PERTOBATAN ISRAEL
(THE CONVERSION OF ISRAEL)
Dr. W. A. Criswell
Wahyu 4:2
01-21-62
Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul, Pertobatan Israel. Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab dalam Alkitab, setelah beberapa tahun belakang ini, kita telah tiba di bagian yang terakhir, bagian terakhir, kesudahan dari Alkitab, yaitu kitab Penyingkapan; Kitab Wahyu. Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di pasal 4, yang menandai bagian akhir yang ketika dalam pembagian kitab itu. Dan di dalam khotbah kita yang dimulai dari pasal empat ayat satu, kita telah tiba ke ayat tiga, yang menggambarkan tentang takhta Allah. Dan di sekeliling takhta itu ada sebuah pelangi dan pelangi merupakan sebuah simbol dari kovenan kita—pemeliharaan Tuhan atas kita. Dan berbicara tentang Allah dan janji Allah, kita telah mempersiapkan beberapa khotbah yang menjadi pengantar bagi kita untuk sebuah pemahaman dari kesudahan zaman dalam pasal-pasal yang selanjutnya dari Kitab Wahyu.
Kovenan utama dari Tuhan Allah yang pernah dibuat terdapat dalam Kitab Kejadian, yaitu perjanjian dengan Abraham. Kovenan Abraham: Tanpa syarat dan bersifat kekal. Dan bagian selanjutnya dalam Alkitab, tidak ada sesuatu yang lain, tidak lebih dari sebuah karya dari kesetiaan Allah kepada janji yang telah Dia buat kepada bapa-bapa leluhur, kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Segala hal yang anda baca di dalam di dalam sejarah ilahi dan sekuler, dan segal hal yang anda kerjakan di dalam literatur manusia dan literatur kudus, ditemukan dalam kesetiaan Allah terhadap janji yang telah Dia buat kepada bapa-bapa leluhur.
Sekarang, bukankah itu merupakan sebuah hal yang mengherankan ketika anda mempelajari dan membuktikannya ke dalam wahyu Allah, itu merupakan sesuatu yang sangat mengherankan, seberapa banyak dari hal itu merupakan kisah tentang Israel di masa lalu, di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Ketika anda membaca kitab-kitab Musa, anda membaca tentang Israel. Ketika anda membaca kisah tentang raja-raja, anda membaca tentang Israel; ketika anda membaca Mazmur, anda sedang menyanyikan lagu-lagu Israel. Ketika anda membaca tentang nabi-nabi, anda sedang membaca tentang Israel. Ketika anda mempelajari kehidupan Kristus, anda melakukannya kembali dengan latar belakang Israel. Ketika anda membaca surat-surat, anda sedang membaca tentang tujuan elektif Allah di Israel. Dan hal yang sangat mengherankan dan yang menakjubkan bagi saya, ketika anda membaca Kitab Wahyu, secara praktis semuanya berkenaan denga keluarga pilihan Allah, yaitu Israel. Di aklhir dari pasal tiga, jemaat tidak terlihat lagi. Tidak hingga Kristus datang kembali di dalam kuasa dan kemuliaan di dalam pasal 19.
Dan hal-hal yang memenuhi kitab Wahyu merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan elektif Allah dengan umatNya dan pelayanan mereka kepada bangsa-bangsa lain di dunia. Ini adalah sesuatu hal yang sangat hebat bagi saya. Jadi ketika kita mempelajari tentang Israel dan ketika kita mengikuti tujuan elektif Allah di Israel, anda sedang mengikuti wahyu Allah tentang diriNya sendiri kepada dunia dan apa yang menjadi niat Allah bagi akhir dari kesudahan sejarah manusia.
Ada beberapa dalil yang dapat dibuat tentang hal ini. Dan saya tidak memiliki waktu yang cukup bahkan untuk menjelaskan apa yang saya maksudkan. Di dalam waktu yang singkat ini, yang telah ditetapkan dalam sebuah jam ibadah, kita hanya dapat menyebutkan hal-hal ini dan kita akan melakukannya pada pagi hari ini secepat yang kita bisa. Dan di dalam Alkitab anda, jika anda ingin mengikutinya, baiklah. Jika anda hanya ingin mendengarkannya, hal itu juga baik.
Kita akan melakukannya secepat yang kita bisa, kata “Israel” merujuk kepada sebuah rakyat dan ketetapan yang sama, baik di dalam Perjanjian Baru sama seperti yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Dimana saja di dalam Alkitab, dan tidak ada pengecualian terhadap hal itu, di mana saja anda membaca kata “Isarel” atau “Yahudi” atau “Ibrani” di dalam Alkitab, hal itu merujuk kepada satu hal. Itu adalah sebuah masyarakat yang dibedakan dari bangsa-bangsa lain—Israel, Yahudi, Ibrani dan keluarga besar dari bangsa-bangsa lain. Tidak ada pengecualian terhadap hal itu, tidak di dalam Perjanjian Baru, tidak di dalam Alkitab. Sebagai contoh, di dalam Kisah Rasul 3:12, Petrus berkata, “Hai orang Isreal, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan hambaNya….” Kemudian di ayat 22, “Bukankah telah dikatakan kepada Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi….” Dan di dalam ayat 26, “Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan hambaNya….”
Seperti yang disampaikan Paulus dalam Roma pasal satu, “Yang pertama bagi orang Yahudi, dan juga kepada orang Yunani—kepada bangsa-bangsa lain.” Ketika anda berpaling ke dalam Kitab Kisah Rasul pasal dua puluh satu, “Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan menangkap dia, sambil berteriak, ‘Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang-orang….” Dan seterusnya dan seterusnya, tidak ada sebuah pengecualian terhadap hal itu. Di dalam Kitab Roma pasal sembilan, Paulus menulis:
Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji. Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!
Di mana saja kata itu digunakan dalam Alkitab, kata itu merujuk kepada keturunan Abraham, Ishak dan Yakub. “Saudara-saudaraku, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.”
Kitab Roma pasal sebelas, “Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak!” Karena aku sendiripun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak menolak umatNya yang dipilihNya…”
Paulus berada di sana, mengidentifikasikan dirinya secara garis keturunan, secara bangsa dan secara rohani dengan bangsa Ibrani. “Karena aku sendiri pun orang Israel.” Mengapa? Karena dia adalah suku Benyamin. Itu bukanlah sebuah ketetapan rohani; itu adalah sebuah ketetapan ras dan bangsa. “Israel” maknanya di dalam Perjanian Baru sama dengan maknanya di dalam Perjanjian Lama. Kata itu mengacu kepada keluarga Abraham, Ishak dan Yakub.
Kemudian dalil yang kedua: kata “Israel” selalu digunakan dalam perbedaannya dengan jemaat. Mereka tidak pernah mengidentifikasikan Israel dan Jemaat. Anda mungkin berpikir, Pendeta, ini adalah hal sederhana yang paling dungu yang sedang anda bicarakan kepada kami. Tidakkah anda tahu bahwa kami mengetahui hal itu? Tidakkah kami pernah melihat sebuah sinagog? Dan tidakkah kami pernah melihat orang Yahudi? Dan tidakkah kami tahu bahwa mereka bukanlah Jemaat?
Tetapi saudara, itu adalah poinnya. Tidakkah anda tahu, banyak teolog yang secara praktikal mengidentifikasikan Israel dengan Jemaat. Origen melakukannya. Dia adalah salah satu bapa gereja, salah satu manusia brilian yang pernah ada, salah satu orang yang terkemuka. Dan dia mengidentifikasikan Israel dengan Jemaat. Dan John Calvin, salah satu tokoh reformasi yang sangat berbakat—John Calvin mengidentifikasikan Israel dengan Jemaat dan Jemaat dengan Israel, dan secara paraktis seluruh teolog anda mengikuti mereka.
Dalam faktanya, dia adalah sebuah contoh yang jarang, dia adalah seorang teolog yang berbeda yang tidak melakukan hal itu. Dan itu sebabnya mengapa saya mengambil waktu untuk menekankan hal itu. Sebagai contoh, para teolog ini, John Calvin, Origen, dan seluruh pemimpin modern ini, mereka berkata, “Ketika disebutkan dalam Kitab Roma pasal sebelas ini, ‘Dan seluruh Israel akan diselamatkan.’ Itu mengacu kepada orang-orang percaya, Jemaat.”
Jadi seluruh jemaat akan diselamatkan. Jadi seluruh orang-orang yang percaya kepada Yesus akan diselamatkan. Dan ketika mereka tiba ke Kitab Wahyu, hal-hal yang dinubuatkan yang ada di sana berkaitan dengan Israel, berkaitan dengan Yahudi, berkaitan dengan Ibrani, mereka berkata bahwa semua hal itu bersinggungan dengan jemaat. Dan ketika mereka membaca kitab nabi-nabi, semua masalah yang ada di dalamnya, semua janji yang dibuat kepada nabi-nabi Israel, seluruh janji itu, mereka sesuaikan dengan jemaat.
