MAKNA SIMBOLIK DARI KETUJUH JEMAAT DI ASIA

(THE SYMBOLIC MEANING OF THE SEVEN CHURCHES OF ASIA)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 2-3

06-04-61

 

           Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan siaran radio, anda sedang bergabung dengan ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah Pendeta yang sedang menyampaikan khotbah dalam ibadah pada pukul tujuh pagi. Di dalam khotbah kita melalui kitab-kitab di dalam Alkitab, kita telah sampai di bagian kitab terakhir dan kitab yang klimaks di dalam kanon Kitab Suci yang diinspirasikan. Sejak awal tahun, kita telah berkhotbah melalui Kitab Wahyu, dan setelah beberapa bulan ini, akhirnya kita sampai ke pasal 2.

            Judul khotbah pada pagi hari ini adalah: Makna Simbolik Dari Tujuh Jemaat Asia. Pengertian rohani dari ketujuh jemaat Asia: Yang pertama, ketujuh gereja ini merupakan representasi dan simbol jemaat-jemaat Kristus di sepanjang zaman. Jika anda ingin tahu tentang jemaat, sejarah yang terjadi dan seperti apakah jemaat itu, anda akan menemukannnya di ketujuh jemaat ini. Mereka mewakili semuanya. Ketujuh jemaat ini adalah simbol-simbol dari semuanya. Dan pengertian rohani mereka serta khotbah yang disampaikan berkenaan dengan semua jemaat itu, bahkan bagi kita dan jemaat ini pada masa sekarang ini. Ada sebuah pesan dari Allah bagi kita sebagaimana Tuhan mengalamatkannya kepada ketujuh jemaat Asia ini. Firman itu berhubungan dan tetap mengikuti zaman bahkan hingga hari ini, dan memiliki arti yang dapat diaplikasikan bagi kita pada hari ini, sama seperti ketika pesan itu disampaikan kepada ketujuh jemaat lokal ini.    

            Saya memiliki lima alasan terhadap hal itu, bahwa ketujuh jemaat itu mewakili semua jemaat Kristus, baik jemaat masa lalu, masa kini dan sejarah masa depan. Saya mengetahui hal itu untuk lima alasan. Yang pertama, karena “bilangan tujuh.” Ada sebuah aritmetika kudus atau sebuah kitab kudus atau seorang pribadi yang kudus, jadi di sana ada sebuah aritmetika rohani. Dan “bilangan tujuh” digunakan Allah untuk menunjukkan kepada kepenuhan dan kesempurnaan. Wahyu berbicara tentang ketujuh Roh Allah. Hanya ada satu Roh Allah. Lalu mengapa dikatakan ketujuh Roh Allah? Karena Tuhan, di dalam aritmatikaNya, di dalam penggunaan angka tujuh, Dia menunjukkan  kepenuhan dan kesempurnaan Roh Allah.

            Jadi, ketika kata “tujuh digunakan” kepada jemaat-jemaat ini, hal itu menunjukkan kepenuhan pesan Kristus bagi jemaatNya, kesempurnaan dari seluruh jemaat-jemaatNya. Mereka semuanya termasuk ke dalam ketujuh jemaat itu. Tidak adakah jemaat lain di Asia selain dari ketujuh jemaat itu? Ya. Ada banyak jemaat-jemaat yang lain. Tidak adakah jemaat yang lebih besar dari ketujuh jemaat yang menjadi tujuan dari surat Kristus ini? Ya, bahkan lebih terkenal. Dalam faktanya, beberapa dari ketujuh jemaat itu berlokasi di kota-kota yang sulit dikenal dan akan dilupakan seandainya ia tidak ditulis dalam Kitab Wahyu. Tiatira adalah kota yang paling tidak berarti, yang tidak masuk hitungan. Filadelphia juga merupakan kota yang tidak begitu berarti. Dia menjadi besar karena keremehannya. Laodekia, tidak akan pernah dikenal seandainya tidak dicatat dalam Kitab Wahyu.

            Jadi, mengapa Kristus tidak mengalamatkan beberapa pesanNya kepada jemaat di Antiokhia, atau kepada jemaat Roma atau kepada jemaat Yerusalem, atau kepada jemaat Korintus atau kepada jemaat Antiokhia—atau kepada salah satu jemaat terkenal lainnya di dunia? Jawabannya sangat sederhana, yaitu karena ketujuh jemaat ini memiliki karakteristik yang telah diberikan oleh Kristus kepada kita sebagai kepentingan rohani dengan tujuan agar Dia dapat menyingkapkan pesanNya kepada kita dan kepada jemaat di sepanjang zaman.

            Ketujuh jemaat ini dipilih dari jumlah jemaat yang banyak pada saat itu, bahkan di Asia. Di sana ada Hierapolis, bahkan di Asia ada Kolose, yang menjadi salah satu tujuan surat Paulus; bahkan di Asia, ada jemaat-jemaat yang terkenal pada masa mereka. Bahkan di Lembah Lycus—Hierapolis, Laodekia, Kolose, Appia—semuanya merupakan jemaat-jemaat yang terkenal pada masa itu. Dan dia hanya memilih Laodekia dari jemaat-jemaat yang berada di Lembah Lycus.

           Sekarang hal ini berada di dalam tujuan elektif Allah. Dan ketujuh jemaat itu dipilih karena mereka memiliki karakteristik yang akan menjadi kepentingan di dalam membangun jemaat-jemaat Kristus di dunia. Jadi ketujuh jemaat itu mewakili mereka semua. Tidak adakah jemaat-jemaat lain yang membutuhkan teguran dan celaan dan dorongan serta peringatan? Ya, mereka membutuhkannya. Tetapi di dalam membicarakan tentang hal ini, Kristus sedang berbicara kepada mereka semua. Dan dorongan terhadap ketujuh jemaat ini, merupakan dorongan bagi jemaat-jemaat lainnya. Di dalam peringatan ini, Kristus memperingatkan mereka semua. Di dalam pesan yang Dia sampaikan kepada ketujuh jemaat ini, Dia memiliki pesan untuk semua jemaat-jemaat di dunia. Itu adalah alasan yang pertama.  

            Sekarang alasan yang kedua mengapa saya tahu bahwa ketujuh jemaat ini mewakili semua  jemaat-jemaat Kristus yaitu karena kehikmatan, ketenangan hati, kepentingan yang mendesak, waktu yang mendesak, dari tujuan penulisan dan susunan serta bentuk dari surat ini. Sekarang alasan yang kedua: Lihat ke dalam pengantar surat-surat ini; setiap kali surat ini  ditujukan kepada  setiap jemaat, hal itu didasarkan kepada keotentikan dari Tuhan Allah Kristus sendiri di dalam salah satu atributNya. Sebagai contoh, kita bisa lihat di dalam surat kepada jemaat Efesus:

Inilah firman dari Dia…

(dan kemudian kalimat selanjutnya aadalah sebuah atribut dari Tuhan Allah yang telah berkuasa atas kita, Yesus Kristus)

Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.

 

 

(Sekarang, yang berikutnya.)

Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari…

(Kemudian atribut yang lainnya.)

Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali.

 

(Dan kemudian yang berikutnya.)

Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia

(Kemudian atribut yang lainnya.)

Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua.

 

            Dalam ketujuh surat ini Tuhan yang hidup yang membuktikan tentang diriNya sendiri, yang memberikan surat ini kepada gereja-gereja ini. Dan surat ini sama seperti perumpamaan. Setiap suku kata dari surat ini adalah kata yang disampaikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.  

                Alasan yang ketiga, karena kesimpulan dari surat ini, dari bagian akhir yang dicatat dalam surat ini: Semua surat ini diakhiri dengan kalimat yang sangat mengesankan yang dapat dipikirkan oleh manusia yaitu kalimat ini: “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”  Bentuk Jamak! Melalui surat yang ditulis bagi malaikat jemaat di Efesus, kepada gembala jemaat di Smirna, kepada pemimpin jemaat di Pergamus, setiap kali ketika ada sebuah kepentingan yang segera dan sebuah urgensi di dalam pesan kepada seluruh jemaat Kristus, hal itu berhenti, berakhir dan disimpulkan dalam cara yang sama: “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” 

            Apa yang Dia sampaikan kepada Efesus, Dia sampaikan kepada kita. Apa yang Dia sampaikan kepada jemaat Sardis, Dia sampaikan kepada kita. Apa yang Dia sampaikan kepada Philadelphia, Dia sampaikan kepada kita.  “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” 

            Alasan yang keempat: Saya pikir bahwa di sana ada sesuatu yang penting, melampaui dan di atas dari apa yang saya lihat di dalah bagian-bagian yang ditulis, ada makna yang dalam di dalam pesan-pesan ini karena mereka dirujuk sebagai misteri— musterion—rahasia yang tidak diketahui oleh seorang manusia, tetapi hal itu telah disingkapkan oleh Allah dan disebut sebagai sebuah musterion.  Musterion ketujuh bintang yang telah kau lihat  pada tangan kananKu, dan musterion dari ketujuh kaki dian emas itu. Ketujuh bintang itu ialah pada gembala, para pelayan dari ketujuh jemaat, dan ketujuh kaki dia itu ialah ketujuh jemaat itu.” 

           Jadi, itu adalah sebuah misteri, sebuah musterion, yang akan disingkapkan oleh Kristus kepada kita, dan saya berusaha untuk melihatnya di balik suku kata dan kalimat ini. Saya melihatnya untuk sebuah kedalaman dan kaitan serta kerohanian dan makna universal di dalam apa yang telah disampaikan Kristus kepada setiap jemaat dari ketujuh jemaat itu.

            Kemudian, alasan yang kelima: Saya akan tahu bahwa di sana ada kepentingan di dalam amanat ini yang ditujukan kepada ketujuh jemaat ini dibalik sejarah lokal jemaat, karena amanat ini ditemukan dalam sebuah kitab  nubuatan. Dua kali disebutkan dalam Wahyu yang merujuk hal itu kepada kata “nubuatan ini.” Di dalam Wahyu 1:3: “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini.”

            Kemudian Kitab ini diakhiri dalam roh yang sama: “Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari Kitab ini.” (Wahyu 22:18). Karena itu saya menemukan di dalam jantung dan sebuah bagian yang memiliki kepentingan yang dalam di kitab ini, saya menemukan bahwa pasal ini didedikasikan kepada ketujuh jemaat Asia. Dan mereka sangat penting dan merupakan bagian yang sugnifikan kepada kitab itu sendiri sebagai sebuah kitab nubuatan. Karena itu saya berharap untuk menemukan di dalam amanat Tuhan kita ini kepada ketujuh jemaat itu, sebuah nubuatan yang hebat dan maknanya serta pandangan di dalamnya karena surat ini mereka terlibat dalam sebuah bagian vital dari sebuah Kitab yang menunjukkan dirinya sendiri sebagai sebuah Kitab nubuatan.           

Kemudian, ketika saya melihat ke dalam surat ini, banyak hal di dalamnya yang sangat terang, sangat nyata, yang merupakan dorongan dan pencerahan yang sangat luar biasa. Celaan, peringatan, gambaran  dari perkembangannya dan sejarahnya: jemaat-jemaat Kristus di dunia. Bolehkah saya menunjukkannya kepada anda  untuk memulai sebuah hal yang indah di dalam Kitab ini? Ini  adalah sebuah gambaran dari pelayanan Allah melalui seluruh sejarah manusia, ketika hal itu diberikan kembali kepada kita di dalam Kristus, yaitu apa yang telah hilang di dalam Adam. Dan ketujuh surat ini memuatnya sebagai sebuah janji, sebuah gambaran dari hal  yang akan diberikan kembali kepada kita, yaitu apa yang telah hilang dari kita di dalam dosa orang tua pertama kita, ketika Allah telah mengajarkannnya dan akan terus mengerjakannnya di zaman yang lampau dan di dalam zaman yang akan datang.  

            Sekarang lihatlah sejenak ke dalam pengantarnya. Hanya untuk menunjukkan kepada anda kekayaan dan kedalaman makna dari amanat Tuhan ini kepada umatNya, kepada jemaat-jemaatNya. Kita bisa melihat kembali ke taman Eden, di sana kita telah kehilangan akses kita ke Pohon Kehidupan. Dan kita telah dikeluarkan dari Firdaus Allah.

            Sekarang, di dalam surat yang pertama ke Efesus, Tuhan berkata bahwa Dia akan memberikan kepada kita hak untuk makan dari Pohon Kehidupan, yang berada di tengah-tengah Firdaus Allah. di dalam permulaan, kita telah kehilangannya, dan sekarang di dalam surat yang pertama ini, Kristus berkata bahwa Dia akan mengembalikannnya kepada kita: Firdaus yang mulia dan Pohon Kehidupan.

