KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA

(THE SECOND COMING OF CHRIST )

 

Dr. W. A. Criswell     

Wahyu 1:7

04-20-73

 

Tema khotbah dari minggu ini adalah Doktrin Utama Dari Iman. Hari Senin, Realitas Allah. Selasa, Inkarnasi Firman, Kristus. Dan Rabu, Pengampunan Dosa—Tebusan Bagi Jiwa-Jiwa Kita. Dan Kemarin, Kebangkitan Dari Antara Orang Mati. Dan hari ini, sebuah khotbah yang penuh kemenangan, klimaks dari seluruh zaman, Kedatangan Kristus.

Kitab Wahyu dimulai sebagaimana Yohanes memulainya dalam sebuah cara yang mengejutkan—“Apokalupsis,”  Tanpa artikel. Tidak ada kata artikel. Hanya dimulai seperti itu—“Apokalupsis,” yang diterjemahkan di sini dengan “Wahyu.”

 

Apokalupsis—inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya…Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia....dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya…..dan dari Yesus Kristus…..

Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. [Wahyu 1:1-7]. 

 

“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan” [Wahyu 1:7].  Ini adalah pengumuman yang agung dan mengejutkan yang menjangkau seluruh lapisan bawah dari setiap anugerah. Itu akan menyelidiki dasar laut yang paling dalam dan akan menyusuri seluruh bagian dunia. Sang Raja datang. “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.” Dan Jutaan orang yang telah meninggal di dalam debu tanah akan dibangkitkan—“ Lihatlah, Ia datang.” Suara dari Roh Kudus berseru, “Lihatlah.” Itu adalah suara dari inspirasi itu sendiri, “Lihatlah,  (idou) Dia datang.’ Dan Suara dari penghuni sorgawi itu sendiri, “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.” Ini adalah sebuah peninggian dan pengagungan dan pengumuman sorgawi, “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.”  

Ini adalah tema dari Wahyu itu sendiri. Teks dari Wahyu adalah bagian ini, “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia” (Wahyu 1:7). Dan kelanjutan dari seluruh kitab ini adalah sebuah perkembangan dari tema itu dan pengumuman dan peninggian yang penuh keagungan. Ini adalah tema dari tiga pasal pertama terhadap jemaat-jemaat—“Dia datang.” Ini adalah tema dari klimaks bagian akhir, campur tangan Kristus yang mengikuti pasal berikutnya yaitu dari pasal empat hingga pasal sembilan belas—ketika kedatangan Kristus, campur tangan Tuhan membawa kesudahan zaman. Itu adalah pengumuman yang mulia yang akan menggenapi bencana dari konfrontasi antara Allah dan Setan. Dan pengumuman ini adalah pengantar dari langit yang baru, yang telah disiapkan oleh Allah bagi umat tebusanNya. Tema dan teks dari Wahyu adalah Wahyu 1:7: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.”   

Seseorang mungkin dapat mengatakan bahwa ini adalah tema dan teks dari keseluruhan Alkitab. Dia datang. Tuhan datang. Di taman Eden, ketika dosa mula-mula masuk ke dunia, ada Seseorang yang datang. Seluruh tipologi dari Perjanjian Lama adalah Dia datang. Sama seperti pada zaman Nuh, sama seperti dalam zaman Lot, Dia datang. Seseorang datang. Ini adalah tema dari kehidupan Daud, tentang Anak yang dijanjikan. Dan Mazmur yang dia tulis berkata bahwa ada Seseorang yang datang. Ini adalah tema dan teks dari penglihatan dari nubuat-nubuat, yang melihat dalam bentangan zaman, kekuasaan millennial dari Kristus Tuhan, Dia akan datang. Dia tentu saja akan datang. Dan itu adalah tema yang paling diagungkan dari seluruh Perjanjian Baru. Perumpamaan Tuhan kita, perkataanNya yang menghiburkan murid-murid, “Jika Aku pergi..Aku akan datang kembali” (Yohanes 14:3). Ini adalah tema dari surat-surat rasul itu sendiri. Sebagai contoh, setiap pasal dari Surat 1 dan 2 Tesalonika ditutup dengan janji kedatangan Tuhan kita. Dan ini adalam pengumuman yang agung di dalam penglihatan dalam Wahyu—“ Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.’ Tema dari nabi-nabi, rasul-rasul, malikat-malaikat, jemaat-jemaat yang belum diangkat, kredo-kredo orang Kristen, lagu-lagu yang kita nyanyikan, dari rangkaian doa kita, semua berpusat di seputar pengharapan yang pokok ini, yang disebut oleh Paulus sebagai Pengharapan Mulia—“ Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Tanpa doktrin yang agung ini, agama orang Kristen adalah sebuah sisa dari masa lalu. Sesuatu yang porak-poranda. Pengharapan yang kita miliki di dalam Kristus terhadap masa depan membuat iman Kristen relevan terhadap setiap kehidupan, terhadap setiap generasi dan setiap ibadah gereja, Dia akan datang.

Pengumuman yang mulia ini, yang terdapat di dalam Kitab Wahyu ini adalah kesudahan akhir dari kedaulatan anugerah dan karya Allah di dalam sejarah manusia. Apa yang telah dimulai dalam Kejadian menemukan kesudahannya di dalam kedatangan Kristus di dalam Wahyu, dan karya Kristus yang penuh, dan karya Allah yang penuh memiliki garis besar di dalam lembaran-lembaran kudus ini. Seperti di dalam Kitab Kejadian, kita memiliki penciptaan langit dan bumi; demikian juga di dalam Kitab Wahyu saat kedatangan Kristus, kita memiliki langit yang baru dan bumi yang baru. Sama seperti di dalam Kitab Kejadian kita diberitahukan tentang kisah Firdaus dan bagaimana kita kehilangannya. Di dalam Kitab Wahyu. Firdaus diberikan kembali kepada kita sebagai umat yang telah ditebus oleh darah Anak Domba. Di dalam Kitab Kejadian, ada catatan tentang pohon kehidupan dan bagimana pohon itu diambil dari genggaman manusia. Di dalam Kitab Wahyu, pohon itu diberikan kembali kepada manusia yang telah diselamatkan, dan daun-daun dari pohon itu adalah obat kesembuhan bagi manusia. Di dalam Kitab Kejadian, ada kisah tentang setan dan bagaimana kita dibuat kedalam keputusasaan dan kehancuran dari ciptaan Allah. Di dalam Kitab Wahyu, setan diikat dan kemerdekaan kita dari dosa dan kutuk sampai selama-lamanya. Di dalam Kitab Kejadian ada kisah tentang penderitaan dan kesusahan yang timbul atas umat manusia karena hukuman atau nature kita yang telah jatuh. Tetapi di dalam Kitab Wahyu, di sana tidak akan ada lagi penderitaan, air mata dan rasa sakit. Di dalam Kitab Kejadian ada kisah yang tragis dari kematian yang pertama. Tetapi di dalam Kitab Wahyu, di sana tidak akan ada lagi kematian. Di dalam Kitab Kejadian, ada kisah tentang pemberontakan yang pertama dari manusia yang menetang Allah dan Menara Babel.  Di dalam Kitab Wahyu, Babel akan dihancurkan dan seluruh sistem dunia yang berdiri di atasnya. Di dalam Kitab Kejadian ada kisah tentang kekuasaan yang diberikan Allah kepada manusia dan bagimana kita kehilangannya. Di dalam Kitab Wahyu, ada gambaran dari Adam yang kedua, dan seluruh kedaulatan Allah atas alam semesta diberikan kepadaNya dan kepada kita. Dan di dalam Kitab Kejadian adalah kisah Adam, dan penolong yang diberikan kepadanya, yaitu istrinya. Dan di dalam kisah Wahyu ada gambaran dari mempelai Tuhan kita, jemaatNya, tebusanNya, yang berpakaian dengan jubah yang putih dan murni. Seluruh lingkaran dari program penebusan Allah, mencapai maknanya yang pokok dan signifikasi dalam kesudahan yang klimaks dari pengumuman yang mulia ini: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.”  

Di dalam bahasa apa pun bahasa itu dibuat, maka ia tetap mengejutkan dan penuh dengan kelimpahan. Di dalam bahasa Yunani, idouidou, erchetaierchetai, meta ton nephelon.  Di dalam bahasa Latin, Ecce—ecce, “Lihatlah”—Ecce, venit cum nebula.  Di dalam bahasa Jerman, Siehe,—siehe, er kommt mit den Wolken.  Dalam bahasa Inggris,  “Behold, He cometh with clouds.”  Atau dalam bahasa Indonesia, “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.” Itu adalah sebuah pemberitahuan yang mengejutkan dan luar biasa. Dia datang. Dia datang. Dan pemandangan yang mulia dari penyingkapan Yesus Kristus di dalam kemuliaanNya melampaui segala sesuatu yang dapat dibayangkan atau dilihat oleh manusia. Ini bukanlah perayaan seratus tahun dari sebuah kerajaan besar atau dari sebuah bangsa yang besar, tetapi ini adalah penobatan Raja di atas segala raja dan pelantikanNya sebagai Allah yang berdaulat atas seluruh ciptaan di alam semesta.   

Bayangkanlah pemandangan yang mengejutkan saat memandang Gunung Sinai ketika dipenuhi oleh nyala api. Bayangkanlah pemandangan yang mulia ketika Allah turun saat pentahbisan bait Salomo. Bayangkanlah api yang sangat menarik perhatian ketika Elia diperintahkan turun dari Gunung Sinai. Bayangkanlah kemuliaan dari penglihatan Yesaya ketika dia melihat Tuhan di tempat yang menjulang tinggi dan serafim berseru, “Kudus, kudus, kudus.” Bayangkanlah cahaya transfigurasi wajah Tuhan  di hadapn ketiga muridNya, Petrus, Yakobus dan Yohanes. Tetapi semuanya itu tidak dapat dibandingkan dengan kedatangan Tuhan di atas awan-awan dengan tanda dari penampakanNya—Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.  

Di dalam setiap contoh kedatangan kembali Tuhan kita yang tampak jelas bahwa kedatanganNya, selalu disertai dengan sebuah tanda. Dengan awan-awan kemuliaan Allah, jubah dari Tuhan Yehova yang dikenakanNya sendiri. Dan ketika Yesus datang, Dia tidak datang sendiri. Dia akan datang di dalam kemuliaan Bapa. Dia akan datang di dalam kemuliaan jemaat. Dia akan datang di dalam kemuliaan umat tebusanNya. Dia akan datang di dalam kemuliaan para malaikat sorgawi—“ Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.” Dia telah pergi dan awan-awan menutup pandangan terhadap Dia. Dan Dia akan datang kembali dalam awan-awan. Hanya pada waktu ini, awan itu adalah pakaian kemuliaan Allah. Awan itu akan diselimuti oleh berlaksa-laksa malaikat sorgawi dan ribuan orang dari umat tebusan—“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.” 

Dapatkah anda bayangkan—dapatkah anda pikirkan perbandingan antara kehidupan Tuhan yang sederhana di dunia ini dan kedatanganNya yang kedua kali ketika Dia datang dalam kemuliaan Allah alam semesta dan kemuliaan Allah dari oaring-orang tebusan dan mahluk sorgawi? Pertama kali Dia datang dalam balutan kain. Pertama kali Dia datang dalam keletihan kemanusiaanNya, di dalam penderitaan dan kesengsaraan dari penyaliban dan kematian. Tetapi kedatanganNya yang kedua, Dia datang di atas awan kemuliaan dari mahluk sorgawi dan umat tebusan dari dunia dan dari sorgawi—“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat Dia.” 

Ini adalah sebuah penglihatan yang literal dan nyata terhadap Tuhan Yesus. Kita tidak melihat Dia di dalam pikiran kita. Di dalam pikiran dan roh kita, Dia sudah terlihat. Ini adalah sebuah penglihatan yang nyata dan terbuka—“ Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat Dia.” Sebagaimana kedatanganNya yang pertama adalah literal dan mata manusia yang telanjang dapat melihat Dia, maka kedatanganNya yang kedua akan dapat dilihat oleh mata yang telanjang dari setiap orang memandangNya. Sebagaimana Dia datang ke Betlehem dan kita dapat melihat Dia, Dia juga akan datang di Bukit Zaitun dan mata kita akan melihat Dia. Sebagaimana kedatanganNya yang pertama adalah untuk mati, maka kedatanganNya yang kedua adalah untuk dimuliakan. Ketika kedatanganNya yang pertama adalah untuk menderita dan menanggung dosa dunia, maka kedatanganNya yang kedua adalah untuk dimahkotai sebagai Raja atas umat tebusan Allah—“ Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat Dia.” Sama seperti dalam lagu pertama yang telah anda nyanyikan dalam ibadah kita, tentang seruan Ayub,  “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit dari atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa daging pun aku akan berusaha melihat Allah.Yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikanNya dan bukan orang lain.” [Ayub 19:25-27]. 

“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia.”  Saya pikir itu adalah sebuah catatan kecil yang ditambahkan oleh Rasul Yohanes berdasarkan inspirasi. Dia berada di sana ketika Tuhan disalibkan. Dia berada di bawah kaki salib ketika dia melihat orang-orang yang menyerahkan Dia hingga mati. Ketika dia melihat wajah-wajah yang kejam yang mengambil tombak Roma dan menikam lambungNya, Yohanes berada di sana, dan dia melihat pemandangan yang kejam dan tidak berbelas kasihan itu. Dan saya pikir, Yohanes menulisnya secara pribadi di bawah inspirasi. Ketika Dia datang, setiap mata akan melihat Dia dan orang-orang ini yang telah menyalibkan Dia serta menikam Dia, pada hari itu mereka akan berhadapan muka dengan Anak Allah yang mulia, yang telah bangkit.

“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia” [Wahyu 1:7].  Mereka adalah orang-orang yang tertinggal dalam Pengangkatan dan akan melihat kemuliaan Anak Allah, terhilang, hancur, mereka akan meratap, berseru, di hadapanNya. Bukankah itu merupakan tragedi yang paling tragis, bahwa dalam kedatangan Tuhan akan ada reaksi dan penerimaan seperti itu? Untuk beberapa orang, itu adalah sebuah kesudahan. Itu adalah realisasi sorgawi dari seluruh janji Allah. Itu adalah kerajaan millennial. Itu adalah bumi yang baru. Itu adalah kehadiran Allah yang kudus di tengah-tengah kita. Tetapi bagi orang-orang yang terhilang, itu adalah akhir dari seluruh pengharapan dan permulaan dari seluruh penderitaan.

Oh, sementara kita memiliki kesempatan pada hari ini, “Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu” [Ibrani 4:7].  Dan semoga hal itu menjadi tangisan tengah malam yang akan didengar hari ini, atau seandainya Tuhan mengumumkan kedatanganNya pada saat fajar, atau pada saat petang ketika Wahyu selesai dan Kitab ditutup dan pemberitahuan yang besar diulang, Lihatlah, “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: ‘Ya, Aku segera datang”’ (Wahyu 22:20). Semoga itu menjadi jawaban doa dan seruan  yang dijawab dari kita semua di hadapan pemberitahuan yang agung itu yang merupakan doa yang sederhana yang menutup Wahyu dan menutup Alkitab, “Amin, datanglah Tuhan Yesus” (Wahyu 22:20). Jika saya mengenal hati saya, saya siap sedia, kapan saja, setiap saat, setiap waktu, Datanglah, Tuhan yang mulia. 

Dapatkah anda mendoakan hal itu? Apakah itu merupakan seruan hati anda? Apakah anda sudah siap sedia? Karena pada suatu waktu, pada suatu hari, pengumuman itu akan didengar oleh setiap telinga kita. Pada suatu waktu, pada suatu hari, kedatangan Tuhan di atas awan-awan akan dilihat oleh mata dari kita semua. Apakah kita sudah siap sedia? Apakah keluarga anda sudah siap sedia? Apakah seluruh lingkaran yang anda tahu, yang anda kenal dan yang anda kasihi sudah siap sedia? Apakah anda sudah siap sedia? Jika anda belum pernah memberikan hati anda kepada Kristus, maukah anda melakukannya pada jam yang khidmat dan kudus ini, dan pada kesempatan pertama yang diberikan Allah kepada anda, buatlah di hadapan umum, sebuah pengakuan dari iman yang anda temukan di dalam Yesus, dan penolong yang suci serta Penghibur yang teah dijanjikannya  ada bersama dengan kita? Dan kemudian pada suatu hari, dibalik kematian dan kuburan, kita akan masuk ke dalam kerajaan millennium bersama dengan umat yang telah ditebus oleh Allah.

Berikanlah jaminan terhadap hal itu, ya Tuhan, di dalam hidup kami semua yang ada di hadapan Ilahi pada hari ini, dan melalui khotbah kami dan pengajaran kami dan kesaksian pribadi, yang telah siap untuk datang di bawah pengaruh hidup kami serta suara kami. Dan Tuhan kami, di dalam berkat atas pengharapan itu dan janji tentang sebuah dunia yang lebih baik….

(Akhir dari Tape)

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.