EMPAT KERUBIM YANG HIDUP

(THE FOUR LIVING CHERUBIM)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 4:6-11

02-18-62

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul, Keempat Kerubim Yang Hidup. Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab dalam Alkitab, setelah beberapa tahun belakang ini, kita telah tiba di bagian yang terakhir, bagian klimaks dari Alkitab, yaitu Kitab Wahyu. Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di pasal 4. Minggu pagi yang lalu, kita telah berbicara dari pasal 4 ayat yang keempat, “Dua puluh Empat Tua-Tua.” Pagi ini kita akan memulai dari ayat 5, dan kita akan membacanya hingga bagian terakhir—Wahyu 4 ayat 5 dan seterusnya:   

Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah. Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat—

(dan di dalam versi King James, kata itu diterjemahkan dengan “binatang.” Ada sebuah kata Yunani untuk binatang—theria, dan anda akan menemukan kata itu di dalam Wahyu pasal tiga belas—theria, binatang buas—binatang liar. Tetapi kata yang ada di sini adalah zoa—sebuah jenis tatanama yang sangat berbeda—zoa merujuk kepada “mahluk hidup.” Kata “zoo” berasal dari hal itu; “zoologi” berasal dari hal itu.)— dan di sekelilingnya ada empat zoa—empat “mahluk hidup” penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang

Dan zoon [zo-on] yang pertama— sama seperti singa, dan  zoon yang kedua seperti anak lembu—seperti sebuah lembu, dan zoon yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia dan zoon yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

Dan keempat zoa itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Dan setiap kali itu zoa mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:  "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan. [Wahyu 4:5-11]. 

 

Keempat  zoa, keempat mahluk yang hidup. Di dalam Perjanjian Lama kita telah diperkenalkan kepada mereka di dalam tahun-tahun sebelumnya, dalam pasal-pasal masa lalu. Di dalam Kitab Yehezkiel pasal pertama, nabi melihat sebuah angin badai. Di depan angina puyuh ada sebuah awan hitam yang besar. Di dalam awan hitam besar ada sebuah api yang berkilat-kilat, dia melihat ada yang menyerupai empat mahluk hidup, empat zoa. Dan di dalam Kitab Yehezkiel pasal sepuluh ayat dua puluh, dia memberikan sebuah nama yang familiar. “Itulah mahluk-mahluk hidup yang dahulu kulihat di bawah Isreal di tepi sungai Kebar (penglihatan yang dia lihat di pasal satu). Dan aku mengerti, bahwa mereka adalah kerub-kerub” (Yehezkiel 10:20). Empat zoa, empat mahluk hidup yang dilihat Yohanes di sekitar takhta, merupakan empat kerub Allah. Mereka merepresentasikan kehidupan binatang dari seluruh bala tentara Allah di sorga dan seluruh bentuk kehidupan di dunia ini—empat kerub.

Seringkali kita telah melihatnya di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Di dalam Kitab Kejadian pasal tiga, ketika manusia dan perempuan itu di usir dari Taman Eden, kerub ditempatkan di sana di sebelah timur Taman Eden untuk menjaga dan memelihara pohon kehidupan. Di dalam bangunan Kemah Suci, pola yang diberikan Allah kepada Musa  berasal dari sorga, di sana ada kerub yang dijalin di sepuluh tirai yang menutupi kemah suci. Dan di atas tabut perjanjian, yang di dalamnya terdapat sepuluh hukum, yang mana jika seseorang memegangnya akan tetap hidup dan jika seseorang merusaknya dia akan mati—di atasnya ada penutup yang dibuat dari emas padat yang berfungsi untu meredakan kemarahan. Dan di atas emas padat itu, ada dua pahatan yang berupa kerub, yang sayapnya merupakan tempat takhta Allah dan matanya memandang darah penebusan. Dan melalui Perjanjian Lama, Allah Yehova disebut dengan “Dia yang berdiam di antara para kerub.”   

