IMAN PRE-MILLENIAL

(THE PRE-MILLENNIAL FAITH)

Dr. W. A. Criswell

Wahyu 19:16

28-03-88

 

Ini adalah: Iman Pre-Millenial.

Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar"….

Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota….

Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah"….

Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "RAJA SEGALA RAJA DAN TUAN DI ATAS SEGALA TUAN” (Wahyu 19:11-16).

 

Dia adalah seorang raja perjanjian dan raja kovenan dari Israel—sebuah kovenan tanpa syarat, Allah telah berjanji kepada Abraham, Ishak, Yakub dan keturunannya bahwa tanah Kanaan (tanah Palestina) akan menjadi milik mereka dan milik keturunan mereka selamanya. Tanah yang akan menjadi milik mereka. Tuhan Allah yang sama berjanji kepada Daud bahwa dia akan memiliki seorang Putra yang akan duduk di atas takhtanya dan memerintah sampai selama-lamanya. Nabi Yesaya berbicara tentang raja perjanjian dan raja kovenan itu:

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan (dan damai) dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

 

Tujuh ratus lima puluh tahun kemudian, malaikat Gabriel diutus ke sebuah kota yang bernama Nazaret kepada seorang perawan Yahudi yang bernama Maria dan memberitahukan kepadanya bahwa dia akan menjadi ibu dari anak yang telah dinubuatkan serta Anak yang telah ditetapkan ini.  Dan pada suatu malam, ketika sorga dipenuhi dengan harmoni kemuliaan Allah, ketika angkasa beresonansi dengan rithim  dari harmoni yang tidak terbatas, dengan setiap bintang seperti sebuah lampu emas—seperti tangan yang tidak kelihatan menjangkau bumi, Anak itu lahir. Seorang malaikat menampakkan diri ke padang gembala di Betlehem dan berkata kepada para gembala: “Pergilah ke kota itu dan lihatlah olehmu sendiri.”  

Dan kemudian, seluruh sorga bergema dengan paduan suara malaikat yang telah menunggu sejak fajar penciptaan naik ke hadapan takhta Yang Mahatinggi menyampaikan salam, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi!” dan salam kepada bumi sebagai permohonan doa sorgawi mereka, “Dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.” Penghubung itu, Sang Anak, telah lahir.

Di dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, Yesus berumur sekitar tiga puluh tahun dan dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Kemudian Ia mulai memberitakan kerajaan yang akan datang dan memperkenalkan diriNya sebagai Raja Kovenan. Dia membawa besertaNya mandat dari keabsahanNya dan otoritas rohaniNya. Melalui ibuNya, Maria, Dia adalah keturunan Daud melalui garis Natan. Dia membawa beserta dengan Dia mandat dari keabsahanNya dari BapaNya di sorga dan di bumi, suami Maria, Yusuf, yang merupakan anak Daud melalui garis Salomo. Dengan kelahiran dan dengan hukum yang resmi, Dia adalah seorang raja. Bahkan orang bijaksana, orang Majus dari Timur, datang ke Yerusalem dan berkata: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?” Dia juga membawa mandat yang menyertaiNya sebagai orang yang hidup tanpa dosa. Dia membawa beserta dengan Dia, mandat dari kata-kata yang luar biasa: “Tidak ada seorang pun yang pernah berbicara seperti orang itu.” Dia membawa beserta dengan Dia mandat dari kuasa untuk melakukan mujijat: “Hal itu tidak pernah terlihat di Israel.”

Kemudian, pada masa seperti yang telah diberitahukan sebelumnya oleh nabi Daniel dan cara yang tepat seperti yang digambarkan oleh nabi Zakharia, Dia mengendarai seekor keledai dari bukit Sion ke dalam Yerusalem—Raja yang telah dijanjikan dan kerajaan yang dijanjikan. Orang-orang banyak mulai menyerukan kemuliaan dan bernyanyi serta berkata, “Hosana di tempat yang maha tinggi! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. Diberkatilah Anak Daud.” Dan ketika para pengkritik itu keberatan, Tuhan kita membalas: “Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak,” Hari kovenan sepanjang sejarah telah tiba. Kerajaan telah datang dan Kristus Tuhan, Anak Allah dari kemuliaan menggambarkan DiriNya sebagai pemimpin umatNya.

