LIHATLAH, IA DATANG DALAM AWAN-AWAN

 (BEHOLD, HE COMETH WITH CLOUDS)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

 

02-26-61

Seri Wahyu - Bagian 8

Wahyu 1:7

 

            Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio atau yang menyaksikannya melalui siaran televisi, juga bagi anda semua yang sedang bergabung bersama dengan kami di dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah  pada pukul sebelas pagi, yang berjudul, “Lihatlah, Ia Datang Dengan Awan-Awan.” Di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita masih berada di dalam pasal satu, dan hari ini kita akan membacanya dari ayat 4 sampai ayat 7: Dari Yohanes kepada Ketujuh Jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.

            Dan khotbah ini, karena tidak mungkin dapat disampaikan dalam sebuah waktu yang singkat, maka khotbah ini akan dibagi menjadi dua bagian. Bagian yang pertama akan disampaikan pada hari ini. Dan minggu berikutnya, kita akan membahas bagian yang kedua. Bagian pertama adalah keagungan dan kemuliaan dari pengumuman itu, yang akan menjadi khotbah hari ini. Dan bagian yang kedua adalah kedatangan Tuhan kita secara rahasia dan terbuka. Yang pertama, keagungan dan keluhuran serta kemuliaan dari pemberitahuan itu.

            “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Ini adalah seruan yang akan menjangkau  bagian dasar dari setiap kuburan. Ini adalah seruan yang akan turun ke dalam goa-goa yang paling dalam dari setiap lautan. Itu adalah seruan  yang akan menjangkau tempat yang terjauh di ujung bumi. Itu adalah tiupan sangkakala dari penghulu malaikat yang akan membangkitkan orang-orang mati yang terkubur dalam tanah. “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.”  

            Hati dari sang rasul seperti terbakar dan berkobar-kobar saat dia melihat keagungan dari kesudahan zaman, dan dia mengumumkan keagungan yang paling puncak dari sepanjang zaman. “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.” Ini adalah teks dan tema dari Wahyu. Ini adalah hati dan beban serta isi yang paling pokok dari Wahyu. Ini adalah pusat dari penglihatan yang dilihat oleh Yohanes di Pulau Patmos.  “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Ini adalah teks dan tema dari Wahyu, kedatangan kembali, kedatangan yang kedua kalinya dari Tuhan kita, di dalam ini adalah penglihatan yang pertama, kedatanganNya diberitahukan kepada jemaat-jemaat. Di dalam penglihatan yang berturut-turut, kedatanganNya adalah puncak dari penghukuman Allah di atas dunia. Di dalam penglihatan yang selanjutnya, kedatanganNya adalah puncak bencana dari konflik antara Allah dan setan. Dan kesimpulan dari penglihatan ini, kedatanganNya adalah pengantara dari peta baru tentang hal-hal sorgawi, langit yang baru dan bumi yang baru.

            Tetapi sebenarnya, dan di dalam sebuah perasaan yang nyata, teks dan tema dari Kitab Wahyu tidaklah ganjil atau unik atau sendirian. Ini adalah tema, yang tinggi dan agung dan luhur serta berulang-ulang sepanjang teks dari keseluruhan Firman Allah. Di dalam permulaan, ketika Allah berkata kepada setan, “Keturunan perempuan ini akan meremukkan kepalamu,” itu adalah sebuah keagungan dan kemuliaan bahwa pada suatu hari Dia akan datang. Seluruh tipe Perjanjian Lama merupakan bayangan dan figur dari kedatangan Tuhan kita. “Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak manusia.” “Sebagaimana halnya pada zaman Lot, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” Kejadian-kejadian ini dan gambaran sejarah di dalam Perjanjian Lama adalah perhatian dari kedatangan dan kebangkitan Raja. Hidup dan pencobaan-pencobaan, lagu-lagu dan mazmur Daud adalah gambaran awal dari usaha keras dari cara yang kita kenal sekarang, tentang kedatangan kita bersama denga Raja mulia. Keagungan dan kemuliaan proklamasi dan pemberitahuan dari nabi-nabi tentang millennium emas, sebuah gambaran awal dan pemberitahuan awal dari pemerintahan Tuhan kita yang akan datang, “Ketika mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang; ketika serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya.” Pemberitahuan profetik tentang millennium yang mulia dari pelihat Perjanjian Lama. “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.”

            Ini adalah teks utama dan tema utama dari Alkitab Perjanjian Baru. Satu pasal dari setiap dua puluh pasal memberitahuan atau menggambarkan kedatangan Tuhan kita. Ketika Juru Selamat kita berbicara di dalam perumpamaan yang menjelaskan tentang kedatanganNya, seperti di dalam Lukas 19, Dia mengumpamakan diriNya sebagai seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja disitu dan setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.” Ketika Dia berusaha menghibur murid-muridNya tentang kepergianNya, Dia berkata, “Janganlah gelisah hatimu. Apabila Aku pergi ke situ, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu.”

            Itu adalah hal yang sama, pemberitahuan yang mulia dan hal yang paling pokok dalam  pemberitaan Injil dari para Rasul: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Pujian dan inspirasi Rasul Paulus ditulis dalam 1 Korintus 15:50-52, “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: Kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah. Dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata—bahkan orang-orang mati yang terbaring dalam debu tanah—setiap mata—bahkan orang-orang yang berada di dasar lautan—dan setiap mata akan melihat Dia.” Paulus melanjutkan dalam Filipi 3:20:  “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.” Di dalam 1 dan 2 Tesalonika, Paulus mengakhiri setiap pasal di dalam kedua kitab itu dengan sebuah perbincangan dan referensi tentang kedatangan Tuhan yang mulia. Di dalam Titus 2:13, dia berkata, “Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Maha Besar dan Juru Selamat kita Yesus Kristus.” Penulis Ibrani yang sangat fasih berkata di dalam Ibrani 9:28, “Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.” Dan Yudas di dalam suratnya yang singkat, di ayat 14 menulis, “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya.”

            Ini bukanlah unik atau ganjil, ini adalah teks dari seluruh Firman Allah: “ Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Ini adalah firman yang kekal dan janji serta kebenaran Allah, dinubuatkan oleh nabi-nabi, ditegaskan oleh Tuhan Yesus, ditegaskan oleh kesaksian malaikat, substansi dari pemberitaan para rasul, dipercayai oleh seluruh jemaat Kristen mula-mula. Di dalam setiap pengakuan gereja sepanjang zaman, di dalam buku himne pujian kita yang dinyanyikan oleh jemaat kita yang mengasihi Tuhan, di dalam setiap liturgi yang pernah ditulis, itu adalah ringkasan dan hal yang paling pokok dari pengharapan jemaat-jemaat Kristus Yesus. Dan jika terpisah dari janji dan pengumuman profetik ini dan yang merupakan tema dan teks Alkitab, keKristenan hanyalah sebuah fragmen yang puntung, hanya sebuah bagian yang lumpuh. Tidak ada orang Kristen yang tidak mengetahui dan tidak merangkul pengharapan yang mulia bahwa pada suatu hari, Tuhan kita yang telah pergi, akan kembali di dalam kemuliaan dan di dalam kemenangan yang penuh berkat dan di dalam kekuasaan. Jika Dia meninggalkan kita untuk pembenaran kita, Dia juga akan kembali untuk penebusan akhir kita yang sempurna.

            “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Ini adalah akhir dari kesudahan zaman. Ini adalah kesudahan akhir di dalam tujuan elektif Allah sepanjang abad dan sepanjang millennium. Apa yang telah dimulai di dalam Kejadian akan mencapai akhir dan kesudahan di dalam Wahyu, di dalam penyingkapan, pernyataan dan penampakan dari Allah dan Juru Selamat kita yang mulia. Di dalam kitab Kejadian, ada kisah tentang penciptaan langit dan bumi. Di dalam Kitab Wahyu dijelaskan tentang penciptaan kembali dari langit dan bumi yang baru. Di dalam Kitab Kejadian, manusia telah kehilangan Firdausnya dan dikeluarkan dari sana karena dosa. Tetapi di dalam Kitab Wahyu, Eden diberikan kembali kepada manusia yang telah jatuh. Dan dia diundang untuk kembali. Di dalam Kitab Kejadian, ada kisah tentang pohon kehidupan dan jalan masuk yang telah ditutup untuk dihampirinya. Di dalam Kitab Wahyu, di samping sungai kehidupan ada pohon yang berbuah dua belas kali tiap-tiap bulan sekali, dan daunnya dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa, dan manusia diundang untuk mengambil bagian di dalamnya. Di dalam Kitab Kejadian ada kisah setan yang masuk ke dalam dunia dan perkenalan pertama kita dengan dia. Di dalam Kitab Wahyu, digambarkan tentang penampakan setan yang terakhir, dengan kisah kekuasaannya yang dihancurkan. Di dalam Kitab Kejadian, merupakan kisah dosa dengan penderitaan dan rasa saikt yang dibawanya ke dalam dunia ini. Di dalam Kitab Wahyu ada pemberitahuan bahwa , “Dan di sana tidak akan ada lagi dosa.” Di dalam Kitab Kejadian ada kisah tentang kematian yang pertama. Di dalam kitab Wahyu ada pemberitahuan yang luhur dan agung, “Dan di sana tidak akan ada lagi maut.” Tidak akan ada kuburan di balik bukit kemuliaan. Tidak akan ada upacara pemakaman sepanjang jalan emas. Tidak ada rangkaian bunga bunga yang besar yang tergantung di atas rumah besar kita yang sedang menunggu kita di atas langit. Dan tidak akan ada lagi kematian. Di dalam Kitab Kejadian, ada kisah tentang ketidaktaatan manusia yang pertama dan pembangunan menara Babel. Di dalam Kitab wahyu ada kisah tentang kehancuran akhir dari Babel dan sistem dunia yang  diwakilinya. Di dalam kitab Kejadian, ada kisah tentang Adam dan bagaimana Allah menjadikan dia penguasa atas seluruh karya pekerjaan tangan Allah. di dalam Kitab Wahyu ada kisah tentang Adam yang lebih besar dan bagaimana Allah memberikan kekuasaan bagi Dia atas segala sesuatu yang ada di sorga dan di bumi dan di bawah bumi. Di dalam Kitab Kejadian, ada gambaran  tentang pengantin yang pertama, dan bagiamana dia telah membuat sebuah pertolongan bagi Adam yang pertama. Di dalam Kitab Wahyu ada gambaran dari pengantin yang tanpa salah dan tanpa cacat, jemaat dari Kristus Yesus, dan bagaimana dia akan saling berbagi di dalam semua kemuliaan millennium dan abad-abad yang akan datang. Alkitab akan menjadi fragmen yang lumpuh. Itu adalah sebuah potongan yang cacat tanpa Wahyu, klimak yang akhir dan agung  dari apa yang telah ditetapkan Allah bagi umatNya di dalam dunia. Sebagaimana di dalam Kejadian yang merupakan permulaan segala sesuatu, demikianlah Kitab Wahyu merupakan akhir dan puncak dari segala sesuatu. Ini adalah tema dan pemberitahuan yang agung dan yang paling pokok: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.”

            Betapa merupakan sebuah kata yang mengejutkan: “Lihatlah, Dia datang di atas awan-awan.” “Idou, idou, Erchetai Meta ton Nephelon.” “Ecce, ecce, Venit Cum Nubibus.” “Er Konnp, Er Konnp Mit Den Wolken.” Di dalam bahasa mana pun, di dalam bahasa Yunani atau di dalam bahasa Latin, atau di dalam bahasa Jerman, itu adalah sebuah pengumuman yang menakjubkan. Itu adalah seruan dari Roh Kudus Allah, “Marilah,  mari dan lihatlah.” Itu adalah seruan dari Rasul Yohanes, “Marilah, mari dan lihatlah.” Itu adalah seruan yang diinspirasikan, “Marilah, mari dan lihatlah.” Itu adalah seruan dari jemaat yang diangkat dan dari balatentara sorgawi, “Marilah, mari dan lihatlah. Lihatlah atas pujian dan hal yang mulia ini.” Bukan seorang raja dalam perayaan yang keseratus tahun, bukan sebuah bangsa dalam peringatan satu setengah abad, tetapi mari dan lihatlah, Raja segala raja di dalam kemuliaanNya. Marilah dan lihatlah, apakah ada kemuliaan lain seperti kemuliaan ini. “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.”

            Ketika anak-anak Isreal berdiri di bawah kaki Gunung Sinai dan melihat gunung dipenuhi oleh nyala api kehadiran Tuhan, betapa merupakan sebuah pemandangan yang mulia. Musa melihatnya dan berkata, “Aku sangat ketakutan dan gemetar.” Ketika Israel berkumpul saat pentahbisan bait Salomo, Awan kemuliaan Allah memenuhinya, dan memancar di atasnya, betapa merupakan sebuah hal yang indah dan luar biasa untuk dilihat. Ketika Elia berada di atas Gunung Karmel dan api turun dari langit untuk membakar korban bakaran di atas altar, dan sekeliling altar itu dipenuhi dengan air, betapa merupakan pemandangan yang luar biasa. Ketika Yesaya melihat Tuhan di atas tempat yang menjulang tinggi, betapa merupakan sebuah penglihatan yang mempesona. Ketika murid-murid melihat wajah Tuhan, wajahNya bersinar terik seperti cahaya matahari di gunung transfigurasi, betapa merupakan sebuah hal yang eksplisit ketika Petrus berkata, “Tuhan, biarkan tetap tinggal.” Sebuah pemandangan yang mulia. Tetapi ini semua adalah cahaya yang suram dari kemuliaan dan cahaya yang penuh dari kesudahan zaman ini, ketika Tuhan menampakkan diri di langit dengan awan-awan dan setiap mata akan melihatNya. Tidak ada kata yang dapat menggambarkannya. Tidak ada puisi yang dapat memuatnya. Tidak ada lagu yang setara dengan hal itu. “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.”

            Itu adalah sebuah hal yang luar biasa di dalam Alkitab. Di mana saja kedatanganNya  digambarkan, selalu dengan awan-awan. Yohanes hadir di Bukit Zaitun ketika Tuhan naik ke sorga.  Dan ketika murid-murid masih memandangiNya naik ke sorga, lihatlah sebuah awan menyambutNya dan menutupiNya dari pandangan mereka. Dan Yesus yang sama akan kembali lagi dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia ke sorga. Dengan awan-awan: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.” KehadiranNya akan disertai dengan kemuliaan dan tanda yang luar biasa. Awan adalah Shekinah kemuliaan Allah. Di dalam pengembaraan umat Allah di padang gurun, Dia hadir bersama dengan mereka dalam sebuah tiang awan yang berpijar di waktu malam dan menudungi mereka di siang hari. Itu adalah awan kemuliaan (Shekinah) Allah. Itu adalah kereta Allah yang dikendarai dalam awan semesta dan melalui bulatan bumi dan seluruh ciptaanNya. Itu adalah cara Tuhan datang. Di dalam kereta api dan Shekinah kemuliaan Allah: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.” Berlaksa-laksa malaikat dan kerubim serta serafim datang dengan awan kemuliaan sorgawi. Dengan jumlah yang berlaksa-laksa dari orang kudusNya datang dengan awan kesaksian. Penampakan pribadi Tuhan kita yang penuh dengan kemuliaan. Seluruh urutan dari kumpulan sorga untuk memberi salam kepada Tuhan kita Yesus yang datang ke dalam dunia. “Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan.” 

            Seperti yang ditulis Daniel di dalam kitabnya pada pasal tujuh ayat tiga belas: “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia.” Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Dengan awan-awan sorga. “Dan Dia datang kepada Yang Lanjut Usia, dan kepadaNya diberikan kuasa dan kekuasaan seperti raja dan kemuliaan, dan berkat dan suatu kerajaan yang tidak berakhir sampai selama-lamanya.” Dan di dalam Injil Matius pasal 24, “Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.” “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Atau di dalam Injil Matius 26, “Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.” Tanda Shekinah kemuliaan Allah, datang dengan awan-awan. Dia tidak datang dengan balutan kain pada masa kanak-kanakNya, bukan di dalam kelelahan kemanusiaanNya, Dia tidak datang dengan kehinaan dan penderitaan dan darah dan air mata dan kematianNya di kayu salib, tetapi datang dengan arak-arakan kebesaran sorga. Dia datang dalam kemenangan dan kejayaan dan kemuliaan serta kuasa.

            “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Itulah sebabnya mengapa saya membagi khotbah ini menjadi dua bagian. Di situ tidak dikatakan bahwa kita akan melihatNya pada waktu yang sama, dalam cara yang sama, dalam tempat yang sama. Sebab beberapa orang akan meratap karena Dia. Sebab kedatangan ini akan nyata dan terlihat secara visual. Kita akan melihat Dia. Kumpulan jemaat yang besar ini akan melihat Dia. Bagi orang-orang yang sedang menyaksikan ibadah ini melalui siaran televisi dan yang mendengar melalui siaran radio akan melihat Dia. Orang-orang mati yang berada di dalam tanah akan melihat Dia. Setiap orang yang pernah hidup akan melihat Dia, setiap ciptaan yang merupakan rupa dan gambar Allah akan melihat Dia, setiap mata akan melihat Dia. Ini adalah sebuah penampakan yang nyata dan kedatangan yang nyata. Itu bukanlah sebuah bayangan atau khayalan. Itu bukanlah sebuah penampakan kepada pikiran. Itu bukanlah sebuah pengalaman subjektif. Dan setiap mata akan melihat Dia. Tuhan kita berada di sini secara rohani. Juruselamat kita secara rohani sudah berada di sini. Sama seperti iman Ayub yang digambarkan dengan hidup di dalam pasal sembilan belas dari kitabNya, “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit dari atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa daging pun aku akan berusaha melihat Allah.Yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikanNya dan bukan orang lain.

            “Dan setiap mata akan melihatNya.” Sebagaimana ada sebuah kedatangan yang nyata pada kedatangan yang pertama dengan pemberitahuan dari para nabi, demikian juga akan ada kedatangan yang nyata untuk yang kedua kalinya, untuk menggenapi pengumuman yang mulia dari seluruh Firman Allah. Sama seperti Dia datang pertama kali, Allah di dalam dagung dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya sebagai Anak tunggal Allah, demikian juga bahwa Dia akan datang untuk yang kedua kalinya dalam Shekinah awan sorgawi, dan kita akan melihat Dia. Sebagaimana Dia sungguh-sungguh datang ke Betlehem, Dia juga akan sungguh-sungguh datang ke Zaitun, dan kakiNya akan berjejak di atas Bukit Zaitun. Sebagaimana Dia sungguh-sungguh datang untuk menderita dan mati, Dia akan datang untuk berkuasa sampai selama-lamanya. Sama seperti Dia sungguh-sungguh datang untuk disalibkan di atas kayu salib, Dia akan datang untuk bangkit dalam kemuliaan dan bertakhta dalam dalam kejayaan.  Dan sama seperti ketika Dia pergi di atas awan-awan dan mata para rasul melihat Dia naik ke sorga, demikian juga pada sebuah hari yang mulia Dia akan datang kembali di atas awan-awan  dan semua mata akan melihat Dia. Sebagaimana Dia telah pergi, Dia akan datang kembali. Tuhan Yesus yang sama, yang mulia, yang kekal, yang gilang-gemilang, Raja sorga. Dan Tuhan kita serta Juruselamat kita, akan membawa luka-luka yang ada di dalam tubuhNya, bekas luka dari salibNya, yang telah mati bagi saya, yang telah bangkit bagi saya, yang naik ke sorga bagi saya, dan pada suatu hari akan datang kembali bagi saya. Allah yang akan meninggalkan orang kudusNya di dalam debu tanah bukanlah Tuhan dari Perjanjian Baru. Kita semua akan dibangkitkan dan setiap mata akan melihatNya. Tidak akan ada tulang yang akan ditinggalkan di dalam daerah maut. Tidak akan ada kerangka yang tinggal yang akan menjadi kemegahan Setan. “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.”

 

                        Mungkin siang hari, mungkin saat senja

                        Mungkin saat kegelapan tengah malam

                        Yang akan terang benderang oleh kilau cahaya kemuliaanNya

                        Ketika Yesus menerima milik kepunyaanNya

O sukacita! O, kesenangan! Haruskah kita pergi tanpa kematian,

Tanpa sakit, tanpa kesedihan, tanpa ketakutan tanpa tangisan,

Diangkat bersama dengan Tuhan kita melalui awan-awan

ke dalam kemuliaan

Ketika Yesus menerima milik kepunyaanNya

Oh, Tuhan Yesus, Berapa lama? Berapa lama?

Hingga kami menyanyikan lagu kesenangan.

Kristus datang kembali.

                        Kristus datang kembali! Haleluya!

                        Haleluya! Amin

 

            “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Teks yang agung dan pemberitahun yang mulia dari Alkitab, janji dari Juruselamat kita, kedatangan Tuhan kita. Amin.

            Dan ketika kita menyanyikan lagu permohonan kita, bagi anda yang berada di atas balkon, seseorang dari anda, jika anda ingin menyerahkan hati anda di dalam iman dan kepercayaan kepada Yesus, turunlah melalui salah satu tangga itu yang berada di bagian depan dan bagian belakang, maukah anda datang? Bagi anda semua yang berada di lantai bawahm, jika seseorang dari anda ingin memberikan hati anda kepada Tuhan, berjalanlah melalui salah satu lorong bangku ini dan majulah ke depan, maukah anda melakukannya pada pagi hari ini? Katakanlah, “Pendeta, saya mengulurkan tangan saya. Saya memberikan hati saya kepada Allah.” Atau, “Pendeta, ini istri saya dan ini anak-anak saya, kami datang semua.” Dan bagi anda semua yang telah mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio dan yang telah menyaksikannya melalui siaran televisi, jika anda belum pernah memberikan hati anda dan belum percaya kepada Yesus, maukah anda melakukannya sekarang? Berlututlah di samping tempat tidur anda atau di kursi anda dan pandanglah di dalam iman kepada Yesus. Katakanlah, “Tuhan, suatu hari, jika aku bertemu dengan Engkau muka dengan muka, semoga itu akan menjadi seseorang yang percaya kepadaMu, seseorang yang menunggu Engkau, seseorang yang telah mengangkat wajahnya dari debu tanah dan sebagai anak Allah, yang memiliki pengharapan dan doa dan iman akan hidup yang kekal di dalam sorga.” Maukah anda melakukannya pada hari ini? “Dengan pertolongan Allah, Saya menerima Yesus sebagai Juruselamat sana dan di dalam iman serta keyakinan, saya menyerahkan kepadaNya, jiwa dan dan takdir dari kehidupan saya sekarang dan selama-lamanya.” Maukah anda melakukannya pada pagi hari ini, keyakinan yang penuh di dalam Kristus, di mana pun anda? Dan bagi anda yang berada di ruangan ini, sehubungan dengan  firman dan nasehat dari Tuhan, maukah anda memberi pengakuan yang terbuka kepada Tuhan, tanpa rasa malu, sebagaimana Dia akan mengakui kita tanpa malu, pada suatu hari, demikian juga kita akan memberi pengakuan terhadap Dia di dalam iman dan keyakinan pada hari ini. “Di sini saya berdiri. Allah menyelamatkan jiwa saya. Di sini saya datang. Allah memelihara saya selamanya. Mengampuni dosa-dosa saya. Membasuh saya dalam darah Anak Domba. Menuliskan nama saya di dalam Kitab Kehidupan. Inilah saya, dan saya akan datang. Saya akan melakukannya sekarang.”  Jika anda mau melakukannya, maka saat kita menyanyikan lagu ini, datanglah dan berikanlah tangan anda kepada pendeta, ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu pujian kita.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.