LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU

(THE NEW HEAVEN AND THE NEW EARTH)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 21:1-8

14-7-63

 

           Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul: Langit yang Baru dan Bumi yang Baru. Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab dari Alkitab selama bertahun-tahun, kita telah tiba di kitab yang klimaks dan yang terakhir, yaitu Kitab Wahyu. Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di penglihatan yang terakhir di dalam pasal 21 dan 22. Di dalam pasal 21, delapan ayat yang pertama menggambarkan langit yang baru dan bumi yang baru. Pasal 21 ayat 9 hingga pasal 22 ayat 5 menggambarkan kota kudus Allah, Yerusalem Baru. Pasal 22 dimulai dari ayat 6 hingga pembacaan akhir, merupakan epilog atau penutup Kitab Wahyu. 

            Pagi hari ini, pada pukul 8:15 pagi, saya telah mengumumkan sisa khotbah yang akan saya khotbahkan, yang akan menyempurnakan khotbah saya melalui kitab per kitab dalam Alkitab selama tujuh belas setengah tahun lebih, hampir sekitar delapan belas tahun. Saya katakan bahwa hari ini saya akan berkhotbah tentang langit yang baru dan bumi yang baru. Saya juga berkata bahwa minggu depan saya akan berkhotbah tentang kota Allah yang baru. Kemudian minggu selanjutnya, saya akan berkhotbah tentang epilog, bagian penutup dari Kitab Wahyu. Kemudian saya juga berkata bahwa saya telah memiliki dua khotbah lainnya yang ingin saya persiapkan. Saya ingin mempersiapkan sebuah khotbah tentang undangan terakhir dari Allah, dalam Wahyu  22:17: “Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma.” Dan kemudian khotbah yang terakhir, yang menutup seri khotbah selama bertahun-tahun dalam Kitab Wahyu 22:20, janji yang terakhir, “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: Ya, Aku datang segera!” dan doa yang terakhir, “Amin, datanglah, Tuhan Yesus!” Itulah yang telah saya umumkan dalam ibadah pukul 8.15 pada pagi hari ini.

            Lalu hal pertama yang ingin saya lakukan dalam khotbah pagi hari ini adalah mengumumkan, bahwa setengah bagian khotbah ini akan saya khotbahkan minggu depan. Saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyampaikan seluruh khotbah yang telah saya persiapkan untuk pagi hari ini, jadi saya akan menyampaikan bagian yang pertama pada hari ini dan saya akan melanjutkannya pada minggu berikutnya. Dan jika saya terus melakukan hal itu maka kita akan memiliki waktu sekitar sembilan belas tahun setengah untuk berkhotbah sepanjang kitab per kitab dalam Alkitab. Dengan seluruh perhatian yang penuh, saya telah mempersiapkan khotbah ini dengan harapan bahwa saya akan dapat menyampaikannya dalam periode tiga puluh menit. Firman Alllah tidak terbatas. Hikmat dan kebenaran serta wahyu Allah tidak dapat diduga. Saya seperti seorang penyelam yang pergi  ke dasar laut untuk menemukan mutiara dan permata di dasar samudera. Dan ketika saya tiba di sana, saya diliputi oleh harta yang sangat luas yang tersebar di sekitar saya. Permata mana yang akan saya ambil? Permata mana yang akan saya tinggalkan? Apa yang akan saya tempatkan di dalam khotbah ini dan bagaimana dengan ribuan hal lainnya, yang ingin saya sampaikan tetapi tidak memiliki waktu untuk menyampaikannya? Ah, betapa kayanya Wahyu Allah di dalam Kristus Yesus, betapa banyak hal yang terlewatkan, dari apa  yang telah digali dan dipahami dalam menyajikan dan mengkhotbahkan kemuliaan dan kekayaan Firman Allah.

            Sekarang, khotbah pada pagi hari ini adalah bagian pertama dari khotbah yang telah saya persiapkan sebelumnya. Minggu pagi berikutnya, saya akan mengkhotbahkan bagian yang kedua: Ketika Allah Akan Menghapus Air Mata Kita. Dan tidak akan ada lagi maut atau pun kedukaan atau ratap tangis atau rasa sakit, ketika hal-hal ini telah berlalu—itu akan menjadi khotbah pada minggu pagi berikutnya. 

            Lalu, pada hari ini, kita akan membahas tentang penciptaan kembali:

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.

Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: “Lihatlah, skene (tempat kediaman, kemah) Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan skenosei (Dia akan berkemah, Dia akan diam bersama-sama dengan mereka, Dia akan membentangkan tendanya di antara kita). Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.

 

Ciptaan baru yang telah ditebus—jika anda memegang Alkitab anda di tangan ini, bagian-bagian ini yang akan saya sampaikan dan baca pada hari ini, dapat anda lihat di dalam Alkitab. Dan kita dapat melihat secara bersama-sama, tentang apa yang saya pikirkan yaitu kebenaran wahyu Allah di dalam tujuan penebusanNya terhadap seluruh ciptaan ini. 

            Ada tiga hal yang baru yang Dia sampaikan, yang Dia buat di sini.  Aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru.  “Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru:”  Sebuah langit yang baru. Alkitab berbicara tentang tiga langit. Langit yang pertama adalah atmosfir dunia yang berada di sekeliling kita, langit yang melaluinya burung-burung terbang, langit dari awan-awan, langit atmosfer yang mengelilingi bumi. Itu adalah langit yang pertama. Langit yang kedua yang digambarkan di dalam Alkitab adalah langit yang bertaburan dengan bintang-bintang. Galaksi Bima Sakti, sistem tata surya dari alam semesta, segala sesuatu yang anda lihat ketika anda berdiri di bawah cakrawala biru dan langit pada waktu malam. Itu adalah langit yang kedua yang dijelaskan dalam Alkitab. Langit yang ketiga adalah langit di atas langit. Itu adalah takhta dan tempat kediaman Allah. Dan ketika langit berkata bahwa akan ada langit yang baru, tentu saja hal itu mengacu kepada langit yang ada di atas kita. Langit atmosfir yang  langit yang  menghasilkan angin topan dan angin ribut, langit yang mengeluarkan kilat dan guruh, langit yang di dalamnya terdapat awan-awan. Itu akan menjadi langit yang baru bagi kita. 

           Saya pikir, sekalipun itu adalah keyakinan saya, saya pikir langit yang baru itu juga termasuk langit yang dipenuhi bintang-bintang. Karena di dalam alam semesta di atas kita dan yang melampaui kita, ada bintang-bintang yang telah menjadi bara api dan sistem tata surya yang telah menjadi pudar. Di dalam penciptaan kembali oleh Allah, seluruh alam semesta di atas kita akan dibentuk kembali sama seperti keadaan mereka yang semula. Saya tidak dapat membayangkan apa yang akan Allah lakukan di dalam cakrawala ini, yang dibuat kembali oleh tanganNya. Bagi, saya, saya merasa sama seperti Pemazmur, ketika saya berdiri dan melihat pekerjaan tangan Allah, setiap potongan dan bagian dari kemuliaan ciptaan itu, karya Allah mengumumkan Pencipta kita yang agung. Seperti apakah itu ketika Allah menebusnya dan merenovasinya dan membuatnya baru dalam semarak dan kemuliaan, akankah itu dapat dibayangkan oleh pikiran atau digambarkan oleh bahasa manusia. Tetapi itu adalah janji Allah. Dan Yohanes memulainya dengan berkata, “Aku melihat langit yang baru.”   

            Kemudian  dia berkata, “dan aku melihat bumi yang baru.”  Kesengsaraan bumi yang sekarang ini berada di dalam kesesatan yang gelap bagi Allah karena dosa, sangat terlihat bahwa bumi ini telah jatuh di mana-mana. Bumi ini berada dalam kebinasaan dan kutukan, padang gurun yang panas membara, banjir yang menghanyutkan desa-desa dan kota-kota kita, gempa bumi yang mengoyak-ngoyak pekerjaan tangan manusia. Bumi ini dipenuhi dengan wabah dan bencana dan kematian dan kelaparan serta kesia-siaan. Bumi ini akan ditebus dan diremajakan kembali. Bumi ini tidak lagi akan dikoyak-koyak oleh mata bajak dan besi agar dapat subur dan menghasilkan buah. Bumi ini tidak akan lagi menghasilkan semak dan duri. Tidak akan lagi dipotong ke dalam kuburan dan pemakaman yang luas. Tidak akan lagi dilembabkan oleh air mata. Tidak akan lagi dinodai oleh tetesan darah manusia. Jalan-jalannya tidak akan lagi dipenuhi oleh prosesi dari orang-orang yang berduka dan mengalami kepiluan. Bumi ini akan dibasuh dan ditebus. Dia akan menjadi firdaus yang diperoleh kembali, sebuah Eden yang dibaharui, sebuah ciptaan Allah yang indah, yang dibentuk kembali serta ditebus kembali. “Dan aku melihat bumi yang baru.”

            “Dan Aku melihat kota yang kudus, Yerusalem Baru:” Yang akan menjadi sebuah ibukota, dibuat oleh pekerjaan yang mulia, oleh Allah yang tidak terbatas. Dan di dalam ciptaan yang baru, Allah membangun bagi diriNya sebuah ibukota yang baru, sebuah tempat pertemuan yang kudus dan pusat bagi pemerintahan Allah dan tempat kediaman Allah. Di dalam Kitab Wahyu pasal delapan belas, di sana digambarkan bagi kita tentang Babel, kota yang semarak yang menantang dan menghujat Allah. Ini adalah kota yang akan merefleksikan kemuliaan Anak Domba—sebuah ibukota sorgawi yang baru untuk Allah. 

            Ah, Ketika kita membayangkan hal-hal ini, betapa luar biasa hal-hal yang telah dipersiapkan Allah bagi kita! Di dalam nature kejatuhan, manusia  membuang segala hal yang diinginkan Allah kepadanya. Merupakan tujuan Allah bahwa dia akan memiliki kekuasaan atas segala sesuatu yang berada di atas dan yang ada di bawah serta dunia luas yang berada di sekelilingnya. Tetapi dosa mengutuknya dan merusakkan kehidupan dan jiwa manusia. Dan dengan susah payah dan di dalam dunia yang penuh kematian dan kesengsaraan, dia menghidupi hidupnya hingga kembali ke dalam debu tanah yang merupakan asalnya. Tetapi sejauh dosa mengutuk, menghancurkan dan membinasakan, sejauh itu juga penebusan akan dilakukan, Bagaimana pun manusia telah membuang dan kehilangan haknya untuk berkuasa, Allah akan memperbaharuinya di dalam hidup dan ciptaan yang ditebusNya kembali. Dan bagaimana pun dosa telah menyentuh dan membinasakan, Allah akan menebus dan membasuhnya serta membentuknya kembali. Saya akan mengetahui hal-hal itu tanpa harus ada alasan-alasan logis. Sebab jika penebusan tidak beranjak sejauh dosa dan kutukan maka Allah telah gagal. Apa pun yang menjadi dampak dari dosa kita, demikianlah juga kemuliaan dari penebusan kita. Bagaimana pun banyaknya dosa itu, anugerah Allah akan melimpah di dalam pelunasan dan renovasi dan penebusan. Sebuah langit yang baru, dan bumi yang baru serta kota yang baru.

           Sekarang, ambillah Alkitab di dalam tangan anda. Ini adalah sebuah interpretasi; ini adalah sebuah eksposisi dari sebuah keyakinan yang saya  miliki. Ketika Yohanes berkata: “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu,” apakah Yohanes bermaksud bahwa langit yang lama dan bumi yang lama akan dinihilkan, bahwa mereka akan masuk ke dalam ketiadaan dan bahwa mereka akan dimusnahkan dari keberadaan? Apakah itu yang dia maksudkan? Apakah Yohanes berkata bahwa langit lama yang ada di atas kita, akan dibinasakan dan dinihilkan dan bumi ini, planet yang di atasnya kita hidup akan disapu bersih dan lenyap, dan Allah menciptakan sebuah langit baru dan bumi baru yang lain? Apakah itu yang dimaksudkan oleh Yohanes? Atau dia bermaksud bahwa ini adalah langit yang sama, yang dimurnikan dan direnovasi dan ditebus, ini adalah bumi yang sama kecuali telah dimurnikan dan diremajakan serta diregenerasikan? Lalu, apa maksudnya? Saya memiliki sebuah keyakinan yang pasti tentang hal itu dari Firman Allah. Dan keyakinan saya itu adalah hal ini—itulah sebabnya saya ingin anda mengambil Alkitab di tangan anda dan melihat apa yang saya pikirkan tentang hal-hal ini.

