HARI-HARI AKHIR GEREJA

(THE FINAL DAYS OF THE CHURCH)

10-15-61

Seri Wahyu -Bagian 32

Wahyu 3:14-22

 

            Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung bersama dengan kami dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah dalam ibadah pukul tujuh pagi, khotbah yang berjudul, “Pesan Tuhan Kita Kepada JemaatNya yang Terakhir.” Di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah sampai ke pasal tiga ayat empat belas dan kita akan membaca teks itu. Wahyu 3:14-22. “"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Dan itu adalah era penutup dari gereja-gereja. Dan tidak ada lagi gereja-gereja.

            Pembawa pesan mengambil kitab Wahyu dari pulau Patmos, dan di dalamnya, terdapat nubuatan yang menggambarkan perkembangan jemaat-jemaat Kristus sepanjang zaman, dan ketika pesuruh itu pergi dari satu jemaat ke jemaat lainnya, dia membentuk sebuah lingkaran besar. Dimulai dari Efesus, kemudian ke Smirna, kemudian ke Pergamus, kemudian ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia, dan tempat yang terakhir yaitu Laodikia. Dan ada begitu banyak kisah dan topografi dari kota-kota yang direfleksikan dalam surat Tuhan kita. “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia.” Itu adalah nama dari istri Antiokhus II. Dia mendirikan kota itu pada tahun 250 B.C., tempat  di mana celah dari Sungai Lycus meluas hingga ke Lembah Maeander dan mengalir ke Laut Efesus. Itu adalah pintu gerbang dan tempat masuk ke daerah Phirgia. Dan untuk tujuan itu, Antikhus membangun sebuah kota di sana dan memberinya nama dengan nama istrinya.

            Keseluruhan wilayah dari Sungai Lycus sangat terkenal di dalam kisah kekristenan yang mula-mula. Empat dari jemaat besar yang mula-mula di dirikan di Lembah Lycus. Bagian utara dari sungai itu adalah Hierapolis. Bagian selatan dari sungai itu adalah Laodikia. Dan sekitar lima puluh mil dari bagian timur sungai itu adalah Kolose. Dan dibaliknya adalah Apamea. Sebagai contoh, di dalam Kitab Kolose di ayat yang terakhir, Paulus berbicara tentang Epafras yang merupakan penginjil dan pendiri dari jemaat-jemaat itu. Dan Dia berkata, “Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang dia, bahwa ia sangat bersusah payah  untuk kamu dan untuk mereka yang di Laodikia dan Hierapolis.” Tiga dari jemaat itu disebutkan di sana.  Paulus menulis, “Sampaikan salam kami kepada saudara-saudara di Laodikia. Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia.”  Di sana ada orang-orang terkenal yang menjadi gembala mereka. Arkhipus merupakan gembala di Kolose. Dan di dalam anggota jemaatnya ada Filemon dan Onesimus. Papias adalah gembala di Hierapolis. Papias di Hierapolis dan Polikarpus di Smirna merupakan murid dari Rasul Yohanes yang sudah tua yang menjadi gembala di Efesus. Dan kemudian Laodikia merupakan jemaat terakhir dari ketujuh jemaat yang menjadi tujuan dari surat Tuhan kita.

            Di daerah itu ada sumber air panas untuk pengobatan, mata air  mineral. Dan hal itu menjadi latar belakang yang Dia gunakan untuk menggambarkan jemaat ini. Jika anda mengetahui tentang mata air mineral, jika ia dingin dan dingin anda dapat mendapatkannnya. Jika dia panas dan panas maka anda dapat meminumnya. Tetapi jika ia suam-suam kuku, rasanya akan sangat memabukkan dan memuakkan. Dan di sekitar seluruh wilayah itu, mereka tahu di mana mereka dapat menemukan sumber air panas pengobatan itu dan bagaimana rasanya ketika air panas itu suam-suam kuku, dan kapan ia menjadi dingin.  

            Kemudian gereja menggambarkan dirinya sendiri dengan berkata: “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.” Itu adalah sebuah kebenaran dan sebuah gambaran yang tepat tentang Laodikia. Kisah dari Laodikia dari sejaka awal merupakan sebuah kisah sukses. Seleukus. Ketika kerajaan Aleksander runtuh, keempat jendralnya mengusainya. Ptolemy menduduki Mesir, Lycimakhus di Asia Kecil, Cassandar di Yunani, dan Seleukus yang merupakan ayah dari Antiokhus. Raja-raja Seleuskus memerintah Asyur dan sebagain besar wilayah Palestina. Para Seleukus ini merupakan jendral dan raja-raja yang brilian dan memiliki kemampuan. Mereka adalah para penguasa yang senang untuk membangun kota-kota mereka. Sebagai contoh, anda akan menemukan Laodikia yang berada di kerajaan raja-raja Seleukus itu. Dan saya tidak tahu berapa banyak Antiokhia dan yang mungkin juga merupakan ada seorang wanita di keluarga mereka.     

            Di mana saja para Selekus ini membangun sebuah kota, mereka mengundang orang Yahudi untuk datang dan menawarkan kepadanya dorongan dan memikat mereka dengan kewarganegaraan yang bebas. Alasan untuk itu adalah karena kemana saja orang Yahudi pergi, di sana akan ada bank dan perdagangan dan perniagaan serta kemakmuran. Dan kota Laodikia ini banyak terdapat pedagang-pedagang Yahudi.

            Ada sebuah hal yang menarik, yang membuat anda bisa tahu seberapa banyak orang Yahudi yang berada di kota itu. Ada seorang wali negeri Roma pada masa itu yang merupakan gubernur dari propinsi Roma Asia yang juga termasuk Laodikia. Dia membuat sebuah larangan terhadap ekspor emas. Bukankah hal itu kedengarannya sangat modern? Tidak ada lagi emas yang dapat dikirimkan keluar dari wilayah itu. Hal itu dilakukan untuk menjaga kemurnian logamnya. Jadi, seperti yang anda tahu, dari seluruh peradaban dunia, sekali setahun, setiap orang Yahudi yang sudah dewasa yang berusia di atas dua puluh satu tahun, harus memberikan satu setengah syikal sebagai pajak Bait Allah di Yerusalem untuk mendukung ibadah kepada Yehova di tempat itu. Jadi ketika Flaccus mengadakan larangan untuk mengekspor emas yang merupakan logam untuk mata uang, orang Yahudi tidak mengidahkan larangan itu, dan mereka mengambil mata uang syikal mereka dan mengubahnya menjadi emas dan mengirimnya ke Yerusalem. Jadi, Flaccus menahan emas itu. Beratnya sekitar dua puluh pon. Dan dua puluh pon dari emas dapat membuat lima belas ribu dinar. Satu setengah syikal  adalah dua dinar. Jadi setiap orang Yahudi dewasa di Laodekia memberi kontribusi dua dinar. Jadi jika di sana ada lima belas ribu dinar dalam bentuk uang yang dikirim ke Yerusalem, dan jika jumlah itu dibagi dua maka anda secara persis akan mengetahui berapa banyak orang Yahudi dewasa yang tinggal di Laodikia. Lima belas ribu dibagi dua, maka mereka memiliki tujuh ribu lima ratus orang dewasa dari keluarga-keluarga Yahudi yang tinggal di kota itu. Dan di mana pun mereka berada, seperti yang anda tahu, di tempat itu selalu ada uang, selalu ada perniagaan, selalu ada bank, selalu ada perdagangan. Para Seleukus, saya katakan merupakan orang-orang yang pintar. Jadi, kota itu sejak awalnya memiliki sebuah kisah yang sukses.  

            Salah satu contoh dari kekayaan mereka dapat dilihat dalam kehidupan Cicero. Ketika dia mengadakan perjalanan sepanjang Asia, dia  memberikan surat kreditnya di Laodikia. Contoh lainnnya tentang kemakmuran mereka ditemukan di dalam Tacitus. Di dalam catatan sejarahnya dia menjelaskan tentang kemakmuran Laodikia. Begitu banyak hal yang dia sampaikan, dia berkata bahwa pada tahun 60 A.D., ketika sebuah gempa bumi menghancurkan kota itu, mereka menolak bantuan dan kontribusi dan kaisar Roma dan mereka sendirilah yang membangun kembali kota itu. Mereka adalah sebuah rakyat yang makmur dan kaya. Dan, ada banyak hal lain yang berkenaan dengan hal itu, dan kita masih memiliki banyak hal penting lainnnya untuk disampaikan, maka kita akan terus melanjutkannya.  

            Jemaat Laodikia yang ada kitab nubuatan ini merupakan perwakilan dari periode gereja yang terakhir. Ketujuh jemaat itu melukiskan periode, masa, berbagai zaman, dan perkembangan di dalam kisah dari jemaat-jemaat Kristus. Periode Efesus mewakili jemaat apostolik, jemaat Kristus dan para rasul. Jemaat Smirna mewakili jemaat yang martir yang berada di bawah tekanan yang berat dari premerintahan Roma. Jemaat Pergamus mewakili jemaat yang mapan secara duniawi, ketika Konstantin mengawinkan gereja dengan dunia. Jemaat Tiatira adalah gereja yang merah tua, yang memakai sutera, jubah ungu dan emas, mewakili orang-orang yang bernubuat palsu yang menunjuk diri mereka sebagai orang yang tidak ada salah dan berbicara atas nama Allah. Jemaat Sardis mewakili Abad Kegelapan dan sama seperti malam, di dalamnya ada bintang-bintang reformasi yang bersinar. Jemaat Filadelfia mewakili jemaat misi dan penginjilan, yang menjangkau umat Allah secara luas ketika mereka memberitakan injil. Dan jemaat Laodikia mewakili jemaat yang terakhir sebelum Kristus datang. Seperti apakah itu? Itu merupakan sebuah hal yang mengherankan. Dari ketujuh jemaat ini, Kristus menemukan sesuatu yang baik di dalamnya kecuali yang terakhir ini. Setiap jemaat dari ketujuh jemaat ini, Kristus memberikan pujian kepada mereka kecuali jemaat Laodikia. Satu-satunya jemaat dari ketujuh jemaat yang tidak mendapat kata-kata perkenaan dan kata-kata yang berisi pujian dan penghargaan adalah jemaat yang terakhir.   

            Jika kita ingin melihat bagaimanakah keadaan jemaat ketika Tuhan datang kembali, dalam kesempatan ini kita akan melihatnya bersama-sama. “Engkau tidak dingin dan tidak panas.” Bagian yang terakhir dan itu adalah zaman Laodikia, jemaat Kristus yang terakhir yang membuat Dia sakit. “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Jemaat Laodikia adalah jemaat yang suam-suam kuku, memiliki kerohanian yang acuh tidak acuh. Jemaat Laodikia adalah jemaat yang hangat-hangat kuku. Mereka tidak begitu peduli terhadap kebenaran Allah dan doktrin Allah serta wahyu Allah. Dan hal itu tidak membuat perbedaan bagi jemaat Laodikia. Hal itu tidak menjadi masalah bagi mereka. Apakah jemaat itu lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Dan apakah sebuah doktrin tertentu lebih baik dari doktrin lainnya. Apakah sebuah teologi lebih baik dari teologi lainnnya. Apakah sebuah sistem lebih baik dari sistem lainnnya. Perbedaan itu apakah yang dapat dibuat oleh hal itu? Jemaat Laodikia, tentang “kebesarannnya, kesombongannya.” Ada sebuah kesepakatan dari kebesaran yang dilewati oleh seorang Kristen. Merupakan sesuatu yang cengeng tentang perkataan yang berkata bahwa anda harus mengasihi ibu anda dan anda tidak boleh membunuh orang lain dan anda tidak boleh masuk ke dalam tempat-tempat terbaik yang berada di dalam kota. Itu adalah jalan bagaimana seharusnya menjadi orang Kristen di Laodikia, sebuah arogansi, kesombongan yang membuat Allah sakit ketika hal itu diidentifikasikan sebagai kebenaran dan doktrin dan wahyu yang berasal dari Allah. Anda dapat berjalan di setiap jalanan dan berbicara kepada setiap orang Kristen. Dan sesungguhnya tidak ada satu dari seribu orang yang dapat memberitahukan anda tentang apa yang dia percayai atau mengapa. Dia percaya bahwa kekristenan adalah sebuah jenis kebaikan, sebuah jasa kebaikan. Hanya itu saja. Sebuah hal yang sentimental.

            Jemaat Laodikia adalah jemaat yang acuh tidak acuh. Dia suam-suam kuku dalam komitmennya. Mereka setengah menyembah Allah dan setengah menyembah mammon. Mereka menyembah Kristus dan dunia. Mereka bersujud di tempat suci Baal dan Yehova. Mereka mencampurkannya. Keduniawian. Saya jujur ketika saya memberi pengakuan kepada anda, saya tidak dapat memberitahukan perbedaan antara orang Kristen biasa dan orang duniawi, keduanya tampak sama bagi saya. Kemarin malam saya bersama dengan sebuah kelompok dalam sebuah ibadah keagamaan. Saya tidak dapat memberitahukan suatu perbedaan di dalam pria dan wanita apakah mereka orang Kristen atau tidak. Mereka memiliki sumpah serapah yang sama. Mereka mabuk bersama. Mereka merokok bersama. Mereka kelihatan sama. Mereka sangat mirip. Saya tidak dapat memberitahukan sebuah perbedaan dari mereka semua. Itu adalah jemaat Laodikia. Tidak ada sebuah garis batas antara seseorang yang mengikut Allah dan seseorang yang hatinya mengikuti dunia ini. Mereka suam-suam kuku, mereka tidak jelas, mereka berada di antaranya. Dan Kristus berkata: Engkau berada di luar dari, bukan orang kafir dan bukan anggota dari kerajaan Setan atau engkau juga bukanlah seorang Kristen. Tetapi engkau berada di tengah-tengah, menjadi keduanya dan Dia berkata, hal itu membuatKu sakit. Tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.   

            Hal lainnya tentang jemaat Laodikia. Jemaat Laodikia juga suam-suam kuku dalam ketaatan mereka. Mereka tidak memiliki semangat. Mereka tidak memiliki energi. Mereka tidak memiliki kepentingan terhadap jiwa. Dan jika seseorang menunjukkan gairah terhadap Allah dan gereja, jemaat Laodikia akan berkata: Hal itu akan menyerang kepekaan budaya kami. Tidak memiliki rasa yang baik. Bukankah rasanya akan lebih baik jika memiliki gairah bagi hal yang lain. Kami bergairah terhadap Bola Kapas, yang berguling dari satu sisi ke sisi lainnnya dan fondasi yang berguncang. Dan kami bergairah dalam bisnis. Dan kami bergairah dalam upah dan dalam kesuksesan dan dalam prestasi serta dalam bisnis. Dalam cara lain anda dapat membayangkan bahwa langkah dunia ini, denyut nadi mereka, detak jantung mereka, pikiran mereka menyala-nyala dan setiap orang memiliki kepentingan. Tetapi ketika hal itu menyangkut kerohanian, kita menjadi lesu dan  bersikap masa bodoh dan sama sekali tidak memperlihatkan komitmen dan ketaatan. Itu merupakan hal-hal yang sepele, dan anda harus bersikap manis. Dan hanya sebatas itu. Pergi ke gereja hanya sebagai sebuah penghormatan dan tidak lebih. Tetapi semangat yang nyata dan kebahagiaan yang nyata dan kemenangan yang nyata, yang memiliki energi di dalamnya hanyalah bagi hal-hal yang lainnya, kita menyelamatkan diri kita bagi sesuatu yang lain. Saya telah menyalin kutipan ini dari sebuah majalah pedeta. Dan sekarang anda dapat mendengarkannnya: “Sekelompok pendeta berkumpul diluar dari aula konvensi dalam sebuah kesepakatan. Ya, teriakan telah menjadi tidak pada tempatnya di dalam ibadah gereja modern kita. Tetapi mereka berhenti sebagai sebagai sebuah penghormatan sebagai seorang pendeta tertua di tengah-tengah mereka yang mulai mengenang masa-masa mudanya dengan sebuah pandangan yang jauh di matanya. ‘Saya tetap dapat mengingat terakhir kalinya saya berseru,’ dia berkata dengan perlahan. ‘Saya dapat mengingatnya dengan baik. Itu adalah sebuah kesempatan yang mulia. Sebuah gelombang dengan kekuatan yang besar bergerak ke arah orang banyak. Dalam sebuah contoh saya mendapati diri saya sedang berdiri dan  menggerakkan tangan saya di udara. Kaki saya menjadi lemah, suara saya telah parau. Dan lagi, kata-kata sukacita keluar dari mulut saya. Semua orang yang berada disekeliling saya, bersukacita bersama dengan saya di dalam roh hiruk pikuk yang sama.’  Mata pria tua bergerak cepat di atas wajah-wajah orang yang berada di sekitarnya ketika dia melanjutkan perkataannya, ‘Beberapa orang dari anda, mungkin berpikira bahwa saya bodoh. Mungkin anda akan menyebut saya sebagai model lama atau bahkan seorang fanatik. Jika demikain, itu karena anda tidak menyadari pentingnya kesaksian saya. Sebaliknya apakah layak untuk bersorak. Sebab anda tahu saudara-saudara,’ dia hampir berbisik, “Tim bola basket kita telah memenangkan turnamen.’ Dan kelompok itu secara diam-diam akhirnya membubarkan diri.” Yesus berkata: Dan hal itu membuatKu sakit. Energi yang luar biasa dan komitmen yang hebat. Di dalam semua hal itu dapat dibayangkan oleh pikiran kecuali untuk Allah dan jemaat, kecuali Kristus dan pekerjaanNya. Dunia ini dalam kesungguhannya  dan iblis dalam kesungguhannya dan kuasa yang memiliki kendali atas kegelapan di dalam kesungguhannya. Dan komunis di dalam kesungguhannya dan Soviet di dalam kesungguhannya, dan materialisme di dalam kesungguhannya. Tetapi umat Allah  menjadi tawar, suam-suam kuku dan berkompromi serta terpecah-pecah. Untuk alasan itu saya menekankan hal ini: Tidak ada sebuah agama tanpa mematikan kepentingan yang meliputi keseluruhan hidup dan jiwa. Agama adalah sebuah nyala api di dalam tulang. Agama adalah sebuah komitmen hidup. Agama adalah Allah di dalam jiwa. Dan anda dapat merasakannya. Hal itu menjadi perintah dan menjadi kontrol dan dan menjadi kendali dan hidup serta bangkit dari kematian. Inilah agama. Dan hal itu tidak terdapat di Laodikia.  

            Hal lainnnya tentang jemaat Laodikia ini. Jemaat terakhir, ketika Tuhan datang, seperti apakah dia? Di situ disebutkan dan saya tidak dapat mengerti bagaimana orang-orang  menipu diri mereka sendiri, dapat memandang kepada diri mereka sendiri melalui mata mereka dan tidak melihat apa-apa selain kebaikan bagi diri mereka sendiri. Jemaat Laodikia adalah sebuah jemaat yang menipu diri mereka sendiri. Tuhan berkata agar mereka bertobat. Mereka berkata: “Aku kaya.” Tuhan berkata, “Engkau miskin.” Mereka berkata, “Kami bertambah baik dengan baik untuk setiap kebahagiaan.” Tuhan berkata, “Kamu melarat dan malang.” Mereka berkata, “Kami tidak membutuhkan apa-apa. Kami memiliki segala sesuatu.” Dan Tuhan berkata, “Engkau buta dan telanjang.” Dan jika jemaat semakin suam-suam kuku maka ia semakin puas dengan dirinya sendiri. Dan anda dapat berdiri di banyak gereja Amerika dan berseru, Bertobatlah! Dan mereka akan berkata, “Bertobat? Mengapa saya harus bertobat?” Dan jika anda berseru untuk sebuah komitmen yang besar kepada Allah, mereka akan berkata: Untuk apa? Ada apa dengan kami? Lihat, lihat. Dan Tuhan berkata bahwa mereka menipu diri mereka dan puas dengan keadaan mereka karena mereka buta dan miskin dan melarat dan tidak mengetahui hal itu.   

            Lihatlah ke dalam hal yang ketiga tentang jemaat Laodikia ini. Ini adalah jemaat yang terakhir. Ini adalah jemaat yang didapati Tuhan ketika Dia datang. Ketika Dia melakukannya, Dia berada di luar. Dia tidak berada di dalam. Dia berada di luar dan mengetok pintu. Dia tidak berada di dalam. Dia berada di luar. Tuhan telah berada dalam sebuah perjalanan yang jauh sebagaimana kita membaca bagian ini, untuk menerima sebuah kerajaan bagi diriNya, seperti yang kita baca di dalam bagian ini, dan ketika Dia kembali, apakah pintu gereja terbuka bagiNya? Apakan mereka sedang menanti dan mengamatiNya? Apakah mereka sedang mengaharapkanNya dan mencariNya? Tidak, mereka melupakanNya. Mereka tidak mengamatiNya. Mereka tidak berdoa. Mereka tidak melakukan apa pun selain menemukan sebuah kepuasan bagi diri mereka sendiri. Kekayaan dan meningkat dengan baik, dan mereka tidak membutuhkan Allah. Dan mereka tidak membutuhkan seseorang. Aku telah memperoleh semuanya. Oh, seandainya anda memanggil Amerika untuk berdoa, Amerika akan berkata: Mengapa harus berdoa? Berdoa? Lihatlah bom-bom kami dan lihatlah ke dalam kapal selam kami dan lihatlah semua hal ini dan hal-hal lainnya. Dan mungkin ada sedikit dari rakyat kita yang berlutut dan memohon kepada Allah untuk sebuah intervensi di dalam krisis yang mengerikan ini, tetapi saya tidak melihat sebuah indikasi dari suatu tempat, sebuah pertobatan yang besar kepada Allah dari rakyat kita ini. Bukankah hal itu yang sedang terjadi pada kita. Kita terlalu berminat pada hal-hal materi kehidupan. Dan anak-anak kita diajarkan dalam jalan yang seperti itu.  Ketika anda mengajarkan anak-anak bahwa mereka berasal dari suatu  buih hijau, ketika anda mengajarkan kepada anak-anak bahwa semua Allah yang ada di dunia ini adalah sesuatu yang impersonal dan berdasarkan hukum Allah, itulah saat ketika anda mengajarkan anak-anak kita bahwa tujuan akhir dan tujuan hidup ditemukan dalam ilmu pengetahuan materialisme. Dan hal itu terjadi di belahan dunia sana yang disebut dengan Soviet. Atau yang ditempat ini kita sebut sebagai sosialis atau materialis atau apa pun namanya, semuanya memiliki paham yang sama. Yang berkata bahwa tidak ada Allah. Tidak ada jawaban untuk doa. Tidak ada kebutuhan untuk berseru dengan keras.  Tidak ada kebutuhan untuk suatu pertobatan. Itu adalah jemaat Laodikia. Dan ketika Tuhan kembali. Yang berada di tempatNya adalah seorang ilmuwan atau seorang materialis atau seorang sosialis. Ada sesuatu yang lain di samping hati kita selain Allah. Dan Dia berada di luar. Dan ini adalah waktu yang terakhir bagi jemaat. Ini adalah perjamuan terakhir sebelum fajar, sebelum dini hari, perjamuan yang terakhir sebelum fajar adalah  diepnon, diepnon. Dan itu adalah kata Yunani, dan saya memiliki terjemahannya di sini: “Aku makan bersama-sama dengan dia.” Diepneo, perjamuan terakhir sebelum Tuhan datang dalam fajar yang besar adalah diepneo ketika dia datang untuk perjamuan yang terakhir. Memecahkan roti di perjamuan terakhir bersama dengan umatNya. Tuhan berada di luar. Dia tidak berada di dalam. Anda tahu, itu adalah sebuah hal yang tragis dan menyedihkan. Di dalam Yohanes 1:11 dikatakan: Tuhan datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.” Betapa menyedihkannnya, betapa pedihnya hal itu ketika Tuhan datang pada waktu berikutnya, waktu yang terakhir ini dan umatNya tidak peduli terhadapNya. Mereka tidak mengasihi Dia. Hati mereka tidak diperuntukkan bagiNya. Mereka tidak menderita dalam doa atau di dalam pertobatan atau dalam pengakuan, mereka sibuk dengan hal-hal yang bersifat kedagingan dan hal-hal duniawi. Dan Dia berada di luar.

            Sekarang bagaimana anda dapat meringkaskan seluruh khotbah dalam satu atau dua kesempatan? Saya suka untuk menyampaikan beberapa khotbah dari bagian yang besar ini. Dan kemudian, suatu saat kita akan kembali lagi untuk membahasnya. Salah satu kebenaran yang paling dalam yang dapat anda temukan dalam bagian akhir dan kesimpulan khotbah ini adalah hal ini. Surat-surat ini ini ditujukan kepada para pelayan, kepada para pengkhotbah, kepada kumpulan jemaat, kepada gereja-gereja dan persekutuan yang besar. Tetapi di dalam setiap contohnya, ketika permohonan dan seruan dibuat, hal itu dibuat ke dalam hati tiap-tiap individu. Tuhan mungkin berbicara kepada suatu kumpulan, untuk menegur dan untuk mengingatkan dan untuk menasehati, tetapi ketika Dia membuat seruan, tanpa pengecualian, hal itu selalu ditujukan bagi setiap hati individu. Sekarang anda lihatlah ke dalam bagian ini. “Jikalau ada orang yang mendengar,” yaitu  seseorang, “mendengar suaraKu,” ketika Dia berbicara kepada jemaat-jemaat, “Jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia”—ditujukan bagi individu. Sekarang lihat lagi, dalam ayat berikutnya: “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku.” Sekarang, ayat yang terakhir: “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” “Hendaklah engkau—bentuk tunggal—setia sampai mati dan Aku akan mengaruniakan kepadamu—bentuk tunggal—mahkota kehidupan.” Apa pun yang mungkin terjadi di dunia ini dan sejarah mengikutinya dalam sebuah saluran dan apa pun yang mungkin terjadi dengan takdir bangsa-bangsa, selalu saja seruan yang diberikan oleh Kristus ditujukan bagi jiwa seorang individu. “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”  Itu adalah tugas seorang individu di hadirat Tuhan. Tujuan yang besar kepada bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan dan jemaat-jemaat dunia.

            Tetapi selalu saja tugas individulah yang mendengarkannya untuk dirinya sendiri. Tidak untuk disembunyikan di bawah timbunan yang banyak atau kumpulan orang banyak atau jemaat yang besar. Tetapi untuk saya, untukku. Tetapi itu adalah penekanan yang besar dan kekuatan iman Kristen. Selalu saja, seorang individulah yang membangun tembok Allah, batu yang disusun satu demi satu. Dan tidak ada jalan bagi bagi sebuah kumpulan jemaat untuk mendengarnya kecuali, jemaatnya secara pribadi mendengarnya. Kumpulan jemaat tidak akan dapat mendengarnya kecuali tipa-tiap individu yang di dalamnya mendengar apa yang disampaikan Tuhan kepada jemaat-jemaat. “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan.” Apa yang disampaikan oleh Allah? Tidak seorang pun dari kita yang dapat makan untuk orang lain. Tidak seorang pun dari kita yang dapat tidur untuk menggantikan orang lain. Tidak ada seorang pun yang dapat bertobat menggantikan orang lain. Tidak ada seorang pun yang dapat percaya untuk menggantikan orang lain. Tidak seorang pun yang dapat mati untuk menggantikan orang lain. Tidak seorang pun yang dapat dihukum bagi orang lain. Kita mati bagi diri kita diri kita sendiri. Kita berdiri di hadapan Allah untuk diri kita sendiri. Kita harus bertobat untuk diri kita sendiri. Kita harus  percaya kepada Allah untuk diri kita sendiri. Kita harus membawa diri kita sendiri, jiwa kita kepada Yesus. Oh Tuhan, saya tidak dapat menjadi apa yang saya harapkan. Saya tidak dapat menjadi diri saya yang seharusnya. Tolong saya untuk mewujudkan apa yang Allah inginkan bagi diri saya. Itu adalah seruan Kristus.

            Di dalam momen yang masih tersisa bagi khotbah saya ini, kita akan melihat upah yang akan diberikan oleh  Allah. Upah besar yang akan diberikan: “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” Ada dua takhta. Yang pertama adalah takhta Allah yang berdaulat, Allah yang tidak kelihatan, yang menjulang tinggi di atas sorga. Allah dan Juruselamat kita, yang kekal, yang duduk di atas keilahianNya sendiri. Dan anda tidak akan pernah melihat hal itu. Sebab kita tidak akan pernah dapat mendekatinya dan tetap hidup.  Ada takhta yang lain. Itu adalah takhta Tuhan Yesus Kristus, Putra Maria, Anak Daud, Anak Abraham, Anak Adam, yang telah menjadi manusia fana yang terdiri dari darah dan daging, sama seperti kita. Dibuat sama seperti kita untuk menjadi Saudara kita. Seperti keturunan Abraham, Tuhan kita adalah seorang manusia. Dan di dalam kemanusiaanNya, kita dibangkitkan dari kematian. Dan di dalam kemanusiaanNya, kita akan duduk di atas takhtaNya. Dan semua kuasa dan pemerintahan dan kerajaan dan kemuliaan akan berada di dalam tanganNya, Tuhan kita, dan kita akan menjadi pengikutNya. Itulah sebabnya saya telah meminta anda pada pagi hari ini untuk membaca dari Injil Lukas. Ketika para kartunis ini menggambar rumah kita di sorga, selalu saja mereka menempatkan  kita di atas awan kedelapan atau kesembilan atau kedua belas. Dan di sana kita duduk bersama dengan makhluk lucu yang bersayap dan memegang harpa. Mereka berkata itu akan menjadi masa depan kita. Sebuah kekekalan tanpa akhir, tampak seperti sebuah tempat yang membosankan dan dipenuhi dengan kehampaan. Jadi, apa yang akan anda lakukan dengan di dunia yang akan datang itu? Apa yang akan anda lakukan? 1 Korintus pasal enam ayat dua berkata: Kita akan duduk bersama dengan Kristus di atas takhtaNya, untk menghakimi seluruh ciptaan, para malaikat dan orang-orang kudus dan yang hidup dan yang mati dan seluruh dunia Allah. Dan kemudian di dalam bagian yang telah anda baca di dalam Injil Lukas, Allah berkata kepada hambaNya yang setia: Terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Dan Allah berkata kepada hambaNya yang setia: Kuasailah lima kota. Dan Tuhan memiliki sebuah pemerintahan besar di sana, pemerintahan atas seluruh alam semesta ini. Dan manusia yang pertama diciptakan sesuai dengan rupa dan gambar Allah. Dan itu dilakukan untuk kemuliaan Allah sampai selama-lamanya. Dengan tujuan untuk mencari dan melakukan kehendak Allah. Dan itu yang akan kita lakukan di dalam kekekalan. Kita akan hidup. Kita akan bergerak. Kita akan bertumbuh. Kita akan melakukan tindakan. Dan semuanya kita lakukan bagi Allah. Dan Tuhan akan memberikan tugas bagi saya atas beberapa planet dan menempatkan beberapa orang di dalamnya dan membiarkan saya untuk berkhotbah kepada mereka, dan saya tidak akan berhenti hingga jam dua belas. Bayangkanlah hal itu, hal yang sangat luar biasa. Bagi dia yang menang, dia akan duduk bersamaKu di atas takhtaKu  untuk memerintah, untuk bersukacita, untuk berbahagia. Untuk bersama dengan Allah.

            Sekarang, kita akan menyanyikan lagu undangan kita. Dan ketika menyanyikannya, jika ada seseorang dari anda pada pagi hari ini yang menyerahkan hatinya kepada Yesus, atau yang ingin bergabung dengan jemaat ini, dalam bait yang pertama dan baris yang pertama, maukah anda datang dan berdiri di samping saya? Dan anda dapat berkata, “Pendeta, saya mengulurkan tangan ini kepada anda, tanda bahwa saya menyerahkan hati saya kepada Yesus. Dan inilah saya.” Atau, “Pendeta, kami semua akan bergabung dengan jemaat ini.” Bagi anda yang berada di atas balkon, dari baris yang paling depan hingga baris yang paling belakang, turunlah melalui salah satu tangga yang ada di sana. Atau bagi seseorang dari anda yang berada di lantai bawah ini, mari datanglah. Saat kita menyanyikan lagu ini dengan sungguh-sungguh dan penuh penghormatan, kami menanti anda untuk melakukan keputusan itu pada pagi hari ini. Mari datanglah. Ketika  kita secara bersama-sama menyanyikan lagu ini dan  dalam bait yang pertama dan baris yang pertama, anda dipersilahkan untuk datang dan maju ke depan.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM