpa sebuah hukuman. Dan moral pemerintahan tidak memiliki sebuah konsekuensi yang dapat dipertanggung-jawabkan. Dan perbuatan salah manusia membusuk di hadapan pengadilan yang terakhir. Penolakan terhadap hari itu, bagi beberapa orang, adalah sebuah alasan yang akan berlanjut dengan penolakan. “Hal itu tidak akan dipenuhi, perlakuan dari Allah ini.”
Tetapi dalam pasal terakhir Kitab Galatia, “Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang itu juga yang akan dituainya.” Dan pada kalimat yang terdapat disini, Allah akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi di dalam hati manusia. Sama seperti peringatan dalam pasal keempat dari Kitab Ibrani, bahwa segala sesuatu akan telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus bertanggung-jawab, menghadapi penghakiman Allah.
Dan saudara yang terkasih, pengadilan itu berlangsung sekarang. Saya akan menjadi orang yang terhilang atau saya tidak akan diselamatkan; saya termasuk orang yang terhilang atau saya sudah diselamatkan sekarang, menghadapi penghakiman dari Allah yang Mahabesar. Dan disini saya berdiri dihadapan Allah. Di atas sebelah kiri saya dan dibawah adalah api dari penghukuman dan neraka. “Dia mengangkat matanya,” Lukas pasal enam belas berkata,”sangat kesakitan. Aku sangat kesakitan dalam nyala api ini dan aku mendengar tangisan dari orang-orang ini yang telah ditetapkan ke dalam siksaan api yang kekal.”
Ya Allah, disini, disebelah kiri saya dan di bawah saya dan di sebelah kanan saya dan diatas saya kota surgawi yang indah. Dan saya melihat, jalanan yang terbuat dari emas, jembatan permata, kumpulan dari malaikat dan sejumlah besar dari orang-orang kudus yang telah ditebus oleh Tuhan.
Ya Allah, dan sebagaiman saya berdiri di sisi ini, penghukuman dan neraka, serta nyala api dan belerang dan di sisi kemuliaan surgawi ini. Saya tidak dapat tertolong kecuali menangis, “Ya Allah. Selamatkan saya, selamatkan saya dari penghukuman neraka ini, dan tolonglah Tuhan, bukakanlah bagiku jembatan kemuliaan.”
Dan Tuhan menjawab saya, “Dengan hak apa Aku harus membuka jembatan ke kotaKu yang indah dan membiarkan kamu masuk untuk berjalan di jalanKu yang terbuat dari emas, untuk minum dari gunung air kehidupan dan memakan manna dari kehidupan yang penuh berkat? Mengapa Aku harus membiarkan engkau masuk ke dalam kekudusanKu dan kota surgawiKu?
Dan saya menjawab, “Tuhan, Tuhan, saya begitu berharga. Lihatlah kebaikan yang telah saya lakukan. Lihatlah kebaikan yang saya hasilkan dalam hati saya. Saya membayar hutang-hutang saya. Saya berusaha untuk jujur. Saya berusaha untuk menjadi baik. Ya Tuhan, saya layak untuk masuk ke dalam kota yang indah itu dan bergaul dengan orang-orang kudus tebusanMu yang mulia.”
Dan Allah membalas “Semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Dan engkau berkata bahwa engkau baik, kudus dan benar? Tidak ada yang benar, tidak seorangpun, tidak ada yang baik. Tidak ada seorangpun.”
Dan saya memiliki kekuatan untuk mengaku, seperti apa yang telah nabi Yesaya akui, “Kami sekalian seperti seorang najis, dan kesalehan kami seperti kain kotor.”
Kami semua seperti kain yang kotor. Kami semua akan layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun yang dilenyapkan angin. Dan apa yang harus saya lakukan dan apa yang harus saya katakan? Saya tidak saleh. Saya tidak kudus. Saya tidak suci. Oh Tuhan, apa yang akan terjadi pada saya?
Hingga kemudian saya melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah, dan seperti penjahat yang sekarat di kayu salib, saya berseru dalam permohonan kepada Dia, “Oh Tuhan Yesus, ingatlah saya, berbaik hatilah pada saya, tolong saya, selamatkan saya.” Dan Tuhan berkata kepada penyamun itu, semeron, saat ini, hari ini, jam ini kamu akan bersamaKu di firdaus.”
Dan Tuhan Yesus melihat dalam belas kasihan dan dalam kemurahan atas saya dan dosa saya dan kondisi keterhilangan saya. Dia adalah semua di dalam semua. Pengharapan apa yang dapat saya miliki tanpaNya? Dapatkanlah Dia dan anda akan mendapatkan setiap pengharapan yang berharga yang saya miliki sehingga saya bisa bersama dengan Allah di surga dan bersama dengan anda orang-orang yang telah ditebus oleh Tuhan. Ambillah Tuhan saya seperti mengambil materi keluar dari fisik; seperti mengambil bilangan keluar dari aritmetika; seperti mengambil pikiran keluar dari fisik, seperti mengambil keharuman dari bunga; seperti mengambil melodi dari musik, seperti mengambil sebab akibat dari filsafat; seperti mengambil pengharapan dan hidup dari keberadaan. Yesus semua di dalam semua. Dan itulah sebabnya mengapa Dia datang ke dunia dan berinkarnasi dalam rupa manusia.
Alkitab berkata Allah memiliki mata yang murni daripada hanya melihat kearah dosa kita dan Allah, dalam kemurahan dan belas kasihanNya terhadap kita, menjadi salah satu dari kita, berinkarnasi, di dalam kehidupan AnakNya, Dia mengetahui kelemahan kita dan dosa-dosa kita. Sebagai seorang anak kecil, Dia mengetahui semua tentang masa kanak-kanan dan sebagai seorang manusia Dia mengetahui tentang semua pencobaan dan dan rintangan terhadap manusia. Pencobaan dan penderitaan, kitab Ibrani berkata, “Dalam semua hal, dia sama seperti kita, Dia mengetahui semua tentang kita.” Dia mengalami hal itu dalam diriNya dan Dia menderita dan mati.
Dan Yesus Kristus berpaling kepada Allah, Hakim Agung atas seluruh bumi dan Tuhan berkata, “Aku mengetahui semuanya tentang mereka. Aku telah mengalami setiap detail pemeliharaan yang mereka hadapi dalam hidup. Aku mengetahui kelemahan mereka, dan Aku tahu bahwa hukuman Allah terhadap dosa adalah kematian, dan Tuhan Allah,” kata Juruselamat kita, “Aku telah membayar hukuman itu. Aku telah mengalami kematian itu. Aku telah membayar harga itu dan Tuhan Allah, sebagaimana Engkau telah membuka pintu surga bagiKu, jadi terimalah mereka ini sebagaimana Engkau menerima diriKu.”
Dan Allah, karena permohonan Kristus, mengampuni kita dan menyambut kita serta menyelamatkan kita. Saudara yang terkasih, biarkan saya mengambil sebuah lembaran di luar hidup saya melihat untuk menjelaskan bagaimana kita tidak layak namun dikasihi dan ditinggikan dari Juruselamat kita yang mulia. Seperti yang anda tahu dalam beberapa tahun belakangan ini. Cameron Townsend dipilih untuk menjadi teman yang luar biasa bagi saya. Pendiri dari Wycliffe Translators, Paman Cam dalam perjalanannya melalui Amerika Tengah dan Amerika Utara selalu mengundang saya untuk dapat menemaninya, dan merupakan sebuah keberuntungan yang baik bagi saya, jadi saya memutuskan untuk ikut pergi. Saya senang untuk dapat bersama dengan misionari yang luar biasa itu. Apa yang dilakukan oleh penerjemah itu, tentu saja mereka pergi kepada suku-suku terasing seperti yang berada di hutan Amazon, mempelajari bahasa yang belum tertulis dan menerjemahkan firman Allah ke dalam bahasa suku-suku terasing tersebut. Lalu di dalam hutan Amazon, saya dapat melihat mereka, dan anggota suku-suku terasing yang duduk di sisi anggota misionari Wycliffe itu. Misionari akan membaca Firman Allah dan Indian dari hutan Amazone tersebut akan menulisnya dalam bahasa mereka. Jadi dalam penerjemahan firman Allah itu, mereka telah menyelesaikan pasal kedua dari surat Yohanes yang pertama dan sampai pada pasal ketiga, dan misionari itu membaca, “Lihatlah betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah dan memang kita adalah anak-anak Allah.” ketika dia membaca ayat yang indah itu dan Indian itu memulai untuk menuliskannya ke dalam bahasanya. Indian itu menundukkan kepalanya dan mulai menangis serta menangis.
Akhirnya dia mengangkat kepalanya, Indian itu berkata kepada misionari, “Saya tidak dapat menuliskannya seperti itu, bahwa kita disebut sebagai anak-anak Allah. saya mengenal rakyat saya dan mereka orang yang penuh dosa dan terhilang. Misionari, biarkan saya menulis hal itu seperti ini, ‘Lihatlah betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita memiliki hak untuk mencium kakiNya dan memang bahwa kita memiliki hak untuk mencium kakiNya.”’
Oh, Tuhan, saya merasa seperti itu, saya tidak layak untuk disebut sebagai seorang anak, menjadi SaudaraMu, Tuhan sudah cukup bagiku jika pada hari itu saya hanya dapat menunduk dan mencium kakiMu. Betapa banyak dan betapa besar kami berhutang kepada Penyelamat kami yang luar biasa, yang menyelamatkan kami dari neraka serta dari penghukuman selama-lamanya. Yang membukakan bagi kami pintu ke dalam kemuliaan dan menjadi berkat bagi kami sebagai sahabat dalam pengembaraan kami melalui hari-hari yang kami jalani dalam dunia ini.
Dan kepada anda yang sedang mendengarkan televisi, semoga Roh Allah telah menggerakkan hati anda untuk mengasihi, untuk memuji dan untuk menerima Tuhan kita Yesus. Dan jika anda tidak tahu bagaimana untuk menerima Dia menjadi Juruselamat anda, di layar televisi anda dapat melihat nomor yang bisa anda hubungi. Hubungi nomor itu, dan di sana akan ada seorang Kristen yang akan menjawab panggilan itu dan memimpin anda ke dalam kerajaan surga. Dan jika anda menerima seruan Roh Kudus, maka suatu hari dalam hari yang mulia, saya akan melihat anda di surga.
Dan kepada orang banyak yang berada di ruangan ini, pada waktu yang khidmat ini, dan bagi anda yang berada di sekitar balkon, dan kerumunan orang yang berada di lantai bawah, anda bisa berkata, “Pendeta Allah telah berbicara kepada saya hari ini dan saya menjawabnya dengan seluruh hidup saya”—menerima Dia atau datang ke dalam persekutuan yang indah dari jemaat ini, atau menjawab panggilan Roh Kudus yang ada dalam hati anda. Datanglah semoga para malaikat menghadirkan anda ke dalam jalan anda dan menyambut anda dalam nama Tuhan sementara kami berdiri dan menyanyikan lagu, “Ini merupakan hari baik bagi saya, ini merupakan hari Tuhan bagi saya dan saya berada di jalan saya, saya berada di jalan saya.”