Di dalam konstruksi bait Salomo, di sana ada kerubim yang diukir di dalam tirai yang memisahkan ruang kudus dan ruang maha kudus. Dan di balik tirai itu, Raja Salomo membuat lencana yang besar, kerub yang terbuat dari kayu zaitun yang keras dan dilapisi dengan emas yang tingginya sekitar sepuluh kubik, yang sayapnya melingkupi tempat di mana tabut ditempatkan, dan wajahnya melihat ke arah tirai. Salomo juga mengukir yang serupa dengan kerub di sekitar dinding bait itu, dan meletakkan kerub di pintu-pintu zaitun dan dia mengukir kerub di pohon cedar dan dilapisi dengan emas, yang membrentuk bagian dalam dari bait yang indah itu.

Pada masa ketika Tuhan kita hidup di dunia ini, di bait Herodes, gambar yang serupa dengan kerub dilukis di seluruh dinding. Tetapi Yosefus berkata bahwa pada masa itu, mereka telah lupa akan bentuk kerub yang sesungguhnya. Itu merupakan sesuatu yang sangat aneh bahwa di dalam Kitab Suci Allah menggambarkan pola kemah suci dengan sangat jelas dalam setiap bagian-bagiannya, tetapi di sana tidak digambarkan tentang deskripsi kerub. Seperti apakah mereka hanya diketahui oleh Allah. Di dalam Alkitab, termasuk di dalam Yehezkiel dan Wahyu, kita hanya diberikan bentuk simbolik dari ciptaan yang mulia itu. Dan di dalam Yehezkiel serta di dalam Kitab wahyu, mereka memiliki sayap dan banyak mata—menembus ke dalam tujuan dan keputusan Allah Yang Mahatinggi—dan mereka memiliki empat muka—rupa manusia, rupa seekor lembu, rupa seekor singa dan rupa dari seekor elang yang terbang.

Ketika kita membaca Alkitab dan ketika kita mengikuti diskusi Kitab Wahyu, kita dapat dengan mudah melihat bagian kerub di dalam admisnistrasi keputusan Allah Yang Mahatinggi. Yang pertama, apa yang mereka lakukan dengan dunia ini, mereka harus melakukannya dengan tujuan Allah dengan ciptaan yang hidup ini. Mereka berjumlah empat—dan empat adalah bilangan Kitab Suci untuk dunia ini; sama seperti angka tujuh yang merupakan bilangan dari kepenuhan Allah; dan tiga yang merupakan bilangan keilahian Allah. Jadi, bilangan empat merujuk kepada dunia ciptaan Allah. Empat musim, empat arah kompas, empat mata angin; bilangan empat merujuk kepada dunia ini. Dan kerub-kerub ini, yang jumlahnya ada empat, merupakan perwakilan dan lencana dari ciptaan Allah yang hebat. Orang Yahudi pada masa lalu di dalam Talmud berkata bahwa ada empat bentuk dasar kehidupan yang telah diciptakan Allah—yang pertama diantara seluruh ciptaan yang hidup, manusia; yang kedua, dari antara kehidupan lokal, lembu; yang ketiga, dari antara kehidupan liar; singa dan yang keempat dari antara kehidupan langit, rajawali yang terbang. Dan ini adalah empat wajah dari lencana dan simbol dari kerub: rupa manusia, rupa lembu, rupa seelor singa dan rupa dari rajawali yang terbang. Mereka memiliki peran dalam ciptaan Allah yang hidup di dunia ini.

Hal yang kedua tentang mereka, mereka harus melakukan tugas mereka sesuai dengan implementasi dan keputusan dari tujuan Allah serta ketetapan Allah di setiap tempat di dunia ini dan untuk kehidupan yang telah diciptakan oleh Allah. Mereka berdiri dan melangkah yang mengarah ke takhta Allah—dalam setiap sisi—siap sedia dan memperlengkapi diri mereka untuk melaksanakan keputusan Allah di mana saja di dunia ini dan di alam semesta ini. Dan tugas mereka adalah sebagai pelaksana dari tujuan dan keputusan Allah di sejarah manusia, dan di dalam takdir dari alam semesta yang diciptakan ini. Di dalam pengantar tentang tugas mereka mereka,  dalam Wahyu 4 ayat 5 dijelaskan, “Dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu” (Wahyu 4:5)—oleh karena itu kita tahu bahwa takhta yang dijelaskan dalam Kitab Wahyu adalah sebuah takhta penghakiman. Dan hal itu dilakukan dengan keputusan Allah dan oleh penghakiman Allah, bahwa Tuhan akan menebus ciptaan yang hilang dan yang jatuh ini.    

Kita dapat melihat di dalam tugas kerub yang ada di dalam Wahyu. Di dalam pasal enam digambarkan tentang pembukaan tujuh materai.  “Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu—itu akan menjadi sebuah hari penghukuman dan kunjungan dari murka Allah—dan aku mendengar yang pertama dari keempat zoa itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih—antikristus, seorang nabi palsu— dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar kerubim yang kedua berkata: "Mari!" Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar kerubim yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah kerubim makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu." Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara kerubim yang keempat berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.  [Wahyu 6:1-8].  Di dalam pemeliharan Allah dan di dalam ketetapan Allah, bangsa-bangsa yang menentang Dia dan yang menghujat namaNya akan dihancurkan pada suatu masa yang gelap dan hukuman yang mengerikan.  Hal yang mengenangkan Allah adalah di dalam darah dan penderitaan dunia ini adalah untuk ditebus. Dan instrumen dari hukuman itu dan pelaksanaan dari ketetapan itu diserahkan kepada keempat kerub. 

Sekali lagi dalam Kitab Wahyu pasal lima belas ayat tujuh: “Dan satu dari keempat kerub itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya” (Wahyu 15:7). Dan ketujuh cawan itu dipenuhi dengan murka Allah yang akan dicurahkan ke atas orang-orang jahat di dunia ini. Tuhan berkata, tidak selamanya kejahatan akan merajalela, bangsa-bangsa akan dikutuk dan manudsia serta semua yang hidup berada di dalam kerusakan dan perbudakan. Tetapi di dalam ketetapan dan di dalam tujuan yang elektif dari kedaulatan Allah Yang Mahatinggi, akan datang sebuah masa di mana dunia ini akan dihukum dalam dosa-dosanya, ketika ia akan ditebus dari kerusakannya, ketika Allah akan membuat sebuah ciptaan yang baru. Dan instrumen dari pelaksanaan ketetapan Allah itu terletak di tangan keempat kerub.

