PERKATAAN-PERKATAAN DARI NUBUATAN INI

(THE WORDS OF THIS PROPHECY)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Seri Wahyu –Bagian 93

Wahyu 22:18-19

29-09-63

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul: Perkataan-Perkataan Dari Nubutan Ini. Setelah bertahun-tahun berkhotbah melalui kitab per kitab dalam Alkitab, kita telah tiba di kitab Wahyu. Setelah beberapa tahun berkhotbah melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di bagian penutup. Dan setelah beberapa minggu berkhotbah di dalam bagian penutup, sekarang kita tiba di ayat yang terakhir dari Kitab Wahyu. 

Khotbah minggu depan akan menjadi khotbah penutup setelah tujuh belas tahun delapan bulan berkhotbah melalui kitab per kitab dalam Alkitab. Hari Tuhan yang akan datang ini merupakan Hari Promosi dari seluruh pelayanan edukasi dari gereja kita. Hari Tuhan yang akan datang ini merupakan hari peringatan kesembilan belas tahun bagi saya sebagai gembala di tempat ini. Dan Hari Tuhan yang akan datang ini akan menjadi kotbaah terakhir dan penutup dari sebuah seri khotbah melalui kitab-kitab Alkitab yang dimulai dari ayat pertama dalam Kitab Kejadian hingga ayat terakhir di dalam Kitab Wahyu. Tujuh belas tahun delapan bulan, saya telah berkhotbah melalui kitab per kitab dalam Alkitab.

Sekarang, khotbah hari ini adalah sebuah ringkasan dari seluruh Kitab Wahyu. dan khotbah hari Minggu pagi berikutnya adalah ayat yang terakhir, janji terakhir Allah dan doa terakhir dari rasul kita: “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus.”  Janji yang terakhir, janji kedatangan kembali dari Juruselamat kita dan doa terakhir. “Amin, datanglah, Tuhan Yesus.”  

Kemudian khotbah pada pagi ini adalah sebuah ringkasan dari Kitab Wahyu yang dapat kita siapkan bagi khotbah penutup Hari Tuhan berikutnya. Wahyu 22 ayat 18 dan 19:

Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Dan sebagai pendahuluan bolehkah saya menyampaikan sebuah perkataan berhubungan dengan sebuah masalah teologi yang timbul dari peringatan ini dan ancaman yang suram ini? Apakah mungkin bagi umat Allah untuk dihapus dari Kitab Kehidupan, setelah diselamatkan dan dilahir barukan? Dapatkah seseorang terhilang dari anugerah dan pemeliharaan Tuhan kita? Dan jawabannya sangat jelas—bagi saya—sangat jelas. Ini adalah sebuah peringatan dari Tuhan, sungguh-sungguh dan sangat serius, bahwa Firman Allah tidak berubah, kekal dan tetap. “Untuk selama-lamanya ya Allah, FirmanMu tetap di sorga.”

Firman Allah sama seperti diriNya sendiri, baik kaemarin sekarang dan sampai selama-lamanya. Dan ini adalah mandat Allah yang serius dan sungguh-sungguh bahwa firmanNya tidak boleh diubah atau dirusakkan atau dipotong—tidak boleh ditambah, tidak boleh dikurangi. Dan di dalam ancaman yang mengerikan ini, jika seseorang mengurangi, Allah akan menghapus namanya keluar dari Kitab Kehidupan, keluar dari kota kudus dan dari hal-hal ini—janji yang telah dibuat di dalam Kitab ini.

Apa maksud dari hal itu bagi orang yang telah diregenerasikan dan diselamatkan serta dilahir barukan? Dapatkah dia berpaling dan akhirnya terhilang? Tidak mungkin! Tidak mungkin! Sama tidak mungkinnya dengan pemikiran, ide, keyakinan, hal-hal yang dapat dipikirkan bahwa seseorang yang telah diregenerasikan akan memutilasi Firman Allah yang kudus. Dia tidak akan melakukannya. Dia tidak akan melakukannya. Ia bukan menjadi bagian dari orang pilihan Allah untuk mengubah Firman Allah, atau pun bahwa hal itu akan masuk ke dalam hati seseorang yang telah diregenerasikan, yang telah diselamatkan, yang telah lahir baru.  Mereka tidak akan melakukan sesuatu yang lain selain dari pada menghormati Firman Allah. Dia mungkin tidak dapat memahaminya. Dia mungkin tidak dapat menjelaskannya. Dia mungkin tidak mampu untuk dapat masuk ke dalam kekayaannya dan misterinya. Tetapi untuk menandinginya, untuk mengebirinya, untuk mencegahnya, untuk mengubahnya, untuk memotong-motongnya, untuk menambahinya, untuk mengambilnya dari Firman Allah merupakan sesuatu yang tidak akan pernah dilakukan oleh anak-anak Allah.   

Salah satu tanda, salah satu bukti bagi saya, dari orang Kristen lahir baru adalah penghormatannya dan ketaatannya terhadap Firman Allah. Mungkin dia adalah seorang pelayan Kristus yang intelektual dan terlatih, dan dia mungkin berdiri di atas sebuah mimbar yang hebat, dan dia mungkin memiliki pengikut yang banyak, tetapi jika dia tidak menghormati Firman Allah, bagi saya itu adalah sebuah tanda bahwa dia tidak mengenal Tuhan sebagai Juruselamat pribadi. Dia tidak lahir baru. Oh, orang-orang yang mengasihi Yesus, yang terpilih, yang menjadi anggota kerajaanNya, tidak akan pernah memotong atau mengubah wahyu Allah yang kudus.

Sekarang dengan kata-kata pengantar itu bolehkah saya berbocara tentang kata-kata yang berasal dari teks kita: Perkataan-Perkataan Dari Nubuatan Ini? Dan ini adalah sebuah ringkasan—sebagaimana Allah akan menolong kita dalam waktu yang singkat ini—ini adalah sebuah ringkasan dari penglihatan Kitab Wahyu ini. Kita akan melakukannya pagi ini, apa yang akan dilakukan seseorang  di atas sebuah gunung yang tinggi ketika dia melihat atas permukaan luas membentang dan hutan yang sangat luas. Atau seperti seseorang yang naik ke atas bangunan yang sangat tinggi dan melihat pemandangan kota. Jadi, pada pagi hari ini kita akan mengambil sebuah tempat yang tinggi di samping Tuhan kita, dan bersama dengan Dia, melihat pemandangan yang besar dan gambaran dari Kitab Wahyu.

Yang pertama dari semua adalah tentang kitab itu sendiri: Tanpanya Alkitab tidak akan lengkap. Betapa pun besarnya dan luasnya dasar dan tinggi sebuah piramid, tanpa puncaknya maka ia tidak akan selesai dan lengkap selamanya. Demikian juga dengan Kitab Wahyu Allah, tanpa penglihatan yang klimaks ini, isu-isu utama yang muncul di Alkitab selamanya tidak akan terjawab dan tidak akan terpecahkan. Ini adalah jawaban Allah terhadap kesudahan dan takdir dari sejarah dan zaman manusia.

Kemudian, kitab itu diberikan kepada seseorang yang bernama Yohanes. Tiga kali dia menyebutkan namanya, “Yohanes:” Dia berkata di dalam pasal pertama ayat keempat:

Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang berada di Asia.

 

Dan kemudian di ayat sembilan:

Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

 

            Dan kemudian di dalam pasal yang terakhir, di bagian penutup, dia berkata:

Dan aku, Yohanes, akulah yang telah melihat dan mendengar semuanya ini.

 

Siapakah Yohanes ini? Dia adalah seseorang dengan sebuah otoritas di dalam jemaat sehingga perkataannya ini langsung diterima sebagai Firman Allah sendiri. Siapakah Yohanes ini? Seseorang yang memiliki sebuah tempat yang unik dan keunggulan di antara orang-orang Kristen awal itu? Sangat pasti dan sangat jelas, ketika perang Yudea pecah melawan Roma sekitar akhir tahun 60-an, berdasarkan nasihat Kristus, Yohanes meninggalkan kota Yerusalem dan dia datang ke propinsi Asia Roma. Pada tahun 69 A.D., dia menjadi gembala jemaat Efesus dan menjadi pemimpin rohani bagi seluruh umat Allah di bagian timur Imperium Roma. 

Irenaeus—yang merupakan seorang murid Polikarpus, yang menjadi gembala Smirna dan sekontemporer dengan Yohanes adalah murid dan orang yang ditobatkan oleh Yohanes—Irenaus, mengulang perkataan Polikarpus, berkata bahwa di akhir masa pemerintahan Domitian, Yohanes melihat Wahyu. Domitian berkuasa sebagai kaisar imperium Roma, dari tahun 81 A.D., to 96 A.D., ketika Wahyu ini di lihat di pulau Patmos sekitar tahun 96 A.D. 

Klemen dari Aleksandria, salah seorang bapa gereja mula-mula lainnya, berkata bahwa setelah kematian kaisar Roma, yaitu Domitian, Yohanes meninggalkan pengasingannya di pulau Patmos dan kembali ke Efesus. Jadi penglihatan itu dilihat dan ditulis sekitar tahun 96 A.D., berdasarkan akhir dari pemerintahan Domitian. 

Perkataan awal dari kitab ini merupakan sebuah kata yang mengejutkan, dan mengherankan. Di dalam dokumen Yunani kata itu adalah Apocalupsis.  Tidak ada artikel, hanya sebuah kata permulaan: Apocalupsis.  Dan hal lainnya yang sangat mengherankan, bahwa ini merupakan satu-satunya kata itu digunakan. Kata itu tidak pernah digunakan, hanya satu kali di dalam kitab ini, kata pertama itu, Apocalupsis.  Yohanes memiliki tulisan-tulisan lain, Injil Yohanes dan 3 surat Yohanes. Di bagian lain Yohanes tidak menggunakan kata yang penuh makna itu, kata yang signifikan dan yang mengejutkan itu, selain dari pada di tempat itu, seolah-olah dia menyediakannya hanya untuk satu tempat itu.  Apocalupsis Iesou Christou, “Penyingkapan Yesus Kristus.”  Apocalupsis dari Yesus Kristus, yang memberikan kita kepadaNya:  

Karena, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, untuk dosa-dosa kita, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit, kumpulan mahluk sorgawi, dan yang ada di atas bumi, setiap suku dan bangsa dan bahasa, dan yang ada di bawah bumi, di dunia yang lain, semuanya akan bersujud. 

 

Penghormatan dan pujian dari Yesus Tuhan kita dan pengingkapan kemuliaan Kristus adalah  Apocalupsis, penyingkapan dari hal-hal yang telah diberikan Allah kepadaNya, Tuhan kita. Lalu, penyingkapan ini adalah tentang keilahianNya, tentang kemanusiaanNya. Dua puluh delapan kali dia disebut dengan Anak Domba Allah dan tentang kemuliaanNya, tentang penyembahan sorgawi terhadap Yesus yang mulia. 

Itu adalah sebuah kitab nubuatan. Di dalam ayat ketiga dari pasal permulaan: “Berbahagialah ia yang membacakan.’ Ada tujuh ucapan bahagia di dalam kitab kudus ini. Dan ini adalah satu dari antaranya: “Berbahagialah ia yang membacakan dan yang mendengarkan kata-kata nubuat ini”—berbicara tentang bahwa kitab ini akan dibaca secara terbuka di dalam jemaat-jemaat Tuhan—“Berbahagialah ia yang membacakan.”

Ada sebuah berkat bagi pelayan yang membacakannya dengan keras di dalam jemaat. “Berbahagialah ia yang membacakan”- pelayan. “Dan berbahagialah ia yang mendengarkan kata-kata nubuatan ini.” Dan hal itu diulangi sebanyak dua kali di dalam epilog yang dari dalamnya saya mengambil teks ini.  “Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini….  Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini.” 

Jadi kitab ini adalah sebuah kitab nubuatan. Di dalam Perjanjian Lama, ada banyak kitab-kitab nubuatan. Ini adalah jawaban Allah terhadap pertanyaan selama berabad-abad. Selama dua millennium hingga sekarang, umat Allah telah berdoa, “Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.” Apakah doa itu tidak pernah dijawab? Tidak akan pernah dijawab? “Datanglah kerajaanMu,” tetapi belum ada kerajaan yang datang. “Jadilah kehendakMu”—kehendak Allah belum selesai di dunia ini. Dan janji yang besar dari Tuhan kita, “Jika Aku pergi, Aku akan datang kembali.” Apakah janji  itu akan dipenuhi?

Kitab nubuatan ini adalah jawaban Allah terhadap doa yang luar biasa dari doa umat Allah itu: “Datanglah kerajaanMu,” dan terhadap janji Tuhan kita: “Jika Aku pergi, Aku akan datang kembali.” Ini adalah penyingkapan dari penglihatan dan kedatangan Tuhan kita yang penuh kemenangan.

Kemudian, penglihatan itu mengikuti pola yang diberiikan kepada kita di dalam Kitab itu sendiri. Ada begitu banyak garis besar yang indah di dalam Kitab Wahyu; tetapi ini adalah garis besar Allah dibawah bilangan tiga bilangan Roma yang ada di ayat sembilan belas: “Tuliskanlah,” firman Tuhan kepada Yohanes, “Tuliskanlah”—bilangan Roma yang pertama—“hal-hal yang telah kaulihat.” Bilangan Roma yang kedua: “yang terjadi sekarang ini.” Dan bilangan Roma yang ketiga: “dan yang akan terjadi sesudah ini—meta tauta—sesudah hal-hal ini.”

Kemudian Yohanes mengambil penanya dan dia menuliskannya berdasarkan dikte dari Roh Kudus. Bilangan Roma yang pertama: “Tuliskanlah hal-hal yang telah kaulihat.” Dan dia menulis penglihatan yang telah dia lihat, penglihatan, berdasarkan dia di dalam Wahyu pasal yang pertama, tentang kemuliaan Tuhan kita.

Kemudian bailangan Roma yang kedua: “dan hal-hal yang terjadi sekarang ini.” Yohanes merupakan bagian dari dispensasi anugerah yang sama, yang di dalamnya sekarang kita hidup—masa dari jemaat-jemaat—jemaat-jemaat hari ini, jemaat-jemaat seperti yang sebelumnya. “Hal-hal yang terjadi sekarang ini.” Lalu, Yohanes dibawah bilangan Roma yang kedua, hal-hal hebat yang terjadi sekarang, kondisi-kondisi di bawah ini di dalam kehidupan jemaatnya: 

Itu adalah alasan bagi saya bahwa kita sekarang masuk ke dalam periode Laodekia, karena masa Filadelfia tentang sebuah pintu yang terbuka sudah mulai ditutup. Ketika saya masih kecil, anda dapat menjadi seorang misionari di bumi ini. Anda dapat mengirim misionaris ke Cina, anda dapat mengirim misionaris ke Rusia, anda dapat mengirim mereka ke Yugoslavia, anda dapat mengirim mereka ke Polandia, anda dapat mengirim mereka ke Kuba. Anda dapat mengirim misionaris ke mana saja, ketika saya masik anak-anak. Hari ini, bagian yang luas dari dunia ini, sepertiga dari populasi yang luas dari dunia ini, pintu itu telah ditutup selamanya. Sekarang ini, kecuali ada sebuah campur tangan dari Allah, hal itu telah tertutup bagi pemberitaan injil dan mengutus para misionaris. Era Filadelfia sudah mulai ditutup pada masa yang sekarang ini. Dan era Laodekia dari jemaat sudah dimulai.

Penyesatan terjadi di mana-mana! Di dalam bangku teologi, di mimbar, orang-orang sangat berbeda. Hari Tuhan sudah sama seperti hari lainnya, amanat agung dan seruan dari Tuhan kita seperti   guru penginjilan, bagi kebanyakan orang di dunia ini adalah kebebasan. Jika seseorang ingin bergabung dengan gereja, itu adalah urusannya. Jika dia ingin bergabung dengan klub wilayah, itu adalah urusannya. Jika dia ingin menjadi seekor Singa, itu adalah urusannya. 

Tetapi perihal tentang hidup yang dinamis dan perbedaan antara sorga dan neraka. Dan ide tentang penghukuman merupakan serangan terhadap pikiran intelektual modern. Tidak ada murka Allah. Tidak ada penghakiman Allah. Tidak ada penghukuman. Tidak ada api neraka. Hal-hal ini hanya berada di dalam budaya hidup dari orang-orang dan merupakan sebuah kebebasan untuk percaya atau tidak. Era Laodekia dari jemaat: Itu adalah masa yang di dalamnya kita mulai tinggal.

Dan di dalam kitab nubuatan ini, garis besar dari era besar ini dalam perkembangan jemaat-jemaat. Tuhan berada di luar: “Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu …”

Tidak masalah dalam periode apa pun, Allah memiliki umatNya. Ada orang-orang yang saleh dan kudus dan diberikan kepada Yesus dan ada jemaat-jemaat yang memberitakan kebenaran di dalam suatu masa, di dalam setiap masa, di dalam masa ini. Dan Allah memberkati jemaat ini sebagaimana ia berusaha untuk setia terhadap pesan yang benar dari wahyu Tuhan.

Kemudian, bilangan Roma yang ketiga…(“Tuliskanlah,” firman Tuhan, “Hal-hal yang telah kaulihat.” Dan dia menuliskan tentang penglihatan tentang kemuliaan Yesus. “Dan hal-hal yang terjadi sekarang ini,” dan dia menuliskan tentang jemaat-jemaat, masa dari jemaat-jemaat.) Dan kemudian “hal-hal yang akan terjadi [meta tauta], sesudah hal-hal ini.” Dan kemudian saya menemukannya ketika saya tiba di pasal empat, saya menemukan meta tauta itu.

Sesudah hal-hal ini, aku melihat sebuah pintu di sorga dan suara yang dahulu telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah kemari. Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang terjadi sesudah hal-hal ini, meta tauta.

 

Inilah perkataan saya—Era ketiga yang terbesar, pembukaan dari pemandangan yang terbentang di depan. Tiga era dalam bilangan Roma (Hal-hal yang telah dia lihat, hal-hal yang terjadi sekarang ini, yaitu jemaat-jemaat): Dan sekarang hal-hal yang akan terjadi—meta tauta—sesudah hal-hal ini. Dan jemaat tidak berada di sini. Setelah masa dari jemaat-jemaat, setelah masa dispensasi anugerah dari Roh Kudus Allah, setelah jemaat diangkat. Dan permulaan dari hal itu terdapat dalam Kitab Wahyu pasal empat, jemaat telah menghilang. Mereka tidak terlihat lagi di dalam bumi ini. Tetapi jemaat Yesus berada di dalam sorga.

Dan di dalam Kitab Wahyu pasal sembilan belas, jemaat Yesus berada di pernikahan Anak Domba, dan setelah pernikahan Anak Domba, jemaat terlihat datang bersama dengan Tuhan mereka yang penuh kemenangan. Bagaimana gereja dapat berada di sana? Bagaimana semua orang kudus Allah ini berada di dalam kemuliaan sana untuk datang bersama dengan Juruselamat? Mereka telah diambil. Kata kuno dari Anglo-Saxon adalah mereka telah “diangkat.” Mereka dilarikan ke dalam kemuliaan:

Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya (kata Paulus), tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Dan kita yang masih hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong  Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama dengan Tuhan.

 

Dan sebuah simbol dan sebuah tanda dari hal itu adalah di dalam pengangkatan Yohanes. Dan Yohanes diangkat ke sorga. Dan di sana, dia melihat jemaat dari Tuhan kita yang mulia: Takhta, dan di sekeliling takhta terdapat dua puluh empat tua-tua—dua belas tua-tua dari bapa leluhur dan dua belas tua-tua yaitu rasul-rasul, yang mewakili orang-orang kudus dari dispensasi yang lama dan orang-orang kudus dari dispensasi yang baru. Orang-orang kudus dari kovenan yang lama, Perjanjian Lama, orang-orang kudus dari kovenan yang baru, Perjanjian Baru, semuanya di sana bersama dengan Tuhan mereka di dalam kemuliaan.

Tetapi bagaimana dengan bumi ini? Lalu, pasal-pasal yang mengikuti sesudahnya berada di dalam tiga pembagian besar dari Kitab Wahyu, atas Roh Allah, ini adalah sebuah wahyu, ini adalah sebuah diskusi, hari-hari ini dibicarakan oleh Tuhan kita di dalam diskusi tentang akhir zaman di dalam Injil Matius pasal dua puluh empat: “Sebab pada masa itu,” kata Tuhan kita, “terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang akan tidak terjadi lagi.”

Dan Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

Dimulai di dalam Wahyu pasal empat yang merupakan sebuah diskusi tentang masa yang sukar yang disebut dengan kesukaran bagi Yakub, atau Hari Tuhan, atau hari murka Yang Mahatinggi. Ini adalah Masa Kesukaran, ketika umat Allah telah diangkat dan Tuhan akan berurusan dengan bumi ini dalam penghujatannya, dan dalam penolakannya dan dalam ketidakpercayaannya dan dalam kekafirannya—hari-hari yang mengerikan dari Tribulasi, Kesusahan Besar. Dimulai dari pasal empat hingga pasal sembilan belas dari Wahyu adalah sebuah penglihatan dari hari-hari yang mengerikan sebelum Kristus datang:

Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia.

 

 Ah, hari-hari penghukuman ini ketika Allah berurusan dengan dunia ini yang penuh dengan penyangkalan dan penolakan! 

Lalu, ini adalah gambaran yang ada di dalam pasal empat hingga pasal sembilan dari Kitab Wahyu:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aku mendengar sedu sedan dari perpisahan,

Ratapan dari hati yang remuk,

Keluh kesah untuk kekasih yang berangkat,

Di dalam raungan yang melanda sebuah kota.

 

Tetapi itu adalah untuk sukacita pagi hari,

Cahaya dan nyanyian pagi hari.

Akan ada sukacita di dalam pagi yang mulia.

Ketika Raja datang untuk milik kepunyaanNya.

 

Sekarang, biarlah hatimu benar, saudara-saudara,

Untuk menderita dan untuk melakukan, saudara-saudara,

Akan ada sebuah nyanyian bagimu saudara-saudara,

Ketika peperangan diperjuangkan dan menang.

 

Hal itu akan tampak panjang di pagi hari,

Di dalam cahaya dan nyanyian pagi hari,

Akan ada sukacita di dalam kemenangan pagi hari ini,

Ketika Raja datang untuk milik kepunyaanNya.

 

Bangkitlah dan tersenyum bahagia, saudara-saudara,

Harinya akan segera berada di sini, saudara-saudara,

Kemenangan sangat dekat, saudara-saudara,

Dan nada kelegaaan, “Baik sekali.”

 

Tidak akan ada lagi kesedihan hati di pagi hari,

Tidak akan ada lagi air mata dimulai pada pagi hari,

Akan ada sukacita di dalam kemenangan pagi,

Ketika Raja datang untuk milik kepunyaanNya.

 

Dan hal itu memimpin saya kepada khotbah terakhir yang mulia dan luar biasa, pada minggu yang akan datang, yaitu “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: ‘Ya, Aku datang segera!”’ dan doa yang menjadi jawaban dari anak-anak Allah yang sejati, “Amin, datanglah, Tuhan Yesus. Hal itu berada di dalam hati saya dan jiwa saya. Saya siap. Datanglah, datanglah Tuhan yang mulia.”

Ah, itu adalah sebuah hari terror dan kegentaran  bagi orang-orang yang menolak anugerahNya. Itu adalah sebuah hari kejayaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang mengangkat wajahnya di dalam kasih dan  pujian, di dalam penghormatan dan pengharapan atas kedatangan Tuhan kita yang mulia. 

Sekarang, kita akan menyanyikan sebuah lagu yang indah, himne seruan, sebuah lagu yang kita pelajari ketika kita masih kanak-kanak.

 

Ada sebuah negeri yang lebih terang dari siang

Dan dengan iman kita dapat melihat dari jauh

Sebab Bapa menunggu atas jalan itu

Untuk mempersiapkan sebuah tempat kediaman di sana.

“Di dalam Hal Manis Yang datang Segera”

 [“The Sweet By and By” oleh Sanford F. Bennett]

 

Dan ketika kita menyanyikan himne permohonan, berikanlah hati anda kepada Yesus. Letakkanlah hidup anda di dalam persekutuan jemaat ini. Ketika kita membuat seruan ini, datanglah dan berdiri di samping saya. Buatlah keputusan itu sekarang, saat kita berdiri dan saat kita bernyanyi.

 

 

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M