KEADAAN GEREJA

(STATE OF THE CHURCH)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 1:9

01-06-85

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung di dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas, dan ini adalah Pendeta yang sedang menyampaikan sebuah khotbah tahunan pada Minggu pertama setiap tahun baru. Saya telah mempersiapkan dan menyampaikan sebuah khotbah atas keadaan Gereja. Dan Minggu itu jatuh tepat pada hari ini dan khotbah itu disampaikan sekarang ini. Sebagai sebuah teks yang akan menjadi latar belakang khotbah, kita berpaling ke dalam Kitab yang terakhir di dalam Alkitab, Kitab Wahyu pasal 1. Wahyu pasal 1 dimulai dari ayat 9. Wahyu 1:9—

Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, katanya:

Aku adalah Alpha dan Omega, yang awal dan akhir

 

—ayat 12—

Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.

Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.

 

—ayat 16—

Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

 

—ayat 20—

Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kau lihat pada tangan kananKu dan ketujuh kaki dian itu ialah malaikat—para gembala—ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu adalah ketujuh jemaat. [Wahyu 1:9-20]. 

 

Permulaan penglihatan dari Wahyu ini adalah Tuhan kita berjalan di tengah-tengah jemaat-jemaatNya. Tujuh denominasi dan mereka mewakili jemaat-jemaat sepanjang zaman. Dan Anak Allah yang mulia berjalan di tengah-tengah mereka. Dia berada di dalam jemaat ini. Ini adalah salah satu kaki dianNya. Dan berkat Tuhan telah terletak di atas kumpulan jemaat ini dan kita memohon atas anugerahNya dan kemurahanNya bahwa Dia berjalan bersama dengan kita di dalam hari-hari yang terbentang di hadapan kita di tahun yang baru.

Jadi yang pertama, kita akan berbicara di dalam ucapan syukur dan berterima kasih atas berkat Allah bagi jemaat kita. Di dalam Surat Filipi pasal yang terakhir, Paulus berkata untuk selalu “Nyatakanlah  dalam segala hal, keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6)—“dengan ucapan syukur.” Jadi kita bersyukur kepada Allah. Kita bersyukur kepada Allah atas jiwa-jiwa yang telah diberikan pada tahun yang lalu. Saya telah menyobek halaman utama di artikel utama dari Baptist Standart di dalam isu-isu yang sedang beredar sekarang. Dan berita utamanya berhubungan dengan gereja kita. Dan kalimat pertamanya adalah, “Selama lima tahun berturut-turut, Gereja First Baptist memimpin seluruh gereja-gereja Baptis Texas di dalam baptisan pada tahun 1984 tahun gereja.” Kita memiliki sembilan ratus delapan puluh empat baptisan. Gereja kedua yang memiliki jumlah baptisan terbesar kedua di negara bagian ini adalah Gereja Sagemont di Houston, yang memiliki lima ratus enam puluh delapan baptisan. Tahun yang ini kita tidak melakukannya sebaik tahun yang lalu. Tetapi kita tidak akan berhenti. Tetapi kita berdoa agar tahun ini kita akan mencapai tujuan kita yaitu menjangkau seribu orang lebih untuk dimenangkan kepada Tuhan. Dan atas prestasi yang telah kita lakukan, kita bersyukur kepada Tuhan bagi para pelayan kita, bagi orang-orang yang bekerja di seluruh Kota Dallas yang besar ini, yang memberitakan Injil dan memenangkan jiwa bagi Yesus.   

Ucapan syukur yang kedua kepada Allah: Kita mengucap syukur atas Sekolah Minggu kita dan guru-guru pengajar yang melayani di dalamnya. Tahun lalu, kita memiliki pengunjung Sekolah Minggu terbanyak di sejarah gereja kita. selama bertahun-tahun, kita telah memiliki Sekolah Minggu terbesar di Konvensi Baptis Selatan. Dan Sekolah Minggu yang besar itu terus bertumbuh dan kita berdoa bahwa Allah akan membuat tahun ini bahkan lebih besar dalam menjangkau orang untuk pelayanan pengajaran dari Sekolah Minggu kita dibandingkan dengan tahun yang lalu. Kita bersyukur kepada Allah atas pelayanan pengajaran kita. 

