APA YANG SAYA PERCAYA TENTANG SORGA: ARAK-ARAKAN KEBESARAN

(WHAT I BELIEVE ABOUT HEAVEN: THE PAGEANTRY)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 22:1-7

17-06-90

 

Dengan sepenuh hati kita, kita mengucap syukur kepada Allah atas kasih dan anugerahNya, kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung dengan ibadah ini baik melalui siaran radio maupun bagi anda yang menyaksikannya melalui siaran televisi. Anda sekarang menjadi bagian dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah. 

Mereka telah meminta kepada saya, yaitu Tyndale Publishing House, untuk mempersiapkan dan menyampaikan empat khotbah tentang sorga. Dan mereka sangat bersikeras untuk hal itu. Mereka telah menulis surat dan menghubungi saya selama beberapa bulan. Jadi sekarang kita sedang berada di tengah-tengah hal itu:   

 

Latar belakang teks terdapat dalan pasal terakhir dari Kitab Wahyu:

Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya—(betapa sering hal itu diulang, “untuk memerintah,” “untuk melayani”.) Lalu Ia berkata kepadaku: "Perkataan-perkataan ini tepat dan benar, dan Tuhan, Allah yang memberi roh kepada para nabi, telah mengutus malaikat-Nya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi."  "Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"

 

Apa Yang Percayai Tentang Sorga: Arak-Arakan Kebesaran—Apa yang akan kita lakukan? Orang percaya yang kasar menjawab: “Tidak ada apa pun!” Itu adalah syair sindiran yang meremehkan, karikatur yang sangat menghina yang sering dilukis atau digambar. Tidak ada satu pun yang tidak sering melihat secara berulang-ulang sebuah kartun yang menggambarkan tentang apa yang akan kita lakukan di sorga. Ada seorang pria yang duduk di atas sebuah awan yang lembut dan memiliki sayap dan lingkaran di atas kepalanya dan memainkan sebuah harpa. Mungkinkah paradoks yang fantastis seperti itu, sebuah hal yang menggelikan itu, bisa benar? Di dalam sorga, akankah kita mempensiunkan diri kita di dalam kekekalan tanpa melakukan apa-apa? Akankah kita jatuh ke dalam kebosanan tanpa melakukan apa-apa? Apakah kita dipaksa untuk melihat ke depan terhadap ketiadaan? Akankah yang menunggu kita di sana adalah sebuah nirvana Kristen dari ketiadaan? Kita masuk ke dalam firdaus ketiadaan? Sorga tidak lebih dari sebuah suatu tumpukan dari sisa tubuh, sebuah koleksi kesatuan manusia yang menyerah kepada kebosanan kekal dari ketiadaan? Itukah sorga? 

Baiklah, lalu apa maksud dari yang tertulis di dalam Wahyu 14:13: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka”? Apakah istirahat berarti ketiadaan? Itu berarti kita akan beristirahat, dilepaskan dari dosa, pencobaan, kelemahan, kegagalan, kekalahan. Kita akan beristirahat di dalam anugerah Allah, kasih Allah dan tugas sorgawi kita. Kata dasar “istirahat” mengisyaratkan kata “kerja” yang berada di dalam teks: “supaya mereka boleh beristirahat dalam jerih lelah mereka.” Kita akan bekerja tanpa rasa lelah. Kita akan disegarkan setelah bekerja keras seharian dan berabad-abad dan sampai selama-lamanya.  

Apa yang akan kita lakukan di sorga? Jawaban Yesus dan wahyu dari Alkitab yang tanpa salah memberikan kita sebuah keyakinan yang kokoh. Penyembahan dan upah yang tidak kunjung habis merupakan tema dasar dari pengajaran Kristus. Lihat ke dalam Matius  24:45-47:

Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang—(dia sedang berbicara tentang akhir zaman dan kekekalan dibaliknya). Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya

 

Lihat ke dalam Matius 25:20-23:

 

Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

 

Dan seperti sebuah pesan yang telah digambarkan di dalam bagian yang telah anda baca dari Lukas 19:15-19:

Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja (di akhir zaman), ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. (akan memerintah atas lima kota di dunia yang akan datang.)

Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina.

Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.

Tugas di dalam kemuliaan atas kemampuan seseorang, yaitu memerintah dan berkuasa: Yesus adalah instruktur yang agung. Dia mengajar kita untuk menggunakan uang dan maknanya dalam hidup ini untuk pelayanan dan prestasi di dalam kehidupan yang akan datang. Sebagai contoh, di dalam Lukas 16 ayat 9, Dia berkata:

Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon (kekayaan) itu tidak dapat menolong lagi (anda tiba ke ujung hidup), kamu diterima di dalam kemah abadi.

 

Tepat seperti itu, ketika kita berada dalam kematian kekayaan menghilang, hidup akan berlalu, hal yang memberkati dan menguntungkan oleh pelayanan anda di dunia ini akan menyambut anda di dalam sorga.

Kita memiliki sebuah gambaran dari tugas kita di dalam kehidupan sorgawi dan pelayanan pekerjaan dari Yesus sendiri. Salah satu ayat yang terkemuka di dalam Alkitab adalah Ibrani 13:8: “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.”

Lalu, kita melihat kepada Tuhan kita: Yesus Kristus, tetap sama baik kemarin. Di dalam kondisi pra-eksistensiNya, Dia bekerja—Dia menciptakan langit dan bumi. Setiap cakrawala, setiap bintang, setiap planet, Allah di dalam Kristus melakukannya di dalam bentuk pra-eksistensiNya.

Yesus Kristus, tetap sama, baik hari ini: Di dalam kehidupan duniaNya, Dia adalah seorang pekerja, Dia adalah seorang tukang kayu, Dia bekerja keras siang dan malam. Hari ini, di dalam sorga, Dia adalah Pengantara Agung, Kepala Jemaat, Juruselamat dari Tubuh. " Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin mau pun hari ini dan sampai selama-lamanya."  Dia akan menjadi Raja dan Tuhan atas seluruh ciptaan yang luas, sebuah langit dan bumi yang dipenuhi dengan kepadatan, pekerjaan dan penyembahan, dan pemerentahan orang-orang—anda—kita.

Model pekerjaan pelayanan dari Tuhan kita menemukan pengulangannya di dalam tugas sorgawi dari orang-orang tebusanNya. Di dalam Yohanes 5:17 Yesus menjawab: “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.”

Dalam Yohanes 14:12:

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya (dalam bahasa Yunani kata itu adalah amen, amen)  barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.

 

            Lalu, apakah pekerjaan sorgawi itu dan tugas mulia yang akan kita miliki di dalam dunia yang lain itu? Dia berkata bahwa kita akan menghakimi di dalam dunia yang diciptakan kembali itu bersama dengan Kristus. Di dalam Matius 19:28:

Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.”

 

1 Korintus 6 ayat 2 dan 2, ayat 2:  “Tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? (Dunia akan dihakimi oleh anda). Dan ayat 3: “Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat?”   Kumpulan malaikat yang sangat banyak yang akan dihakimi oleh kita. Kita akan memerintah dan berkuasa bersama dengan Kristus sepanjang abad yang tidak berkesudahan.

2 Timotius 2:11-12:

Benarlah perkataan ini: “Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kita pun akan memerintah dengan Dia.

 

  Dan Wahyu 5:10:

Dan Engkau telah membuat kami menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan memerintah sebagai raja di bumi.

 

Langit ciptaan yang berada di atas kita dan bumi yang dibaharui ini, yang di atasnya kita menjejakkan kaki kita, kita akan memerintah di atas tempat ini.

Dan seperti yang disampaikan dalam Lukas 19:17-19 beberapa dari kita akan memerintah atas sepuluh kota, beberapa dari kita akan memerintah atas lima kota, tetapi kita semua akan memiliki tugas individu kita yang terpisah.

Wahyu 22:3: “Dan hamba-hambaNya akan beribadah kepadaNya.” Kita akan memiliki sebuah tempat kehormatan di dekat Raja seperti hamba yang digambarkan dalam Ester 1:14: “Mereka memandang wajah raja dan yang mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan.” Itulah anda! Kita tidak akan menjadi penonton yang pasif, yang hanya mengamati, tetapi kita akan menjadi bagian vital yang aktif di seluruh kerajaan Allah yang diciptakan kembali. Setiap orang dari kita akan memiliki pelayanan untuk melihat berdasarkan bagaimana Allah membuat kita dan memberikannya kepada kita. Sebagaimana kita berbeda dalam rasa, di dalam kesukaaan, di dalam pemandangan, di dalam pemilihan, di dalam kemampaun, demikian juga kita akan berbeda di dalam tugas dan aktivitas kita yang terpisah.

Sekarang saya berbicara tentang wahyu Alkitab tentang kelanjutan hidup yang terus berlangsung. Ketika bayangan hidup ini berakhir, hidup yang sebenarnya dimulai di sana, dalam tahun-tahun yang tidak berkesudahan. Ada perkembangan di dalam pencapaian tujuan Allah bagi kita di dalam kekayaan makna hidup dalam sebuah level yang lebih tinggi. Apa yang telah kita mulai di bumi, akan kita sempurnakan di dalam sorga.  

Kita akan menjadi pribadi yang sama di sana, sama seperti di sini. Kalau tidak maka kehidupan sorgawi tidak memiliki makna. Saya akan tetap menjadi saya! Anda akan tetap menjadi anda! Kita akan tetap menjadi kita! Jika tidak demikian maka itu tidak akan memiliki makna sama sekali. Ciri pembawaan kita, kemampuan personalitas kita akan tetap sama. Hanya mereka telah ditebus dan dimuliakan.

Contoh yang paling jelas dari hal ini terlihat di dalam kebangkitan dan kemuliaan hidup dari Tuhan kita Yesus. Dia adalah Tuhan yang sama di di dalam kebangkitan hidupNya sama seperti kita. Dia hidup dalam daging. Dia dikenali sebagai manusia. Sama seperti ketika Dia berjalan di tengah-tengah kita, demikian juga sama seperti ketika Dia dimuliakan dan dibangkitkan dari kematian. Sebagai contoh, Dia berkata di dalam Lukas 24:39:

Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, (Sentuhlah Aku dan peganglah Aku) karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.

 

Dia adalah Tuhan Yesus yang sama. Dia adalah manusia.  Dia dikenali Yohanes dari cara Dia melipat kain peluh, dan ketika Yohanes melihat kain peluh itu terlipat dia percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati, dari cara Dia melipat kain peluh. Maria mengenali Dia, dari cara Dia memanggil namanyaDua orang murid di Emaus mengenali Tuhan dari cara Dia mengucapkan berkat. Yesus memiliki cara yang istimewa dalam mengucap syukur sebelum Dia makan. 

Dr. Truett memiliki sebuah cara tertentu dalam cara mengucap syukur—tidak ada satu pun seperti dia melakukan hal yang sana di dalam dunia ini! Tidak ada orang yang mengucap berkat sama seperti Tuhan Yesus. Dia dikenali dengan jalan Dia mengucapkan berkat. Dia dikenali oleh murid-murid di Pantai Galilea dari cara mereka menangkap ikan dengan mujijat. Dia adalah manusia yang sama, Tuhan Yesus. Jadi, kita akan menjadi pribadi yang sama dengan panca indra, kemampuan dan kepribadian yang terpisah. Kita akan terus bertumbuh dan berkembang di dalam dunia yang akan datang. 

Mozart meninggal pada usia tiga puluh lima tahun. Apakah karunia di dalam hidup ini akan lenyap di dalam hidup yang akan datang? Apakah dia tidak akan dikenali di dalam sorga sebagai musisi yang terkenal? Apakah kecerdasaannya akan dipisahkan dari manusia itu sendiri? Apakah dia bukan Mozart di dalam sorga? Saya memberitahukan Fred pada pagi di di dalam kebaktian awal—dia sedang berbicara tentang paduan suara kapel di bangsa-bangsa Jerman. Dan salah satu tempat yang mereka kunjungi adalah Salzburg, anda akan melihat segala sesuatu tentang Mozart. Dia akan tetap menjadi Mozart di dalam sorga.

Raphael meninggal pada usia tiga puluh tahun. Akankah dia tidak dikenali sebagai Raphael? Apakah karirnya yang hebat akan dihapuskan dan dilupakan? Ketika saya melihat Raphael, tidakkah saya akan melihat orang kudus terkemuka, pelukis yang kudus dari tahun-tahun yang lalu? Akankah dia tidak akan menjadi Raphael?  

Samuel Stennett, pendeta Baptist kita di  London, meninggal di awal pelayanannya. Dia menulis begitu banyak himne yang indah, termasuk dari salah satu yang anda nyanyikan pada pagi hari ini, “On Jordan’s Stormy Banks I Stand.”  Dan dia menulis “Majestic Sweetness Sits Enthroned” dan himne-himne indah lainnya. Di dalam sorga, apakah dia akan menghilangkan karunia nyanyiannya? 

Kitab Wahyu secara konstan berbicara tentang lagu baru yang akan kita nyanyikan. Sebagai contoh, Wahyu, Wahyu 14:3, Wahyu 15:3—mereka akan menyanyikan suatu nyanyian yang baru. Kitab Wahyu mengandung lebih banyak lagu dibanding kitab lain di dalam Alkitab kecuali buku himne, yaitu Kitab Mazmur. Dan bahkan di dalam Mazmur—saya telah melihatnya—bahkan di dalam Mazmur, nyanyian yang baru selalu dirujuk. Seperti Mazmur 33:3, Mazmur 43, Mazmur 69:30, Mazmur 96:1, Mazmur 98:1, Mazmur 144:9—nyanyian baru di dalam sorga. Kita akan tetap menuliskannya. Dan kita akan tetap menyanyikannya. Dan itu akan menjadi sebuah jalan dalam memuji Tuhan kita sepanjang tahun-tahun keabadian. Hidup kita, talenta kita, karunia kita, kemampuan kita akan terus berlanjut dan berkembang sepanjang kekekalan.  

Di dalam sorga, kita akan diijinkan untuk menyelesaikan apa yang telah kita impikan untuk melakukannya, tetapi di dunia ini kita tidak memiliki kesempatan atau waktu atau kekuatan atau kemampuan untuk menyelesaikannya. Saya ingat saat membaca tentang salah seorang astronom yang terkenal yaitu O.M. Mitchell. Dia percaya bahwa di dalam kehidupan yang mendatang, dia akan bepergian dari satu dunia ke dunia yang lain dan planet-planet untuk meneruskan studi astronominya. Betapa merupakan tugas yang mulia! Ciptaan Allah yang tidak terbatas, untuk mempelajarinya selamanya dan duduk di bawah kaki Sang Pencipta itu sendiri dan mempelajari apa yang telah Allah lakukan. Seperti Dia, kita juga akan naik dan keluar dari celah lembah hidup yang sempit ke dalam permukaan yang luas dari kemuliaan Allah di atas kita, yang ada dibalik kita dan di sekeliling kita. Hidup kita dan pekerjaan kita di sini diinterupsi oleh kematian. Kita menjadi tua dan mati di tengah-tengah tugas kita. Seperti yang disampaikan oleh Cecil Rhodes di dalam perkataan terakhirnya sebelum dia meninggal: “Begitu sedikit yang telah dilakukan, begitu banyak yang harus dilakukan.” Kita akan melanjutkannya di dalam sorga.

Hal yang lainnya: Ketidakadilan dan ketidaksamaan dari hidup ini berseru bagi yang lain dan membalas ciptaan. Seorang Allah yang baik tidak akan meninggalkan kita bergantung terhadap sebuah kerlingan Setan di dalam dunia yang telah rusak ini. Hukum moral tidak hanya ditemukan di dalam Allah, tetapi juga di dalam kita, menuntut suatu usaha mempertahankan diri dari penyesuaian setelah kematian.

Ada orang-orang di dalam kehidupan ini dengan talenta yang tidak pernah dilihat atau digunakan. Banyak yang memiliki sebuah karunia yang cemerlang tetapi tidak memiliki kesempatan untuk menggunakannya. Mereka sama seperti seekor burung dengan sayap, yang ditempatkan dalam sebuah sangkar. Mereka adalah penyair dan filsuf dan penyanyi, tetapi talenta dan karunia mereka hilang di dalam sebuah peti mati dan dikuburkan dalam sebuah makam. Tetapi mereka akan mendapat kesempatan mereka dan akan tiba ke dalam milik mereka sendiri di dalam sorga. Mereka akan memperolehnya. Allah tidak menciptakan kita di sini dan memberikannya kepada kita di sini dan akan menyingkirkannya di sana. Kejayaan hidup yang melimpah adalah dibalik kematian. Bukan di sini. Kesempurnaan akan berada di sana. Kita menyanyikan sebuah lagu yang mulia.

 

Tiada rasa kecewa di dalam surga

Tiada kekhawatiran, dukacita, atau rasa sakit;

Tiada hati yang berdarah dan patah

Tiada lagu yang bersuara sumbang

Awan-awan dari horizon duniawi kita

Tidak akan pernah muncul di angkasa,

Karena semua akan  bersinar dan bergembira

Tanpa sebuah sedu sedan dan keluh kesah.

 

Tidak akan pernah ada gagang pintu yang rapuh

Tiada kereta pemakaman di langit

Tiada makam di atas bukit kemuliaan

Karna di sana orang-orang kudus tidak pernah mati

Yang tua akan muda selamanya,

Diubah dalam waktu yang singkat.

Dengan kekal kita akan berdiri dalam keserupaanNya,

Bintang-bintang dan matahari untuk bersinar lebih cemerlang.

 

Aku sedang menuju kota yang indah itu

Tuhanku telah menyiapkan bagi orang-orang kepunyaanNya

Dimana semua orang tebusan dari segala zaman

Menyanyikan “Glory” disekeliling takhta putih

Kadang-kadang aku ditumbuhi perasaan rindu untuk pulang ke surga

Dan kemuliaan yang akan kulihat disana

Betapa sukacitanya saat itu

Ketika kumelihat Juruselamatku

Di dalam kota emas yang indah itu!

[“There’s No Disappointment in Heaven” by F. M. Leham]

 

Di sana! Bukan di sini! Kesempurnaan berada di dalam kemuliaan—sesuatu yang tidak pernah kita ketahui atau alami di dalam kehidupan ini dan dunia ini.

Dapatkah saya meringkaskannya dengan singkat? Ada dua kepemilikan yang akan kita bawa ke dalam kekekalan, bebas dari kematian, dibalik kuburan: Yang pertama, karakter kita telah ditebus oleh darah dari Kristus yang telah tersalib. Yang kedua, kapasitas kita diberikan dan dikaruniakan oleh Tuhan Allah sendiri. Akankah karunia-karunia dari tangan kreatif Allah diberikan kepada kita akan menjadi sia-sia, dibuang tanpa kegunaan dan diabaikan?  Akankah kita diserahkan kepada kemalasan dan kekosongan sampai selama-lamanya? Ribuan kali tidak!

Alfred Lord Tennyson menulis sebuah puisi di hari terakhir hidupnya dan meminta supaya di mana saja karya-karyanya dicetak, syair itu akan menjadi yang terakhir. Dan anda tidak akan pernah melihat karya dari  Alfred Lord Tennyson tanpa puisi ini, dan akan selalu di bagian akhir.

 

Mentari telah terbenam dan bintang malam yang bersinar

Dan sangat jelas memanggilku

Dan mungkin di sana tiada rintangan yang akan menghadang

Saat kuarungi lautan

 

Tetapi pasang menghempas tanpa henti

Tuk bersuara dengan berisik dan berbuih

Hingga akhirnya terhempas hingga kedalaman tanpa batas

Kembali pulang ke rumah

 

Senjakala dan deringan malam

Dan setelah kegelapan itu!

Dan mungkin di sana tidak ada kesedihan dari perpisahan

Saat kunaiki kapal

 

Dari engkau, dari waktu dan tempat yang telah kita tinggali

Air yang besar mungkin membawaku jauh

Kuberharap tuk melihat pilotku muka dengan muka

Ketika aku telah melewati rintangan

 

[“Crossing the Bar”]

 

Kematian tidaklah berakhir dengan tragedi dan kekalahan bagi kita. Tetapi setiap orang dari kita akan mengalami kejayaan dan kemenangan di dalam akhir hidup kita.

Kemudian, Robert Browning melakukan hal yang sama. Tepat sebelum dia meninggal pada tahun 1890, sekitar seratus tahun yang lalu, tepat sebelum Robert Browning meninggal, dia juga menulis sebuah puisi dan meminta bahwa puisi itu akan menjadi bagian akhir dari karya-karyanya yang diterbitkan. Dan di mana saja anda melihat hasil karya Robert Browning yang diterbitkan, anda akan melihat “Epilogue” yang dia tulis

 

Seseorang yang tidak pernah membalikkan punggungnya tetapi maju ke depan dengan dada yang dibusungkan,

Tidak pernah meragukan awan-awan akan pecah,

Tidak pernah bermimpi, sekalipun kebenaran buruk, kesalahan akan menang,

 Membuat kita  jatuh untuk bangkit, yang gagal untuk berjuang dengan lebih baik,

Tidur untuk bangun.

Jadi, pada saat siang hari, di dalam kesibukan pekerjaan manusia,

Sambutan yang tidak terlihat dengan sebuah senyuman yang lebar!

Mengikat dia di depan, di dada dan punggung seperti yang seharusnya,

“Keras dan tumbuh dengan subur!” kata, “Kecepatan—tetap berjuang, selamanya

Di sana seperti di sini!”

 

Itu adalah kelanjutan hidup kita di sana, diputuskan oleh kematian di sini. Betapa mulia, dan betapa merupakan hal-hal yang lebih baik yang telah dipersiapkan Allah, itu adalah tujuan Tuhan di dunia atas dan di dunia yang lebih baik!

 

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M