PUJIAN  YOHANES

 (JOHN’S ASCRIPTION OF PRAISE)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

 

02-19-61

Wahyu 1:4-6

 

            Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pagi bagi anda semua, khotbah yang berjudul, “Pujian Yang Berasal Dari Yohanes.” Teks kita pada pagi hari ini berasal dari Wahyu 1:4-6. Khotabh pada minggu berikutnya akan berasal dari ayat 7: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.” Khotbah pada pagi hari ini merupakan ayat pendahuluan sebelum ayat yang merupakan sebuah pengumuman yang mulia di dalam Kitab Wahyu ini. Khotbah pada pagi hari ini adalah dedikasi, salam, dan pujian yang mulia. “Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.”

            Ini adalah sebuah pembukaan yang luar biasa dari setiap kitab yang ada di dunia ini. Di dalam seluruh literatur, tidak ada kitab yang memiliki pembukaan seperti ini, sangat agung dan sangat mulia. Tidak ada sebuah kitab, bahkan di dalam Kitab Suci yang memiliki pemandangan dan sebuah kemuliaan dan salam dan sebuah dedikasi serta sebuah pujian seperti ini. Itu adalah tanda dari keagungan. Itu adalah bagian yang mulia dan pemulihan.

            Ada begitu banyak salam dan pidato di dalam Alkitab dan di dalam karya sastra. Ketika para pendatang Ibrani datang ke Mesir, pelayan Firaun berkata: “Damai bagimu.” Ketika Daud mengirim utusannya kepada Nabal, dia berkata, “Selamatlah engkau, selamatlah keluargamu, selamatlah segala yang ada padamu.” Dan ketika raja Asyur, menyampaikan sebuah pesan kepada seluruh kerajaannya, dia berkata, “Damai sejahtara berlimpah atasmu.” Jenis salam yang sama, anda akan menemukannnya di negeri Levant pada hari ini. “Shalom dan damai sejahtera bagi anda.” Tetapi tidak ada sebuah salam atau sebuah pidato seperti ini: “Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.”

            Kemudian dia berbicara tentang dasar dari berkat itu yang didasarkan dalam Kesatuan Tritunggal. Berkat yang ada datang kepada saya dari Allah Tritunggal. Yang berasal dari Allah Bapa, “yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang.” Trinitas. Dan dari Allah Roh Kudus, Roh Allah,  ketujuh roh yang ada di hadapan takhta Allah. Dan kemudian dia menujukan sebuah Trinitas kepada Yesus. “Dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini.” Salam yang berasal dari Allah Tritunggal, bapa Yang Mahakuasa, di dalam kemutlakanNyaa, dalam keberadaan dan karakterNya yang kekal, Dia yang ada, dan yang sudah ada dan yang akan datang; dan dari Allah Roh Kudus, di dalam kepenuhan dan kesempurnaanNya, dan di dalam semua manifestasi karyaNya dan pekerjaanNya; dan dari Yesus Kristus di dalam semua hikmatNya, di dalam kesaksian materai darahNya, di dalam kuasa kebangkitanNya dari antara orang mati, dan di dalam pemerintahanNya, penguasa atas raja-raja angkasa. Tidak ada keselamatan dari orang lain. Tidak ada berkat yang paling pokok dari sesuatu yang lain. Tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. Dan jika kita diperanakkan ke dalam sebuah hidup yang berpengharapan di dalam Kristus, kita diperanakkan  karena kebangkitanNya dari antara orang mati. Dan jika kita memiliki akses kepada Allah sebagai seorang imam, hal itu kita peroleh melalui darah Anak Allah. 

            Kemudian setelah menyampaikan pengumuman ini, dan setelah menyampaikan salam ini, Yohanes masuk ke dalam sebuah penjelasan pujian yang mulia di dalam nama Yesus, dalam kilau cahaya dari nama Tuhan kita, ketika dia berkata, “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.” Dia menulis dalam tuntunan Roh Kudus; pada saat dia menuliskan nama Yesus, dia tidak dapat menulis lebih lanjut. Dia tidak dapat duduk lebih lama. Dia bangkit dan kemudian dia berlutut, dan dia jatuh kedalam sebuah pujian yang pujian yang penuh kepada satu-satunya Allah, Juruselamat kita, Tuhan Yesus, dan bagi Dia yang telah mengasihi kita. Dia telah menyucikan kita. Dia telah membuat kita menjadi raja dan imam. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Dan hal itu terus berlanjut sama seperti sebuah aliran air pegunungan. Itu adalah pujian kepada kemuliaan dan kebenaran dari Yesus seperti sebuah aliran air pegunungan yang  jatuh mengalir memenuhi daratan.