Ucapan syukur yang ketiga: Kita mengucap syukur kepada Tuhan atas berkatNya kepada Akademi Gereja First Baptist kita. Tahun yang lalu Akademi Kristen Dallas telah diberikan kepada kita, itu merupakan harta yang besar, bangunan Sekolahnya, pengaruhnya, organisasi kehidupan pengajarannya. Seluruh Akademi Kristen Dallas Barat telah diberikan kepada kita. Akademi itu sekarang telah menjadi bagian dari sistem Akademi Gereja First Baptist Dallas. Itu akan menjadi sebuah satelit dari Sekolah kita. Pemuda Kristus kita akan pergi ke Sekolah ini sampai kita membuat organisasi Sekolah yang menjadi milik kita sendiri di Gereja First Baptist ini. Ini adalah sebuah tanda dan sebuah isyarat dari hari yang akan datang ketika kita memiliki Sekolah-Sekolah satelit. Itu akan berada di seluruh Metropolex, pengajaran di bawah pengayoman dan pelayanan serta administrasi dari Sekolah First Baptist kita, yaitu di Gereja ini. Saya tidak dapat menggambarkan kepada anda  betapa berkomitmennya saya di dalam hati saya, di dalam Theologi, di dalam pengalaman, di dalam sejarah pemahaman dari pembangunan Akademi yang besar itu.

Ketika saya berada di sebuah Seminari—dan saya pergi ke Seminari ketika saya berusia dua puluh satu tahun—ketika saya berada di Seminari sebagai seorang anak muda, saya sering berdebat dengan mahasiwa-mahasiswa yang berada di sana—salah satunya adalah dengan salah satu orang yang menjadi pemimpin denominasi Baptis Selatan kita. Saya sering berdebat dengan dia dan yang lainnya tentang Sekolah itu di Gereja—tentang sebuah Akademi, tentang Sekolah Menengah dan Sekolah Tinggi di dalam  Gereja. Dan saya memiliki pengakuan seperti yang saya lakukan sekarang. Saya tidak dapat memahami keyakinan dari sebuah denominasi yang akan menghabiskan jutaan dan jutaan dolar setiap tahun di dalam Akademi dan Universitas-Univertas, tetapi menolak tentang ide untuk memiliki sekolah di gereja.

Alasan yang saya rasakan tentang hal itu adalah seperti ini. Sebelum saya pergi ke Universitas, hidup saya telah dibentuk. Universitas tidak memiliki apapun untuk dilakukan dalam memalingkan hidup saya atau untuk menetapkan hidup saya. Saya telah berusia tujuh belas tahun lebih ketika saya masuk Universitas dan saya mendaftar disana sebagai seorang pelayan muda. Saya sudah mulai berkhotbah. Dan Universitas memberikan kepada saya alat-alat untuk bekerja dengan apa yang telah saya tetapkan dalam hidup saya, sesuatu yang ke dalamnya saya telah memberikan hidup saya. Jadi ketika saya berada di sana, saya sudah dicetak dan ditempa, sehingga saya dapat dibingkai dalam dedikasi hidup saya kepada pekerjaan yang untuknya saya telah menyerahkan hidup saya setiap hari? Saya sudah selesai ketika saya masih seorang anak-anak. Dan telah diajar dan dibentuk dan diserahkan ke dalam pelayanan yang untuknya hidup saya telah saya serahkan. Kemudian selanjutnya saya pergi ke Universitas.

Apa yang perlu yang harus kita lakukan bagi saya tampak jelas. Yaitu mengambil anak kecil ketika anak itu masih muda dan mengajarkan orang muda itu tentang Firman Allah—mengajarkan Alkitab. Sekarang ini, berdasarkan hukum, anda tidak dapat mengajarkan Alkitab di sebuah Sekolah Umum. Berdasarkan hukum, anda tidak dapat berdoa di Sekolah Umum. Anda tidak dapat memikirkan untuk mengadakan sebuah kebaktian rohani di Sekolah Umum. Padahal kita dapat memiliki kebangunan rohani di Sekolah-Sekolah. Kita memenangkan anak laki-laki dan anak-anak perempuan ini di Sekolah. Kita dapat mengajar Firman Allah yang tiada salah ini di Sekolah. Kita berdoa bersama dengan mereka di Sekolah. Kia membimbing mereka dan membawa mereka dalam didikan dan kasih dan hikmat dan anugerah Tuhan di Sekolah. Dan Sekolah adalah masa dan tempat serta kapan hal itu harus dilakukan. Dan saya memuji Allah atas berkat yang bertambah dari Tuhan kita dengan adanya penyerahan akademik itu. Ketika saya datang ke Gereja ini, saya datang setiap hari, saya melihat orang-orang muda ini datang kemari berjumlah ratusan orang. Dan ketika saya mengadakan pendekatan terhadap mereka dan melalui mereka, saya mengangkat tangan saya untuk mengucap syukur kepada Allah karena mereka. Bagi kita, untuk meyakinkan diri kita bahwa kita sedang melakukan pekerjaan mengajar atas anak-anak kita dengan menempatkan mereka dalam sebuah kelas selama tiga puluh menit pada satu hari dalam seminggu di Sekolah Minggu merupakan sesuatu yang sulit saya pikirkan ketika kita memiliki kemungkinan untuk mengajar anak-anak itu beberapa jam setiap hari. Itu adalah sebuah komitmen yang harus kita berikan  kepada diri kita sehingga pekerjaan Allah yang besar yang telah diberikan kepada kita akan menghasilkan suatu hasil dan buah yang mulia.

Saya bersyukur kepada Allah, dan saya tidak lagi memiliki waktu untuk berbicara tentang hal itu. Saya bersyukur kepada Allah atas Pusat Studi Alkitab kita. anda memiliki sebuah doa di sini, yang berasal dari permintaan Carl Singer, yang memimpin pelayanan radio kita yang luar biasa, yaitu Radio KCBI, yang sekarang sedang menyiarkan khotbah saya, yang menjangkau seluruh Metropolex. Kita sekarang memiliki sebuah tambahan. Kita memiliki sebuah KCBI gelombang pendek, dan Injil yang kita beritakan sekarang ini telah menjangkau Rusia dan ke wilayah timur negara-negara tirai besi dan siaran radio ini juga telah menjangkau Amerika Tengah dan Amerika Selatan, dimana konfrontasi komunis sekarang ini sedang bergejolak. Ada sebuah jangkauan yang luas di Radio KCBI itu dan pelayanan CBI.

Dapatkan saya menambahkan kata lainnya? Jika anda menginginkan orang muda, jika anda membutuhkan seorang pengkhotbah untuk pergi ke tempat yang keras, sebuah tempat pioneer, saya dapat memberitahukan kepada anda, di mana anda dapat menemukannya. Anda dapat menemukannnya di Pusat Studi Alkitab ini. Dan kita memuji Allah karena berkatnya atas Sekolah Pengajar itu.

Sekarang atas hari-hari yang terbentang di hadapan kita. setiap tahun di Gereja ini kita memiliki sebuah pesta pada saat Natal untuk seluruh staf kita, dan itu berarti termasuk juga seluruh pelayan-pelayan kita, seluruh para penjaga gedung, seluruh pengurus dan petugas kebersihan kita. Dan itu berarti setiap orang  yang berhubungan dengan Gereja. Dan itu merupakan sebuah kesempatan yang indah dan sangat menyenangkan. Jadi, pada tahun ini, mereka memiliki sesuatu yang berbeda untuk disaksikan—untuk berbicara dan berbicara tentang apa yang ada di dalam hati mereka, yang ingin mereka sampaikan. Dan kemudian seorang pelayan wanita yang berbadan besar dan berkulit hitam berdiri, serta berkata, “Pendeta kita memiliki mimpi.” Dan jika dia ingin mewujudkan salah satu mimpi itu, saya tahu bahwa kita akan membangun gedung yang lain. Kemudian dia berkata, “Itu berarti saya memiliki pekerjaan yang lebih untuk dilakukan, karena saya harus tetap membuatnya bersih, dan membuatnya mengkilat dan cemerlang.” Dan kemudian dia memberi tambahan kalimat yang sangat mulia, “Tetapi saya mencintai Pendeta kita untuk mewujudkan mimpinya dan saya senang untuk menjaga rumah Tuhan tetap bersih dan mengkilat.” Apa yang dia sampaikan sungguh benar. Saya memiliki mimpi yang hidup. Saya berkhotbah melalui beberapa orang dari mereka, bernyanyi melalui beberapa orang dari mereka; menangis bersama dengan mereka semua. Mereka seperti kehidupn yang sebenarnya dan inilah salah satunya.  

Saya memiliki satu hari sebelum mengatur sebuah kelompok penginjilan di dalam salah satu rumah jemaat kita. Tiba-tiba ada sesuatu di dalam hati saya ketika saya pergi tidur pada malam hari dan saya bermimpi. Di dalam mimpi itu, saya berada di sebuah rumah yang sangat besar di Dallas ini. Saya dapat melihat mimpi itu di dalam pikiran saya sekarang ini. Dan saya sedang memimpin sebuah kelompok penginjilan. Di dalam sebuah rumah dan kelompok pertemuan doa dan di dalam sebuah kelompok yang luas. Dan saya sedang berdiri di sana di depan serambi rumah yang indah itu dan orang-orang datang dari berbagai arah. Mereka adalah keluarga-keluarga—para ayah dan para ibu serta anak-anak mereka. Mereka datang ke sana dari setiap arah. Dan saya berdiri di sana dengan sebuah Alkitab di tangan saya dan saya sedang mengajarkan Firman Tuhan kepada mereka. Dan orang-orang tetap datang dan terus berdatangan. Itu merupakan sebuah hal yang luar biasa. Dan ketika saya sedang berseru dan berbicara dengan kelompok itu tentang mengabdikan hidup kepada Tuhan; dan saya kemudian menutupnya dengan sebuah lagu. Kami menyanyikan sebuah lagu. Dan saya sangat tergerak oleh respon orang-orang itu dan oleh nyanyian yang kami nyanyikan dan saya menangis. Dan saya bangun dengan tetap menangis dan menyanyikan lagu komitmen dan pengabdian itu. Dan kita akan menyanyikannya sekarang. Mari kita berdiri semuanya. Dan mari kita menyanyikannya bersama-sama. Anda sudah siap—Mari kita nyanyikan:  

 

Haruskah Yesus memikul salib sendirian,

Dan seluruh dunia bebas untuk pergi?

Tidak, ada sebuah salib untuk setiap orang

Dan ada sebuah salib untukku.

 

Baris yang terakhir adalah,

 

O salib yang mulia! O mahkota yang mulia!

O hari kebangkitan!

Ya, para malaikat, dari bintang-bintang turun

Dan membawa jiwaku pergi.

 

Saya ingin setiap orang dari kita untuk mengangkat tangan kita kepada Allah. Angkatlah tangan anda kepada Allah dan menyanyikan baris yang terakhir itu secara bersama-sama.

 

O salib yang mulia! O mahkota yang mulia!

O hari kebangkitan!

Ya, para malaikat, dari bintang-bintang turun

Dan membawa jiwaku pergi.

 

 [Thomas Shepherd, “Haruskah Yesus Memikul Salib Sendirian?”]

 

Amin.  Terima kasih. Terima kasih. 

 

Kita mendirikan sebuah mercusuar di dalam kebaikan dan anugerah Allah di pusat kota ini bagi Tuhan kita.

 

Allah memberkati Gereja di atas jalan besar

Yang mendengar seruan kota.

Gereja yang menabur benih Firman

Dimana kerumunan manusia melewatinya.

 

Gereja yang dibuat di tengah-tengah kota yang menderu

Sebuah tempat untuk sebuah altar doa.

Dengan sebuah kota bagi orang kaya dan sebuah hati bagi orang miskin

Dan sumber di dalam beban mereka untuk dibagi

Gereja yang benar untuk panggilan Kristus

Yang meratap untuk kebutuhan kota

Dan telah mengirim murid-muridNya untuk bekerja bagiNya

Di mana kekuatan jahat berkembang biak

Gereja yang memberi dan Gereja yang hidup

Yang dilihat oleh mata Tuhan

Allah memberkati Gereja di atas jalan besar

Yang menjawab seruan kota.

 

(Penulis tidak dikenal)

 

Dan itu adalah dedikasi kita selama bertahun-tahun. Jauh melampaui abad  di dalam pembangunan mercusuar ini bagi Tuhan kita. Sebuah Stasiun di tengah-tengah gedung pencakar langit ini.

Ada beberapa hal—dan saya tidak memiliki waktu untuk mendiskusikan semuanya—ada  beberapa area yang masuk ke dalam tahun ini sehubungan dengan pengembangan pelayanan dari Gereja kita ini. Yang pertama, kita memiliki kontrak untuk membeli Gedung Bala Keselamatan yang berada di sebelah sana. Hal itu mencakup seluruh blok yang akan kita gunakan untuk kemuliaan Allah. Bangunan itu merupakan gedung yang sangat besar. Gedung itu tidak hanya akan digunakan pada hari Minggu, tetapi akan digunakan setiap hari. Untuk pekerjaan kita dalam mengajar dan memberitakan Injil dan menjangkau jiwa-jiwa bagi Allah. Selanjutnya kita memiliki hal yang kedua yaitu kewajiban atas kita. Lima beras ribu kaki persegi, kurang sedikit dari satu setengah tanah tempat berdirinya Gedung Spurgeon merupakan tempat yang kita kontrak, tanah itu bukan milik kita. Dan hal itu memiliki sebuah ketentuan yang meningkat bagi kita di dalamnya. Dan tanah itu harus dibeli. Dan jika tempat itu tidak dibeli, maka jumlah yang harus dibayar untuk kontrak itu akan merupakan jumlah yang sangat besar. Itu akan merupakan jumlah yang sukar untuk dipercayai. Dan kita harus membeli tanah yang ada di bawah gedung itu. Kita memiliki keputusan luar biasa lainnnya yang akan dibuat pada tahun ini, mungkin dalam beberapa hari atau dalam beberapa minggu ini. Kita harus membuat keputusan berhubungan dengan opsi yang akan dibawa ke Gereja kita tentang tanah yang diatasnya akan dibangun Gedung Veal dan Taman Bermain Anak-anak, sebuah blok yang luas dan lebar. Yang lokasinya dekat dengan tempat ini, persis di samping Kantor Pos. Dan sebuah keputusan telah dibuat secara pokok sehubungan dengan pusat ruangan Gereja kita, yang akan dibangun jika hal itu terealisasikan di atas property yang berada di sebelah ruangan Gereja kita. Hal-hal ini hanya beberapa tekanan keputusan bagi jemaat kita untuk dibuat dengan segera. Dan kita harus berdoa agar kita tidak membuat sebuah kesalahan. Sehingga kita dapat memiliki hikmat dari Allah di dalam pilihan yang kita buat. Sebab keputusan yang kita buat sekarang akan mewarnai generasi yang menyembah dan bekerja di jemaat Allah ini, yaitu generasi yang akan datang. Kita tidak boleh untuk membuat sebuah kesalahan. Dan kita berdoa agar Allah memberikan kebijakan sorgawi di dalam pilihan yang pokok itu.   

Sekarang di dalam beberapa menit yang tersisa bagi saya, bolehkan saya berbicara tentang komitmen rohani kita sehubungan dengan tahun yang akan datang. Ada beberapa jangkauan pelayanan dan para anggota staf ini yang telah berjuang dengan susah payah bersama dengan kami, mencari pikiran Allah dan berkat Allah atas  usaha kita untuk menjangkau orang-orang yang terhilang bagi Allah. Dan kita memulainya di dalam apa yang telah saya pilih, apa yang telah saya panggil, apa yang telah saya sebut dengan Kelompok Penginjil Pelayanan Rumah. Mereka adalah kelompok-kelompok dari jemaat kita yang bertemu di dalam rumah di seluruh kota Dallas. Dan tujuan itu adalah untuk mengajar Firman Allah.? Ya, tetapi bukan hal yang mendasar. Dan tujuan dari hal itu tidak hanya mempelajari Alkitab. Untuk berdoa? Ya, tetapi itu bukan hanya sekedar pertemuan doa. Sebuah persekutuan? Ya, tempat di mana kita berkumpul bersama-sama dan mungkin memecah-mecah roti dan saling mengenal satu sama lain secara intim. Tetapi tujuan utama dari kelompok penginjilan adalah untuk meraih keluarga-keluarga kepada Allah, untuk memenangkan orang kepada Kristus; untuk membawa mereka ke dalam lipatan dari berkat Tuhan di dalam kasihNya dan anugerahnya serta keselamatan yang berasal dari Dia. Dan usaha dari hal itu dibuat di bawah Dr. Melzone dan Sekolah Minggu kita. Dimulai pada sore ini pada Pukul 5:15 di Gedung Pendidikan Kristen di lantai tiga, Dr. Melzone akan memimpin kita—kita semua yang ingin berkomitmen untuk sebuah tugas. Dia akan memimpin kita di dalam mempersiapkan organisasi kelompok Penginjilan melalui Metropolex yang besar ini.   

Tujuan dari itu, terletak di belakang usaha yang sangat paten ketika anda melihat sejarah Gereja. Selama tiga ratus tahun, tidak ada bangunan Gereja. Gedung Gereja ada setelah pertobatan Konstantin pada tahun 325 A.D., mereka memasukkan ke dalam iman Kristen semua kuil Yunani dan kuil Roma. Mereka membaptiskan segala hal. Mereka membaptiskan para iman dan gambar-gambar dan patung-patung dan mereka membaptiskan basilica dan membaptiskan seluruh gedung-gedung. Itu terjadi ketika jemaat memiliki gedung Gereja. Hingga kemudian untuk pertama kalinya selama tiga ratus tahun Gereja merupakan abad Gereja yang paling dinamis, karena tiga ratus sebelumnya tidak ada gedung Gereja dan jemaat berkumpul di rumah-rumah anggota jemaat. Di sanalah anak-anak dibawa dan disanalah iman ditanamkan. Dan di sanalah Injil dikhotbahkan. Dan disanalah orang-orang yang terhilang dimenangkan kepada Kristus. 

Saya dapat memberikan contoh yang paling hidup kedinamisan itu di dalam sejarah Yudaisme. Selama ribuan tahun, iman Yahudi terus berlanjut secara dinamis hingga masa sekarang ini. Dan hal itu terus berlanjut pada masa ketika mereka mengalami penganiayaan yang luar biasa, yang melampaui bayangan kita, ketika mereka dibakar dan disalibkan dan dipaku ke dinding ketika harta mereka dirampas. Jadi, bagaimana iman mereka terus berlanjut? Iman mereka terus bertahan karena Yudaisme secara dasar merupakan agama keluarga. Itu adalah agama rumah. Dan anak-anak semenjak kecil ketika mereka dapat berbicara akan diajarkan makna dari hal-hal yag berkenaan dengan iman Perjanjian Lama, hukum Musa. Ini adalah sebuah poin yang dinamis yang tidak harus kita lupakan di dalam penyebaran dari iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Program itu harus dimulai, harus memiliki kuasa, yang harus menjangkau di dalam rumah-rumah jemaat. Dimana ada ayah dan ibu. Di mana ada anak-anak, orang-orang yang masih single, orang tua tunggal, yang menjangkau rumah orang-orang. Kemudian pada hari  minggu, dalam ibadah yang sudah ditetapkan kita berkumpul di sini, dimana kita dapat bersama-sama dan memuji Tuhan. Tetapi jangkauan keluar dan seruan pribadi serta pengajaran Firman Tuhan, adalah hal yang paling utama dari semua, di dalam permohonan yang dilakukan dalam rumah-rumah jemaat. Dan itulah sebabnya misi menjangkau keluar ini disebut Kelompok Penginjilan Rumah. 

Setiap orang dari kita harus memiliki sebuah tujuan untuk diraih. Setiap orang harus menjangkau satu orang keluarga setiap enam bulan. Inilah tujuan yang di dalamnya kita harus mengadakan kunjungan dan doa serta meminta Allah dengan kuasaNya yang mempertobatkan dan kehadiranNya untuk membuat kita berhasil. Kemudian di dalam tujuan itu, saya pikir ini adalah keyakinan pribadi dari saya sendiri. Dan saya pikir anda akan menemukan sebuah pemecahan untuk setiap masalah yang kita miliki di dalam Gereja. Sebagai contoh, kita memiliki sebuah tanggung jawab keuangan di Gereja—sesuatu yang luar biasa. Bayaran listrik sendiri di dalam kompleks yang luas ini mencapai enam ratus ribu dolar setahun. Hanya untuk pembayaran listrik. Dan hal itu terus berlanjut dan terus menerus berlangsung. Hal itu memerlukan sebuah respon dalam bagian keuangan jemaat kita untuk membuat Gereja kita tetap bergetar dan berdaulat. Sekarang, dari manakah anda mendapatkan uang? 

Masalah yang anda miliki dalam hal keuangan bukanlah uang. Masalahnya adalah manusia. Itu adalah sebuah masalah orang—tidak pernah sebuah masalah uang. Jika kita memiliki orang, kita akan memiliki uang. Jika kita tidak memiliki orang-orang, maka kita tidak akan memiliki uang. Hal itu berhubungan dengan orang-orang, menjangkau orang dan melayani orang-orang. 

Saya membayangkan Pendeta Chou dari Korea yang pernah berkhotbah di mimbar ini. Orang-orang Korea bekerja untuk beberapa sen dalam sejam. Negara itu adalah sebuah negara yang miskin. Akan tetapi dia memiliki tiga ratus tiga puluh lima orang yang bekerja di kelompok rumah-rumah ini. Dan dia memiliki sebuah pengeluaran lebih dari delapan belas juta dolar setahun. Mengapa? Dengan orang-orang Korea yang miskin itu dapat memiliki sebuah program yang luas di gereja? Alasannya sangat jelas. Itu sehubungan dengan keadaan. Kami meminta Dr Melzone untuk pergi ke sana dan mempelajarinya secara pribadi. Alasannya sangat jelas. Dia menjangkau orang-orang. Dia melayani orang-orang. Gereja adalah orientasi orang-orang.

Saya merasakan hal yang sama dengan kita. Gereja kita tidak harus seperti ini: “Mari kita mengambil orang-orang ini dan mengeluarkan uang mereka semampu kita. Mari kita mengambil semua orang yang berharga. Mari kita memeras mereka sebisa mungkin.”  Mari kita berpaling dari hal-hal itu, dan mari kita berkata bahwa Gereja kita harus menjadi sebuah Gereja pelayan. Harus menjadi Gereja yang melayani. Apakah anda membutuhkan pertolongan? Maka kita akan memberikan pertolongan. Apakah anda membutuhkan seorang mitra doa? Maka kita akan menjadi seorang mitra doa. Apakah anda membutuhkan seseorang untuk menolong anda dengan beban anda yang berat? Maka kita akan menjadi orang itu. Saya senang jika kita menjadi sebuah Gereja yang melayani, sebuah Gereja yang memberikan pertolongan, sebuah Gereja yang berdoa, sebuah Gereja yang menanggung beban, sebuah Gereja yang melayani. Bukan Gereja yang berkata, “Apa yang dapat anda lakukan bagi kami?” Tetapi Gereja yang berkata, “Apa yang dapat kami lakukan untuk anda?”

Bukankah kita diperintahkan seperti itu dalam firman Tuhan? “Simon…apakah engkau mengasihi Aku?...Ya Tuhan; Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau…Maka gembalakanlah domba-dombaKu—(rawatlah anak-anakKu)—Simon, apakah engkau mengasihi Aku?...Ya Tuhan…Maka gembalakanlah domba-dombaKu” (Yohanes 21:15-18). Gembalakanlah domba-dombaKu—itu adalah tugas Gereja. Saya memiliki keyakinan yang dalam bahwa jika kita menjadi Gereja yang melayani, tangan-tangan ini akan melayani dan mereka akan bekerja untuk anda. Jika kita menjadi Gereja yang melayani, saya pikir Allah melalui jemaat kita akan memberi kita uang dan semakin menyebar. Kita akan membayar setiap tagihan. Kita akan memiliki setiap pertemuan diaken akan menjadi sebuah pertemuan yang penuh kemenangan, ketika kita melihat bagaimana jemaat mendukung dengan persepuluhan dan persembahan, pekerjaan Tuhan kita adalah di sini dan menjadi tugas kita hingga ujung bumi.   

Jadi, kapankah anda memulai sebuah pekerjaan seperti itu. Bagaimana anda akan sukses di dalam hal itu? Bagaimana anda akan memperoleh respon terhadap hal itu? Jika anda memiliki sebuah kelompok penginjilan di dalam rumah, bagaimana anda akan memperoleh orang-orang terhilang untuk datang? Itulah sebabnya mengapa kita harus berlutut. Kita akan berdoa. Sebab tidak ada cara lain untuk melakukan pekerjaan seperti ini selain di dalam kehadiran kuasa dan Roh Tuhan. Sekarang kita akan berdoa….

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.