           Saya pikir bumi ini adalah rumah kita sampai selama-lamanya hingga berabad-abad seterusnya. Saya pikir langit ini adalah kekal. Saya pikir mereka telah ada sebelum dosa masuk. Langit yang ada di atas kita dan bumi yang ada di sekitar kita—saya pikir langit yang berada di atas kita itu akan tetap berada di sini setelah semua dosa dibersihkan, dosa yang telah merusak dan menghancurkan mereka.  

Saya pikir, langit yang baru ini dan bumi yang baru ini adalah langit dan bumi yang telah ditebus dan diregenerasikan—satu-satunya  yang berada di atas saya dan satu-satunya yang saya lihat dan di sekitar saya. Itu adalah sebuah penebusan. Itu adalah sebuah pemurnian. Itu adalah sebuah regenerasi. Itu adalah sebuah pembaharuan. Ini adalah hal-hal yang telah disediakan Allah bagi kita dan disingkapkan di dalam KitabNya.

            Jadi, itu adalah keyakinan hati saya. Lalu, mengapa saya berpikir demikian. Sebagai contoh, maukah anda membuka Alkitab anda dalam Kitab Matius di ayat yang terakhir? Kapan saja anda menemukan di dalam Alkitab ekspresi, “akhir dunia,” akhir dunia, anda akan menemukan kata itu beberapa kali dalam Alkitab. Sekarang saya hanya akan mengambil satu sebagai sebuah tipikal, sebagai sebuah contoh. Tuhan berkata di dalam ayat terakhir dari Injil Matius, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir dunia (bahasa Indonesia menerjemahkannya dengan ‘akhir zaman’).” Lalu, apakah makna dari “akhir dunia”? Ada tiga kata Yunani untuk “dunia,” tiga kata Yunani yang diterjemahkan ke dalam Alkitab bahasa Inggris menjadi “dunia.” Kata yang pertama adalah ge.  Ge adalah kata Yunani untuk “bumi,” untuk “tanah,” untuk wilayah bola bumi ini, ge.  Anda akan menemukan kata itu muncul di dalam geografi, geofisika. Bumi, tanah, ge.

             Kata Yunani yang kedua untuk dunia adalah kosmos. Arti yang mendasar dari  kosmos adalah  “perhiasan, hiasan.” Wanita, kosmetik, berasal dari kata kosmos.  Proses mempercantik diri dari wanita. Apakah anda pernah melihat dia ketika dia tidak memakai riasan dan rambutnya digelung keriting? Anda akan merasa ingin tahu apa yang akan terjadi dengan anda ketika anda melihatnya seperti itu.  Kosmos, perhiasan, hiasan kosmos.  Lalu, bagaimana akhirnya kata itu merujuk kepada hal itu, apakah orang Yunani kuno mengaplikasikan kata itu kepada perhiasan atau hiasan ketika mereka melihat susunan ciptaan Allah ini dan mulai menyebutnya cosmos, dan akhirnya mereka menggunakan kata itu untuk merujuk kepada budaya peradaban manusia yang baik, yaitu, kosmos.  Lalu kata kosmos merujuk kepada dunia yang teratur, dunia peradaban dari seorang manusia, kosmos. 

            Kemudian, kata Yunani ketiga yang diterjemahkan dengan dunia adalah aion.  Ketika anda mengambil kata itu ke dalam bahasa Inggris, maka di dalam bahasa Inggris, kata itu diucapkan dengan, “aeon (dalam bahasa Indonesia “ribuan tahun).”  Aion, aion, di dalam bahasa Yunani pertama kali kata itu digunakan untuk periode waktu yang tidak terbatas. Tetapi kata itu mulai digunakan untuk merujuk kepada suatu era, untuk sebuah dispensasi, sebuah perintah.

            Lalu, ketika anda menemukan di dalam Alkitab, ungkapan dari “akhir dunia,” anda tidak akan pernah menemukan bahwa kata yang digunakan adalah ge, akhir dari tanah, dari bumi, dari wilayah planet yang di atasnya kita hidup. Tetapi kata yang anda temukan sama dengan kata yang digunakan di sini, yaitu aion, akhir dunia, akhir zaman, akhir dispensasi, akhir dari perintah. Dan Tuhan berkata, sebagai contoh, di dalam bagian itu: “Dan ketahuilan, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir dunia, bahkan hingga kesudahan zaman.” Ketika sejarah akhirnya mencapai puncaknya, yaitu kesudahan zaman, Aku akan tetap menyertaimu, kata Tuhan Yesus, hingga akhir sejarah dan akhir waktu. Jadi ungkapan “akhir dunia,” yang digunakan di dalam Alkitab bukan konotasi dari akhir wilayah bola bumi ini.

            Lalu, kita memiliki kata Yunani lainnya yang harus kita lihat. Di sini, dikatakan, di dalam Wahyu 21:1: “Sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah parerchomai, parerchomai.  Anda akan sering melihat kata itu di dalam Alkitab. Di dalam Markus 13:31, sebagai contohnya, Tuhan berkata, “Langit dan bumi akan parerchomai, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.” Langit dan bumi akan parerchomai, akan “berlalu.”

            Lalu apa yang dirujuk oleh kata itu ketika Yohanes berkata: “Langit dan bumi akan parerchomai, langit yang pertama dan bumi yang pertama akan parerchomai?  Yang pertama, yang original, makna dasar dari erchomai adalah hal ini, seperti seseorang yang akan  erchomai melalui pintu itu, parerchomai, dia akan berlalu melewati pintu. Atau sebuah kapal akan parerchomai  melalui lautan, pergi melewati horizon. Tetapi hal itu tidak merujuk kepada pemusnahan dan penihilan dari kapal itu. Kapal itu hanya berlalu di balik horizon—tidak dapat dilihat lagi. Atau seperti seseorang dia  parerchomai, dia berlalu melewati pintu. Dia pergi keluar dan saya tidak dapat lagi melihatnya, tetapi hal itu tidak merujuk kepada pemunahan atau penihilan. 

            Demikian juga dengan kata ini di dalam arti dasarnya, ketika dia berkata langit yang pertama dan bumi yang pertama parerchomai, telah berlalu, bukan berarti mereka dihapuskan, tetapi mereka diubah dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Kata parerchomai berarti mengubah di dalam waktu dari tempat ini ke tempat yang lain, dari lokasi yang di sini ke lokasi yang ada di sana, atau sebuah kondisi dari sini ke situ. Jadi ketika dia berkata, “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama parerchomai,” itu berarti hal itu mengalami sebuah perubahan yang luar biasa, sebuah renovasi yang luas. Bahwa langit itu masih di sana dan bumi ini masih di sini, tetapi diubah dan ditebus dan diregenerasi di bawah tangan Allah Yang Mahatinggi.

            Sekarang, saya ingin kita melihat terhadap keyakinan itu dari apa yang Firman Allah sampaikan tentang apa yang akan terjadi di akhir zaman. Sekarang, mari kita melihat ke dalam 2 Petrus pasal 3 ayat 6. 2 Petrus 3:6, berkata: “Bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah.”  Dia berkata tentang bajir bah pada zaman Nuh. Pada masa air bah yang mengerikan di zaman Nuh, kosmos, peradaban manusia dibinasakan dengan air. Kota-kota dihancurkan. Desa-desa dilenyapkan. Semua yang bernafas binasa. Dan seluruh mode peradaban dan budaya pada zaman Nuh, mati dan binasa. “Dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah.”  Tetapi bumi tidak binasa. planet ini tidak dilenyapkan. Dunia ini tidak mengalami pemunahan. Akan tetapi dia berkata, “Dunia, yang dipenuhi dengan air binasa.” Tidak, kosmos, peradaban manusia binasa—Bumi tetap tinggal. 

            Baiklah, sekarang lihatlah ke dalam hal selanjutnya yang dia sampaikan. Sekarang dia akan tentang penghukuman Allah:

Tetapi oleh firman itu (Allah Yang Mahatinggi) juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api (api pemurnian, api peremajaan, api penyucian, yang dipelihara untuk api) dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.  

 

            Lalu, kapankah itu terjadi? Ketika saya berpaling ke dalam Kitab Wahyu, Yohanes menggambarkan hal itu. Di sini Petrus berkata bahwa hal terakhir itu, renovasi dan pemurnian dan hukuman oleh api akan terjadi pada hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. Itulah yang telah saya baca di dalam Kitab Wahyu pasal dua puluh ayat sebelas: 

“Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi….. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.”

 

            Itu adalah hari penghakiman dari orang-orang fasik. “Dan pada hari itu,” Yohanes berkata dalam penglihatan itu, “Aku melihat langit dan bumi lenyap.” Hari pemurnian oleh api, hari renovasi, hari pembinasaan dosa dan kutukan sampai selama-lamanya. Dan kemudian, ketika saya melihat Simon Petrus berbicara di sana, dunia yang pertama dibinasakan, tetapi tidak dengan bumi ini. Jadi, penghukuman Allah yang kedua akan sama seperti itu. Itu akan menjadi sebuah pembersihan. Itu akan menjadi sebuah peremajaan, tetapi bukan pemunahan bumi ini. Keduanya saling berdampingan.  

            Baiklah, mari kita lihat kembali. Di dalam Kitab Matius ayat 28:

“Kata Yesus kepada mereka, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak manusia bersemayam di takhta kemuliaanNya, kamu yang telah mengikut Aku….”

 

Di dalam penciptaan kembali, paliggenesia, “penciptaan kembali.” Dan kita telah mengambil kata Yunani itu paliggenesia, penciptaan kembali, kelahiran kembali, dan kita memilikinya secara utuh, suku kata demi suku kata, surat demi surat, kita telah mengambilnya ke dalam bahasa Inggris. “Palingenesis” adalah kelahiran kembali, penciptaan kembali, membentuknya kembali. Dan Yesus berkata, “waktu penciptaan kembali, di dalam paliggenesia, dari dunia ini, ini adalah umatKu.” 

            Baiklah, sekarang di dalam Kitab Roma pasal delapan, Paulus menggambarkan paliggenesia, itu adalah wahyu dan penciptaan kembali dari dunia. Dan ini adalah salah satu bagian yang paling agung dari semua literatur dan salah satu nubutan yang paling hebat yang dapat ditemukan dalam Firman Allah. Lihatlah ke dalam Roma pasal 8, kita mulai dari ayat 19:

Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan (kepada kekosongan dan kehampaan) kepada kesia-siaan.

 

Seluruh ciptaan Allah telah dikutuk, dibinasakan dan disia-siakan. Bumi ini, lihatlah ke dalamnya! Dan umat manusia—lihatlah mereka! Anak-anak kecil, orang-orang muda, orang-orang dewasa, orang-orang tua, bahkan bintang-bintang terbakar habis. Dunia tumbuh-tumbuhan telah dikutuk. Dunia hewan telah dikutuk.

Seluruh ciptaan telah dibuat menjadi taklukan dari (kekosongan dan kehampaan) kesia-siaan.

Bukan oleh kehendaknya sendiri (mereka tidak memilih untuk melakukannya), tetapi oleh kehendak Dia (Tuhan Allah), yang telah menaklukkannya,

Tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.

Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.

 

Kehidupan kota kadang-kadang menyembunyikan hal itu. Tetapi ketika dunia binatang melahirkan, mereka melahirkan dalam usaha yang keras dan dalam perjuangan dan rasa sakit serta penderitaan. Dan sering kali di dalam kematian. Dikutuk, mengeluh dan bergumul dalam rasa sakit bahkan hingga sekarang ini. Dunia binatang itu dipenuhi oleh banyak karnivora dan menumpahkan darah serta merobek-robek dengan taring dan kuku yang tajam. Itu adalah sebuah dunia yang terkutuk, penuh keluhan dan perjuangan.

            Tidak hanya dunia bintang, tetapi “kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.” Dunia ini dipenuhi dengan penderitaan dan kekecewaan dan kesedihan dan kematian dan kehilangan dan rasa sakit serta air mata. Seluruh ciptaan. Tetapi di dalam penciptaan kembali, di dalam paliggenesia akan ada sebuah pembaharuan dari seluruh ciptaan Allah. Dunia binatang, dunia tumbuhan, planet-planet, dunia astronomi dan segala sesuatu yang telah dilakukan Allah dan yang telah dikutuk dan dihancurkan oleh dosa, akan diciptakan kembali oleh Allah. Sukar bagi kita untuk membayangkan hal itu. Ketika serigala akan berbaring dengan anak domba. Dan ketika macan tutul  dan anak kambing akan bermain bersama-sama. Ketika anak kecil akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak dan bermain-main dekat liang ular tedung. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung kudus Allah. Seluruh ciptaan. Bayangkanlah hal itu! Bayangkanlah hal itu! Hal itu melampaui imajinasi, apa yang akan dilakukan oleh Allah di dalam paliggenesia. 

           Lalu, kita belum selesai. Saya ingin anda melihat hal lainnya. Ini adalah sebuah argumen berdasarkan perbandingan. Hal yang akan diremajakan dan dibuat kembali di dalam dunia ini. Tidak akan menghancurkannya. Tidak akan memusnahkanya. Tidak akan menyelipkannya ke dalam ketiadaan dan pemunahan, tetapi Allah akan mencitakan kembali dunia yang sekarang kita tinggali. Dan kita akan memiliki rumah kita di sini.  

            Baiklah. Lihat kembali Alkitab anda di dalam 2 Korintus pasal 5 ayat 1, dan ini adalah sebuah bagian yang akan kita bahas sekarang. 2 Korintus pasal 5 ayat 1:

“Karena kami tahu—(kita tahu, kita yang telah diselamatkan dan yang percaya kepada Yesus)—kita tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar (jika kediaman yang kita tinggali ini akan kembali menjadi debu tanah dan binasa), Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh (di dalam penyakit, usia yang uzur dan pikun, dan akhirnya kematian), karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini.”

Sekarang, apakah hal itu? Apakah itu? Paulus sedang berbicara tentang kebangkitan tubuh, “kemah ini.” Sekarang, dengarkanlah. Jika tidak ada identitas dan jika tidak ada keberlangsungan  antara tubuh ini dan rumah yang akan dibuat Allah bagi saya, kemudian kebangkitan itu tidak memiliki arti sama sekali. Itu bukanlah kebangkitan jika kemah yang saya tinggali kembali ke debu tanah dan Allah melakukan sesuatu yang lain dan sesuatu yang berbeda dan memberikan kepada saya jenis rumah lain untuk saya tinggali, maka hal itu todak memiliki makna sama sekali. Sebuah kebangkitan merujuk kepada kebangkitan tubuh ini. Itu adalah makna kebangkitan. 

            Dan kuasa Allah yang membangkitkan Yesus dari kematian, dan Dia adalah Tuhan Yesus yang sama. “Marilah,” kata Yesus kepada Tomas, “Dan lihatlah luka di tanganKu. Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”

            Itu adalah kebangkitan. Itu adalah bangkit kembali dari debu tanah, dari kedalaman laut dari samudera tubuh ini yang ditanamkan di dunia ini. Itu adalah pesan utama dari pesan Kristen dan iman Kristen dan pengharapan orang Kristen.

Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah…. Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.

 

            Itulah yang sedang saya khotbahkan: Diubah, dibangkitkan, diremajakan.  Paliggenesia.  Bukan saya, seseorang yang lain, tetapi saya akan diubah kembali seperti gambar Tuhan saya yang mulia. Sekarang saya sedang berbaris dengan perbandingan. Jika Allah melakukan hal itu bagi kemah ini, tubuh yang saya tinggali ini, tubuh yang sama, kemah yang sama, dibuat kembali dan diciptakan kembali; jika Allah melakukan hal itu bagi tubuh ini, itulah maksud Allah secara tepat ketika Dia merujuk kepada sebuah paliggenesia bagi ciptaanNya. Itu akan menjadi bumi yang sama dan langit yang sama, hanya dibuat kembali, dibasuh, disucikan, dimurnikan, ditebus. Betapa dalamnya pun kutukan itu telah pergi, sedemikian juga kemampuan kuasa Allah untuk meregenerasinya, membuatnya kembali.

            Anda tahu, saya menyukai jenis yang seperti itu. Saya tidak memandang ke depan bahwa Allah akan mengambil saya ke dalam suatu planet yang berjarak jutaan mil jauhnya yang tidak saya kenal sama sekali. Mungkin terlalu dingin atau terlalu panas di luar sana dan mungkin terlalu sepi atau terlalu banyak hal. Tetapi saya suka di sini. Anda disini dan saya suka anda disini. Saya menyukai kota ini. Saya menyukai rumah yang saya tinggali. Saya menyukai jemaat ini. Saya senang untuk bekhotbah. Dan saya senang untuk memiliki lebih banyak waktu untuk berkhotbah. Saya menyukai segala sesuatu yang ada di sini. Hal-hal yang tidak saya sukai adalah, saya tidak menyukai air mata dan pemisahan dan kesedihan dan pemakaman dan kuburan yang terbuka serta kosong dan kepiluan dan kekecewaan dan keputusasaan. Saya tidak menyukai hal-hal itu. Hanya membayangkan apa yang akan terjadi ketika tidak ada lagi pemakaman, tidak ada lagi bunyi telepon dan berkata, “Anak laki-laki kami baru saja meninggal.” Atau “Anak gadis kami baru saja mengalami kecelakaan mobil.” Atau, “Saya baru saja diberitahu bahwa suami saya mengidap leukemia. Datanglah dan mohon kepada Allah untuk memberikan kepada kami kekuatan untuk mrenghadapi pencobaan yang terbentang di depan.” Tidak ada lagi hal yang seperti itu. Tetapi yang terjadi adalah hal ini: “Mari, datanglah, kita telah mendapat sepuluh gallon es krim buatan rumah!” Oh, betapa luar biasa! Atau, “Saya memperoleh sebuah semangka yang sangat baru yang baru saja tumbuh di atas tumbuhan merambat yang paling cantik yang pernah lihat.”

            Oh, anda berkata: “hal itu sangat bersifat materi!”

            Saudara, siapa yang menemukan dan menciptakan makanan? Siapa yang menemukan itu? Dia pasti menyukainya—Allah yang menemukannya. Dan dia berkata bahwa kita akan makan di sana. Yesus berkata, “Kamu tidak percaya bahwa ini adalah Aku? Apakah kamu memiliki sesuatu untuk dimakan? Dan mereka memberikan kepadaNya sepotong ikan goreng dan madu, dan Dia memakannya.” Dan Dia adalah Yesus yang sama. Dan Dialah yang berkata bahwa kita akan makan di dalam kerajaan Allah. Kita akan memiliki pesta di dalam perjamuan kawin Anak Domba. Saudara, saya menyukai segala sesuatu tentang hal itu. Itulah yang akan dilakukan Allah bagi kita.

            Oh, saya telah menyimpang jauh di dalam khotbah saya, saya tidak tahu, dimanakah saya sekarang. Mari kita kembali ke teks saya dan melihatnya. Saya ingin menyampaikan satu hal, dan kemudian kita akan menyanyikan lagu undangan kita. Kebaikan Allah bagi kita—saya akan menyampaikan penilaian ini secara cepat dan hal itu adalah: Anda akan menemukan di dalam Alkitab, anda akan menemukan Allah berkata bahwa kita akan mendiami bumi ini.

           Lalu, dari kelompok Kitab Suci yang banyak itu, saya hanya mengambil salah satunya yaitu tiga ayat di dalam Mazmur tiga puluh tujuh. Yang pertama lihat di dalam ayat sembilan: “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.” Ayat 11: “Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri.” Yesus mengulang hal itu dalam Matius 5:5: “Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi.” Dan kemudian lagi: “Orang-orang benar akan mewarisi negeri dan tinggal di sana senantiasa.” Dan hal-hal ini merupakan tipikal dari janji-janji yang ada di dalam Firman Allah. Seluruhnya berbicara bahwa kerajaan Tuhan kita adalah sebuah kerajaan kekal. Itu adalah sebuah kerajaan kekal. Dan orang-orang benar (umat Allah) akan mendiami bumi.  

            Saya tidak tahu apa yang Allah akan lakukan dengan langit yang bertaburan bintang yang di atas kita, tetapi umatNya akan mendiami bumi ini. Dan suatu waktu jika saya sampai kepada hal itu, kita akan berkhotbah tentang kota kudus itu. Dan kota yang menjadi ibukota bumi itu panjangnya sekitar seribu lima ratus mil dan lebarnya sekitar seribu lima ratus mil. Dan jalannya berada di atas jalan yang lain, kita bisa melihat gedung pencakar langit di Dallas ini, orang-orang melongo melihat gedung bertingkat enam puluh, tetapi kota Allah akan mencapai tinggi sekitar seribu lima ratus mil. Dan intan serta permata dan batu-batu mulia serta emas akan menghiasainya. Oh, betapa luar biasa, hal-hal yang telah disediakan Allah bagi orang-orang yang mengasihi Dia! Peganglah tangan saya sementara saya beseru! Terpujilah namaNya! Terpujilah namaNya!

 

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M