            Kemudian di dalam surat yang kedua: Kita bisa melihat kembali ke dalam permulaan dan beberapa abad sesudahnya, Allah telah menimpakan kutukan terhadap dosa kita yaitu kematian. Dan tidak hanya kematian di dalam tubuh kita, tetapi juga terhadap jiwa kita, yaitu kematian yang kedua. Di dalam surat yang kedua, Dia berkata bahwa kita semua yang telah datang kepadaNya, tidak akan lagi memiliki ketakutan dan rasa sakit oleh kematian yang kedua.

            Kemudian di dalam surat yang ketiga: Ketika para pengembara keluar dari Mesir di dalam perjalan mereka ke Tanah Perjanjian,  mereka diberi makan dengan manna yang turun dari sorga. Keluar dari Mesir, dalam perjalanan mereka ke Tanah Perjanjian, yaitu di padang gurun, mereka diberi makan dengan manna yang berasal dari sorga. Dan di atas penutup dada imam, dia membawa nama umat Allah, yang berada di atas hatinya. Di dalam surat yang ketiga, disitu dikatakan bahwa Kristus akan memberikan kita sebagai umatnya manna yang tersembunyi, dan kita akan memiliki nama yang tertulis di atas batu putih, sebagai ingatan bagi Dia sebagai penutup dada yang bearda di dada imam, di dalam pengembaraan umat Allah di padang gurun—yang memelihara mereka, memberi mereka makan manna, dan nama mereka berada di dalam hati Tuhan. 

            Sekarang di dalam pasal yang keempat, kita memiliki kisah bagaimana Allah menjaga manusia, kita memiliki kemenangan umat Allah di bawah Yosua dan di bawah Daud dan di bawah Salomo terhadap para penyembah berhala dan atas bangsa-bangsa di seluruh dunia dan atas musuh-musuh mereka. Dan di dalam surat keempat, di sana disebutkan: “Aku akan memberikan kuasa bagi umatKu kuasa atas bangsa-bangsa. Dan dia akan memerintah mereka dengan tongkat besi.” Dan janji kemenangan kita di dalam Yosua dan Daud serta Salomo sama seperti bintang fajar yang bersinar cerah. Kemenangan kita di simbolkan di dalam kisah masa lalu dan secara nyata akan menjadi milik kita di dalam Kristus.

            Ketiga hal yang lainnya berhubungan dengan masa depan: Berkat kita di dalam tujuan elektif Allah yang kudus bagi umatNya. Kepada jemaat Sardis, kepada jemaat yang kelima, dia berbicara tentang orang-orang yang percaya kepadanya setelah bangkit dari kematian. Dan Kitab Kehidupan dibuka dan nama kita ada di dalamnya dan umat Allah akan berjalan dalam pakaian yang putih: kemenangan yang akan datang dari jemaat. 

            Dan yang keenam, kepada jemaat Filadelpia: Dan Dia berkata kepada umatNya di dalam janji ini bahwa kita akan menjadi warga dari Yerusalem Baru yang turun dari sorga. Dan Dia berbicara tentang Bait Allah, tempat yang tidak dibuat dengan tangan melainkan berasal dari sorga yang kekal. Ini adalah milik kita sebagai umat Allah.

            Kemudian kepada jemaat yang ketujuh, Laodekia, ini adalah klimaks dari keseluruhan janji Allah bagi umatNya. Bagi mereka yang percaya dan yang telah menang di dalam Kristus, kita diberikan jaminan untuk duduk di takhta kemuliaan dan untuk memerintah bersama dengan Kristus sampai selama-lamanya. Di dalam pertemuan bersama dengan Yesus di sebelah kanan Allah, melampui segala kemuliaan dan kebahagiaan dari segala sesuatu. Bukankah itu sangat luar biasa? Anda tidak pernah melihat hal itu sekarang ini, bukankah demikian? Hanya melihat demosntrasi dari kejujuran staf saya. Saya tidak pernah melihat hal itu sebelumnya. Tetapi hal itu ada di dalam Alkitab ini, dalam semua cara Allah, ketika Allah melayani umatNya dari awal hingga akhir.

           Kita harus mempercepat khotbah ini. Di dalam ketujuh jemaat ini kita memiliki sebuah paradigma. Ketika anda menafsirkan sebuah kata kerja, kata itu akan memiliki sebuah kerangka pikir untuk dipelajari oleh seorang bocah. Dan tiap-tiap kata kerja memiliki awalan dan akhiran sendiri, dan anda akan mengikutinya sepanjang hal itu. Demikian juga ketujuh jemaat ini merupakan paradigma atau kerangka pikir dari seluruh jemaat sepanjang abad. Mereka adalah gambaran panorama darri seluruh kisah jemaat. Dan ketika anda melihat ke dalamnya, dan jika anda mengikuti kisah dari jemaat-jemaat Kristus di dalam sejarah, maka hal itu akan tampak jelas dan terbuka. Di ketujuh jemaat itu, keseluruhan sejarah Gereja telah tertulis di depan kita.   

            Sekarang, di dalam waktu yang kita miliki, bolehkah saya menunjukkan hal itu kepada anda? Ada sebuah periode Efesus di dalam kisah dan sejarah dari jemaat-jemaat Kristus di bumi ini. Sebuah periode Efesus yang telah kehilangan kasihnya yang mula-mula; ini adalah jemaat di akhir masa rasul-rasul: sebuah kemunduran, sebuah penyusutan, sebuah kekurangan, dari ketaatan dan kasih mereka yang mula-mula.

            Kemudian ada sebuah periode Smirna di sejarah Gereja. Kepada jemaat Smirna, Kristus tidak memiliki kata-kata penghukuman: hanya satu-satunya jemaat dari ketujuh jemaat yang penuh pujian dan dorongan. Dan jemaat Smirna adalah jemaat kemartiran. Ini adalah kisah dari jemaat-jemaat Kristus pada masa sesudah rasul-rasul hingga masa Konstantin; ini adalah jemaat katakombe; ini adalah masa jemaat mengalami masa penganiyaan yang mengerikan.

            Dan salah satu hal menakjubkan yang pernah saya lewati dalam hidup saya, dan saya baru melihatnya belakangan ini. Jika anda pernah melihat ke dalam buku Fox’s Book of Martyrs, sebuah buku seperti  Pilgrim’s Progress, yang mengubah jalan dunia ini.  Fox’s Book of Martyrs berkata di dalam bagian awalnya, “Sepuluh penganiayaan besar pada masa Roma.” “Sepuluh dari mereka terjadi pada masa Roma yang merupakan para penyembah berhala! Jemaat Smirna ini adalah jemaat pada masa martir Gereja, di bawah tekanan penganiayaan yang hebat dari Imperium Roma. Dan di situ disebutkan, Yesus berkata kepada jemaat Smirna, “Kamu akan beroleh kesusahan; kesukaran dan penderitaan selama sepuluh hari.” Kata “sepuluh” menunjukkan kepada kehebatan dari penganiayaan itu. Dan saya katakan hal itu sebagai sebuah kejadian yang kebetulan tetapi tidak biasa. Karena di dalam Book of Martyrs, disebutkan tentang sepuluh penganiayaan yang hebat terhadap umat Allah. Dan kepada jemaat Smirna: “Kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari.” Ini adalah jemaat yang penuh dengan darah, jemaat yang memiliki baptisan api, jemaat yang yang mengalami penganiayaan yang mengerikan, jemaat Smirna—sebuah periode Smirna. 

            Kemudian di sana ada sebuah periode Pergamus di dalam jemaat. Engkau diam di tempat takhta Iblis. Gereja bersanding dengan dunia. Konstantin yang melakukan upacaranya. Dan hal itu ditipiskan oleh doktrin Bileam—dan saya tidak memiliki cukup waktu untuk membahas semuanya ini. Ketika kita tiba di di jemaat Pergamus. Dan Nikolaus yang merupakan Pendeta, Pendeta yang ditinggikan, memakai pakaian emas dan jubah. Ada sebuah periode Pergamus di dalam kehidupan Gereja.           

Dan ada sebuah periode Tiatira. Di situ disebutkan tentang Izebel, dan saya tidak memiliki waktu untuk membahas semua ini pada pagi hari ini. Tetapi kita tiba di ayat tujuh belas, kita akan mempelajari tentang wanita pelacur. Alkitab berkata: “Dan dia berzinah dengan bangsa-bangsa di dunia.” Dan dia menunjuk dirinya sendiri sebagai penguasa. Dan dia memakai kain ungu dan kain kirmizi  yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara. Dan dia hidup sama seperti seorang raja. Dan tidakkah anda pernah melihatnya di dalam sejarah? Dan tidakkah anda melihatnya sekarang dengan mata anda sendiri? Allah berkata bahwa ada sebuah periode Tiatira di dalam sejarah gereja, tetapi di sana ada sebuah sisa. Di dalam ayat dua puluh empat, Dia berbicara tentang umat Allah yang setia yang dihukum sampai mati oleh wanita yang meminum darah orang-orang kudus. Lima puluh juta dari mereka dibunuh oleh gereja itu, dan di dalam Kitab ini dijelaskan bahwa Yesus melihat mereka sejak semula.

            Kemudian ada sebuah periode Sardis di dalam gereja: Jemaat Reformasi. Ada beberapa nama di Sardis yang tidak mencemarkan pakaiannya. Nama-nama besar: Balthasar Hubmaeir (pengkhotbah Baptis kita), Felix Man (pengkhotbah Baptis kita), disamping Wesley, Calvin, Luther, Zwingli, Knox, Whitefield, Edwards. Ada sebuah periode Sardis di Gereja. Nama-nama yang hebat: Orang-orang yang berdiri dan memberitakan Injil Anak Allah. 

            Ada sebuah periode Filadelpia di Gereja: era pintu yang terbuka, era misi seperti William Carey, Adoniram Judson, Luther Rice—yang memberitakan Injil Anak Allah. Ada sebuah periode Filadelpia di Gereja. “Aku menetapkan di hadapanmu sebuah pintu yang terbuka.”

            Dan yang terakhir, yang ketujuh, ada sebuah periode Laodekia di dalam sejarah Gereja, ketika jemaat-jemaat berkata, “Aku kaya dan aku telah memperkaya diriku dengan kebaikan dan tidak lagi membutuhkan apa pun.” Dan “anda tidak tahu bahwa anda miskin dan malang dan sengsara dan buta serta telanjang.”

            Saya ingat ketika seorang penjelajah dari tempat yang jauh berdiri di Vatikan. Dan Pendeta tinggi berkata, “Lihat! Lihat! Kekayaan, emas, perak, kekayaan yang berlimpah dari dunia.”

            Dan Pendeta tinggi berkata, “Tidak lama lagi Gereja akan berkata, ‘Emas dan perak aku tidak punya.”’

            Dan pengunjung dari jauh itu berkata, “Dan tidak lama lagi, dapatkan Gereja berkata, ‘Di dalam nama Yesus Kristus dari Nazareth, bangunlah dan berjalanlah!”’

            Aku kaya dan memperkaya dengan kebaikan dan lihat dimnakah Kristus: Dia berada di luar dan sedang mengetuk pintu.

            Periode-periode ini ada di dalam sejarah gereja dan tidak hanya itu, mereka juga saling berurutan:

       Ada sebuah periode Efesus.

       Ada sebuah periode Smirna dari para martir.

       Ada sebuah periode Pergamus, yang identik dengan dunia.

      Ada sebuah periode Tiatira ketika Gereja memakai jubah sebagai seorang

         wanita   pelacur.

      Ada sebuah periode Sardis, ketika manusia berdiri dan memberitakan Injl Anak

   Allah.

       Ada sebuah periode Filadelpia dari sebuah pintu yang terbuka.

      Ada sebuah periode Laodekia dari kekayaan dan pengaruh serta kemurtadan.

 

            Tetapi periode itu juga tetap ada dan hidup berdampingan di sepanjang zaman, di setiap tahun dan di setiap masa. Dan di setiap abad, dan di setiap denominasi, ada jemaat Efesus yang dingin; yang pernah memiliki api dan berkobar serta semangat penginjilan dan sekarang mereka diam dalam usaha untuk menyelamatkan jiwa-jiwa.

Di dalam setiap zaman, ada gambaran dari ketujuh Gereja ini: Ada jemaat Efesus pada abad ini, ada jemaat Smirna pada masa ini, yaitu jemaat para martir.