            Bukan hanya Yohanes yang memiliki kobaran di dalam kidung pujian ini. Doxology ini adalah kesaksian dari seluruh rasul. Di dalam Kitab Efesus pasal 3, Paulus tiba-tiba berkata, “Bagi Dialah yang dapat melakukan yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun temurun sampai selama-lamanya. Amin.”  Dan tepat di tengah-tengah, tanpa alasan sama sekali, hanya menyebutkan nama Kristus, Paulus berkata di dalam 1 Timotius pasal 1 ayat 17, “Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak tampak, yang esa! Amin.” Dan dia melakukan hal yang sama. “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.” Bukankah itu sangat luar biasa? Hanya menulis, hanya membaca dan kemudian tiba-tiba berkobar ke dalam pujian yang mulia dan luar biasa itu. Dan itulah yang dilakukan Yohanes di sini. Memberikan salam kepada jemaat Asia, dari Allah Yang Mahakuasa dan dari Roh Kudus dan dari Yesus dan dalam nama Yesus, kemudian dia menuliskan pujian.  Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

            Kemudian di dalam pujian ini, dalam doksologi ini, di dalam tiga hal yang dia bicarakan tentang Tuhan kita, ketiganya merupakan hal yang terpisah, hal yang menjadi bagian dari keselamatan kita. Pesan yang terletak di belakangnya: “Bagi Dia, yang mengasihi kita,” dan tindakan yang hebat dari keselamatan, “yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya.” Dan hasil dari hal itu, “dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.” 

            “Bagi Dia yang mengasihi kita.” Dan kita sudah dibasuh dan disucikan. Karena kasih Allah kepada kita, maka kita telah dibasuh dan disucikan, dan Dia mengasihi kita ketika kita tidak disukai. Dia mengasihi kita di dalam kesalahan dan di dalam kejahatan di dalam keburukan dan dosa dari hidup kita yang telah jatuh. “Bagi Dia yang mengasihi kita dan menyelamatkan kita, Dia membasuh kita di dalam darahNya.” Adalah mudah untuk mengasihi orang yang baik dan murah hati, berbudaya dan berpendidikan, indah dan mulia di dalam sikapnya. Tetapi untuk mengasihi orang yang buruk, keras kepala, kasar dalam sikap mereka, yang hidup dengan penuh kekerasan dan hal-hal yang sukar untuk diucapkan, sangatlah sulit—dan di hadapan Allah kita semua sama seperti kain yang buruk. Ketidakbenaran kita muncul di hadapanNya dan kemudian, di dalam ketidaksukaan terhadap kita, Dia mengasihi kita. “Bagi Dia yang mengasihi kita,” sungguh luar biasa.

            Tidakkan Yohanes berkata seseorang tidak menghargai mereka.  Orang mungkin menghargai raja, kaisar, orang-orang kudus, tetapi tidak seorang manusia biasa. Di Imperium Roma, ada begitu banyak budak yang siap dijual dan digunakan dan melayani penguasa. Buaknkah hal yang sama juga terjadi pada masa ini? Apakah manusia? Hanya seorang manusia? Seorang individu, katakanlah anda. Di Cina, di Soviet Rusia, ribuan manusia dalam jumalah yang tidak terhitung. Dan di dalam peradaban kita sendiri, di dalam garis yang panjang dari kumpulan ini, seseorang yang berada di natas garis, seseorang yang mendorong perahu, siapakah dia tidak seorang pun yang pernah melihatnya? Siapakah manusia? Saya telah berbicara dengan seorang dokter terbaik minggu yang lalu, di tempat duduknya, tepat di sebeah sana. Dan minggu ini, ketika saya kembali, salah satu diaken dari gereja ini memanggil saya dan berkata, “Tidakkah anda tahu bahwa dia telah bunuh diri?” Apakah artinya bagi dunia? Apakah maknanya bagi kita? Tidak berkaitan dengan hidup anda. Setidaknya ketika kita berpikir tentang diri kita di dalam ciptaan yang tidak terbatas tentang kita. “Siapakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Siapakah manusia sehingga Engkau memperhatikan dia?” Dan Alkitab berkata bahwa Yesus memanggil domba-dombaNya dengan nama mereka. Dia mengenal anda. Anda berharga di mataNya. Dan Dia mengasihi kita.

            Itu adalah tanda dari sebuah tindakan, yang digunakan kepada kata itu. Ada sebuah tindakan yang lurus, yang diterjemahkan dalam bagian ini: “dan bagi Dia yang mengasihi kita.” Kata yang digunakan Yohanes di sini ada; saat ini, sesuatu yang sedang berlangsung, yang selalu mengalir dari Dia yang mengasihi kita. Sebelum dunia dijadikan, sebelum kita dilahirkan, pada masa Dia hidup di dunia ini, di atas salibNya, dibangkitkan dan naik ke dalam kemuliaan, kepada semua yang hidup, dan yang akan datang, dan Dia mengasihi kita. Oh, betapa dalamnya, betapa panjangnya dan betapa lebarnya kasih Allah di dalam Kristus Yesus. “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, mapun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya.”  

            Di dalam bahasa Inggris, semua perasaan kita terkotak di dalam waktu. Anda tidak dapat menyatakan segala sesuatu yang tidak terkotak di dalam waktu. Bahasa Inggris dibuat sehingga segala sesuatu yang anda katakan terkotak di dalam sebuah rasa. Contohnya adalah; kemarin, sekarang, hari ini, akan terjadi. Itu adalah bentuk masa lampau, bentuk masa sekarang, bentuk yang akan datang. Anda tidak dapat berbicara bahasa Inggris selain di dalam waktu.  Bentuk kata kerja selalu terkotak dalam konsep itu. tetapi tidak demikian dengan bahasa Yunani. Kata kerja dalam bahasa Yunani memiliki aksi yang berbeda. Mereka melihat sebuah hal sebagai sebuah bentuk pola kalimat untuk itu atau pola kalimat untuk masa depan, atau hal yang terus-menerus berlangsung. Anda lihat, kata kerja itulah yang digunakan dalam frasa ini. Dan mungkin anda tidak pernah melihatnya. Anda tidak pernah mengetahuinya dalam bahasa Inggris. “bagi Dia yang mengasihi kita”—bentuk kata kerja masa lampau. “dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya”—ini adalah bentuk masa lampau dalam bahasa Inggris. Tetapi tidak demikian dalam bahasa Yunani. Dia menggunakan bentuk kata kerja present linear untuk kata “kasih.” “Bagi Dia yang mengasihi kita sepanjang abad yang lampau dan masa-masa yang akan datang. Kemudian dia menggunakan kata kerja aoris:  nuro di dalam perasaan aoris yang memiliki arti “sampai.” Lencana yang ditujukan. Hanya sekali dan satu kali: dan bagi Dia yang mengasihi kita secara terus menerus dan di dalam segala zaman. Dan Dia telah menyucikan kita, suatu tindakan yang besar pada masa lampau. Pada masa Paskah, di dalam kematian kepada hidup,  ketika di sana tidak ada yang memimpin ke atas, dan tidak ada sesuatu yang dapat diikuti, tetapi kita disucikan secara terus menerus.  Menyucikan kita. Dalam sebuah intensitas yang berlangsung terus menerus. Kita disucikan seperti sebuah waktu, seperti sebuah titik dalam masa. Dan kita diselamatkan berdasarkan hukum. “Yang telah melepaskan kita dari dosa kita di dalam darahNya.” Itu adalah sesuatu yang telah dilakukan Allah bagi kita. itu bukanlah sesuatu nyang kita lakukan bagi diri kita sendiri,. Itu bukanlah sesuatu yang anda usahakan. Itu bukanlah sesuatu yang anda mulai. Itu bukanlah sesuatu yang anda jatuhkan. Dia menyucikan kita, dalam sebuah kesempatan yang mulia ketika Dia mati di atas kayu salib, Dia telah menyucikan kita di dalam darahNya sendiri. Disucikan oleh iman, Dia menerima kita di dalam darahNya. Dengan iman, kita mencari Dia. Dia menyucikan kita di dalam sebuah tindakan yang besar. Dan itulah ukurannya, ditinggikan di padang gurun, Tuhan kita sudah ditinggikan, sehingga siapa pun yang melihatNya di dalam iman kepadaNya akan diselamatkan, karena Dia telah menyucikan mereka di dalam sebuah tndakan yang hebat. Seseorang melihat Yesus dan selamat.