Jadi, itulah sebabnya mengapa saya mengambil waktu untuk menunjukkan hal itu dari Firman Allah, dan tidak ada pengecualian terhadap hal ini. Di dalam Firman Allah, Isreal di dalam Perjanjian Baru memiliki makna yang sama di dalam Perjanjian Lama. Dan janji Israel diberikan kepada Israel. Dan tujuan elektif Allah kepada Israel selalu terpisah dan berbeda serta ditunjuk dengan hati-hati, setidaknya setiap orang berpikir apa yang dipikirkan oleh teolog modern ini dan apa yang mereka ajarkan. Ada sebuah tujuan yang besar dan sebuah masa depan yang besar dan sebuah pengharapan besar dan berkat yang besar bagi umat Allah yaitu Israel.
Sekarang, hanya untuk mengambil sebuah untuk menunjukkan bahwa penggunaan dari kata “Israel” selalu terpisah dan berbeda dengan gereja. Sekarang lihatlah hal ini. Di dalam 1 Korintus 10:30,31; Paulus berkata, “Segala sesuatu yang kamu lakukan, lakukanlah untuk kemuliaan Allah.” Kemudian di ayat 32: “Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.” Dia meletakkan seluruh umat manusia dalam tiga kelas: Orang Yahudi, Bangsa-bangsa lain, dan Jemaat Allah. Karena di dalam Jemaat Allah, anda memiliki orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain. Jadi anda memiliki tiga kelas utama di dalam dunia. Ada orang-orang Yahudi, ada orang-orang Ibrani, ada orang-orang Israel; ada bangsa-bangsa lain dan ada Jemaat Allah. Itu adalah cara Paulus mengklasifikasikan seluruh umat manusia.
Kemudian, ketika dia berbicara tentang orang-orang Israel, dia selalu secara hati-hati membuat perbedaan itu, bahwa Israel yang bersinggungan dengan keturunan Abraham, Ishak dan Yakub secara daging. Mereka adalah sebuah bangsa. Mereka adalah sebuah ras. Mereka adalah sebuah keluarga. Mereka adalah orang-orang Israel. Dan di dalam Israel ada dua jenis orang Israel. Ada orang Israel secara keturunan jasmani, Israel tanpa sebuah kasih di dalamnya, Israel dengan sebuah selubung di dalam hati mereka, Israel dengang mata mereka yang buta, beribadah di sinagog, menolak Mesias mereka yaitu Tuhan Yesus. Dan kemudian ada sebuah sisa dari Israel yang menerima Yesus sebagai Juruselamat, dan di dalam Firman Allah, kedua hal itu disebutkan secara hati-hati. Mereka adalah orang-orang Israel, beberapa dari mereka secara rohani membuka hati mereka kepada Allah, yang melihat wahyu Allah di dalam Kristus, dan yang lainnya adalah mereka yang matanya telah buta.
Sekarang, perhatikanlah untuk sejenak. Di dalam Kitab Roma pasal sembilan, Paulus berkata, “Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abarahan adalah anak-anak Abraham.” Ada dua jenis orang Israel: yaitu orang yang percaya kepada Yesus dan mereka yang tidak percaya. Kemudian di dalam pasal yang sama, Roma pasal sembilan ayat dua puluh tujuh:
Dan Yesaya berseru tentang Israel: "Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. (Ayat 31), Tetapi: bahwa Israel, sungguh pun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu….Saudara-saudara keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ilah supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.
Ada dua jenis orang Israel. Mereka adalah orang-orang yang tetap berusaha untuk memelihara hukum, membedakan antara yang najis dan tidak najis, yang berusaha melakukan perbuatan baik, menjadi murah hati, mengasihi sesama dan seterusnya dan seterusnya, berusaha untuk menyelamatkan diri mereka dengan melakukan hukum Taurat Musa. Kebanyakan orang Israel berada di dalam ketidakpercayaan. Ada sebuah selubung di dalam hati mereka. Ada sebuah kebutaan di mata mereka. Mereka keras dan tidak memiliki perasaan, demikianlah yang disampaikan oleh Paulus.
Tetapi di dalam kumpulan Israel yang banyak itu, ada sebuah sisa yang sekarang dipanggil Allah. Dan Allah menyelamatkan mereka pada saat ini. Lihatlah di sekeliling anda. Seringkali saya telah bekerja dengan para pemimpin di gereja ini dan saya tidak tahu bahwa mereka adalah orang Israel. Dan saya tidak mengetahui bahwa mereka adalah orang Yahudi yang telah diselamatkan. Beberapa dari mereka adalah pemimpin yang terbaik dan berbakat yang kita miliki di dalam jemaat ini yang merupakan anggota dari umat pilihan Allah. Mereka adalah keturunan dari Abraham, Ishak dan Yakub. Dan beberapa minggu sejak saya baptiskan, beberapa orang dari mereka duduk di depan saya pada Hari Tuhan. Dan saya ingin anda mengetahui betapa hal itu merupakan sebuah berkat dan dorongan ke dalam jiwa saya. Dan anda telah menggenapi Kitab Suci. Seperti yang dikatakan dan diserukan oleh Yesaya, “Sekalipun jumlah Israel sama seperti pasir di tepi laut, kebanyakan dari mereka memiliki sebuah selubung di dalam hati mereka, akan tetapi suatu sisa akan diselamatkan.”
Selalu saja, dalam setiap abad, ada beberapa orang dari mereka yang akan menemukan Yesus. Di atas rak perpustakaan saya, saya memiliki beberapa volume buku yang ditulis oleh sarjana-sarjana Ibrani. Buku tentang Life of Christ, salah satu buku terbaik yang pernah ditulis, yang membahas hal itu, ditulis oleh Edersheim—The Messiah and His Times.
Minggu yang lalu, saya mendapatkan sebuah terjemahan Alkitab Perjanjian Baru. Saya belum pernah melihatnya. Dan ketika saya melihat pengantarnya, orang yang menerjemahkannya berkata, “Aku adalah seorang Yahudi Kristen.” Dan itu merupakan sesuatu yang menarik untuk melihat seorang Ibrani Kristen yang menerjemahkan Firman Allah. Dan itu adalah sebuah terbitan yang diberikan kepada saya—suatu sisa iman.
Sekarang bagaimana dengan jumlah yang banyak dari Israel? Bagaimana dengan kumpulan Israel yang banyak itu? Bagaimana dengan mereka? Itulah yang dimaksudkan oleh Kitab Wahyu. Kitab Wahyu berbicara tentang mereka? Bagaimana dengan mereka? Mereka dan kita—bagaimana dengan mereka?
Sekarang, dengarkanlah, sesuai dengan kemampuan terbaik anda. (Jika tetangga anda pergi untuk tidur, ambillah sebuah peniti dan biarkan mereka terjaga). Sesuai dengan kemampuan terbaik anda untuk membuat kesimpulan tentang hal itu. Saya tidak dapat membayangkan, sebuah tragedi yang besar, selain dari pada hal ini, bahwa masyarakat, sebuah bangsa yang menulis Alkitab dan membawa Yesus Kristus ke dalam dunia, dari suku bangsa yang diberitakan oleh para rasul, dan masyarakat yang darinya Paulus dilahirkan, untuk membayangkan bahwa orang-orang itu telah menolak Allah selamanya, terhilang dan dihukum selamanya merupakan sebuah tragedi yang besar. Akan tetapi Paulus menulis, “Sebab saudara-saudara…aku mau supaya kamu mengetahui sebuah musterion…sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk, dan dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan.”
Saya menyukai hal itu. Ketika Tuhan kita hidup dalam daging, berjalan di sekitar Galilea dan Yudea, saudara-saudaraNya sendiri mencemoohnya. Simon dan Yusuf dan Yakobus dan Yudas, saudara-saudaranya sendiri, saudara tirinya. Ibu mereka adalah Maria. Dan di dalam Yohanes pasal tujuh ayat lima, di situ disampaikan, “Sebab saudara-saudaraNya sendiri pun tidak percaya kepadaNya.” Tetapi ketika saya berpaling ke dalam Kisah Rasul pasal satu, saya menemukan bahwa di sana, saudara-saudara Tuhan kita berdoa bersama-sama dengan ibu mereka berdoa pada hari Pentakosta. Kemudian, ketika saya melihat ke dalam Kisah Rasul pasal lima belas, Yakobus, saudara Tuhan Yesus memimpin persidangan di Yerusalem, sebagai gembala di Yerusalem. Dan ketika Paulus kembali dari perjalanan misinya dan pergi ke Yerusalem, di dalam Kisah Rasul pasal dua puluh satu, dia memberikan laporannya kepada Yakobus, saudara Tuhan yang merupakan gembala di Yerusalem. Dan ketika saya membaca Perjanjian Baru, di sana saya menemukan kitab yang ditulis oleh Yakobus, saudara Tuhan dan oleh Yudas, saudara Yakobus dan saudara Tuhan. Jadi, bukankah itu merupakan sebuah hal yang mengherankan? Karena Injil Yohanes berkata, “Sebab saudara-saudaraNya sendiri pun tidak percaya kepadaNya.” Dan mereka mentertawakan Dia.
Lalu, bagaimana mereka dapat menjadi pemimpin-pemimpin Kristen yang terkemuka? Hal itu terjadi seperti ini. Ketika Tuhan kita bangkit dari kematian, di dalam surat 1 Korintus Paulus berkata, “Pada hari yang ketiga Dia bangkit dari kematian dan Dia menampakkan diri kepada murid-muridNya dan kemudian Dia menampakkan diri kepada Simon, kemudian Dia menampakkan diri kepada lima ratus orang. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus.” Dia mencari saudara-saudaraNya. Dan sebelum Dia kembali ke dalam kemuliaan, Dia memenangkan Yakobus dan Yudas dan Simon dan Yusuf, di dalam iman kepadaNya sebelum Dia naik ke dalam kemuliaan. Bukankah anda merasa lega, karena Dia melakukan hal itu? Dan iman yang sama akan Tuhan lakukan kepada umatNya di akhir zaman. Dia akan menampakkan diri kepada mereka.
Tuhan tidak melupakan janjiNya. Saya tidak memiliki waktu untuk membaca Imamat 27:42 hingga akhir, saya tidak memiliki waktu untuk membaca Yeremia pasal 30 dan pasal 31, bahkan saya juga tidak memiliki waktu untuk membaca Yehezkiel pasal 6. saya akan mengambil waktu untuk membaca dalam Zakharia pasal 12:
Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga. Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang yang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung. Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan atas Hadad-Rimon di Lembah Megido. Pada waktu itu akan terbuka suatu sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran…. Dan apabila ada orang bertanya kepadanya: Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini? Lalu ia akan menjawab: Itulah luka yang kudapat di rumah sahabat-sahabatku!" Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur…. Lalu Tuhan, Allahku, akan datang, dan semua orang kudus bersama-sama Dia…. Maka Tuhan akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu Tuhan adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya.
Dan seperti yang disimpulkan Paulus dalam Roma 11:26, “Dan dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan.” Sebagaimana Tuhan menampakkan diri kepada Yakobus, dan sebagaimana Tuhan menampakkan diri kepada Saulus dari Tarsus. Paulus menggambarkannya sebagai seorang anak yang lahir sebelum waktunya, sebelum kesudahan zaman, Tuhan akan menampakkan diri kepada umatNya dan mereka akan diselamatkan.
Saya tidak memiliki waktu yang cukup pada pagi hari ini untuk menjelaskannya. Saya akan berbicara tentang hal itu minggu depan. Anda harus memastikan diri anda untuk berada di sini minggu depan. Anda mungkin tinggal di Afganistan, anda mungkin berasal dari ujung bumi, untuk menghadiri konferensi penginjilan, anda harus berada di sini minggu depan. Bagaimana Allah akan melakukan nubuatan itu secara teliti di dalam Firman Allah.
Sekarang, hal lainnya sebelum waktu kita habis. Bagaimana Allah akan menyelamatkan Israel—Dalam sebuah cara istimewa yang berbeda dengan kita? Tidak! Karena Alkitab sangat jelas dan Firman Allah sangat terang dalam membahas hal itu. Tidak ada jalan lain, tetapi hanya satu jalan yang melaluinya seluruh manusia diselamatkan. Sekalipun seseorang diselamatkan ribuan tahun yang lalu, atau sekalipun dia diselamatkan ribuan tahun yang akan datang, atau sebuah jiwa yang diselamatkan kepada Allah sekarang ini, semuanya diselamatkan dengan cara yang sama. Allah memiliki kesepakatan dengan kita dengan dasar AnakNya—Tuhan Penebus, Allah Mesias.
Di dalam Perjanjian Lama, mereka diselamatkan dengan memandang kepada Yesus. Hal itu mungkin berada di dalam bentuk dan tipe dari darah Anak Domba Paskah, tetapi mereka memandang kepada Yesus. Hal itu mungkin berada di dalam tipe korban pagi atau malam, tetapi mereka sedang memandang kepada Yesus. Hal itu mungkin berada di dalam bentuk dan tipe janji-janji para nabi. Dari atas kepala kita dosa dilemparkan dan dibelakang kepala mereka diletakkan. Tetapi apa pun itu, hal itu selalu dilakukan dengan memandang kepada Yesus. Dan cara yang sama dengan yang kita lakukan pada hari ini: seseorang diselamatkan dengan memandang kepada Yesus. “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, dan kita yang diselamatkan memandang kepada Yesus.”
Itu adalah cara bagaimana Isreal akan diselamatkan juga. Memandang kepada Yesus. Paulus berkata:
Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Kita semua diselamatkan dengan memandang kepada Yesus! Dan itu adalah cara bagimana Israel akan diselamatkan pada hari yang terakhir.
Dan ketika saya berpaling ke dalam Kitab Wahyu, yang mana saya tidak memiliki waktu untuk menyebutkannya bagi anda, hanya menujukkannya kepada anda, ketika saya berpaling ke dalam Kitab Wahyu, dan di sana ada orang-orang kudus dari Israel dan ada sebuah keluarga besar, mereka semua diselamatkan dengan cara yang sama. Mereka ini adalah orang-orang yang telah membasuh darah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba. Dan ketika saya melihat di dalam pasal dua belas Kitab Wahyu, ada seorang wanita berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya, Israel melahirkan Yesus, Anak Allah mengalahkan naga dengan kesaksian yang berasal dari mulutNya dan dengan darah Anak Domba. Sebab mereka ini adalah orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain, dan mereka yang memiliki kesaksian Yesus Kristus.
Ketika saya berpaling ke dalam lembaran-lembaran lainnya, ada orang-orang yang telah memiliki Injil yang kekal yang diberitakan kepada mereka orang-orang yang diam di bumi. Akan ada sebuah kebangkitan rohani pada hari-hari itu, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tebak, siapakah yang akan menjadi pengkhotbah pada masa itu? Mereka adalah keturunan dari keluarga Allah. Mereka berasal dari keluarga Abraham, Ishak dan Yakub, dan seluruh dunia ini berada di tengah-tengah lautan darah dan tengah-tengah kesusahan besar dan di tengah-tengah langkah yang mengerikan, dan akan mendengar Injil seakan-akan mereka belum pernah mendengarkan hal dikhotbahkan sejak Allah membuat seluruh ciptaan ini. Dan hal itu akan berada di atas lidah orang-orang seperti Petrus dan Yohanes serta Paulus, orang pilihan dari keluarga Allah. Oh, Tuhan semoga kami memiliki iman untuk percaya hal itu, dan hati kami serta jiwa kami memeluk kovenan perjanjian dari Allah!
Dan itu adalah seruan yang kami tujukan kepada anda. Jika di sini ada seorang anak dari Abraham, Ishak dan Yakub, Allah memanggil anda untuk melihat kepada Yesus. Tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan—memandang kepada Yesus.
Dan ketika kita menyanyikan lagu undangan ini, jika ada seseorang dari anda pada pagi hari ini untuk menyerahkan hatinya kepada Yesus, anda dipersilahkan untuk datang. Seseorang dari anda, pada hari ini, letakkanlah hidup anda bersama dengan kami di dalam lingkaran keluarga dari jemaat ini. Datanglah sebagaimana Allah berfirman dan membuat seruan bagi anda, mari datanglah. Bagi anda yang berada di atas balkon, ada sebuah tangga di bagian depan, bagian belakang dan kedua sisinya, mari datanglah. Dan bagi anda yang berada di lantai bawah, telusurilah salah satu lorong bangku itu dan majulah ke depan. Katakan, “Pendeta, saya mengulurkan tangan ini kepada anda, sebagai tanda bahwa saya telah menyerahkan hati saya kepada Yesus. Saya datang dan inilah saya.” Pada baris yang pertama dari lagu ini, lakukanlah. Buatlah keputusan itu sekarang, ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu undangan kita.
Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM