HAK ATAS POHON KEHIDUPAN
(THE RIGHT TO THE TREE OF LIFE)
Dr. W. A. Criswell
Seri Wahyu -Bagian 91
Wahyu 22:14
15-09-63
Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul: Kebahagiaan Terakhir, atau Hak Atas Pohon Kehidupan. Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab dari Alkitab selama bertahun-tahun, kita telah tiba di Kitab Wahyu. Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di ayat-ayat penutup dari pasal dua puluh dua. Ada khotbah ini dan tiga khotbah lainnya. Minggu depan, saya akan berkhotbah dari Wahyu 22:17: “Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” – Undangan Allah Yang Terakhir. Kemudian hari minggu berikutnya, khotbah kita akan berbicara tentang perkataan-perkataan dari nubuatan ini.
Dan kemudian tiga minggu selanjutnya merupakan khotbah yang terakhir setelah tujuh belas tahun delapan bulan—itu juga akan bersamaan dengan peringatan sembilan belas tahun dari tugas penggembalaan saya di jemaat ini—Minggu pertama bulan Oktober, hari peringatan kesembilan belas tahun saya menjadi gembala di tempat ini, saya akan menyampaikan khotbah yang penutup dari seri khotbah melalui kitab per kitab dalam Alkitab setelah tujuh belas tahun delapan bulan. Dan khotbah itu akan membahas: Janji Allah Yang Terakhir: “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!” Itu akan menjadi khotbah yang terakhir setelah berkhotbah selama bertahun-tahun melalui kitab-kitab dalam Alkitab. “Ya, Aku datang segera.” Kemudian doa, doa jawaban dari Rasul Yohanes, “Amin, datanglah, Tuhan Yesus!”
Kemudian khotbah pada pagi hari ini berasal dari Kitab Wahyu pasal dua puluh dua ayat empat belas, dan jika anda membuaka bagian itu di dalam Alkitab anda maka anda akan mudah dapat mengikuti khotbah pada pagi hari ini. Wahyu 22:14:
Berbahagialah mereka—(kebahagiaan terakhir di dalam Alkitab)—Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintahNya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Itulah yang tertulis di dalam Alkitab versi King James atau Alkitab Authorized Version: “Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintahNya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Itulah yang dibaca dalam Textus Receptus, teks Alkitab bahasa Yunani yang menjadi dasar terjemahan dari Authorized Version—Alkitab versi King James.
Tetapi Yohanes tidak menulis demikian. Ketika Yohanes menulis teks itu, inilah yang dituliskan oleh Yohanes:
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Ketika seorang ahli tulis yang menyalin Alkitab melihat bagian di dalam Kitab Wahyu itu, “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya” – plunontes tas stolas. Anda memiliki sebuah kata dalam bahasa Inggris seperti kata Yunani itu, stole. kata Yunani untuk jubah adalah stole, stolas. “Berbahagialah mereka yang plunontes tas stolas, mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Itulah yang dituliskan oleh Yohanes.
Tetapi ketika seorang ahli tulis membaca hal itu, yang menyalin teks Yunani—ratusan tahun sebelum alat cetak ditemukan—ketika seorang ahli tulis membaca teks itu, dia berkata kepada dirinya sendiri: “Tidak seorang pun yang dapat diselamatkan hanya dengan mempercayai Yesus. Kamu tidak dapat pergi ke sorga dan masuk melalui gerbang yang indah itu yang dengan membasuh diri kamu dengan darah Anak Domba. Seseorang harus memenangkan sorga,” kata ahli tulis itu kepada dirinya sendiri. “Engkau harus melakukan dan mematuhi hukum-hukum dan perintah-perintah Allah agar diselamatkan.” Lalu, oleh kehendaknya sendiri dia mengubah plunontes tas stolas—“membasuh jubahnya”—ke dalam poiountes tas entolas—“melakukan perintah-perintahNya.”
Textus Receptus adalah teks Yunani yang diterbitkan oleh Erasmus, salah seorang sarjana Renaisance yang terkemuka pada tahun 1516. Itu adalah teks Alkitab Yunani yang diterbitkan. Dan dasar bagi Tekstus Receptus itu adalah tiga minuskula. Tiga manuskrip kursif yang dimiliki oleh Ersamus sebelumnya. Yang pertama di salain pada abad sepuluh A.D. Yang kedua disalin pada abad dua belas A.D. Dan yang ketiga, tekas yang menjadi acuan terbesar Erasmus disalin pada abad lima belas A.D. Dan Textus Receptus, teks Yunani yang diterbitkan Erasmus pada tahun 1516, yang merupakan standar teks Bahasa Yunani selama tiga ratus tahun lebih memiliki teks di dalam bagian ini, “Berbahagialan mereka yang melakukan perintah-perintahNya.”
Sejak tahun 1516, dunia pembelajaran dan arkeologi telah menemukan ribuan teks Yunani lainnya. Uncial-uncial yang terkemuka—perjanjian-perjanjian diletakkan bersama-sama dari bagian awal, termasuk surat-surat dan injil-injil Perjanjian Baru dirujuk dan dikumpulkan menjadi satu—uncial-uncial yang besar yang telah ditemukan dan ribuan manuskrip lainnya. Sebagai contoh, kita miliki manuskrip dalam bahasa Yunani, dua puluh dua diantaranya tertulis dalam papirus. Seratus tujuh puluh dalam bentuk uncial—(sebuah uncial adalah sebuah teks Yunani yang tertulis dalam huruf kapital yang besar).
Kita memiliki 2320 manuskrip yang tertulis dalam bentuk kursif atau tulisan tangan. Tulisan-tulisan itu disebut minuscula. Tulisan dalam bentuk uncial—besar dan segi empat—lambat dan sulit. Dan pada abad ketujuh, ditemukan sebuah cara untuk menulis dalam bentuk kursif, seperti tulisan tangan yang anda tulis dalam bahasa Inggris, di tulis oleh tangan yang cepat. Dan setelah bad ketujuh, semua manuskrip ditulis dalam gaya kursif, tulisan tangan. Ada sekitar 2320 minuskula. Ada sekitar 1561 lektionari; yaitu bagian Perjanjian Baru yang dipilih yang menjadi pelajaran atau khotbah seseorang. Kemudian kita memiliki 4083 manuskrip Yunani dari Alkitab ini—semua merupakan sebuah bagian dari Alkitab.
Di samping itu, ada lebih dari delapan ribu dalam versi Latin. Dan di samping itu ada lebih dari seribu dalam versi lain, yang berarti lebih dari tiga belas ribu manuskrip yang dapat dipelajari oleh seseorang untuk menemukan teks yang asli dan yang benar yang ditulis oleh rasul-rasul. Itu merupakan sebuah hal yang mengagumkan dan menakjubkan. Ketika anda mengingat bahwa hanya ada satu manuskrip Annals dari Tacitus, sejarahwan Roma yang terkemuka. Hanya ada satu manuskrip Yunani dari Anthology. Dan begitu banyak literatur dunia kuno—dari Plato dan Sophocles dan Euripedes—begitu banyak literatur dunia kuno, yang hanya di dasarkan atas satu atau dua manuskrip.
Ada ribuan manuskrip dari teks Yunani Perjanjian Baru ini berserta dengan versi-versinya, yaitu: Latin, Syriac, Koptik, dan bahasa-bahasa lainnya. Dengan membandingkan ribuan manuskrip-manuskrip ini, mudah untuk melihat dan menemukan teks yang asli, apa yag ditulis oleh rasul-rasul; dan ketika anda membandingan ribuan manuskrip itu, anda dapat melihat di mana seorang ahli tulis memperbaiki sebuah teks di sini, di mana dia menulis sebuah penjelasn teks di sini, di mana dia mengubah sebuah teks. Hal itu terlihat sangat jelas.
Sebagai contoh, bagian akhir dari Injil Markus telah hilang sejak semula. Tidak seorang pun yang tahu bagaimana Injil Markus berakhir. Bagian itu terputus dalam pasal enam belas ayat delapan dan pasal terakhir. Jadi ahli tulis, ketika mereka menyalin Injil Markus, beberapa orang menulis bagian penutup yang berbeda jenis dan beberapa orang akan menulis jenis bagian penutup yang juga berbeda.
Dan salah satunya anda memilikinya di dalam Textus Receptus, yang merupakan dasar terjemahan dari Authorized Version yang saya pegang di tangan saya, salah satunya yang anda miliki di sini di tulis oleh ahli tulis tertentu, pada suatu waktu dan di suatu tempat yang tidak kita ketahui. Tetapi ini bukan merupakan bagian dari Markus dan bukan sebuah bagian dari Firman Allah. Sebagai contoh, ahli tulis itu menulis bagian akhir Kitab Markus, dia berkata bahwa murid-murid Yesus akan memegang ular dan meminum racun maut, serta hal-hal yang mematikan, mereka tidak akan mendapat celaka. Ini adalah takhyul yang kemudian diwujudkan. Ketika anda mengamati sekte yang berada di pegunungan Kentucky yang mengambil ular-ular pada musim tertentu dan melakukan hal-hal itu untuk menghormati Tuhan, itu adalah sebuah penyimpangan dari pesan Kristus dan penyembahan terhadap Yesus melampaui semua hal yang dapat anda jelaskan. Dan itu bukanlah sebuah bagian dari Firman Allah. Beberapa ahli tulis, entah di mana, memutuskan untuk mengakhiri Kitab itu dan melakukannya dengan pikirannya. Tetapi bagian akhir dari Injil Markus telah hilang selamanya.
Contoh lain dari sebuah sisipan yang dilakukan oleh ahli tulis terdapat dalam Injil Yohanes pasal lima ayat empat. Ketika anda pergi ke Yerusalem, di sama ada Gihon Spring, mata air panas perawan. Dan mengalir ke Siloam melalui Terowongan Siloam. Itu adalah sebuah mata air panas musiman. Yang berkumpul di bawah jalur-jalur bawah tanah, dan ketika jalur-jalur itu penuh, maka ia akan mengalir keluar. Memancar keluar. Itu adalah fenomena alam yang sempurna. Tetapi ketika kisah ini disampaikan, seorang ahli tulis telah mendengar tentang sebuah penjelasan mengapa mata air panas iu memancar, itulah sebabnya dia menulis di tambahan di dalam teks itu: “Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu.”
Itu adalah potongan dari bagian takhyul lainnya. Hal itu tidak sesungguhnya terjadi. Tidak ada hal yang seperti itu dan tidak pernah ada yang seperti itu. “Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, ia akan menjadi sembuh.” Lalu, seorang ahli tulis menuliskan itu di samping Alkitab ini. Dia telah mendengar kisah itu dan menulisnya di samping teks Injil Yohanes ini.
Kemudian ahli tulis selanjutnya, ketika dia menyalin manuskrip itu, dia berpikir bahwa ahli tulis lainnya telah meninggalkannya, lupa untuk meletakkan ke dalamnya dan kemudian menulis di bagain sampingnya. Akhirnya, ahli tulis selanjutnya meletakkannya di dalam teks itu. Kemudian itu menjadi sebuah bagian dari Textus Receptus dan diterjemahkan di dalam Perjanjian Baru itu.
Contoh ketiga dari hal itu adalah formula Trinitas yang anda temukan di dalam surat Yohanes pertama pasal lima ayat tujuh. Yohanes menulis: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh, air dan darah dan ketiganya adalah satu.” Lalu seorag ahli tulis, ketika dia membaca hal itu di dalam teks, dia berkata, “Itu adalah tempat yang mulia untuk mengumumkan dan menekankan doktrin Trinitas.” Lalu, dia menulis di sana, “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.” Hal itu tampak baik dan sempurna, tetapi itu bukan bagian dari teks asli yang ditulis oleh rasul-rasul.
Perbaikan ini dan penambahan ini dan perubahan ini dapat dengan mudah dilihat ketika anda membandingkannya dengan ribuan manuskrip lainnya. Lalu, secara esensial, secara doktrinal, untuk semua tujuan penyembahan, untuk pembacaan kita dan peneguhan iman, Alkitab versi King James, Authorized Version, Textus Receptus, jauh lebih baik dari versi Alkitab lainnya. Tetapi, kadangkala sesekali anda akan melihat di mana seorang ahli tulis telah membuat sebuah perubahan, membuat sisipan, membuat perbaikan, dari apa yang dia pikir benar. Dan ketika anda melihat hal-hal ini, mereka tampak jelas dan bukan merupakan bagian dari Firman Allah.
Lalu itulah yang terjadi di dalam Kitab Wahyu pasal dua puluh dua ayat empat belas ini. Di dalam menyalin Wahyu ini, seorang ahli tulis tiba di bagian itu.
Berbahagialah mereka yang plunontes tas stolas, Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Lalu, ahli tulis melihat bagian itu dan dia berkata: “Engkau tidak dapat masuk ke dalam sorga hanya dengan jubah yang dibasuh oleh darah Anak Domba; engkau tidak dapat diselamatkan hanya dengan mempercayai Yesus. Engkau harus memelihara hukum dan engkau harus mematuhi perintah-perintah.”
Lalu dia mengubah hal itu dari “Berbahagialah mereka yang plunontes tas stolas, yang membasuh jubah mereka,” dia mengubah teks itu menjadi, “Berbahagialah mereka yang poiountes tas entolas, yang memelihara perintah-perintah … atas pohon kehidupan dan masuk melalui gerbang ke dalam kota itu.” Mengapa ahli tulis melakukan hal itu? Mengapa dia mengubah pesan injil itu dari iman dan kepercayaan kepada ketaatan dan perbuatan-perbuatan? Hal itu terjadi karena alasan yang sangat jelas dan sederhana bahwa kecendrungan abadi di dalam umat manusia adalah berusaha untuk mencapai, untuk menghasilkan, untuk mencoba dengan usahanya sendiri dan prestasinya sendiri untuk menemukan jalan mereka ke sorga. Itu adalah kelemahan natur manusia dan terdapat di dalam agama-agama lain. Itu adalah paham dari agama-gama besar di dunia. Secara praktis banyak orang Kristen memiliki pandangan seperti itu. Secara praktis, setiap doktrin dari setiap gereja di dalam iman Kristen percaya bahwa kita diselamatkan oleh perbuatan, bahwa seseorang harus mengerjakan jalannya untuk masuk ke dalam kerajaan sorga, dan dia layak atas hal itu setelah dia selesai melakukan hal-hal tertentu yang dia pikir berkenan kepada Allah.
Tentu saja, agama-agama besar seperti agama Hindu, agama Budha, dan semua agama lainnya merupakan agama perbuatan. Hindu akan tetap mengangkat tangannya ke atas langit hingga menjadi kaku, berusaha untuk memperoleh pengampunan dari Allah; atau dia akan membaringkan tubuhnya di atas bara yang panas atau berjalan merayap melalui sebuah papan atau dia akan merangkak di atas lututnya dari satu kota yang berjarak ribuan mil dan ribuan hal-hal lainnya yang berusaha mereka lakukan.
Dan di adalam agama Kristen, mereka membangun banyak hal dalam usaha mereka untuk layak memperoleh pengampunan dari Allah: “Seseorang diselamatkan, kata seseorang, dengan percaya kepada Yesus dan dibaptiskan.”
Yang lainnya berkata: ‘Seseorang diselamatkan dengan percaya kepada Yesus dan melakukan semua pekerjaan yang baik.”
“Seseorang diselamatkan dengan percaya di dalam Yesus dan mengambil Perjamuan Tuhan, yang olehnya mereka memanggil orang banyak.”
“Seseorang diselamatkan dengan mempercayai Tuhan Yesus dan menjadi anggota gereja dan patuh terhadap segala perintah gereja.”
Dia dalam ribuan cara di dalam setiap agama mengenal doktrin yang merefleksikan kebanggan manusia. “Saya harus melakukan hal-hal ini oleh diri saya sendiri. Saya pantas menerimanya oleh usahaku sendiri. Saya harus melakukan hal-hal ini sendiri. Dan ketika saya diselamatkan, itu karena hal-hal yang telah saya lakukan. Lihatlah saya. Inilah saya, berjalan di atas jalanan emas, melalui gerbang mutiara, bergabung dengan orang-orang kudus Allah karena saya telah melakukannya! Saya telah bertapa dan telah melakukannya…dan saya telah mematuhi perintah-perintah dan memelihara hukum dan melakukan hal-hal ini; karena itu saya ada di sini, di hadapan Allah.”
Itu adalah agama kedagingan, agama kebanggaan manusia. Dan itu adalah agama dari ahli tulis ini, yang ketika dia menemukan bagian itu, dia mengubah teks itu dari membasuh jubah menjadi melakukan perintah-perintah.
Sekarang, dalam waktu yag masih tersisa, mari kita mencai perkataan dan wahyu Allah, bagaimana dosa-dosa kita diampuni dan bagaimana Allah menyelamatkan jiwa kita yag terhilang dan bagaimana seorang pendosa pada suatu hari dapat berdiri di hadapan Allah dan tetap hidup—yang pertama dalam Perjanjian Lama dan yang kedua dalam Perjanjian Baru. Maukah anda bergabung dengan saya? Di dalam Mazmur 51: Ini adalah Mazmur Daud setelah dia melakukan dosa besar dalam membunuh Uria, dan Allah mengutuk anak yang dilahirkan melalui perzinahannya di rumah Uria.
Lihatlah Mazmur itu: Apa yang dilakukan oleh Daud untuk kembali kepada Allah?
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! …
Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
Aku akan membeli domba dari seluruh bangsa dan mempersembahkannya kepadaMu, jika hal itu dapat menghapuskan kesalahanku. Bagaimana kita datang kepada Allah? Dengarkanlah! Dengarkanlah!
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Pengampunan atas dosa terletak di dalam kemurahan dan kebaikan dan pengampunan dan kasih dan belas kasihan serta kesabaran Allah. Seluruh korban di dunia ini, dan semua perintah yang dapat dilakukan manusia—yang pernah ditulis—tidak pernah cukup untuk menghapus noda di dalam jiwa seorang manusia .
Selanjutnya mari kita lihat ke dalam Yesaya 55. Dengarkanlah undangan dari Tuhan kita:
Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran.
Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepadaKu, dengarkanlah maka kamu akan hidup.
Datanglah, datanglah sebagaimana adanya kamu, tanpa uang, miskin, telanjang, tidak layak, serta berdosa; datanglah, datanglah, terimalah tanpa uang dan harga. “Sendengkanlah telingamu…dengarkanlah, dan jiwamu akan hidup.”
Sekarang mari kita lihat di dalam Perjanjian Baru, dalam Kitab Roma pasal 4—(bagaimana Abraham dibenarkan?)—Roma pasal 4:
Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, dengan pekerjaannya, dengan hal-hal yang telah dia lakukan dan perintah-perintah yang dia taati, maka ia beroleh dasar untuk bermegah—kepada kemuliaan.
Itulah yang telah saya lakukan. Saya telah mengusahakan keselamatan dan saya layak memperoleh sorga. Tetapi dia tidak dapat melakukannya di hadapan Allah, karena Allah mengenal hatinya, sama seperti Dia mengenal anda. Dan saya dapat mengambil gadis yang terbaik dan termanis di dalam jemaat ini dan meletakkan sebuah layar di sini yang dapat melihat semua rahasia hatinya dan hidupnya, dan wajahnya akan menjadi merah dan malu sekali serta berusaha untuk keluar.
Abraham dapat memegahkan dirinya jika dia dibenarkan oleh pekerjaannya: “Lihat apa yang telah aku lakukan untuk layak ke sorga.” Tetapi dia tidak dapat melakukannya di hadapan Allah karena Allah mengenal dia, sama seperti Allah mengenal kita. Lalu, bagaimanakah Abraham dibenarkan? Lihat ke dalam ayat selanjutnya. Sebab apakah yang disampaikan Kitab Suci? “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.”
Mari kita lihat lagi, di dalam Efesus pasal 2 ayat delapan dan sembilan. Efesus 8:8 dan 9:
Sebab oleh karena kasih karunia kamu diselamatkan karena iman, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri.
Agar dia tidak berkata: “Lihat apa yang telah aku lakukan. Aku tekah melakukannya.” Itu adalah karunia Allah di dalam anugerah dan kemurahan sorga.
Mari kita lihat lagi di dalam Titus pasal 3, ayat lima—Titus3:5:
Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
“Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan,” karena perbuatan baik kita di hadapan Allah sama seperti kain kotor. “Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali.”
Sekarang mari kita kembali ke dalam Kitab Wahyu. Kita lihat di dalam pasal 7 ayat 13 dan 14—Wahyu pasal 7:
Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
“Mereka ada di hadapan Allah, telah diselamatkan dan ditebus, yang telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”
Dan teks saya, seperti yang ditulis oleh Yohanes:
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
“Berbahagialah mereka yang telah mencuci dan membuatnya bersih, yang melihat dan hidup, yang percaya dan diselamatkan.”
Tetapi ketika ahli tulis itu melihatnya, dia berkata: Tidak demikian. Sebab seseorang tidak dapat diselamatkan hanya dengan mempercayai Yesus. Dia harus bekerja. Dia harus patuh. Dia harus memelihara perintah-perintah.”
Itu merupakan perselisihan di dalam sidang Yerusalem yang pertama—bagian yang anda baca dalam Kisah Rasul padal 15. Di Antiokhia, Paulus dan Barnabas memberitakan injil kepada para penyembah berhala, orang-orang yang hidup di dunia pemberhalaan: “Percaya kepada Yesus, bertobat dan diselamatkan. Lihat dan hidup. Dibasuh dan menjadi bersih.” Itulah yang dikhotbahkan oleh Paulus dan Barnabas di Antiokhia.
Dan orang-orang Farisi, orang-orang legalistik, datang ke sana dan mendengarkan khotbah Paulus dan Barnabas dan mereka berkata, “Kamu tidak dapat diselamatkan hanya dengan mempercayai Yesus. Kamu harus terlebih dahulu memelihara hukum Musa. Dan kemudian menambahkan iman ini kepada Yesus.”
Dan hal itu menciptakan perselisihan dan mereka mengadakan sidang Yerusalem dan tercatat di sana dan anda baca pada hari ini. Hal itu juga merupakan awal dari Reformasi, atas hal yang sama. Ada seorang rahib yang bernama Martin Luther, dan dia datang, seperti yang orang-orang lakukan pada menit ini, sebagaimana mereka telah melakukannya selama berabad-abad hal yang telah ditempatkan di sana, dan ribuan orang melakukan hal itu. Saya telah melihatnya. Suatu ketika saya menghabiskan waktu selama setengah hari untuk melihat hal itu. Itu merupakan sebuah hal yang fenomenal bagi saya, yang pernah saya lihat di dalam hidup saya
Di depan gereja St. John Lateran, ada sebuah tempat ibadah yang kecil, yang dibangun dengan sangat indah, bangunan yang mereka sebut Scala Santa, Tangga Suci. Mereka berharap jaraknya sekitar satu juta mil. Mereka pikir itu adalah tangga di mana Yesus berjalan ke dalam ruang pengadilan Pontius Pilatus. Dan di sana mereka duga ada tetesan darah Yesus. Dan supaya tempat itu tidak lusuh karena telah didaki selama berabad-abad, mereka telah menutupinya dengan kayu dan kaca-kaca kecil di sekelilingnya. Dan kaca-kaca itu memiliki lubang dan berharap mereka juga memiliki tetesan darah seperti Yesus. Dan mereka mencium lekuk-lekuk kecil dan kaca-kaca yang berada di sana, yang mereka anggap sebagai tetesan darah Yesus. Dan mendaki tangga itu dengan lutut sambil memanjatkan doa-doa tertentu.
Dan jika anda melakukan hal itu, anda mendapat sebuah upah atas hal itu. Anda memperoleh bagian, anda memperoleh penangguhan hukuman dan anda mendapat upah; dan demikianlah yang dilakukan oleh orang-orang, untuk menghasilkan hal-hal itu, mereka mendaki anak tangga itu. Selama berjam-jam, mendaki anak tangga itu, berusaha untuk mengerjakan cara mereka dengan penebusan dosa dan melakukan hal baik dan memanjatkan doa dan mencium titik itu, berusaha mengerjakan jalan mereka ke dalam kerajaan Allah.
Martin Luther melakukan hal itu. Dia mendaki Scala Santa dengan lututnya dan mencium semua titik itu. Dan ketika dia berada di tengah jalan, seperti bunyi sebuah bel, seperti tembakan sebuah meriam, seperti sebuah pernyataan perang, datanglah ke dalam jiwanya, teks yang agung dari Kitab Habakuk yang merupakan dasar dari Kitab Roma, yang merupakan dasar dari Kitab Galatia, yang dikutip dalam Ibrani. Datanglah ke dalam jiwanya, gema dari teks itu: “Orang benar-yang diampuni oleh Allah-akan hidup oleh iman.”
Martin Luther berdiri. Dia berdiri. Dia berputar kembali. Dia berjalan menuruni tangga itu. Dia pergi ke Wittenberg, Jerman, dan dia, di depan pintu gereja itu memaku sembilan puluh lima tesis dan Reformasi terjadi.
Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali—(plunontes tas stolas)—dengan membasuh jubah kita, dengan mengampuni dosa-dosa kita di dalam darah Anak Domba.
Bolehkah saya menunjukkan hal terbaik yang dapat saya sampaikan dari injil dalam Perjanjian Lama? Naaman adalah seseorang yang hebat dan terkemuka. Dia adalah panglima dari Raja Asyur. Dia tidak pernah kalah perang seumur hidupnya. Oleh Dia, Tuhan Allah memberikan kelepasan dari tiap sisi dari musuh-musuhnya. Dia adalah pahlawan yang hebat dan seorang jenderal yang besar. Tetapi dia memiliki penyakit kusta. Tinggal sendiri. Kemana saja dia berjalan, tangannya di atas mulutnya dan berseru: “Najis! Najis! Najis!” Dia adalah penderita kusta.
Dan sebuah perkataan datang kepadanya bahwa seorang nabi di Samaria mampu untuk menyembuhkan orang yang memiliki sakit kusta. Dan raja Asyur memanggil panglima tentaranya itu dan memberikan kepadanya emas dan perak dan kuda-kuda dan kereta perang dan pakaian dan mengirim dia menemui nabi di Samaria untuk membeli kesembuhannya dengan kekayaan dan kehormatan pribadinya. Lalu, Alkitab berkata, Naaman pergi ke rumah Elisa dengan pakaiannya dan emasnya dan peraknya dan kuda-kudanya serta kereta-kereta perangnya, dan dia berdiri di sana dengan kebesaran dan keagungan seorang militer yang hebat—Napoleon pada zaman itu. Elisa tidak pernah merasa terganggu bahkan tidak keluar dan melihat dia. Elisa menyuruh Gehazi, pelayannya untuk berkata kepada Naaman yang hebat dan terkenal itu: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.”
Dan Naaman sangat gusar. “Inilah aku, pemimpin militer yang terhebat di zamanku. Inilah aku, pembebas rakyatku. Inilah aku dengan kuda-kudaku dan kereta perangku dan emasku serta perakku. Inilah aku—beberapa hal yang dramatis dan keajaiban, serta hal-hal yang menakjubkan harus dilakukan dengan setaraf, sehubungan dengan karakterku dan kebesaranku dan kemuliaanku dan kehormatanku.”
Dan Alkitab berkata, Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati mengendarai kereta kudanya ke Damsyik dengan tetap menderita lepra, tetapi salah satu pegawainya yang berada di atas kereta kuda memegang lengannya dan berkata: Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu (seperti menaklukkan Etopia atau menaklukkan kota Venesia, atau membawakan dia seribu talenta emas) bukankah bapak akan melakukannya? Jika dia berkata, merangkaklah dengan lututmu sejauh seribu mil ke tempat suci yang tertentu. Jika dia berkata, taklukkan seluruh kerajaan Midian. Jika dia berkata, bawakan kepadaku seribu talenta emas. Jika dia mengikat engkau dengan hal-hal yang hebat dan hal-hal yang besar, bukankah engkau akan melakukannya? Betapa jauh lebih mudah bagimu, ketika dia berkata kepadamu, mandilah dan menjadi tahir? Dibasuh dan menjadi suci. Lihat dan hidup. Percaya dan diselamatkan.
Dan Naaman memutar keretanya dan kembali. Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan: satu kali. Dua kali, empat kali, lima kali enam kali dan setelah dia membenamkan dirinya tujuh kali ke dalam air dan Alkitab berkata, kulitnya kembali menjadi seperti kulit anak kecil, dan dia menjadi sembuh dan dia telah tahir! Dan dia menjadi tahir!
Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan …
Mereka ini adalah orang-orang yang telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Dan itu merupakan teks yang utama dan tema serta nyanyian kumpulan orang yang berada di dalam kemuliaan yang menjadi permulaan khotbah kita di dalam Kitab Wahyu:
Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Bukan oleh pekerjaan baik yang telah kita lakukan, tetapi seluruh ucapan syukur dan kemuliaan bagi Yesus, yang di dalam darah dari penyalibanNya, dan di dalam pengorbanan hidupNya, dan di dalam penebusan darahNya, telah menghapus dosa-dosa kita. Inilah Injil dan inilah pesan dari Kitab ini.
Berbahagilah mereka yang plunontes tas stolas –(sama seperti yang ditulis oleh Yohanes)– berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya, yang memandang dalam iman, yang membuka hati mereka kepada anugerah Yesus yang mulia dan diampuni dan diselamatkan serta diberkati. Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Oh, Kita harus mengucap syukur dan berterima kasih. Seandainya hal itu bergantung kepada saya, saya mungkin telah kehilangannya. Saya mungkin gagal terhadap hal itu. Tetapi Yesus tidak pernah gagal. Percayalah kepada Yesus. Tuhan, Dia akan melihat kita dan memelihara kita selamanya. Tangan bekas paku itu akan membuka pintu anugerah bagi kita, yang pada suatu hari akan masuk ke dalam gerbang kemuliaan. Terpujilah namaNya!
Ketika kita menyanyikan lagu undangan kita, jika ada seseorang dari anda, yang ingin percaya kepada Yesus dalam waktu yang kudus ini: Pendeta, saya datang segera. Dan di sini saya berdiri. Saya menyerahkan tangan saya kepada anda. Saya menyerahkan hati saya kepada Yesus, memandang dalam pertobatan, di dalam iman dan kepercayaan kepada Tuhan kita yang mulia. Saya datang segera. Dan di sini saya berdiri.”
Sebuah keluarga, yang ingin meletakkan hidup anda di dalam persekutuan jemaat ini. Anda boleh datang. Datanglah ketika kita menyanyikan himne darah Yesus yang menyelamatkan, ketika kita menyanyikan himne ini, bagi anada yang berada di sekitar balkon, atau yang berada di lantai bawah, telusurilah salah satu lorong bangku itu dan majulah ke depan: “Pendeta, saya datang segera, dan inilah saya.” Ketika Roh Yesus menyampaikan firman dan membuka jalan, lakukanlah pada pagi hari ini. Buatlah keputusan itu sekarang, saat kita berdiri dan saat kita menyanyikan lagu kita.
Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M