PANGGILAN KRISTUS BAGI GEREJA KITA

(THE CALL OF CHRIST TO OUR CHURCH)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 2:10

08-27-89

           

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung di dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas, dan ini adalah Pendeta yang sedang menyampaikan sebuah khotbah yang berjudul, Panggilan Kristus Bagi Jemaat. Ini adalah sebuah khotbah yang telah dipersiapkan bagi kita dalam musim gugur dan musim semi yang dingin dan musim semi yang terbentang di hadapan kita. Sebagai latar belakang khotbah, kita akan mengambil teks khotbah dari Wahyu pasal 2 ayat 10, yaitu perkataan Tuhan kita kepada jemaat Smirna, ini adalah satu-satunya jemaat yang kepadanya tidak menyampaikan apa-apa selain pujian: “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan  kepadamu mahkota kehidupan” (Wahyu 2:10). Tuhan telah menetapkan di hadapan kita, di dalam jemaat ini, program-program yang hebat, kesempatan untuk melayani, dan pintu yang terbuka yang tidak pernah saya bayangkan. Dan Dia tidak hanya melakukannya sebagai sebuah pemeliharaan hidup dan waktu yang nyata, tetapi Dia juga telah melakukannya dengan cara yang ajaib dan luar biasa. Sukar bagi saya untuk membayangkan tentang apa yang telah dibuat oleh tangan Allah atas kita. Salah satu hal yang dapat saya sebutkan adalah radio ini. Kita memiliki sebuah stasiun radio. Itu adalah milik kita. Allah telah memberikannya kepada kita. Kita memiliki sebuah stasion radio yang terbesar di daratan Amerika Utara. Allah telah memberikannya kepada kita. Dan Allah melakukan hal yang sama terhadap semua kesempatan yang telah disediakan bagi kita oleh Roh Kudus di dalam musim gugur ini dan musim dingin dan musim semi.

Saya memulainya dengan ladang yang siap untuk dituai di sekeliling kita. Ini adalah cara yang dimulai oleh Tuhan kita di dalam Alkitab dan di dalam Amanat AgungNya. Hal itu dimulai dari sini. Jika kita ingin mengadakan sebuah perjalanan yang jaraknya ribuan mil, maka ia harus dimulai dengan langkah yang pertama. Di dalam Kisah Rasul pasal satu, Tuhan berkata kepada kita, Roh Kudus akan turun atas kamu dan kamu akan menerima kuasa dari atas, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem—di Dallas, di Yudea—di Texas, di Samaria—di Amerika dan sampai ke ujung bumi (Kisah Rasul 1:8). Tetapi hal itu dimulai terlebih dahulu dari sini, di Yerusalem kita. Jika kita gagal di sini, kita ragu-ragu di sini, jika kita tersandung di sini, maka kita akan gagal dan tersandung di setiap tempat mana pun di planet ini. Kita harus melakukan pekerjaan Allah di sini. Dan kemudian dengan kekuatan yang ada di sini, kita akan menjangkau ke luar hingga seluruh bangsa-bangsa, suku-suku dan manusia yang ada di dunia ini. Dan hal itu terlebih dahulu harus dimulai dari sini.

Pada tahun 1947, dan secara praktis, setiap tahun seterusnya, saya berada di Inggris, leluhur saya berasal dari Inggris kemudian ke Virginia, dari Virginia ke Kentucky, dari Kentucky hingga ke Texas. Ketika saya kembali ke Inggris, secara praktis, seluruh keyakinan dan kehidupan Gereja mereka, menghancurkan hati saya. Suatu ketika saya berada di sana dan mereka sedang mengiklankan sebanyak enam ribu Gereja untuk dijual. Pada masa itu anda dapat membeli sebuah Gereja Inggris dalam wilayah yang sangat indah, sebuah Gereja yang terletak di pedesaan, dan tidak berguna. Dan orang yang mengunjungi Gereja tidak lebih dari dua persen. Dan gema dari hal itu dapat kita temukan dalam setiap tempat yang menggunakan bahasa Inggris. 

