PINTU YANG TERBUKA

(THE OPEN DOOR)

Dr. W. A. Criswell

Wahyu 3:8

05-22-83

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung bersama dengan kami dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang ditujukan sehubungan dengan sekolah Kristen kita. Khotbah ini berjudul Pintu Yang Telah Dibuka Allah Di Depan Kita. Dan saya belum pernah mempersiapkan khotbah dengan sangat teliti dan penuh pertimbangan dan kesungguhan dalam menyajikan kebenaran Allah yang akan saya sampaikan dibandingkan dengan khotbah pada malam ini. Setiap kata dan setiap pemikiran bukanlah sesuatu yang tidak dipikirkan secara hati-hati. Apa yang saya pikirkan ini merupakan pikiran dan kehendak Allah bagi kita. Judul khotbah ini diambil dari sebuah ayat. Perkataan Tuhan kita yang disampaikan kepada jemaat Filadelfia, Dia berkata, “Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu” (Wahyu 3:8). Pintu Yang Telah Dibuka Allah Di Depan Kita.  

Dan saya telah mengutip teks itu untuk disajikan kepada kita tentang sekolah Kristen. Allah telah melakukan suatu berkat yang luar biasa di Amerika. Bahwa kita dapat memiliki sebuah sekolah yang didedikasikan kepada Tuhan kita. Anda tidak akan dapat memiliki sebuah sekolah Kristen di Komunis Rusia. Anda tidak dapat memiliki sebuah sekolah Kristen di negara-negara komunis di Eropa Timur. Anda tidak dapat memiliki sebuah sekolah Kristen di Cina. Anda tidak akan dapat memiliki sebuah sekolah Kristen di negara totalitarian seperti negara Iran atau diktator muslim di Lybia atau di negara fasis lainnya. Akan tetapi, kita memiliki sebuah pintu yang terbuka, keistimewaan untuk memiliki sebuah sekolah Kristen di Amerika.

Ketika saya datang ke gereja ini tiga puluh sembilan tahun yang lalu, hati saya memiliki kerinduan untuk memiliki sebuah sekolah Kristen. Saya memiliki seorang sahabat di Lynn Landrum, yang merupakan salah satu editor di Dallas Morning News.  Dia menulis di hadapan umum untuk mendorong saya terhadap mimpi itu. Suatu kali, dia bahkan membuat sebuah kartun di halaman berita editorial. Tentang seorang gadis yang mengenakan sebuah sweater yang diatasnya tertulis FBHS—First Baptist High School.  Dan akhirnya tibalah hari yang mulia itu, ketika kita mampu untuk mengorganisasikan dan meluncurkan sekolah Kristen ini.

Hal penting yang pertama adalah bahwa seluruh pendidikan berada di dalam gereja. Hal itu dimulai dari gereja. Ketika saya melihat ke dalam Alkitab saya, Injil-injil ini pada mulanya berada dalam gulungan-gulungan kecil, traktat-traktat kecil yang diberikan kepada orang-orang yang telah bertobat dan calon-calon yang bertobat. Dan surat-surat yang saya baca di dalam Perjanjian Baru merupakan nasehat-nasehat kecil dari para rasul sehubungan dengan bagaimana kita mengajar jemaat kita di dalam iman kepada Tuhan. Seluruh pendidikan pada mulanya berada di dalam gereja. Berkat yang kembar dari gereja dan sekolah sepanjang pergantian abad yang akhirnya membuatnya terikat secara bersama-sama. Mereka adalah satu-kesatuan yang memberkati komunitas. Seluruh sekolah-sekolah Eropa dan sekolah-sekolah di Kepulauan Inggris dan sekolah-sekolah di Amerika pada awalnya merupakan sekolah-sekolah Kristen. Ide tentang dukungan sekuler terhadap sekolah merupakan sebuah ide yang baru. Sejak awal, gereja dan sekolah selalu bersama-sama. Saya menyebutnya sebagai kembar. Ada sebuah alasan untuk hal itu. Adalah penting bagi gereja untuk memiliki sebuah sekolah. 

Saya telah berada dalam sebuah misi pemberitaan Injil di Jepang dan di suatu tempat—saya tidak tahu kemana mereka telah membawa saya—saya berada jauh di pedalaman dan mengadakan sebuah ibadah, dan Allah memberkatinya dengan luar biasa. Ada begitu banyak orang yang menerima Tuhan. Dan saya memiliki sebuah kartu kecil untuk mereka isi sehubungan dengan keputusan mereka untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka. Dan mereka duduk dengan gaya Jepang dan di sana ada seorang pria. Dan ketika kartu itu diberikan kepadanya, dia membacanya, kemudian dia berpaling kepada saya dan berkata, “Sansei—guru—Sansei, jika saya menandai kartu ini lagu bagaimana? Dia sangat jauh—tanpa sekolah, tanpa gereja, tanpa gembala, tanpa guru, tidak ada sesuatu atau seseorang yang dapat membantu orang itu di dalam iman dan di dalam Tuhan.  “Sansei, jika saya menandai surat ini, lalu bagaimana? Merupakan hal yang sangat penting bagi kita untuk memiliki sebuah sekolah, memiliki gereja, memiliki gembala dan guru untuk membimbing kita di dalam pikiran Tuhan. Untuk memiliki sebuah sekolah sama pentingnya dengan memiliki gereja itu sendiri. Sekolah bukanlah sebuah tangan dari gereja. Itu adalah gereja. Itu adalah pengajaran gereja. Itu adalah implementasi tentang apa yang harus kita ajarkan dalam perkumpulan jemaat kita di studi Alkitab dalam Sekolah Minggu.

Buah Apakah sekolah Kristen itu? Yang pertama, sekolah Kristen merupakan sebuah implementasi dari sebuah pertobatan, sebuah keyakinan, sebuah filsafat. Kita harus tahu bahwa pusat dan jantung dari seluruh alam senesta adalah Allah Yang Mahatinggi. Suatu kali saya sedang menjelajahi warsawa dan di sana saya menemukan di sebuah monumen untuk Kopernikus yang terletak di lapangan umum. Kopernikus menemukan bahwa pusat dari alam semesta bukanlah planet bumi ini, tetapi matahari, dan seluruh planet ini berputar di sekitar matahari sebagai pusat. Akan tetapi, ini adalah filsafat yang terbentang di sekolah Kristen. Pusat dari alam semesta ini adalah Allah Yang Mahatinggi dan bukan manusia. Dan di atas dasar dari filsafat itu, segala sesuatu dilihat dari sudut pandang Allah. Setiap penafsiran dibuat dalam pikiran Kristus. Semua subjek diajarkan dari pikiran Juruselamat kita yang mulia. Pusatnya adalah Allah. Bertentangan dengan itu, pendidikan sekuler membuat kehidupan humanistik sebagai pusat utama. Humanisme sekuler; pusat dari seluruh alam semesta adalah manusia. Mereka mengilahikan manusia. Mereka berkata bahwa Allah tidak nyata. Sebagai konsekuensinya, semua subjek diajarkan dari sudut pandang bahwa manusia adalah satu-satunya tujuan dan alasan dalam pembelajaran kita, bahwa tidak ada tingkatan yang lebih tinggi, tidak ada dataran yang lebih tinggi, tidak ada kehidupan rohani yang lebih tinggi dari apa yang kita ketahui dalam kehidupan manusia. Itu adalah gambaran pertama dari sebuah sekolah Kristen. Pusat dari segala sesuatu adalah Allah dan bukan manusia. Bukan teologikal dan bukan humanistik. Hal itu harus diangkat ke atas dan bukan ke bawah. Hal itu berkenaan dengan Tuhan kita dan hubungan kita dengan Dia. 

Hal yang kedua tentang sebuah sekolah Kristen. Kepemimpinannya bersifat gerejawi, kesalehan, Kristus dan Alkitab sebagai pusat pembelajaran. Pengawas dan kepala sekolah dan guru serta pegawainya, semuanya adalah anggota gereja. Mereka adalah orang-orang Kristen. Setiap anak dibentu oleh figur utama dari  ayah, ibu, guru dan gembala. Dan ketika figur yang utama itu adalah orang-orang Kristen, maka sang anak akan mudah dibentuk dalam iman orang Kristen. Tetapi jika figur utama bukanlah orang Kristen, sang anak  akan cacat dan terluka sejak dari awal. Sebuah sekolah Kristen memiliki sebuah kepemimpinan yang secara bersama-sama berpusat di dalam gereja. Mereka adalah masyarakat gereja. Mereka adalah orang-orang Kristen. 

Hal yang ketiga: sebuah sekolah Kristen memiliki program perlengkapan iman. Ibadah keagamaan, yaitu pengajaran gereja. Konsekuensinya, di dalam sebuah sekolah Kristen, akan ada kebaktian kebangunan rohani. Akan ada ibadah kapel. Akan ada pemikiran Alkitab. Akan ada kelas-kelas Alkitab.  Akan ada pertemuan doa. Berdasarkan hukum, di sekolah sekuler, anda tidak dapat memiliki semuanya itu. Semuanya dilarang. Saya telah melihat sebuah kartun yang sangat lucu yang pernah saya lihat di dalam hidup saya adalah tentang seorang kepala sekolah. Dia berhenti karena melihat sekelompok anak kecil laki-laki yang sedang berlutut bersama-sama. Mereka sedang main tembak-tembakan. Dan kartun itu berkata, kepala sekolah itu melihatnya dan berkata, “Terima kasihi Tuhan. Kalian sedang main tembak-tembakan. Saya pikir kalian sedang melakukan pertemuan doa.” Di dalam sekolah Kristen, kita memiliki pelayanan untuk Kristus dan untuk Tuhan. Seperti itulah sekolah Kristen. Ia adalah kumpulan jemaat dalam pengajaran. Dan tentu saja kita berada di dalam perpanjangan itu, perluasan dari apa yang kita pelajari pada hari minggu

Di dalam sebuah Sekolah Minggu, anak-anak hanya memiliki waktu satu jam, satu hari dalam seminggu.  Di dalam sekolah Kristen,anak-anak memiliki waktu selama enam jam, lima hari dalam seminggu, disamping banyak aktivitas kitab suci lainnya. Itu adalah sebuah perpanjangan dari pekerjaan gereja. Dan dalam banyak bagian, hal itu berada di dalam fasilitas gereja. Ini adalah sebuah kebaikan, penatalayanan yang indah yang telah diberikan Allah kepada kita. Tidak hanya penatalayanan tentang kepemilikan uang, tetapi sebuah penatalayanan dari investasi kita. Selama bertahun-tahun saya sering berjalan di sekitar gereja ini dan melihat gereja ini dan melihat bangunan yang sangat besar ini dan terlihat gelap selama enam hari dalam seminggu. Dan saya berpikir, bukankah itu akan menjadi sesuatu yang menyenangkan Engkau jika kami mengambil fasilitas ini dan menggunakannya setiap hari dalam seminggu?

Itu adalah sekolah Kristen. Sekarang kita akan mempertimbangkan dua keberatan untuk memiliki sebuah sekolah Kristen. Nomor satu—tidakkah orang tua merasa diserang oleh penginjilan, usaha untuk memenangkan kepada Kristus dari anak-anak yang mengunjungi sebuah sekolah Kristen? Yang terjadi adalah hal sebaliknya. Orang tua akan bersukacita ketika sang anak menerima Tuhan sebagai Juruselamatnya. Ketika Yesus datang untuk tinggal di dalam hatinya, itu adalah sebuah hal yang indah bagi ayah dan ibunya. Ketika sang anak pulang dan membuat pengumuman dari berita baik, “Aku telah menerima Kristus sebagai Juruselamatku. Aku telah membuka hatiku terhadap sorga dan kehendak Allah untuk mengikut Dia.” Betapa baiknya hal itu dari pada sang anak pulang kerumah dan berkata, “Aku telah bertemu penjual obat bius. Hari ini aku bertemu pedagang minuman keras. Hari ini aku bertemu dengan penjudi. Hari ini aku bertemu mak comblang dan germo.” Betapa lebih baik ketika sang anak pulang ke rumah dan berkata kepada ayah dan ibunya, “Hari ini aku bertemu Tuhan.” Tidak akan orang tua di dunia yang khawatir mendengar hal itu tetapi justru akan bersukacita di dalan pengumuman berita baik yang indah itu. “Hari ini aku menjadi seorang Kristen, seorang pengikut Kristus.” Keberatan apa yang mereka miliki?    

Yang kedua: Ada yang keberatan bahwa di dalam sebuah sekolah Kristen, anak-anak berada dalam sebuah lingkungan Kristen terlalu dilindungi sehingga mereka tidak mampu mengatasi realitas dunia ini. Bagaimana dengan hal itu? Saya tidak dapat membayangkan orang tua dan sukar untuk dipercayai bahwa akan ada seorang ayah atau seorang ibu keberatan terhadap hal itu, sebaliknya mereka akan bersukacita atas perlindungan yang didapat oleh anaknya, anak anda dari pengaruh dosa yang ada di dunia ini. Jika anda pernah berada di gereja ini, anda telah melihat saya berlutut di sana dan mendoakan sebuah doa penyerahan untuk bayi kecil itu. Setiap minggu, hampir setiap ibadah akan ada seorang ayah dan seorang ibu dengan seorang bayi kecil di tangan mereka akan datang maju ke depan dan ingin menyerahkan anak itu kepada Tuhan.  Dan saya akan berlutut bersama dengan ayah dan ibunya. Dan apakah anda ingat, doa yang seringkali saya panjatkan—“Tuhan, semoga malaikat di sorga ditugaskan untuk merawat anak ini, semoga malaikat penjaga dari sorga mengawasinya dan menjaga anak ini dari wabah dan bencana, dan serangan iblis dan menaungi serta menjaga supaya bayi kecil ini bertumbuh di dalam pengetahuan tentang Tuhan dan di dalam Firman Yesus” Mengapa saya tidak menginginkan untuk menaungi anak saya dari setiap pengaruh jahat dan setiap wabah dan bencana yang merupakan subjek dari seluruh dunia? Saya akan melakukannya dan anda juga. 

Dan bolehkah saya menyampaikan kebenaran Tuhan? Apakah anak-anak di sekolah sekuler sangat dilindungi. Dia menyangkal perlindungan dan pengajaran dari basis moral, yaitu iman kepercayaan dan Allah Yang Mahatinggi. Konsekuensinya, anak-anak yang dilatih dalam sekolah sekuler telanjang di hadapan dunia. Dia sedang menghadapi tali gantungan dan panah dari kejahatan dunia tanpa perlindungan. Tetapi anak-anak yang dibawa dan dilatih serta diajar dalam sekolah Kristen dipersiapkan untuk menghadapi seorang musuh dan sebuah lingkungan yang berbahaya. Bukankah sangat indah untuk melihat anak-anak laki-laki dan perempuan dibawa ke dalam sebuah lingkungan Kristen, dan diajarkan tentang pikiran dan iman di dalam Kristus Yesus.  

Yang terakhir, mengapa orang tua harus memilih sebuah sekolah Kristen? Nomor satu, karena mereka adalah akademisi yang unggul. Tidak ada perbandingan antara prestasi akademik dari lulusan sebuah sekolah Kristen  dan sebuah sekolah sekuler. Kelompok lulusan sebuah sekolah Kristen memiliki penampilan yang lebih baik dari sebuah sekolah sekuler. Salah satu statistik yang paling tidak biasa yang pernah and abaca dalam hidup anda adalah hal ini: Dari semua professional yang mengirim anak mereka ke sebuah sekolah Kristen, profesi yang pertama adalah guru dari sekolah sekuler. Mereka menduduki tempat pertama dari orang-orang yang mengirim anak-anak mereka ke sebuah sekolah Kristen.

Setiap tujuh jam dalam sehari, akan ada sekolah Kristen yang didirikan di Amerika ini. Sekitar tiga setengah setiap hari. Mengapa? Karena mereka melihat keunggulan—akademik yang unggul dari sekolah Kristen. Ada sebuah motivasi untuk belajar. Ada sebuah alasan. Ada sebuah raison d'etre.  Ada sebuah alasan untuk keberadaan. Ada tujuan di dalamnya. Dan para pemuda serta pemudi diajarkan untuk sebuah kekudusan yang sempurna dan alasan yang sempurna, dan mereka unggul. Mereka adalah akademisi yang unggul.

Nomor dua—mengapa orang tua memilih sebuah sekolah Kristen? Karena di sana mereka diperkenalkan ke dimensi yang lain dalam hidup, sebuah dimensi rohani. Manusia adalah mahluk yang lebih dari binatang. Kita diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Kita bukanlah buih. Kita bukanlah protoflasma yang mengapung dalam lautan kosmik. Kita adalah seorang pribadi; yang diciptakan Allah, yang dikasihi Allah, yang untuknya Kristus telah mati. Kita menjadi seorang anggota dari sebuah keluarga yang besar di bumi dan di sorga. Dan kita diperkenalkan dalam sebuah sekolah Kristen ke sebuah dimensi rohani dalam hidup. 

Hal itu melibatkan dua hal. Yang pertama, bahwa ada sesuatu yang lebih untuk hidup. Ada makna yang lebih dari keberadaan manusia dari pada prestasi dari faktor-faktor teknologi di dalam ilmu pengetahuan dan semua subjek yang diperkenalkan kepada kita di sekolah menengah dan akademik. Salah satu hal yang paling menakjubkan di dalam sejarah adalah hal ini, bahwa sejarah tidak memiliki bukti, tidak ada contoh bahwa prestasi di dalam ilmu pengetahuan dan pengetahuan dan dalam teknologi membuat manusia menjadi lebih baik, tidak ada bukti sama sekali. Malahan, ketika saya membaca sejarah, yang kelihatan adalah sebaliknya. Semakin kita berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengetahuan, maka kita semakin kejam dan semakin sama dengan penyembah berhala. Anda tahu, saya sudah hidup lama. Saya mengingat David Lyoyd George, seorang Baptis yang merupakan Perdana Menteri Inggris pada Perang Dunia I. Saya mengingat sesuatu yang disampaikan oleh Perdana Menteri itu, dia berkata, “Musuh yang terhebat dari Inggris bukanlah gudang senjata Ruhr.”  Itu adalah sebuah pabrik yang berada di Lembah Ruhr di Jerman. Musuh terhebat dari masyarakat Inggris bukanlah gudang senjata Ruhr, tetapi sekolah-sekolah Jerman.

Kemudian saya sangat mengingat, karena saya masih muda pada Perang Dunia II. Dan setelah Perang Dunia II, segera sesudah itu, saya mengunjungi Dachau yang berada di luar Munich di Bavaria, bagian selatan Jerman. Tidak ada sebuah negara yang memiliki kemajuan di universitasnya, di dalam perkembangan teknologinya, di dalam kemelekannya selain Jerman. Tidak pernah ada sebuah bangsa yang dapat menyaingiNazi Jerman. Dan tidak pernah ada sebuah bangsa yang sangat jahat yang dapat dibandingkan dengan fasis Jerman. Mereka menggunakan manusia dalam percobaan ilmu pengetahuan. Anda pasti akan bertanya, “Pendeta apa maksud anda dengan hal itu?” Baiklah, saya akan memberikan anda sebuah contoh. Ketika saya sedang berjalan di sekitar Dachau, inilah yang mereka lakukan di sana. Mereka menjadikan manusia sebagai percobaan ilmiah. Hal ini mereka lakukan untuk kebanyakan kepada orang Yahudi. Dan saya akan mengambil sebuah contoh.

Jerman, Hitler, sedang bersiap-siap untuk menyerang Rusia. Dan seperti yang anda lihat di dalam sejarah, Napolen mengalami kekalahan karena negeri Rusia yang luas sangat dingin. Jadi ketika Hitler bertujuan untuk mengembangkan ekspansinya ke Rusia, untuk memengkan perang atas Rusia, itu berarti dia harus mempersiapkan tentaranya untuk menghadapi dinginnya Rusia. Jadi apa yang mereka lakukan di Dachau adalah mereka mengambil manusia dan mereka memasukkannya ke dalam air, dengan suhu yang sangat dingin hingga manusia itu mati membeku karena kedinginan. Kemudian mereka akan mengambil manusia, spesimen lainnya yang hidup dan mengenakannya pakaian tertentu. Dan dengan pakaian itu dengan jenis tertentu, mereka dimasukkan ke dalam suhu yang lebih rendah lagi hingga manusia itu mati kedinginan. Dan mereka akan membuat laporan yang teliti tentang pakaian yang dia kenakan. Dan mereka akan mengambil manusia lainnnya dan mengenakan pakaian tertentu dan memasukkannya ke dalam suhu yang lebih rendah lagi hingga mereka mati kedinginan. Dari hasil percobaan itu mereka dapat menemukan pakaian yang cocok untuk dikenakan oleh prajurit Jerman untuk menginvasi Rusia. Dapatkah anda membayangkan hal itu? Tidak ada rasa hormat terhadap hidup manusia atau sikap moral apakah itu benar atau salah. Ini adalah teknologi ilmu pengetahuan. Ini adalah prestasi dalam pengetahuan. Ini adalah eksperimen ilmu pengetahuan. Tidak ada moralitas dalam ilmu pengetahuan. Tidak ada moralitas dalam pengetahuan. Ia harus memiliki dimensi yang lain. Kristus harus masuk ke dalam buku. Kristus harus masuk ke dalam eksperimen. Kristus harus masuk ke dalam hati. Kristus harus masuk ke dalam hidup. Itulah sebabnya mengapa ada sekolah Kristen.

Yang kedua dan yang terakhir, memilih sekolah Kristen untuk dimensi rohani ini di dalam pengetahuan dan di dalam pendidikan. Yang kedua, ada sesuatu yang lain untuk hidup selain dari pada keberadaan materi belaka dan kemajuan serta prestasi. Saya telah berada di India, dan menjadi tamu di rumah seorang hakim India yang terkenal. Dan setelah kami makan malam di rumahnya, saya duduk bersama dengan dia dan mulai berbincang-bincang. Dan tentu saja, saya adalah seorang anti komunis. Jadi tidak lama sesudahnya, karena India sangat dekat dengan Rusia, sebuah anak benua Rusia dan memiliki hubungan yang akrab dan secara politik sangat dekat. Jadi saya mulai berbicara dengan hakim federal itu, Hakim Goolaney, saya mulai berbicara dengan dia tentang Rusia dan komunis Rusia. Dan dia berkata kepada saya, dia berkata, “Orang-orang Amerika tidak menyadari hal ini: kemajuan ekonomi dan prestasi Soviet Rusia, membuat kami sangat terkesan. Kami sangat terkesan.”  

Dan saya menjawab hakim itu, dan saya berkata, “Saya tidak menyangkal bahwa di bawah totaliarisme komunis Rusia mereka telah membuat kemajuan dengan pesat sekali di dalam setiap eksistensi umat manusia, kemajuan yang pesat dalam pengetahuan, kemajuan yang pesat dalam pendidikan, kemajuan yang pesat dalam teknologi, kemajuan yang pesat dalam prestasi akademik. Mereka adalah orang yang pertama kali menempatkan Sputnik untuk mengelilingi dunia. Saya tidak menyangkal hal itu.” Tetapi saya berkata, “Hakim, bagaimana dengan roh? Bagaimana dengan sisi lain dari jiwa manusia? Bagaimana dengan kebebasan? Bagaimana dengan ketaatan agama? Bagaimana dengan hal-hal lain yang berkaitan yang membuat manusia menjadi seorang manusia? Tidak adakah manusia dan kemanusiaan? Tidakkah ada sesuatu yang lain dari hidup selain dari pada prestasi di dalam teknologi dan ilmu pengetahuan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kemakmuran materi ekonomi dari masyarakat? Tidak adakah tujuan di dalam hidup? Tidak adakah makna di dalam hidup? Adakah Allah di sana untuk dikenal dan Tuhan untuk dilayani? Adakah hal itu di sana?”

Saya tidak pernah dapat melupakan perkataan Tuhan kita yang mulia, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu. Dan Dia menyampaikan sebuah perumpamaan kepada mereka [Lukas 12:15]. Dia berkata kepada dirinya sendiri, “Lihatlah hal-hal yang telah kusimpan ini.” Dan pada malam itu Allah berkata kepadanya, “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? ” [Lukas 12:20].  Ada sesuatu yang lebih untuk hidup selain dari pada materialitas, prestasi akademik, kemajuan ekonomi, kesuksesan materi. Ada sesuatu yang lebih untuk hidup. Kita juga memiliki jiwa. Kita juga memiliki hati. Kita memiliki devosi. Ada gambar dan rupa Allah yang berada di dalam batin kita. Kita tidak hanya terdiri dari keberadaan materi. Dan untuk memiliki hal-hal materi bukanlah jawaban terhadap kepenuhan hidup yang telah Allah berikan kepada kita.

Suatu hari, saya sedang berjalan di dalam rumah, melewati sebuah ruangan, dan saya melihat televisi yang di dalamnya ada seseorang yang mereka katakan mirip dengan saya. Namanya adalah Eddie Albert. Saya telah berada di atas sebuah pesawat dan saya dikelilingi oleh pramugari dan orang lain yang berkata, “Anda Eddie Albert.” Saya berkata, “Saya bukan Eddie Albert. Saya adalah pendeta dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah seorang pendeta Baptis.” “Bukan. Anda bercanda. Anda adalah Eddie Albert. Kami tahu persis siapakah anda.” Saya tidak pernah bisa meyakinkan mereka. Kemudian suatu ketika saya melihat Eddie Albert di kotak yang bodoh itu, di tabung yang berada di sana. Kemudian saya berpikir, saya akan duduk dan melihat apa yang sedang dilakukan oleh orang itu.

Kemudian saya duduk dan melihat sebuah siaran TV. Dan saya ingin memberitahukan kepada anda empat pemandangan yang ada di dalamnya. Pemandangan yang pertama, dia sedang duduk di sebuah rumah besar di Kota New York, dalam ruangan makan yang sangat indah. Dan di dalamnya ada meja panjang yang sangat indah yang membuat anda makin terkesan tentang apa yang sedang terjadi. Di ujung meja yang panjang itu duduklah Eddie Albert. Dan istrinya duduk di ujung meja yang lainnya. Sangat terpisah jauh dari ruang makan yang mewah dan indah itu. Dan tentu saja, seluruh   perlengkapan yang mewah berada di tempat itu: tempat lilin yang indah yang terbuat dari perak, keramik Cina, dan seorang pria yang menungguinya di ujung meja dan seorang pelayan perempuan yang menunggui istrinya di ujung meja lainnnya. Itu adalah pemandangan yang pertama. Dan anda tidak akan pernah mendengar sebuah celaan seperti itu dalam hidup anda ketika wanita itu meghina dia. Istrinya itu memukulnya. Dia berbicara kepadanya seakan-akan dia adalah anjing. Itu merupakan perkataan yang mengerikan ketika istrinya nyang berada di ujung meja lainnya dan menghampiri suaminya di ujung meja lainnya. Dan kemudian, hal itu tidak hanya cukup sampai di situ, mertua laki-lakinya berjalan ke dalam dan dia terlihat seperti seorang tokoh terkemuka dan pialang yang khas. Dia adalah seorang multi jutawan, dan dia mulai menghina dan menyakiti Eddie Albert yang berada di sana, suami dari putrinya. Saudara dia mencelanya habis-habisan. Dan itu adalah pemandangan yang pertama.

Pemandangan yang kedua, Eddie Albert berada di dalam kantornya, di salah satu gedung pencakar langit yang berada di Kota New York. Dan dia duduk dengan keputusasaan. Ketika dia duduk di kantornya dalam keputusasaan, telepon berbunyi. Dan di ujung telepon itu merupakan gadis masa kecilnya. Ia adalah seorang gadis yang dia cintai ketika dia masih muda dan tinggal di pedesaan New England, yang telah dia tinggalkan dua puluh lima tahun yang lalu untuk pergi ke kota besar. Jadi, di ujung saluran telepon yang lain, wanita itu berkata kepadanya, “Ketika engkau pergi dua puluh lima tahun yang lalu, engkau berkata kepadaku, kapan pun aku membutuhkanmu, engkau akan datang. Aku membutuhkanmu sekarang, maukah engkau datang?” Dia menjawab, “Baik, aku akan datang.” Itu adalah pemandangan yang kedua. 

Pemandangan yang ketiga, dia sedang berbicara dengan kekasih masa mudanya. Wanita itu, tentu saja sudah menikah, tinggal di desa kecil, dimana Eddie Albert pernah hidup sebelumnya. Dan wanita itu berkata kepadanya, “Anak laki-lakiku sekarang telah menjadi seorang pemuda. Dia sudah besar dan jatuh cinta dengan seorang gadis di desa ini, dan dia ingin menikahi gadis itu—seorang gadis desa yang manis dan sederhana. Dan dia ingin tinggal dan menetap di kota kecil ini. Tetapi aku berkata kepada putraku itu, bahwa aku ingin ia seperti engkau. Aku ingin dia pergi ke kota besar. Dan aku ingin supaya dia menjadi bagian dari kekayaan yang ada di kota besar, mungkin untuk menikahi seorang gadis kaya seperti yang kamu lakukan. Dan dia akan menjadi sukses, terkenal dan kaya. Dan dia akan memiliki segala sesuatu yang diinginkan oleh hati dan pikiran. Dia akan bahagia dan sukses. Dan aku ingin supaya engkau berbicara kepada anakku dan memberitahukan dia untuk melupakan gadis itu dan desa ini dan pergi ke kota besar dan menjadi sama seperti engkau.” Itu adalah pemandangan yang ketiga.

Pemandangan yang keempat, yang terakhir. Dia sedang berbicara dengan pemuda itu. Dan dia berkata kepada pemuda itu, “Nak, aku pernah berada di posisimu sekarang ini. Aku berpaling dari gadis yang aku cintai dan pergi ke kota besar. Aku menikah dengan gadis yang kaya, dan aku hampir sangat kaya dan berpengaruh. Tetapi nak, aku adalah manusia yang paling menderita di dunia ini. Semuanya tidak berarti bagiku selain dari rasa sakit dan kedukaan serta sakit hati. Nak, menikahlah dengan gadis itu, tinggallah dalam pondok yang sederhana, didiklah anak-anakmu di sini dalam kasih Allah.” Dan dia meletakkan tangannya di atas bahu pemuda itu, dan dia pergi, hanya menyampaikan apa yang telah disampaikan oleh Yesus. “Walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”

Ada dimensi lain dalam hidup. Dan untuk menemukannya dan memberikan hidup anda terhadap hal itu merupakan berkat yang luar biasa dari semua karunia Allah yang mungkin diberikan kepada anda. Anda akan menemukan hal itu di dalam Kristus dan di dalam kehendak Tuhan kita. Ada sebuah tujuan yang telah dibuat Allah bagi anda. Ada sebuah kehidupan yang sangat indah yang untuknya Allah telah memanggil anda. Dan untuk menyangkal semua hal materi dan hal-hal yang fana dari hidup ini serta memberikan hidup anda kepada kekekalan Allah merupakan komitmen terbesar yang pernah dapat anda buat. Amin.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM