MENGETOK PINTU

  (KNOCKING AT THE DOOR)
2/19/78
Wahyu 3:20
Transkrip Khotbah

 

Semoga Tuhan memberkati anda semua, anggota paduan suara dan orkestra dan para pendoa yang merasakan kehadiran Tuhan saat kita berkumpul bersama-sama dalam tempat kudus ini.

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan program ini dari radio Great Southwest, KRLD, dan radio dari Bible Institute kita, KCBI, anda sedang bergabung dengan kami dalam ibadah sore dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul, MENGETUK PINTU.  

Selama enam belas minggu, pendeta sedang menyampaikan khotbah yang merupakan khotbah-khotbah favorit selama lima puluh tahun sebagai seorang gembala, dan yang ada di dalam pemeliharaan Allah sepanjang waktu sehingga kita dapat melihat ribuan gulungan di dalam mempelajari Alkitab.

MENGETUK PINTU. Itu adalah subjek dari khotbah malam ini. Latar belakang teks kita akan diambil dari Wahyu pasal 3, ayat 20, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Yesus mengetuk di depan pintu.  

Di Katedral St. Paul London, kebanyakan dari anda telah melihat salah satu lukisan Yesus yang diletakkan di atas kanvas. Itu adalah lukisan dari Holman Hunt yang berjudul,  Jesus, The Light of the World. Dan seperti yang anda tahu, lukisan dari Tuhan kita sedang berdiri di depan pintu dan Dia sedang mengetok, berusaha untuk masuk.

Ini adalah sebuah lukisan yang kekal dan abadi dari Tuhan kita yang sedang mengetok pintu. Dan ini adalah sebuah lukisan tentang seluruh orang Kristen yang merupakan wahyu dari Allah, sejak awal hingga akhir. Itu adalah sebuah lukisan Allah Bapa kita, Allah Yang Mahatinggi, Yehova yang sejak awal, mengunjungi umatNya.

Di dalam Kitab Kejadian pasal tiga, di sana disampaikan kisah tentang Adam dan Hawa, yang bahkan setelah mereka jatuh dan menyembunyikan diri mereka di antara pohon-pepohonan yang ada di dalam taman, mereka mendengar suara Tuhan Allah yang sedang berjalan di taman pada hari yang sejuk. Dan mereka mendengar suara Tuhan Allah yang berkata, “Adam, dimanakah engkau?” Dia adalah Allah yang melihat dan mencari sejak awal, mengetok di depan pintu.

Di dalam Kitab Rut pasal pertama, menyampaikan kisah Naomi yang tragis dan menyedihkan, yang berada di tanah Moab dan telah mengalami kehilangan dengan kematian suaminya dan kedua putranya. Dan setelah hari-hari kedukaan itu, dia memalingkan mukanya kembali ke Betlehem Efrata di Yehuda. “Karena,” kata Naomi, “Tuhan telah memperhatikan umatNya dan memberikan makanan kepada mereka.”

Mazmur pasal 8 merupakan syair pujian yang sangat indah kepada Allah Yang Mahatinggi. Apakah anda mengingatnya? “Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? " Dia adalah seorang Allah yang penuh perhatian, mengetok di depan pintu.

Dan di dalam seluruh nubuatan di situ dilukiskan sebuah gambaran, sebuah garis besar, tentang kedatangan Mesias dan Juruselamat dunia. Sebagai contoh, kita bisa lihat di dalam Zakharia pasal 9, “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, Rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut….” “Dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi.” Datang, mengunjungi dan mengetok di depan pintu. Yesaya berkata, “NamaNya akan disebut Immanuel, Allah beserta kita.” Itu juga adalah sebuah gambaran dari kehidupan dan pelayanan Tuhan kita semasa Dia hidup di antara manusia. Melawat umatNya, mengetok di depan pintu.

Dia adalah apa yang anda panggil sebagai seorang guru yang berjalan sambil berkeliling. Dia mengajar saat dia berjalan dan melakukan kunjungan di atara orang-orang. Tuhan kita berada di kampung ini dan kemudian kampung itu. Dia berada di dalam komunitas itu dan kemudian di dalam komunitas lainnnya. Dari satu kota ke kota lainnya dan dari rumah ke rumah, begitulah cara Tuhan dalam membawa pesan Kristus, yaitu pesan keselamatan, mengetok di depan pintu.

Dia bahkan pergi ke suatu kota tertentu di mana di sana ada satu pohon tertentu. Dan di atas pohon itu ada seorang pendosa tertentu. Dan Dia memanggil pendosa itu dengan namanya dan berkata, “Hari ini—pada suatu waktu tertentu—Aku akan makan malam di rumahmu.” 

Itulah Tuhan Yesus. Dan ketika mereka berkata, “Dia menumpang di rumah orang berdosa,” Tuhan membenarkan pelayananNya dan apa yang Dia lakukan dengan kalimat yang luar biasa ini, “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” Pelayanan Tuhan kita, mengetok di depan pintu. Dan itu adalah cara yang diajarkan kepada murid-murid dan juga cara yang Dia ajarkan bagi kita. Lihatlah ke dalam perbedaan antara kita dan Dia. Inilah yang kita sampaikan. Kita berkata, “Mari kita berdiri di pinggir ladang dan mengangkat suara kita dan biarkan kita memanggil, ‘Hai seluruh tanah yang berada di ladang, datanglah kemari supaya engkau ditabur.” Itulah yang kita akan kita sampaikan. Tetapi Tuhan menyampaikan tentang hal itu seperti ini, “Ada seorang penabur, keluar untuk menabur.” Ini adalah cara yang kita lakukan. Kita berdiri di tepi pantai dan kita akan berkata, “Wahai engkau ikan yang berada di luar sana, datanglah kemari supaya engkau ditangkap.” Itu adalah cara yang kita lakukan. Tetapi Tuhan menyampaikan hal itu seperti ini, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Inilah cara yang akan kita lakukan. Di tepi sebuah padang gurun, kita membangun sebuah monumen yang besar dengan sebuah menara, mungkin dengan jendela kaca dan bangku-bangku yang nyaman—bahkan menempatkan bantal di atasnya. Dan kita menaruh sebuah tanda di luar bangunan yang besar itu dan kita berkata, “Bagi kamu semua domba-domba yang hilang, jika kamu terhilang, masuklah ke dalam supaya kamu selamat.” Itu adalah cara yang kita lakukan. Tetapi cara yang diajarkan Tuhan kepada kita adalah, “Gembala itu meninggalkan sembilan puluh sembilan dombanya dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya.” Oh, betapa merupakan sebuah perbedaan yang sangat besar. Di dalam Injil Lukas pasal 14, sang tuan  berkata kepada hambanya, “Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.”

Itu adalah pengajaran Tuhan kita dan latihan dari Tuhan kita.  Di dalam Injil Matius pasal sepuluh Dia memanggil kedua belas rasulNya dan Dia mengutus mereka keluar untuk mengetuk pintu rumah-rumah. Dan di dalam Injil Lukas pasal sepuluh, “Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain. Lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya.” Itulah Tuhan.

Dan seluruh Injil, keempat Injil itu, memiliki klimaks dalam apa yang kita sebut sebagai Amanat Agung. Dan amanat itu dapat disederhanakan dalam sebuah kalimat kecil. “Karena itu pergilah ke seluruh dunia, jadikanlah semua bangsa muridKu.” Dan pergi, mereka mengajar dan memberitakan tentang Tuhan Yesus.

Sekarang, saya ingin supaya kita semua melihat bagaimana murid-muridNya dengan setia mengikuti pengajaran itu dan contoh yang indah dari Tuhan. Melakukan kunjungan dan mengetok pintu. Kitab Kisah Rasul pasal 5 diakhiri dengan kalimat ini, “Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.” Mengetok pintu.

Dan Kisah Rasul pasal delapan dimuali seperti ini, “Mereka semua, kecuali rasul-rasul tersebar ke seluruh Yudea dan Samaria.” Dan anda memiliki sebuah ilustrasi yang luar biasa dari inkarnasi dan implementasi dari metode Tuhan itu di dalam pelayanan Rasul Paulus. Saya membayangkan bahwa salah satu pencurahan Roh Tuhan dan keefektifan pemberitaan Injil di dalam misi Paulus dalam mengunjungi kota-kota di sekitar Efesus. Dia mengubah seluruh propinsi kepada Tuhan Yesus, dan di dalam pelayanan itu ketujuh jemaat Asia didirikan. Dan itu merupakan sebuah pertobatan yang sangat besar. Jadi, kita bertanya, “Bagaimana cara Paulus melakukan hal itu?”

Saya tahu apa yang anda sampaikan karena setiap orang menyampaikan hal itu, “Paulus melakukan hal itu karena dia adalah seorang pemberita Injil yang kuat dan penuh kuasa.” Itulah yang akan anda sampaikan.  Anda tahu, seringkali dalam hidup saya, saya telah mendengar orang-orang berdiri di dalam sebuah pertemuan besar dan mereka akan berkata tentang seorang pengkhotbah, “Dia adalah seorang pengkhotbah terbesar sejak Rasul Paulus.”

Saya tahu apa maksud mereka dengan hal itu dan anda juga. Ketika dia berkata, “Orang ini adalah pengkhotbah terbesar sejak Rasul Paulus.” Dan bayangan mereka adalah dia memiliki hadirat yang sangat besar dan dia berdiri dengan sebuah kepribadian yang hebat dan dia bangkit dengan pidato yang hebat dan lidah yang fasih. Itulah gamabaran yang mereka maksudkan.

Anda tahu, akan sangat baik bagi kita untuk membaca Alkitab sekali waktu. Hanya sekali waktu untuk membaca Alkitab dan melihat secara tepat, pengkhotbah seperti apakah Paulus itu? Dan seperti apakah kelihatannnya?

Di dalam surat 2 Korintus pasal 10 ayat 10, Paulus berbicara tentang apa yang disampaikan orang-orang tentang dia ketika mereka melihat dia dan mendengar dia berkhotbah. Apakah anda mengingat apa yang dia sampaikan? Paulus berkata, “Mereka berkata—dan inilah yang mereka katakan, ‘Tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti.” Itulah yang mereka sampaikan tentang dia ketika mereka pergi untuk mendengar Paulus berkhotbah. Mereka akan pergi mengetok pintu orang lain dan berkata, “Apakah anda pernah dalam hidup anda orang sekuno itu?”

Mereka pergi ke pintu yang lainnya dan berkata, “Apakah anda pernah mendengar orang gagap saat dia berusaha untuk berbicara seperti yang dilakukan orang itu?” Itulah yang mereka sampaikan tentang dia.

Lalu, bagaimanakah dia melakukan suatu pekerjaan yang luar biasa seperti yang dia lakukan terhadap kota-kota Yunani di sekitar kota Efesus? Sekali lagi, akan sangat menolong jika kita sering membaca Alkitab.

            Di dalam Kisah Rasul pasal 20, saat dia memanggil tua-tua Efesus dan Miletus dan sekitarnya, dan dia menggambarkan kepada mereka selama tiga setengah tahun pelayanan di kota Efesus. Bolehkah saya membacakannya kepada anda? Dia berkata kepada mereka, “Dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.”

Dan saya sampaikan kepada anda semua, kepada setiap pengkotbah di dunia dan setiap keluarga jemaat di dunia bahwa anda dapat melakukan hal itu, dan berkat yang sama yang diterima oleh Paulus di Efesus akan jatuh juga kepada gereja dan pengkhotbah yang melakukan hal yang sama, dengan apa yang dilakukan oleh Paulus. “Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.”

Ketika saya masih sekolah, saya memiliki gereja-gereja paruh waktu. Dan saya berkhotbah di sana satu bulan sekali. Dan ketika saya sedang berkhotbah di gereja saya, datanglah sebuah komite yang berasal dari komunitas lain. Dan mereka berkata kepada saya, “Gereja kami telah tutup. Tetapi kami memiliki banyak orang muda di komunitas kami. Maukah anda datang pada suatu minggu sore dan berkhotbah untuk kami?” Saya berkata, “Ya. Saya bersedia.”

Lalu kami pergi ke gereja yang berada di wilayah komunitas kecil itu, sebuah kantung kecil. Kami membuka paku-paku dan membuka pintu gereja itu. Kami membersihkannya. Kami meletakkan jendela kaca yang telah pecah. Dan kami memotong rumput liar yang telah tumbuh hingga atap gereja itu. 

Dan tahukah anda apa yang saya lakukan? Di jalan pertama yang dimulai dari gereja itu, saya berjalan dan mengetok setiap rumah yang berada di depan jalan itu. Dan ketika mereka membuka pintu saya berkata, “Saya adalah pendeta dari gereja kecil di depan jalan itu. Apakah anda orang Kristen?” Jika mereka berkata, “Ya. Kami adalah orang Kristen di sini.” Saya kemudian berkata, “Bolehkah saya masuk dan membacakan Firman Allah bagi anda serta berlutut untuk berdoa bagi anda?”

Dan saya akan masuk ke dalam jika mereka berkata bahwa mereka adalah orang Kristen dan saya akan membacakan Alkitab bagi mereka dan berlutut dalam doa bersama dengan mereka.

Dan kemudian, jika saya datang ke sebuah rumah dan mengetok pintu dan memberitahukan kepada mereka siapakah saya dan saya bertanya kepada mereka, “Apakah anda orang Kristen?” Jika mereka berkata, “Tidak.” Maka selanjutnya saya bertanya, “Kalau begitu bolehkah saya masuk dan memberitahukan kepada anda Juruselamat yang mulia dan berdoa bersama dengan anda sehingga anda dapat mengenal Allah?”  Dan saya akan masuk ke dalam rumah dan saya berbicara kepada mereka tentang Yesus dari Alkitab dan saya berdoa kepada jiwa mereka sehingga mereka dapat selamat.

Kemudian apa yang terjadi? Anda sudah tahu tentunya. Anda tidak dapat masuk ke dalam gedung gereja itu. Mereka memenuhi ruangan gereja. Mereka memenuhi halaman gereja. Mereka melihat melalui jendela dan pintu-pintu gedung gereja itu. Dan ketika saya mengakhiri pertemuan rohani pada musim panas itu, kami memiliki ibadah baptisan terbesar yang pernah dilihat di wilayah itu; dan ribuan orang berdiri di tepi sungai untuk melihat saya membaptiskan puluhan orang yang bertobat. Dan setiap orang dapat melakukan hal itu.

Itulah Allah. Itulah cara Allah. Itu adalah cara yang diberkati Allah. Bukan dengan kepintaran kita dalam menjelaskan dan bukan dengan suara yang keras sekali dan gerak tubuh yang luar biasa, tetapi Allah memberkati para pencari jiwa dan roh pengantara yang mengetok pintu rumah-rumah.

Saya harus mempercepat khotbah ini. Bolehkah saya menunjukkan bahwa kunjungan ini, mengetok pintu rumah, membawa pesan Allah muka dengan muka, dari hati ke hati, dari keluarga ke keluarga, dari rumah ke rumah merupakan semangat dan pusat dari iman Kristen? 

Sekarang saya akan membaca surat dari gembala jemaat Yerusalem. Selama bertahun-tahun dari Perjanjian Baru ini dan hingga dia mati martir, Yakobus, saudara Tuhan Yesus, merupakan gembala, penatua dari jemaat Yerusalem. Dan sebagai seorang gembala, inilah yang dia tulis, “Ibadah yang murni dan yang tidak bercacat di hadapan Allah adalah mengunjungi, mengetok pintu.” Yakobus 1:27.

Saya tahu bagaimana kita di sini dan kita semuanya sama. Anda dan saya pergi ke sebuah pertemuan besar dan kita berdiri di sana bersama ribuan orang yang naik ke atas dan terus naik ke atas, dan ketika kita melihat, kita berkata, “Inilah iman. Seperti inilah.” Aneh, Tuhan tidak pernah menyebutkan hal itu. Dia tidak pernah merujuk hal itu.

Saya tahu, bagaimanakah saya dan anda. Kita pergi ke sebuah  kuburan yang sangat besar, suatu bangunan yang luas, struktur dari gereja, dan di sana kita melihat ibadah yang indah dan megah. Dan ketika selesai, kita keluar dari pintu dan kita berkata, Inilah iman. Seperti inilah.” Aneh, Tuhan tidak pernah menyebutkan hal itu. Dia tidak pernah merujuk hal itu. Saya tahu bagaimana anda dan saya. Kita pergi ke sebuah ibadah dan di sana ada seorang pengkhotbah yang fasih. Dan dia berdiri dan menyampaikan sebuah khotbah dan dia berbicara seperti seorang orator yang hebat. Dan  ketika ibadah itu selesai, kita berkata, “Saudara, itulah iman. Seperti itulah iman.”

Yesus tidak pernah menyebutkan hal itu. Dia tidak pernah merujuk kepada hal yang seperti itu. Anda tahu apa yang Dia bicarakan? Anda tahu apa yang Dia sebutkan? Dia memiliki sesuatu untuk disampaikan, yaitu tentang segelas air yang diberikan kepada murid, seorang pelayan Tuhan. Dia memiliki sesuatu untuk disampaikan tentang seorang gembala yang mencari seekor domba yang hilang hingga dia menemukannya, tentang seorang perempuan yang mencari sebuah dirham yang hilang hingga menemukannya, tentang ayah yang berdoa hingga anaknya yang pemboros pulang ke rumah. Itulah Tuhan yang sedang mengetok pintu. “Ibadah yang murni dan yang tidak bercacat di nhadapan Allah adalah mengunjungi, mengetok pintu.”  

            Seorang guru Sekolah Minggu dan si kecil Maria, salah satu dari anak sekolah minggunya yang tidak hadir. Kemudian dia menulis sebuah kartu dan berkata, “Si kecil Maria yang manis, Kami merindukanmu di sekolah minggu. Usahakanlah untuk hadir pada minggu berikutnya.” Dan dua minggu telah berlalu dan si kecil Maria tidak hadir. Kemudian guru sekolah minggu itu menulis kartu yang lain, “Si kecil Maria yang manis, Kami merindukanmu di sekolah minggu. Usahakanlah untuk hadir di sekolah minggu pada minggu berikutnya.” Dan kemudian dia pergi ke kantor pos untuk mengirimkannnya.” Dan dua minggu berikutnya telah berlalu dan si kecil Maria tetap tidak hadir. Kemudian dia menulis kembali, “Si kecil Maria yang manis, Kami merindukanmu di sekolah minggu. Usahakanlah untuk datang ke sekolah minggu pada minggu berikutnya.” Dan kemudian dia pergi ke kantor pos untuk mengirimkannnya. Dan minggu berikutnya gadis kecil itu tetap tidak hadir.

Kemudian dia menulis kartu yang lain dan pergi ke kantor pos.  Saat dia datang dari kantor pos, tiba-tiba dia bertemu dengan ibu dari gadis kecil itu. Dan guru sekolah minggu yang sangat bangga akan dirinya berkata, “Oh, saya sangat senang bertemu dengan anda. Saya sudah pergi ke kantor pos untuk keempat kalinya dan mengirimkan sebuah kartu untuk anak anda dan memberitahukan kepadanya betapa kami sangat merindukan dia di sekolah minggu.”   

Dan ibu dari gadis kecil itu menjawab dengan sedih, “Anda tidak perlu menulis kartu yang lain. Setelah lama sakit, kemarin kami telah memakamkan gadis kecil kami, Maria.” Mungkin sebuah ibadah yang baik untuk menulis sebuah kartu. Mungkin sebuah ibadah yang baik untuk mengirim sebuah kartu. Akan tetapi, ibadah yang murni dan yang tidak bercacat di hadapan Allah adalah hal ini, “Saya datang mengunjungi anda di dalam nama Yesus.” “Kami merindukan si kecil Maria,” atau “Apakah anda orang Kristen? Apakah anda mengenal Tuhan? Apakah anda sudah diselamatkan?” 

Selama lukisan tentang Yesus yang berdiri mengetuk pintu di  Alkitab, selama itu adal sebuah kerinduan hingga hal itu menjadi ibadah yang nyata, yang murni dan tidak bercela, yang akan ditegaskan oleh kita dengan membagi iman kita dari rumah ke rumah, dari hati ke hati, dari jiwa ke jiwa, dan pribadi ke pribadi yang lain. Dan itulah iman yang susungguhnya.

Kemudian, ketika kita berkumpul di ruangan ini dan beribadah dan mendengarkan penjelasan Firman Allah dan kita berdiri serta menyanyikan lagu undangan kita, maka kita akan bersukacita.

Dan ketika ada orang yang menelusuri salah satu lorong bangku ini saat kita mengundang mereka kepada Tuhan. Kita mengetahui nama mereka. Kita telah melihat mereka. Kita telah berbicara kepada mereka. Kita telah mengunjungi mereka. Kita telah memberitahukan kepada mereka tentang Tuhan Yesus. Dan ketika mereka datang, mereka bukanlah orang lain, mereka adalah sahabat yang untuknya Yesus telah mati dan mereka adalah orang yang telah kita doakan. Oh, Tuhan, berikanlah jaminan atas hal itu, bahwa jemaat kami hanyalah papan suara dimana orang-orang datang untuk berkumpul dan bersukacita di dalam keselamatan yang telah kami terima dari Tuhan yang mulia.   

Dan itu adalah undangan kami bagi anda dalam waktu yang mulia ini. Anda boleh berkata, “Pendeta, aku telah menemukan Tuhan. Ibuku telah berdoa untukku dan doanya itu telah dijawab.” “Seorang sahabat dan tetangga, seorang bos, seorang pekerja memberitahukan saya tentang Yesus dan sekarang saya datang.” “Kami telah diundang oleh Sekola Minggu untuk meletakkan hidup kami di dalam jemaat ini dan sekarang kami datang.” “Roh Kudus telah berbicara ke dalam hati kami dan malam ini kami akan menjawabnya dengan seluruh hidup kami.” Mari datanglah. Saat kita menyanyikan lagu ini maka pada baris yang pertama dan bait yang pertama anda boleh datang. Turunlah melalui salah satu tangga itu atau berjalanlah melalui salah satu lorong bangku itu, dan katakanlah, “Pendeta, inilah saya. Allah telah berbicara kepada saya dan malam ini saya akan menjawab panggilan itu.” Ketika anda berdiri dalam sebuah momen, berdirilah untuk maju ke depan dan anda katakanlah kepada saya, “Pendeta, saya mengulurkan tangan saya kepada anda, sebagai tanda bahwa saya telah menyerahkan hati saya kepada Yesus.” Atau  “Saya ingin mengikuti Dia dalam baptisan sama seperti yang tertulis dalam KitabNya.” Atau “Saya ingin bergabung dengan orang-orang kudus di jemaat ini.” Atau “Saya ingin menerima Yesus sebagai Juruselamat saya dan inilah saya.” Ketika Roh Kudus menekankan seruan itu ke dalam hati anda, lakukanlah sekarang, datanglah sekarang, buatlah keputusan itu sekarang. Dan terpujilah Allah saat anda datang, ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu undangan kita.

Diedit Oleh:

David Brooks

Criswell College

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM