APAKAH PERANG BERADA DI DALAM KEHENDAK ALLAH?

(IS WAR IN THE WILL OF GOD?)

Dr. W. A. Criswell

Wahyu 19:16

30-3-80a

 

            PEMBICARA: Hal terbaik di dalam kehidupan Amerika, kasih dari negeri ini kasih dari Allah, merupakan pemikiran dan pembelajaran di dalam keluarga, dan June Hunt datang dari sebuah keluarga yang memiliki dedikadsi kepada Tuhan dan dedikasi kepada negeri ini sungguh terbukti di dalam dirinya. Merupakan sebuah kebahagiaan yang sangat besar untuk menyambut dia di sini pada hari ini untuk menyanyikan sebuah lagu bagi kita di dalam musim   patriotik ini. June, jika anda ingin datang sekarang, kami persilahkan. Sebuah lagu yang saya pikir akan ditetapkan pembicara bagi kita dalam minggu ini. Inilah June Hunt. 

(Nyanyian solo oleh June Hunt.)

            DR. CRISWELL:  Hal itu sangat luar biasa June. Merupakan sesuatu yang sangat luar biasa bahwa kita telah sangat jauh dari Perang Antar Negara Bagian, lagu itu merupakan sebuah dedikasi universal terhadap berkat Allah yang berkesinambungan atas Amerika? Ini adalah waktu makan siang bagi anda dan seperti yang telah disampaikan oleh Charles Bristow, setiap saat anda boleh pergi, jika anda ingin pergi. Anda tidak akan mengganggu saya sama sekali, dan kita semua yang hadir di ruangan ini dapat memahaminya.

            Ini adalah tahun keenam puluh empat, di mana gereja kita ini telah menyelenggarakan ibadah siang pra-Paskah. Selama beberapa waktu, kita telah menyelenggarakannya di sebuah teater pusat kota, mereka berkumpul di lokasi pusat yang merupakan  wilayah yang sangat sibuk. Ketika seluruh teater itu dihancurkan, kita memidahkan ibadah itu ke tempat ini sekitar dua tahun yang lalu. Dan tema untuk tahun ini adalah berghubungan dengan masalah patriotik, rasa cinta terhadap tanah air. Yangberjudul: Allah Berbicara Kepada Amerika

Besok, judul khotbah kita adalah: Warna Merah dalam Bendera adalah Darah.

Rabu: Kanker yang Menggerogoti kita.

Kamis: Perbudakan atau Kemerdekaan?

Dan Jumat: Keselamatan sebuah Bangsa.

Hari ini: Apakah Perang berada di dalam Kehendak Allah?

            Mari kita membuka Alkitab kita di dalam Kitab Wahyu pasal sembilan belas, dimulai dari ayat 11:

Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota….

 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia….

Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.

Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "RAJA SEGALA RAJA DAN TUAN DI ATAS SEGALA TUAN.”

Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah…..

Supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan…..

Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya.

 

Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.

Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.

 

           Merupakan sesuatu yang sangat penting bagi saya untuk menunjukkan kepada anda  seluruh persenjataan lengkap dan bayangan dari bagian itu yang merupakan sebuah peperangan. Saya menduga salah satu mahakarya literatur yang luar biasa sepanjang masa adalah karya dari Edward Gibbon yang berjudul, The Decline and Fall of the Roman Empire. 

            Dan tidak ada siswa sekolah yang tidak mengetahui tesis yang luar biasa tentang kisah sejarah Roma kuno ini yaitu: Bahwa imperium itu jatuh bukan karena musuh yang kuat dari luar, tetapi tragedi kehancuran Roma berasal dari dalam negara itu sendiri. 

            Kemudian, orang-orang Vandal, ras Teutonik dari Jerman, datang dari bagian utara dan timur Eropa. Dan mereka memporak-porandakan sebuah lingkaran besar di sekitar ibukota kekaisaran itu: Gaul, Spanyol, menyeberang hingga Afrika Utara dan akhirnya ke Karthago.  

           Kemudian pada tahun  455 B.C., mereka melintasi jembatan yang sempit dari Kartahgo ke Sisilia hingga ke Italia itu sendiri. Dan dalam menghadapi serangan yang penuh keputusasaan itu, pemuda Roma mengumumkan, “Neraka, tidak. Kami tidak mau pergi!” 

            Dan pada tahun 455 A.D., Roma jatuh ke dalam kehancuran yang dilakukan oleh bangsa Vandals. Mereka menempatkan populasi penduduk itu hingga ke ujung pedang. Mereka membawa sisa-sisa ke dalam penawanan, dan mereka mengangkut dengan kereta semua harta yang ada di dalam ibukota kekaisaran Roma ke Karthago. Sulit bagi kita untuk membayangkan bahwa selama berabad-abad Roma akhirnya menjadi kota kecil, kota yang telah dibinasakan.

            Kita memiliki sebuah roh yang sama di Amerika pada hari ini. Amerika adalah sebuah negara yang ikut menadatangani Perjanjian SEATO, South East Asia Treaty Organization, Organisasi Perjanjian Asia Tenggara. Yaitu jika salah satu anggotanya diserang oleh kekuatan komunis, maka semua anggota yang lain akan bergabung untuk mempertahankan diri.  

            Jendral Westmoreland berkata, “Saya dapat membawa kemenangan kepada kekuatan kebebasan dan kepada pasukan Amerika selama enam minggu jika saya diberikan keistimewaan untuk mengadakan penyerangan.”

            Tetapi Jane Fondas—salah satu wanita yang paling keji yang pernah saya dengar dalam hidup saya—Jane Fondas telah mengelilingi seluru Amerika dan  Senator Fulbright, yang mengetuai komite Senat Hubungan Luar Negeri—mereka ini dan orang-orang lain seperti mereka, memecah bangsa Amerika yang mengakibatkan empat puluh tujuh ribu prajurit Amerika mati secara sia-sia. Seratus ribu orang lebih mengalami kelumpuhan untuk sesuatu yang kosong, dan untuk pertama kalinya bendera kita digulung dalam aib, dan para prajurit kita pulang dalam rasa malu dan dalam kekalahan.

            Roh yang sama melanda Amerika pada hari ini.  Hal itu telah diterbitkan bahwa jika draft itu dilanjutkan dan jika pemuda dipanggil untuk militer, setengah dari mereka akan berkata, “Neraka Tidak. Saya tidak mau pergi!”

            Dan secara bearngsur-angsur kita melihat bangsa-bangsa di sekeliling Amerika satu demi satu jatuh ke dalam tangan komunis. Apakah perang berada dalam kehendak Allah?  Apakah benar untuk melawan?

            Meneliti melalui pasal-pasal Alkitab, ada sesuatu yang dapat anda lihat di dalam Perjanjian Baru. Yaitu hal ini. Kapan saja seorang prajurit muncul di dalam catatan Alkitab, dia muncul dalam penghargaan dan pujian. Tidak ada pengecualian terhadap hal itu.

            Di dalam khotbah Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan, ada seorang prajurit Roma yang bertobat dan dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. Lima kepala pasukan Roma muncul di dalam sejarah pemberitaan injil dari orang Kristen mula-mula. Salah satunya adalah seorang perwira di Kapernaum yang membangun sebuah sinagog bagi bangsa Yahudi, dan seseorang yang disebutkan Tuhan kita: “Aku tidak pernah melihat iman di bangsa Israel seperti yang ada di dalam perwira Roma ini.” 

           Perwira Roma yang kedua adalah perwira yang di bawah hukum memimpin eksekusi dan penyaliban Tuhan kita. Dan ketika dia melihat pemandangan itu dan mendengar perkataan Tuhan Yesus, dia berkata: “Sugguh Ia ini adalah Anak Allah.”  

            Di rumah seorang perwira Roma yang bernama Kornelius dalam Kisah Rasul 10 bahwa Pentakosta bangsa-bangsa lain dicurahkan ke atas bumi. Dan seorang perwira Roma, yang bernama Cladius Lysias, yang dalam Kisah Rasul 23 menyelamatkan rasul Paulus dari kematian. Dan seorang perwira Roma pada Kisah Rasul 27 yang bernama Julius yang karena permohonan Paulus untuk membiarkan para tawanan yang berusaha menyelamatkan diri dari kapal yang tenggelam di pulau Malta. 

            Tanpa pengecualian, seluruh prajurit yang muncul dalam Perjanjian Baru muncul dengan penghargaan dan pujian. Dan oleh inspirasi, rasul Paulus menulis kuasa dari negara untuk membela dirinya sendiri:

Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut terhadap pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? 

Karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang: Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.

 

             Kuasa dari pedang di tangan negara merupakan sebuah ketetapan dari Allah. Dan kita tidak dapat melupakan bahwa seluruh imperium Kristen sebagian besar diinjili oleh para prajurit Roma yang membawa pesan Kristus ke segala tempat. 

            Di dalam Perjanjian Lama, perang seringkali digambarkan sebagai sebuah hukuman dari Allah Yang Mahatinggi. Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Abaraham di dalam Kejadian pasal lima belas, Dia berkata kepada Abraham bahwa: “Keturunanmu akan menjadi budak di Mesir selama empat ratus tahun.”          

Kemudian Tuhan memberikan alasan: “Sebab sebelum itu kedurjanaan orang Amori itu belum genap.”

            Kemudian setelah empat ratus tahun, Allah membawa umatNya keluar dari Mesir dan mengirim mereka melintasi sungai Yordan ke tanah Kanaan, dan di sana mereka menjadi alat penghukuman Allah atas sebuah masyarakat yang telah jatuh sehingga mereka tidak dapat diselamatkan dan Allah menghendaki mereka dibinasakan dari muka bumi ini. 

            Perang: sebuah hukuman dari Allah yang Mahatinggi. Dan ketika kita membaca Perjanjian Lama, tidak ada bangsa yang menjadi favorit dan tidak ada pribadi yang penuh respek di dalam penghakiman IlahiNya. Asyur dikirim dari utara untuk menghancurkan Israel dan Samaria.

            Dan ketika Yesaya berkata: “Mengapakah yang datang adalah bangsa Asyur yang kejam, yang lebih jahat dan lebih keji?”

            Tuhan membalas: “Asyur yang menjadi cambuk murkaKu dan yang menjadi tongkat amarahKu.”

            Dalam tahun-tahun yang terus berlalu, bangsa Kasdim datang dengan serangan yang sengit atas Yudea, Habakuk, sang nabi bertanya kepada Allah, mengapa Tuhan mengijinkan—sekalipun Yehuda mungkin berdosa, dosa Babel jauh lebih keji. Mengapa Allah mengijinkan Yehuda dibinasakan oleh Kasdim, oleh Babel? Dan Tuhan membalas: “Aku telah menetapkan dia untuk menghukumkan, dan Aku telah menentukan dia untuk menyiksa.” 

            Perang adalah sebuah hukuman dari Allah Yang Mahatinggi. Yeremia, sang nabi mengangkat suaranya kepada umatnya dan berseru, “Bertobatlah, bertobatlah dan berlaku benar di hadapan Tuhan.” Nebukanezar datang pada tahun 605 B.C., dan membawa Daniel serta para pangeran Yehuda ke Babel. Dan Yeremia mengangkat suaranya dan berseru: Bertobatlah engkau, bertobatlah engkau. Dan Nebakadnezar datang untuk kedua kalinya pada tahun 598 B.C., dan membawa Yehezkiel serta Yoyakim, raja dan anak imam. Dan Yeremia yang berada di Yehuda tetap berseru: Bertobatlah engkau. Berlakulah benar di hadapan Allah!”

Nebukadnezar datang untuk ketiga kalinya pada tahun 587 B.C., dan selanjutnya tidak datang lagi, karena tembok itu telah diruntuhkan. Kota itu diruntuhkan dan rumah Allah dibakar dengan api. Dan Yeremia berseru: “Sudah lewat musim menuai, sudah berakhir musim kemarau, tetapi kita belum diselamatkan juga …  Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata, maka siang malam akau akan menangisi orang-orang putri bangsaku yang terbunuh!” 

            Saya tidak takut dengan Rusia yang tanpa Allah. Mereka bahkan tidak dapat memberi makan diri mereka sendiri. Apakah anda pernah berada di sana? Dibandingkan dengan Amerika, mereka adalah bangsa yang memiliki  tingkat rasio sepersepuluh. Saya tidak takut dengan Komunisme meski mereka mengelilingi bangsa kita yang tercinta ini. Tetapi saya takut terhadap Allah. Perang adalah sebuah hukuman dari Allah. Kelepasan kita terletak di dalam pertobatan kita dan di dalam iman kita, tanpa hal itu, kita menghadapi sebuah konfrontasi yang pasti dan sebuah bencana yang mengerikan.   

            Di dalam kisah Umat Allah, di dalam Kitab Hakim-hakim, selalu saja, ketika mereka bertobat dan berseru ke hadapan Allah, Tuhan menundukkan telingaNya untuk mendengar dan membebaskan umatNya. Di dalam 2 Tawarikh pasal dua puluh merupakan salah satu kisah yang luar biasa di dalam seluruh Firman Tuhan. Sebuah pasukan besar sedang mengepung Yerusalem dan Yehuda seperti sebuah ragum, dan Yosafat dan rakyatnya berdiri di hadapan Tuhan. Dan Alkitab berkata, mereka bersama dengan istri-istri mereka dan anak-anak mereka bersujud dalam doa dan pengakuan dan mereka meminta campur tangan tangan Allah Yang Mahakuasa dari dalam sorga.

            Dan Roh Tuhan datang kepada salah satu nabi Allah, dan dia berkata: “Aturlah pertempuran dalam bentuk seperti ini. Yang pertama, tempatkan para imam, kemudian tempatkan suku lewi yang menyanyikan pujian, dan tempatkanlahlah seluruh rakyat. Dan biarkan mereka menghadapi musuh dengan menyanyikan sebuah mazmur.”

            “Belas kasihan Allah tinggal tetap sampai selama-lamanya.” Dan Allah menimbulkan kebingungan di antara musuh-musuh Yehuda dan membebaskan mereka dalam tangan yang kuat. Itu adalah kekuatan kita dan pengharapan kita, bukan di dalam musuh-musuh kita dan bukan di dalam angkatan laut kita dan bukan di dalam bom atom kita bahkan bukan dalam proses politik kita. Tetapi kebebasan kita dan kekuatan kita terletak di dalam tangan Allah Yang Mahatinggi.

 

Allah dari leluhur kami yang dikenal dari dulu

Tuhan dari  garis pertempuran kami yang sangat luas

Yang dibawah tanganNya yang dahsyat kami bernaung

Yang berkuasa atas pohon-pohon palem dan pinus

Tuhan balatentara sorga, sertailah kami selalu

Jangan pernah sampai kami lupakan-jangan pernah sampai kami lupakan!

 

Yang memanggil dari jauh, angkatan laut kami yang menghilang

Atas pesisir dan tanjung yang tenggelam dalam api

Tuhan, segala kebesaran masa lalu kami

Adalah sama dengan Niniwe dan Tirus

Hukuman terhadap bangsa-bangsa, menyerakkan kami kemudian,

Jangan pernah sampai kami lupakan-jangan pernah sampai kami lupakan!

 

            Dan Tuhan kami, di dalam komitmen yang diperbaharui kepadaMu, kami meletakkan hidup kami, jiwa kami, dan takdir dari bangsa kami. Semoga Allah mencari kami, menguji kami, bermurah hati atas kami dan melindungi bangsa kami, di dalam namaMu yang menyelamatkan dari Tuhan kami yang ajaib. Amin.

 

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M.