            Saya tidak akan pernah melupakan ketika saya berkhotbah di Hongkong. Setelah pemerintah Komunis Cina Merah menyapu bersih dan menghancurkan pemerintahan yang merdeka dan bebas serta jemaat-jemaat Tuhan. Di sana ada jemaat Smirna. Jemaat para martir dan penderitaan, jemaat yang membayar harga dengan darah mereka. Saya telah mendengarkan penjelasan dari seseorang yang berasal dari pedalaman Cina, ketika dia menjelaskan setiap anggota jemaat yang mati martir  yang berada di pedalaman Cina—sebuah periode jemaat Smirna.

            Semua jemaat-jemaat pada hari ini—ada sebuah jemaat Laodekia pada hari ini—semua saling berkaitan. Di kota yang lain, saya pergi untuk melihat sebuah jemaat Laodekia. Di dalam sebuah bangunan yang megah yang merupakan monument dari kekayaan dan kemegahan, di dalamnya ada sebuah ruangan dansa di setiap lantai. Setiap lantai! Ketika saya pergi dari satu lantai ke lantai yang lainnya, di sana ada meja kartu dan wanita yang bermain kartu. Saya tidak tahu, permainan mereka yang mereka mainkan, tetapi mereka ada di tiap lantai.

            Dan ketika saya meninggalkan Gereja itu, saya berdiri di depan dan saya tidak akan pernah melupakan sebuah pemandangan yang saya lihat di pintu keluar masuk dari katedral yang luar biasa itu. Di sana—di sebuah batu arca yang berada di pintu masuk Gereja—ada seorang wanita yang mengenakan pakaian dari bulu binatang, sedang merokok dengan santai, menunggu sopirnya untuk membawa limousinnya sedekat mungkin sehingga dia dapat melangkah dengan mudah dari pintu katedral itu ke dalam mobilnya. Dan ketika saya melihatnya, saya tidak pernah mendengar sebuah pertemuan doa di Gereja itu. Saya tidak pernah mendengar sebuah pemberitaan Injil Anak Allah di Gereja itu. Ada sebuah jemaat Laodekia pada hari ini. 

Dan mereka hidup berdampingan secara bersama-sama:

        Beberapa di antaranya menyala dengan misi (jemaat-jemaat Filadelfia);

        Beberapa  di antaranya membayar harga dengan hidup mereka (jemaat-jemaat  

      Smirna):

        Beberapa di antaranya telah menjadi dingin dalam ketaatan dan pengabdian

     mereka (jemaat-jemaat Efesus);

        Dan beberapa diantaranya adalah Laodekia (bersantai di Sion).

 

            Dan pelayannya, memiliki kulifikasi, bahwa dia adalah seorang penari yang baik dan seorang pemain kartu yang baik dan peminum koktail yang baik. Dan jika pengkhotbahnya dapat melakukan hal itu maka jemaatnya akan menyukai dia. “Oh saudara yang terkasih dan begitu seterusnya gambaran dari tiap-tiap jemaat ini”

            Bukankah itu yang disampaikan dalam Kitab ini. Yesus melihat hal itu sejak semula. Dan ketujuh jemaat itu saling berdampingan dalam setiap Gereja. Ada anggota Efesus di jemaat ini. Kasih mereka telah dingin. Mereka pernah menyala dan berkobar untuk Allah. Sekarang, mereka tidak lagi begitu dekat kepada Allah. Mereka adalah anggota jemaat Efesus yang telah menjadi dingin.

            Ada anggota Smirna di Gereja ini. Mereka membayar ketaatan mereka dengan seluruh hidup mereka. Dan saya dapat berjalan melalui beberapa lorong bangku ini dan meletakkan tangan saya pada sebagian orang Kristen yang memiliki nilai yang besar, sebuah pengorbanan yang besar. 

            Ada anggota jemaat Smirna. Ada anggota jemaat Laodekia dari jemaat ini. Mereka lebih mencintai kehidupan sosial dari pada mengasihi Allah, dan mereka lebih suka untuk diterima dalam sebuah lingkaran tertentu dari pada untuk menyembah Allah. Dan jika anda meminta mereka untuk mengambil sebuah tempat yang membutuhkan tanggung-jawab, untuk membantu kita dengan anak-anak kita, mereka tidak memiliki waktu. Mereka berkata: “Pendeta, saya sibuk.” Tetapi anda akan melihat mereka di Contri Club setiap hari, menghabiskan hidup mereka di hal-hal yang sepele dan tidak berguna ketika kita membutuhkan mereka di sini untuk membantu kita bersama dengan anak-anak kita di Gereja; mengunjungi orang yang terhilang, memenangkan orang kepada Kristus. Mereka adalah anggota Laodekia di jemaat ini.

            Ketujuh jemaat itu hidup saling berdampingan. Anda lihat, saya berusaha agar anda menyadari bahwa khotbah ini bukanlah suatu misteri yang membingungkan; yang terbungkus dalam sebuah teka-teki. Ini adalah sebuah khotbah yang membara dari Yesus kepada umatNya. “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Ini bukanlah khotbah dari Tuhan yang tidak hadir. Dan Tuhan kita berjalan di antara kaki dianNya pada hari ini, berjalan di antara jemaat-jemaatNya pada hari ini, dan itu adalah seruan pada hari ini.   

Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

(Atau,)

Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah.

 

            Tuhan dengan mataNya yang bagaikan nyala api, berjalan di antara jemaat-jemaatNya pada hari ini. Berjalan di lorong-lorong bangku Gereja ini, sedang mengetok rumah anda. Dia sedang mengetok hati anda. Dia sedang mengetok dalam kehadiran anda pada hari ini.

Lihat (Dia berkata kepada Laodekia), Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkanya dan Aku akan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku,

 

Memecahkan roti bersama-sama:

 

Mari kita memecahkan roti di atas lutut kita, di atas lutut kita,

Mari kita memecahkan roti di atas lutut kita, di atas lutut kita.

 

            “Aku akan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku,” Bukankah itu sebuah undangan yang indah dan luar biasa. Saya dapat memberitahukan anda  tentang perasaan saya, ketika masih muda saya berkhotbah dari satu kemah suci ke kemah suci lainnya. Saya tidak pernah memiliki sebuah hal  yang membuat saya berlutut di dalam hidup saya seperti saat itu. Tidak ada segala sesuatu anda di dalam dunia ini yang sebanding dengan saat duduk di tempat sorgawi bersama dengan Yesus. Saya telah berada di dalam ibadah di mana orang yang kuat karena mereka begitu bersukacita mereka mulai memeluk saya dan hampir meremukkan tulang saya, karena saya tidak cukup besar. Dan saya sangat bersukacita. Dapatkah anda membayangkan mengapa setiap orang ingin memeluk saya? Orang-orang yang sangat besar, yang hampir meremukkan saya, karena sukacita mereka di dalam Tuhan, menangis seperi anak-anak kecil. Air mata mereka mengucur deras di wajah mereka, karena bersukacita di dalam Tuhan.

            Oh, sungguh keistimewaan yang luar biasa untuk duduk bersama dengan Yesus. “Berdiri di depan pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkanya dan Aku akan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Memecahan roti di atas lutut kita, di atas lutut kita. Jika Roh Tuhan memanggil anda pada hari ini, lakukanlah sekarang dan datanglah ke depan.  

            Pendeta berdiri di samping meja perjamuan yang besar yang berada di sana. Datanglah dan berikanlah tangan anda kepada Pendeta, katakanlah, “Hari ini, saya menyerahkan hati saya kepada Yesus.” Maukah anda? Ketika Roh Allah membuka pintu dan menuntun anda di jalan yang anda buat, maukah anda datang pada pagi hari ini? Jangan ragu-ragu mari datanglah. Ini adalah hari Allah dan waktu Allah. Datanglah! Datanglah!  Terimalah Yesus sebagai Juru Selamat anda atau letakkanlah hidup anda ke dalam persekutuan jemaat ini. Ada waktu bagi anda yang berada di barisan belakang di atas balkon ini. Ada waktu untuk turun melalui tangga yang ada di bagian depan, datanglah. Atau sebuah keluarga yang ingin datang, marilah, dan katakan, “Pendeta, ini istri saya dan anak-anak saya, pada hari ini kami datang semua.” Datanglah! Datanglah! Ketika kita menyanyikan lagu  dan ketika kita sungguh memberikan undangan itu bagi anda, lakukanlah sekarang dan majulah ke depan.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.