           Dia adalah seorang raja yang ditolak: Dia ditangkap dan dituduh dan didakwa. Dan imam besar mengoyakkan pakaianNya sambil berkata: “Sekarang telah kamu dengar hujatNya (yang berkata Dia adalah Kristus, Anak Allah, seorang raja). Bagaimana pendapat kamu?” Dan Sanhedrin menjawab: “Ia harus dihukum mati…. Mari kita menyalibkanNya.” 

Pada masa masa itu, kuasa untuk menjatuhkan hukuman mati telah diambil dari bangsa Yahudi, dan kuasa untuk melakukan hukuman mati terletak di dalam tangan wali negeri Roma, Pontius Pilatus. Mereka selanjutnya membawa Yesus ke hadapan gubernur Roma dan mendakwa Dia tentang pengkhianatan dan pemberontakan, sambil berkata: “Dia berkata Dia adalah seorang raja.”

Dan Pilatus berpaling kepada Tuhan berkata, “Apakah Engkau seorang raja?”

Dan Tuhan kita menjawab dengan sebuah penegasan keyakinan yang paling kuat dalam bahasa Yunani: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini….”  

           Dan Pilatus berkata kepada orang banyak yang haus darah itu: “Haruskah aku menyalibkan rajamu?”

            Dan mereka menjawab: “Salibkan Dia, salibkan Dia, kami tidak memiliki seorang raja selain Kaisar.”

Dan Pilatus memenuhi permintaan mereka yang haus darah dan menyerahkanNya kepada prajurit-prajurit yang memakukan Dia ke atas kayu salib. Dan di atas salib itu Pilatus menulis sebuah tulisan: “Inilah Yesus, Raja orang Yahudi.” Dia mati sebagai seorang raja.

Dan mereka berkata kepada Pilatus: “Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.”

Dan Pilatus menjawab: “Gegrapha, gegrapha” (“Apa yang kutulis tetap tertulis”)

Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya. Raja kemuliaan—Dia adalah seorang raja yang sedang berpergian, yang diasingkan. Seperti yang Dia gambarkan dalam Kitab Lukas pasal sembilan belas: “Seorang bangsawan yang sedang pergi ke negeri yang jauh untuk dinobatkan sebagai seorang raja….” dan berkata kepada orang-orangNya: “Pakailah ini sampai aku datang kembali.”

Ini adalah sebuah selingan yang besar, jeda yang panjang. Bagaimana Setan akan bersukacita dan bergembira ketika Yesus disalibkan:

 

Israel telah membunuh Anaknya sendiri. Umat pilihan dan keluarga Allah berada di dalam ketidakpercayaan. Setiap janji Yehova akan jatuh ke tanah! Dosa akan berkuasa selamanya! Kematian akan berkuasa selamanya, dan aku, Setan akan menjadi raja atas ciptaan selamanya.

 

Tetapi tidak seperti yang dia bayangkan! Tetapi ada sebuah musterion. (diterjemahkan di dalam Alkitab, “sebuah rahasia.”) Ada sebuah musterion, rahasia yang tersembunyi di dalam hati Allah hingga Dia menyingkapkannya kepada rasul-rasul kudusNya.  Yaitu bahwa akan ada sebuah oikonomia (sebuah dispensasi) dari anugerah Roh Kudus, dari jemaat, dari injil, ketika semua manusia dari mana saja akan memiliki kesempatan untuk menjadi pengikut ahli warisNya di dalam kerajaan Allah—sebuah ranting pohon zaitun  liar yang  dicangkokkan ke dalam pohon keluarga Tuhan. Ini adalah masa pemberitaan Injil, dari pencurahan anugerah, dari Roh Kudus, dari Jemaat.  

           Tetapi kerajaan yang bagaimana dan Raja apa? Akankah ada sebuah kerajaan? Akankah ada raja yang datang?

Ah, Tuhan hanya menempatkannya dalam dispensasi yang lain, di  oikonomia yang lain, dalam era yang lain—Raja dan KerajaanNya. Seperti yang ditulis dalam Roma pasal 11, ayat 25: “Hingga pleroma…” Sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. Ketika orang yang terakhir dari bangsa-bangsa non Yahudi berjalan melalui lorong bangku itu dan menyerahkan hatiNya kepada Yesus, ketika orang terakhir yang namanya telah tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba menerima Juruselamat, ketika malaikat, melihat catatan sorga, dan memeriksa nama yang terakhir itu, “pleroma,  sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk,” kemudian kerajaan itu dan Raja itu datang.

Dia datang dalam dua fase: Dia datang seperti seorang pencuri pada waktu malam, dan Dia datang secara terbuka seperti kilat yang memancar di atas langit. KedatanganNya dalam fase pertama, terjadi secara rahasia, secara sembunyi-sembunyi, dengan diam-diam untuk mencuri permataNya, mutiaraNya yang berharga, umatNya, jemaatNya. Kita semua akan bertemu dengan Dia. Dia datang untuk umatNya: Orang-orang yang telah tertidur dan yang telah terkubur di dalam tanah, dan kita yang masih hidup dan masih tinggal pada saat kedatanganNya—kita semua akan diubah dalam sesaat, dalam sekejap mata, pada nafiri yang terakhir: “Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.”

Tidak ada satu pun dari orang-orang kudus Allah akan ditinggalkan. Tidak ada sebuah tulang pun akan berada  di dalam realm kegelapan yang akan menyenangkan Setan. Tidak akan ada kerangka yang ditinggalkan yang membuat dia merasa menang, kita semua akan diubahkan, orang-orang yang telah meninggal dan kita yang masih tinggal dan masih hidup pada saat kedatanganNya. “Sama seperti pada zaman Lot,” malaikat berkata, “Sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa sebelum engkau sampai ke sana.” Selama anak Allah masih ada di Bumi, hukuman tidak dapat dijatuhkan. “Sama seperti pada zaman Nuh….” Air bah tidak akan muncul hingga Nuh selamat di dalam bahtera.

Ketika orang-orang kudus Allah diangkat, hukuman akan dijatuhkan. 

Ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."

Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (Ketika Dia datang secara rahasia, secara sembunyi-sembunyi, dengan diam-diam, untuk mengambil permataNya, mutiaraNya yang berharga—yaitu anda! 

 

Dan Dia datang secara terbuka: Sama seperti kilat yang memancar dari timur hingga barat, Dia datang secara terbuka. Dan setiap mata akan melihatNya. Seperti yang telah ditulis oleh Yudas: “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya …” Dia datang dalam kemuliaan Bapa: Allah Anak dan Anak Allah. Dia datang di dalam kemuliaan para malaikat: Penguasa mereka dan panglima bala tentara mereka. Dia datang dalam kemuliaan gereja: sebagai mempelai pria dengan mempelai wanita. Dia datang dalam kemuliaanNya sendiri: sebagai Anak Allah, sebagai Anak Abraham, sebagai Anak Daud, sebagai Anak Manusia, yang dilahirkan oleh anak dara, Pribadi yang tersalib, Pribadi yang bangkit, Pribadi yang naik ke sorga, Manusia Allah, Kristus Yesus! Dia datang sebagai Raja Israel. Dia datang sebagai raja bangsa-bangsa. Dia datang sebagai Tuhan Allah dan akan datang kembali Tuhan Allah, pantokrator sebagai pembaharu dan pencipta ulang dunia. Dia datang sebagai Tuhan atas seluruh sorga dan bumi.

            Kemudian kita akan dibawa untuk menggenapi nubuatan yang luar biasa ini: Yaitu nubuatan Mikha—Kita akan menempa pedang-pedang kita menjadi mata bajak, dan tombak-tombak menjadi pisau pemangkas.

Bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Tetapi mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan mereka.

 

Dan nubuatan Yesaya:

Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring bersama di samping kambing.…

Dan (karnivora dan omnivora) singa akan makan jerami seperti lembu …

Tidak akan ada kerusakan di seluruh gunung kudus Allah, sebab bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan dan kemuliaan dari kehadiran Allah, seperti air  yang menutupi lautan.  

 

Mungkin siang hari; mungkin saat senja; Mungkin saat kegelapan tengah malam yang akan terang benderang oleh kilau cahaya kemuliaanNya—ketika Yesus menerima milik kepunyaanNya Oh, Tuhan Yesus, berapa lama, berapa lama?Hingga kami menyanyikan lagu kesenangan:

 

Kristus datang kembali.

Kristus datang kembali! Haleluya!

Haleluya, Amin!

 

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M.