Sebagai contoh, saya pernah berada di India, berkhotbah di sepanjang India, dan mereka mengirim utusan dari Inggris untuk menutup setiap stasiun misi yang didirikan oleh William Carey—Bapa misi modern—yang didirikan oleh William Carey di Sungai Gangga. Dan ketika saya pergi ke Agra untuk melihat Taj Mahal, di sana ada Hider Ali, salah satu orang India yang memimpin para gembala dan pemimpin Gereja Baptis yang berada di daratan itu. Dan dia telah dikirim ke Agra untuk menutup Gereja Baptis kita yang berada di kota itu. Saya berdiri bersamanya di depan Gereja yang di atas prasastinya tertulis kata-kata ini: Didirikan pada tahun 1812 dan gedung ini didirikan pada tahun 1845.” Dan Hider Ali dikirim ke sana pada tahun 1948 untuk menutup Gereja itu. 

 Ketika kita kehilangan kesaksian kita di sini, maka kita akan kehilangan kesaksian kita di seluruh ujung dunia; Tuhan berkata, dimulai dari Yerusalem. Saya ingin membacakan bagian penutup dari sebuah surat yang ditujukan bagi kita. Yang berbicara tentang Kota kita. “Terima kasih atas  bagian anda di dalam pekerjaan ini. Istri saya dan saya telah merasakan dampak dari ladang penginjilan itu, sekalipun tempat itu berjarak satu mil dari rumah kami.” Seseorang menulis surat kepada saya dan berbicara tentang sebuah pelayanan bagi Tuhan di dalam kota kita, dan sebuah Seksi di mana kita berusaha untuk memenangkan orang-orang bagi Kristus. Dan Allah telah melakukan sebuah hal yang luar biasa bersama dengan kita dan bagi kita. Sekarang kita memiliki  kepemilikan atas property dari Gereja Avenue Goston di Goston Avenue. Dan dua blok dari Gereja itu sekarang telah menjadi milik kita. Kembali beberapa tahun sebelumnya, ketika saya berusaha untuk menggabungkan kedua konggregasi kita, Pendeta yang ada di sana dan saya mengambil sebuah sensus dari bagian Kota Dallas itu. Dan kami menemukan delapan puluh ribu orang yang terhilang di sekitar Gereja itu. Dan jika anda terbiasa dengan penyebaran penduduk di kota kita, kondisi fisik dari orang-orang yang tinggal di sana, mereka berasal dari berbagai  bangsa dan etnis serta berbagai latar belakang kehidupan, yang jumlahnya sekitar delapan puluh ribu orang, yang terhilang.  Dan apa yang akan kita lakukan adalah mengambil para pengkhotbah yang berasal dari Sekolah kita yang berjumlah empat ratus orang. Dan kita akan mengadakan ibadah setiap hari, yaitu siang dan malam, selama satu tahun untuk menjangkau orang-orang itu kepada Kristus. Beberapa waktu yang lalu, Dr. McLaughlin—anda tahu Dr. W.L. House—dia membantu saya di sini dalam membantu pekerjaan kita dalam bidang pendidikan. Dan saya mengingat sebuah kalimat di dalam doanya. Dia berlutut bersama dengan kita di sini dan dia berkata, “Tuhan kami, tolong kami untuk tidak melihat orang-orang yang sekarang telah kami raih, tetapi tolong kami untuk memikirkan orang-orang yang akan kami raih.” Ini adalah Yerusalem kita.  Ini adalah ladang misi kita. ini adalah tuaian kita, yang ada di Kota Dallas ini.

Saya dapat berbicara dengan panjang lebar dengan cukup empati tentang makna kota ini bagi kerajaan Allah. Sekitar seratus tahun yang lalu, 99 persen dari orang-orang di dunia tinggal dalam wilayah yang terbuka atau di pedesaan. Bahkan pada tahun 1900, 95 persen dari penduduk dunia tinggal di pedesaan atau di bagian wilayah yang terbuka. Hari ini, dua dari tiga orang populasi tinggal di perkotaan dan di kota-kota besar. London adalah ibukota Inggris. Paris adalah ibukota Prancis. Roma adalah ibukota Roma. Moskow adalah ibukota Rusia. Kairo adalah ibukota Mesir. Damaskus adalah ibukota Siria. Kota-kota ini mengontrol kehidupan budaya dan ekonomi dari bangsa-bangsa dan masyarakat dunia.   

Sekarang, yang menjadi tragedi besar dari generasi muda kita: jemaat-jemaat kita mengabaikan pusat-pusat kota kita—di setiap tempat. Kita memiliki sebuah Bangunan Spurgeon-Harris yang berada di seberang jalan sana. Bangunan Spurgeon-Harris. Ketika saya datang ke kota Dallas ini, salah satu Gereja yang paling indah di Amerika berlokasi di sini. Dan mereka miliki seorang Pendeta yang sangat terkenal dan terkemuka. Tetapi di dekat pintu kita itu merupakan lokasi dari Gereja yang luar biasa itu. Dan gedung itu telah berada di sana selama seratus tahun. Dan mereka akhirnya menjualnya kepada kita. Mereka akhirnya pindah. Dalam tahun-tahun selama saya berada di sini, tiga belas Gereja telah berhenti atau telah pindah. Dan hal itu bagi saya merupakan sebuah panggilan yang luar biasa dari Kristus bagi Gereja kita, yang tetap tinggal di sini sebagai sebuah mercusuar bagi Juru Selamat kita di jantung kota yang luas ini dan kota metropolis yang terus bertumbuh.  

Kita memiliki sebuah program yang terbaik, program yang luar biasa bagi bayi, bagi anak-anak kecil di dunia ini. Mereka berkata kepada saya ketika saya datang kemari empat puluh lima tahun yang lalu, bahwa kita tidak akan memiliki sebuah program pelayanan bagi anak-anak. Mereka membawa bayi-bayi kecil itu ke pusat kota. Akan tetapi saya telah memulainya, dan saya memulainya dari sana. Dari tempat itulah saya memulai membangun kembali konggregasi ini dengan bayi-bayi kita. Saya telah berbicara secara berkelakar selama bertahun-tahun, “Anda tidak akan pernah melihat seorang bayi datang ke Gereja sendirian. Satu kali pun tidak.’ Setiap kali anda melihat seorang bayi di Gereja, anda akan mendapati seorang ibu atau ayah atau nenek atau pun kakek, seseorang yang membawa bayi itu. Dari sanalah saya memulainya. Dan kita tetap melanjutkannya hingga sekarang dalam setiap hari minggu,  dan kita memiliki tiga ratus lima puluh bayi yang berada di Nursery itu. Dan itulah alasan bagi saya, kenapa saya sungguh-sungguh berdoa dan Akademi First Baptist kita, membangun sebuah banguan sebagai tempat pelayanan bagi anak-anak itu yang berada di tengah kota. Dan hal yang tidak kalah luar biasanya adalah sebuah program bagi para lajang dan orang-orang dewasa serta pasangan muda serta orang-orang tua. Karena seluruh keluarga,  semuanya termasuk di dalam kasih dan anugerah dari kerajaan Juru Selamat kita.

Dan tentu saja, saya tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk berbicara secara panjang lebar tentang hal-hal penting yang kita miliki selain dari lima blok yang kita miliki di Kota Dallas ini. Radio ini, televisi ini. Saya sedang berjalan dari pintu ruang belajar saya dan salah seorang asisten saya sedang berbicara kepada seprang anak muda. Dia telah dimenangkan kepada Kristus melalui siaran televisi. Dan Pendeta muda itu akan membaptiskannya. Dia sedang berbicara dengannnya. Jadi, saya juga bersukacita bersama dengan dia, dan Pendeta muda itu berkata kepada saya, “Saya akan memberitahukan kepada anda, apa yang telah terjadi.” Dia berkata, “Minggu yang lalu ada seorang pria yang sangat marah dan dengan penuh kepahitan dia sedang bersiap-siap untuk membunuh istrinya kemudian membunuh dirinya sendiri.” Dan secara tidak sengaja, di dalam kemarahan itu dia berjalan ke depan televise dan  saya sedang berkhotbah di televisi itu dan sedang memberitakan Injil.” Dan asisten saya itu terus melanjutkan kisahnya, “Ada sesuatu tentang hal itu dan dia berhenti  dan mendengarkan siaran itu. Dan kemudian, dia memanggil kami yang ada di Gereja ini dan saya pergi ke rumahnya. Saya akhirnya memenangkannya kepada Tuhan. Memenangkan istrinya kepada Tuhan. Dan saya memenangkan setiap anggota keluarga itu kepada Tuhan. Dan minggu yang akan datang, mereka semua akan dibaptis di sini.” Itu sangat luar biasa. Itulah Kerajaan Allah. Itulah yang dilakukan oleh Allah di dalam jemaat yang mulia ini.

Sekarang saya akan memgambil sedikit waktu. Bagaimana anda menyokong sebuah program seperti itu? Penatalayanan seperti apakah yang anda buat? Saya memiliki sebuah keyakinan yang pasti tentang hal itu. Tujuan kita bukanlah uang, bukan program keuangan. Tujuan kita adalah orang-orang. Jika kita memenangkan orang. Allah akan memberikan setiap keperluan bagi dana yang kita butuhkan. Tujuan kita adalah orang-orang. Seperti yang anda tahu, saya telah berada di Israel dalam tahun-tahun belakangan ini dan memperoleh keuntungan untuk memiliki persahabatan dengan Ben Gurion, Perdana Menteri Israel yang pertama. Dia dan saya telah berbagi dalam sebuah program yang diadakan dalam sebuah auditorium yang berada di Yerusalem. Suatu kali, foto kami berdua ada di Majalah Time, sebuah halaman yang berbicara tentang kami. Dia menyampaikan sesuatu yang pada saat saya mendengarnya, sukar bagi saya untuk mempercayainya. Tetapi setelah itu, ketika saya memikirkannya, setiap suku kata dari apa yang disampaikannya itu sangat benar. Dia berkata kepada saya, “Buatlah seruan kepada rakyat kami di Amerika. Bukan untuk uang mereka atau kiriman uang mereka, tetapi agar mereka mengirim anak-anak mereka.” Dengan mengetahui kondisi Isreal saat itu dan kemiskinan bangsa itu serta dukungan yang mereka butuhkan, hal itu tetap tinggal dalam pikiran dan hati saya—“Buatlah seruan kepada masyarakat kami di Amerika, bukan supaya mereka mengirimkan uang, tetapi agar mereka mengirimkan anak-anak mereka.” Dan hal itu tetap tinggal dalam pikiran saya selama bertahun-tahun sejak saat itu. Dan semakin saya memikirkannya, saya semakin berpikir bahwa hal itu sungguh benar. Tujuan kita seharusnya bukanlah uang, tetapi manusia, menjangkau orang-orang. Dan seruan kita selalu kepada pribadi-pribadi. Selalu anda, anak-anak anda dan keluarga anda. 

Dalam tahun-tahun belakangan ini, di tempat ini kita sering mengadakan makan malam yang luar biasa pada saat Natal, untuk semua misi kita. Seperti yang anda tahu kita memiliki 29 kapel misi yang berada di sekitar Kota ini. Dan pada saat Natal, para ayah dan ibu membawa anak-anak mereka dan mereka memiliki perayaan Natal yang indah di Coleman Hall. Suatu ketika saya sedang duduk di sebuah meja bersama dengan para anak-anak, dan salah satu orang tua, yang merupakan salah satu sponsor Gereja kita berkata, “Randy, angkatlah tanganmu, mereka baru saja memanggil namamu.” Dan bocah kecil itu mengangkat tangannya. Dan mereka memiliki sebuah hadiah untuk diberikan kepadanya. Sebuah pemberian kepada anak-anak yang miskin, anak-anak yang terbuang. Kemudian anak kecil  yang berpakaian kumal yang duduk di sebelah saya, berpaling kepada saya dan dia berkata, “Tuan, akankah mereka akan memanggil nama saya? Apakah mereka akan memanggil nama saya?” Akankah mereka tidak akan melakukannya, jika tidak maka saya sendiri yang akan melakukannya. “Akankah mereka akan memanggil nama saya? Itulah makna yang sebenarnya dari agama. Itu dalah Allah. Dia bukanlah impersonal, terpisah dan berada di tempat yang jauh. Dia sangat dekat, sama seperti hati anda, sama seperti jiwa anda, sama seperti seseorang yang anda kasihi. Agama bersifat pribadi. Dan seruan yang kita lakukan selalu bersifat pribadi. Dan kita termasuk di dalamnya.   

Suatu ketika saya duduk di dekat supir taksi di New York, dan secara alami seperti yang anda tahu, saya berbicara kepadanya tentang Juru Selamat. Inilah yang dia sampaikan kepada saya, dia berkata, “Saya seperti seekor domba yang tersesat. Saya tidak tahu kemana saya harus pergi. Dan ketika saya berada di sana, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dan apa yang harus saya sampaikan. Dan tidak seorang pun yang memberitahukan saya. Jadi, saya tidak mengetahuinya.” Dan dia berkata lagi, “Saya tumbuh dalam sebuah Gereja yang kecil di pedesaan. Dan saya pergi ke Sekolah Minggu yang ada di Gereja itu. Tetapi di kota besar ini, saya seperti seekor domba yang tersesat. Saya tidak tahu kemana saya harus pergi atau apa yang harus saya lakukan atau apa yang harus saya sampaikan ketika berada di sana.” Allah yang di sorga, apakah kami seperti itu? Ribuan dan ribuan orang yang berada di kota ini dan tidak menjadi anggota Gereja manapun. Mereka tidak berada di dalam Kerajaan Allah. Dan mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.

Saya telah menjadi seorang Pendeta selama 63 tahun. Saya telah berbicara dengan berbagai jenis orang dan orang yang memiliki gambaran yang dapat anda bayangkan. Dan di dalam tahun-tahun kehidupan saya, saya tidak pernah ditolak. Satu kali pun tidak. Setiap waktu, di mana saja saya berbicara kepada seseorang tentang Tuhan, saya akan mendapati sebuah hati yang terbuka dan sebuah telinga yang mendengar dengan penuh perhatian.

Itulah sebabnya kita sungguh sangat membutuhkan sekolah minggu kita. Saya pikir itu adalah sebuah hadiah dari sorga untuk menyalakan api dan menjadi teladan bagi dunia modern ini. Kita semua dapat memiliki sebuah bagian dalam Sekolah Minggu kita. Tidak semua dari kita yang dapat berdiri di sini dan berkhotbah. Dan mungkin tidak semua dari kita yang dapat membangun sebuah bangunan, sama seperti beberapa orang yang telah melakukannya bagi kita dalam membangun Gereja yang sangat indah ini. Tetapi kita semua dapat berbagi dalam sebuah pelayanan Sekolah Minggu. Kita tidak menginginkan Pendeta kita untuk membayar seseorang untuk berdoa bagi kita, membaca Alkitab bagi kita, bersaksi tentang Kristus bagi kita. Ini semuanya merupakan hal-hal yang telah ditetapkan Allah bagi kita, setiap orang dari kita dan menjadi benar di dalam pamggilan kita yang berasal dari sorga. Tidakkah anda tahu, jika kita dapat mengajak mereka ke Sekolah Minggu, satu dari tiga orang yang hadir akan memberikan dirinya untuk dibaptis? Satu dari tiga orang. Tidakkah anda tahu, bahwa di luar sana, dibalik pelayanan pemberitaan Injil yang kita lakukan, tidak ada satu orang dari lima ratus orang yang dimenangkan kepada Tuhan atau dibaptiskan. Pikirkanlah hal itu. Satu dari lima ratus orang yang berada di luar sana. Seandainya kita dapat membawanya ke mari, maka kita akan mendapatkan satu orang dari tiga orang. Oh, Tuhan, betapa itu merupakan sebuah tantangan. 

Saya juga tidak memiliki cukup waktu untuk berbicara tentang pelayanan penginjilan kita yang luar biasa, di rumah-rumah dari jemaat kita, yang berkumpul untuk bersaksi, untuk membaca Firman Tuhan dan mempelajari Alkitab serta berdoa. Allah, betapa hal itu merupakan sebuah pintu yang terbuka luas  bagi keluarga kami, bagi jemaat kami. Suatu malam saya bermimpi, dalam mimpi itu saya sedang mengunjungi salah satu kelompok penginjilan yang berada di rumah jemaat kita. Dan mereka menutup ibadah itu dengan menyanyikan sebuah lagu. Dan anda mengenal saya, saya duduk di sana dan menangis ketika lagu itu dinyanyikan. Dan ketika saya terbangun, saya mendapati diri saya bernyanyi dan menangis. Dan lagu itu adalah salah satu lagu yang sering kita nyanyikan di sini:

 

Haruskah Yesus memikul salib sendirian,

Dan seluruh dunia bebas untuk pergi?

Tidak, ada sebuah salib untuk setiap orang

Dan ada sebuah salib untukku.

 [Thomas Shepherd, “Must Jesus Bear the Cross Alone?”]

 

—sebuah tugas bagi pribadi kita yang merupakan panggilan dari sorga untuk menjangkau orang lain.

Saya harus menutup khotbah ini. Ketika saya berada di Seminari, saya memiliki seorang sahabat. Dia lahir di Inggris. Dan ayahnya adalah seorang pegawai di pasukan Inggris. Ketika dia masih kecil, ayahnya meninggal dan ibunya berimigrasi ke Amerika. Dan Vernon Taylor, pelayan muda itu bersama dengan saya di Sekolah, Vernon Taylor telah memberikan hidupnya untuk menjadi seorang pengkhotbah dan berada di Seminari. 

Jadi, ketika dia berada di Seminari, dia kembali ke Inggris di mana ayahnya tinggal. Dan di sana dia mengambil seluruh milik ayahnya. Dia mengambil catatan harian ayahnya. Catatan itu tampak seperti sebuah buku besar. Dan buku itu berisi tentang catatan-catatan yang penting dalam tahun-tahun hidupnya. Dan sahabat saya itu meletakkan catatan itu di tangan saya sehingga saya dapat melihatnya. Dan ketika dia membalikkan halaman-halamannya, di sana ada kisah tentang kampanyenya, yang kebanyakan di India. Dan di akhir dari buku besar itu, catatan hariannya itu, merupakan nama-nama dari para prajurit yang di berada di bawah pimpinannya. Dan di samping nama-nama itu, dia menulis sebuah kalimat. Dan hal itu sangat berkesan bagi saya. Dan ketika saya melihat daftar nama itu, ini adalah kata-kata yang paling sering dia tulis di samping nama-nama prajurit itu: “Mati dalam barisan,” “Terbunuh dalam aksi,” “Gugur dalam pertempuran.” Dan ketika saya melihat daftar itu, saya membayangkan tentang daftar gulungan Allah yang berada di dalam kemuliaan. Ketika gulungan itu dibuat, akankah Allah menuliskan nama saya dengan: “Dia berhenti,” “Dia melarikan diri,” “Dia mengecewakan Aku.” Atau akankah Dia menuliskan nama saya dengan: “Setia sampai mati?” Allah jaminlah kami akan hal itu. Setia sampai mati. Tetap benar di hadapan Juru Selamat kami, selama Allah masih memberikan hidup dan nafas bagi kami.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.