            Tuan rumah saya, dalam beberapa minggu yang lalu di Pacific Coast adalah seorang pensiunan Kapten Angkatan Udara. Dan pada tahun-tahun selama Perang Dunia Kedua, dia bekerja di garis depan, di bagian rumah sakit. Dan dia mengambarkan kepada saya, tentang pemuda-pemuda Amerika yang dibawa ke rumah sakit. Tenda berada di mana-mana, sebuah rumah pertanian, sebuah gudang, setiap tempat di garis depan di mana orang-orang itu dapat dibawa. Leher yang tertembak, kaki yang putus, tangan yang putus. Setengah dari gigi mereka rontok. Tubuh mereka yang tercabik-cabik. Dia berkata, bahwa sang dokter memiliki sebuah tanda rahasia untuk sang kapten jika seorang pemuda akan hidup selama lima menit. Jika dia akan hidup selama sepuluh menit. Jika pemuda itu memiliki hidup yang tersisa selama dua puluh menit.

            Dan dia berkata kepada setiap orang dari pemuda itu yang berada di tempat tidur, dia berkata, “Nak, sudahkah kamu diselamatkan? Apakah kamu sudah selamat? Apakah kamu sudah siap bertemu dengan Allah? Apakah kamu menyadari bahwa kamu adalah orang berdosa? Apakah kamu menerima pengampunan yang membebaskan dari anugerah Yesus?”

            Kemudian dia memiliki sebuah doa singkat bersama dengan mereka, mengaku bahwa mereka adalah orang berdosa dan meminta Allah untuk menyelamatkan mereka di dalam Yesus.

            Dan saya berkata kepada Pendeta Tentara itu, saya berkata, “Bagaimana seandainya pemuda itu tidak dapat berdoa?”

            Lalu, Pendeta Tentara itu berkata, ‘Saya akan menyuruh dia berdoa setelah saya. Engkau mengucapkan kata-kata sesudah saya, mengulang kata yang saya ucapkan.”       Kemudian saya berkata, “Bagaimana seandainya ia adalah pemuda Yahudi, apa yang anda lakukan?”

            Dia berkata, “Saya memberitahukan dia hal yang sama. Bahwa Mesiasnya telah datang ke dunia untuk mati bagi dosanya, dan maukah dia menerima Mesiasnya dan Juruselamatnya?”

            Dan saya berkata, “Respon apa yang anda dapatkan? Apakah beberapa pemuda itu menolakNya?”

            Dia berkata, “Saya tidak permah mendapati seorang pemuda yang menolak, tidak seorang pun.”

            Dia berkata, “Setiap orang dari pemuda itu akan mengakui dosa mereka, dan akan meminta pengampunan atas dosa mereka, dan akan memberikan jiwa mereka kepada anugerah Yesus yang menyelamatkan.”

            Dan dia berkata kepada saya, “Saya tidak dapat memberitahukan kepada anda jumlah dari pemuda Amerika itu, cahaya kemuliaan Allah yang bersinar di wajah mereka, dalam damai, dalam memberikan jiwa mereka kepada Dia yang mengasihi kita dan menyucikan kita dari dosa-dosa kita.”

 

Sudahkah engkau datang kepada Yesus bagi kuasa yang menyucikan?

Apakah engkau sudah disucikan dalam darah Anak Domba?

Apakah engkau sungguh-sungguh percaya di dalam anugerahNya saat ini?

Apakah engkau telah dibasuh di dalam darah Anak Domba?

 

            Itu bukanlah sesuatu yang diusahan oleh manusia, itu bukanlah sesuatu yang dapat dibeli, ataupun itu bukanlah sesuatu yang cukup baik di dalam diri anda. Itu adalah sesuatu yang anda terima dari tangan Kristus yang mulia. “Bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah menyucikan kita,” sebuah tindakan yang besar dalam penebusan. “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.”

            Dan hasil dari tindakan itu, “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya.” Kita memiliki sebuah kewarganegaraan yang telah diberikan Kristus kepada kita. Kita adalah suatu kerajaan. Pada masa kewarganegaraan Roma, untuk menjadi warga negara Roma merupakan sebuah keistimewaan, dan hanya sedikit yang memilikinya, dan Yohanes bukanlah berada di dalam orang yang sedikit itu. Dia bukanlah warga negara Roma. Satu-satunya orang di dalam Perjanjian baru yang kita kenal sebagai warga negara Roma adalah Paulus. Semua yang lain menjadi milik Propinsi. Anda adalah budak yang lain atau pekerja umum. Mereka adalah sebuah subjek, orang-orang yang ditaklukkan. Tetapi seseorang yang telah diselamatkan di dalam Kristus, sekalipun anda adalah seorang budak, akan diangkat menjadi warga negara kepada sebuah kerajaan. Dan didalamnya  dapat menjadi raja. Itu adalah sebuah hal yang mengherankan di dunia, suatu hal yang paling mengherankan yang dapat diterima oleh manusia dalam memikirkan hal itu adalah seorang pemungut pajak dan seorang nelayan dan seorang yang sederhana yang mendengarkan Yesus, akan duduk di atas takhta untuk menghakimi malaikat dan kedua belas suku Israel.

            Sepertinya sulit untuk dipikirkan dan sukar untuk dipercayai. Tetapi itulah yang telah disediakan Allah bagi kita yang menaruh kepercayaan mereka di dalam Dia. Sebuah kewarganegaraan yang baru, membawa kedalam keluarga yang memiliki darah kebangsawanan dan membuat kita menjadi imam-imam, raja dan imam bagi Allah. dia telah memberikan kita sebuah tugas yang memiliki tujuan. Akses kepada takhta anugerah, sebuah jabatan yang olehnya Allah dapat memberkati seluruh dunia yang terhilang, ditempatkan bagi Allah. Dan setiap orang yang percaya, pada saat itu akan dijadikan imam bagi Allah. Ini adalah doktrin utama dari keimamatan universal dari semua orang percaya. Sebuah akses kepada Allah, datang dengan berani untuk menghampiri takhta anugerah. Dan anda dapat menerima dari Firman Allah  itu, wahyu itu dan dorongan itu dan pertolongan itu dan kehadiran itu yang menempatkan anda menjadi orang Kristen yang luar biasa. Bukankah itu sebuah kehormatan yang lura biasa bagi orang Kristen yang menjadi imam di sini dan di sana. Semua anak-anak Allah adalah imam. Mereka semua adalah imam. Pakaian umum kita adalah jubah dari jabatan kita. Dan setiap roti adalah sakramen. Dan rumah kita adalah kuil dan hati kita adalah altar. Dan hidup kita adalah pengabdian. Dan seluruh perabotan kita adalah perabotan suci yang didedikasikan di hadapan altar Allah Yang Mahatinggi. Keimamatan universal dari semua orang percaya, termasuk juga anda. “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.”

            Dia datang untuk hal itu. Yohanes memulainya dengan Dia. “Bagi Dia yang mengasihi kita,” dan kemudian Yohanes menutupnya dengan Dia. “Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.” Bagi Yohanes, di sana ada sebuah pengagungan dan peninggian Tuhan, pribadi Juruselamat yang dia kasihi dan Pribadi yang menjadi tempat sandaran bagi dia pada Perjamuan Tuhan dan berkata, “Siapakah dia  Tuhan, yang akan mengkhinati Engkau?” Bagi Yohanes, Yesus sangat dekat dan sangat nyata. Bukankah sangat hina dan merupakan sebuah tragedi bagi kita yang menganggapNya jauh? Dia adalah karakter bapa leluhur bagi kita semua. Dia hidup pada masa yang lalu dan pergi ke suatu tempat yang tidak kita ketahui. Dia seperti seorang ulius Kaisar atau seorang Napoleon Bonaparte. Kita membaca tentang Dia di dalam sebuah kitab, kita tidak pernah bertemu Dia dan tidak mengenal Dia secara pribadi. Dan kita tidak pernah merasakan sebuah getaran tentang kedekatanNya di dalam jiwa kita dan di dalam hati kita dan di dalam hidup kita. Itu adalah sesuatu yang jauh. Itu seperti sebuah karakter fiksi yang dimainkan dalam sebuah panggung di suatu tempat dan berhenti.

            Tetapi tidak bagi Yohanes. Segala sesuatu dari hal ini, dia identifikasikan secara pribadi di dalam Yesus. “Bagi Dia yang mengasihi kita”—bukan kasih kepada kasih Allah sebagai sebuah pengaruh atau penghormatan. “Bagi Dia yang mengasihi kita.” Dia menggambarkannya secara pribadi. Kasih Allah adalah Yesus. “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya.” Dia menempatkan kembali penebusan kepada luka yang mengalirkan darah dari lambungNya. Dia bahkan menunjuk kepada hati Yesus yang ditikam dan dia melihat di sana hukum yang Dia pikul ke dalam dunia, dan mempersembahkan hidupNya sebagai sebuah korban bagi dosa-dosa kita. Dan Yohanes melemparkannya dalam pujian ini: “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya.” Penebusan. Bagi Yohanes itu bukanlah sebuah latihan teologi, itu bukanlah sesuatu yang diingat oleh anak sekolah atau yang dipelajari oleh siswa teologi dan mengadakan ujian atas hal itu. Bagi Yohanes, penebusan adalah kematian Kristus, luka yang mengalirkan darah, air mata yang jatuh ke tanah, hidup yang dicurahkan bagi kita. Itu bersifat pribadi. Dan dari dalam dirinya mengalir pujian, doksologi yang spontan dari kasih dan ingatan dan pengagungan serta penyembahan. Saya menduga, murid-murid, ketika mereka melihat tangan Yesus yang mulia yang menuangkan air ke dalam baskom dan membasuh kaki mereka, saya menduga, saat itu mereka mendapati di dalam hati mereka sebuah kasih yang baru bagi Tuhan.           

            Tetapi bagaimana anda mengekspresikan kasih yang mereka miliki dan bagaimana kita dapat merasakannnya ketika kita memikirkan sosok yang telah membasuh dosa-dosa kita di dalam darahNya sendiri? Dan selama penebusan itu adalah sebuah doktrin dan selama teologi adalah sebuah kitab, ia akan terbengkalai dan tidak berdaya. Tetapi jika hal itu dapat dibangunkan ke dalam hidup, bahwa di dalam penebusan adalah kasih dan teologi adalah adalah kehadiran yang hidup dari Tuhan yang brerkuasa, maka di sana ada kasih dan kesadaran yang hidup dari kuasa Allah.” Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya.” Melalui Dia, bukan melalui sebuah kitab, atau teologi atau sebuah doktri, tetapi “Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.”

            Saya ingin anda untuk melihat di dalam bagian penutup dari pengamatan ini, bagaimana pujian, doksologi bertumbuh di dalam Wahyu. Ini adalah bagian yang pertama, “Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa.” Kemudian bagian yang kedua. “Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.” Lalu jika anda berpaling ke dalam Wahyu pasal empat ayat sepuluh, pujian itu bertumbuh ke bagian yang ketiga. “Maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: ‘Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”’ Sekarang ke bagian yang selanjutnya, yaitu dalam pasal 5 ayat tiga belas: “Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah pujian-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” Yang kedua beranjak kepada yang ketiga, yang ketiga beranjak ke yang keempat dan yang ketiga sekarang beranjak ke yang keempat. Sekarang berpalinglah ke dalam pasal 7 ayat 12: “Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah, sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!” Yang kedua beranjak ke yang ketiga, yang ketiga beranjak ke yang keempat, dan yang keempat mencapai akhirnya kedalam angka yang sempurna yaitu tujuh, kepenuhan dan pujian dan keagungan. Tetapi hal itu terus berlangsung dan terus menerus samapi selama-lamanya. Ketika kita semakin mengenal Tuhan, dan ketika kita semakin melihat Allah, dan semakin kita memahami Allah, pujian itu bertumbuh dan bertumbuh hingga memcapai titik sempurna dan melampaui semua ciptaan Allah. Dan pada suatu hari ketika kita sampai ke dalam kemuliaan dan hidup dalam suasana sorgawi, ketika kita dibangkitkan dari kematian, pujian kita akan terus bertambah hingga kekekalan yang akan datang. “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa, dan pujian-pujian dan hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya sampai selama-lamanya. Amin dan amin.”

            Itu adalah kepenuhan dan kekayaan dari kehidupan orang Kristen. Kehidupan yang manis, yang kaya, yang lebih baik, yang lebih dalam sama seperti tahun-tahun yang terus bertambah dan tidak pernah berakhir. Sepanjang abad-abad yang akan datang, untuk bergabung dalam lagu Haleluya, ketika kita berdiri di hadapanNya dan ditambahkan ke dalam paduan suara sorgawi dari orang-orang kudus Allah yang berkumpul di dalam kemuliaan. Beberapa dari kita telah melintasi sungai, masuk ke dalam gerbang. Beberapa dari kita telah dekat perbatasan. Beberapa dari kita masih dalam pengembaraan ini, tetapi kita semua berada di dalam kasih dan kemurahan Allah, yang akan hadir tanpa noda pada suatu hari di hadapanNya, dengan kemuliaan yang sungguh-sungguh luar biasa.

            Dan ketika kita menyanyikan himne undangan, beberapa orang dari anda yang memberikan hatinya kepada Yesus. Beberapa orang dari anda yang mau meletakkan hidupnya bersama dengan kami di dalam persekutuan jemaat ini, kami undang untuk maju ke depan. Kita memiliki dua buah keluarga yang bergabung dengan jemaat ini pada pukul 8:15. Bagi anda semua yang berada di ruangan ini, yang berada di atas balkon, turunlah melalui salah satu tangga yang ada di bagian belakang atau di bagian depan atau yang di bagian samping, dan bagi anda yang berada di lantai bawah, datanglah melalui salah satu lorong bangku ini dan majulah ke depan. Maukah anda melakukannya sekarang? Katakanlah, “Pendeta, inilah saya, dan saya segera datang. Saya telah menyerahkan hati saya kepada Allah. Sebagai tanda, saya mengulurkan tangan saya kepada anda.” Pada bait yang pertama dan baris yang pertama dari lagu yang kita nyanyikan, maukah anda datang? Pada jam yang kudus ini, maukah anda datang?

             Dan bagi anda yang mungkin masih mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, saat anda menyetir di jalan raya dalam sebuah mobil, atau anda yang sedang terbaring sakit, atau anda sedang berada di ruangan tamu atau anda masih bekerja dapur anda. Jika Allah telah berbicara ke dalam hati anda pada hari ini, maukah anda menghubungi kami? Pinggirkanlah mobil anda ke tepi jalan, tundukkanlah kepala anda di atas kemudi mobil anda dan berikanlah hati anda kepada Allah. Atau bagi anda yang terbaring sakit, berlututlah di sisi tempat tidur anda atau di kursi anda dan berikanlah hati anda kepada Allah, bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah membasuh dosa kita di dalam sebuah korban yang mulia. Kita diselamatkan oleh penyerahan yang total kepada Allah. Bukan dengan usaha kita atau kebenaran yang dapat kita usahakan, tetapi dengan penyerahan jiwa yang penuh dan kepercayaan kita kepada Allah. Maukah anda melakukannya sekarang?  Bagi anda yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio atau anda semua yang berada di ruangan ini, pada saat yang kudus ini, maukah anda melakukannya sekarang? Maukah anda datang sekarang? Lakukanlah, saat kita berdiri dan menyanyikan lagu pujian kita.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.