Hal yang ketiga tentang zoa, mahluk yang hidup, kerubim; mereka tidak hanya mewakili kehidupan yang telah Allah ciptakan, segala mahluk yang hidup, dan mereka tidak hanya sebagai instrument dalam melaksanakan ketetapan Allah, kedaulatan yang elektif di dunia ini; tetapi mereka juga adalah lambing dan instrument dan lencana dari kasih dan tujuan anugerah bagi kita dan bagi ciptaan Allah yang besar. Di Taman Eden, ketika laki-laki dan wanita itu di usir dari sana, mereka ditempatkan di gerbang sebelah timur untuk menjaga dan memelihara Pohon Kehidupan, agar manusia di dalam dosanya dan kefanaannya, tidak dapat mengambil buahnya dan hidup selamanya. Karena jika seseorang makan buah dari Pohon Kehidupan setelah dia jatuh ke dalam dosa, maka dia selamanya akan mengenakan tubuh kematian ini. Dan Alkitab berkata bahwa daging dan darah tidak mendapat  bagian dalam kerajaan Allah. Di dalam Wahyu, ada sebuah gambaran dari manusia yang mencari kematian namun tidak dapat mati. Karena seseorang yang mengenakan  tubuh kematian ini selamanya maka akan mengalami hukuman yang sukar untuk dibayangkan. Karena di dalam tubuh ini, di dalam kediaman kita ini, kita lumpuh, kita terluka, kita buta, kita mengalami penyakit, kita rapuh, dan bagi kita untuk hidupo selama-lamnya dalam tubuh yang rapuh ini, yang mudah rusak, dan pikiran yang lenyap secara secara perlahan-lahan merupakan gambaran prospek yang sangat mengerikan bagi seorang manusia. Agar manusia di dalam dosanya, agar manusia di dalam kebobrokannya tidak menjamah tangannya ke Pohon Kehidupan dan hidup selamanya, dan terikat di dalam tubuh kematian ini, maka Tuhan mengambil pohon itu dan menempatkan kerub untuk menjaganya  untuk hari penebusan yang mulia itu ketika manusia dibangkitkan, diberkati dan dapat mengambil bagian dari Pohon Kehidupan di Taman Firdaus yang berada di sorga. Tubuh ini harus ditanam di dalam tanah sehingga dapat dibangkitkan untuk kemuliaan Allah. Di dalam tubuh ini kita harus mati agar kita dapat hidup kepada Allah. Tubuh ini harus disingkarkan agar kita dapat diberikan tubuh yang tidak dibuat oleh tangan, tubuh sorgawi yang kekal. Karena di dalam tubuh ini kita mengeluh dan rindu untuk mengenakan tubuh kemuliaan, yang akan diberikan Allah kepada kita di dalam sorga. Dan penjagaan serta pemeliharaan kerub itu agar kita pada suatu hari  dapat berdiam dalam kemuliaan akhir itu, yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi orang yang percaya kepadaNya.

Hal lainnya tentang kerub di dalam berkat mereka dan kehidupan mereka bagi kita. Para Rabi Tua di dalam Talmud dalam menafsirkan Kitab Bilangan pasal dua berkata bahwa dua belas suku Israel berbaris tiga dalam tiap sisi perkemahan—bahwa mereka berbaris menurut empat bendera, empat panji, empat lencana sesuai dengan pengaturan dan tujuan penilaian dari Allah Yang Mahatinggi. Panji dari Yehuda adalah seekor singa—dan di sisi itu, tiga suku berkumpul. Panji dari Ruben adalah  manusia—dan di sisi itu, tiga suku berkumpul. Panji Dan adalah seekor rajawali terbang—dan pada sisi itu, tiga suku berkumpul. Dan panji dari Efraim adalah seekor lembu—dan di sisi itu tiga suku berkumpul. Jadi, dua belas suku Israel berkemah  mengelilingi pusat kemuliaan Allah, berbaris melalui padang gurun di bawah panji, dan zoa yang pertama adalah seekor singa; dan zoa yang kedua sama seperti seekor lembu; dan zoa yang ketiga sama seperti seorang manusia dan zoa yang keempat sama seperti rajawali terbang. Di dalam tujuan Allah, Dia mengambil anak-anakNya keluar dari perbudakan Mesir dan Dia memelihara mereka melalui padang gurun dan Dia menempatkan mereka di tanah perjanjian, yaitu Kanaan. Demikian juga dengan pemeliharaan Allah bagi umat pilihanNya di dalam dunia yang melelahkan ini. Dia menuntun mereka dan memimpin mereka melalui padang gurun kehidupan ini hingga akhirnya Dia akan memberikan kepada kita, kediaman kekal yang ada di sorga—empat zoa, empat makhluk yang hidup, empat kerub Allah.

Dan sekarang, yang ketiga dan yang terakhir serta yang paling mulia dari seluruh tanda berkat Allah yang telah disedikan bagi umatNya melalui keempat kerub ini. Di dalam pasal lima, pasal selanjutnya dari Kitab Wahyu, di sana ada sebuah lagu penebusan. Di sana ada sebuah perbedaan teks yang besar di dalam nyanyian ini. Bagi berberapa orang, dalam manuskrip Yunani kuno, percaya bahwa mereka yang menyanyikan lagu ini merujuk hanya kepada dua puluh empat tua-tua—jemaat dan umat tebusan Allah. Tetapi kebanyakan manuskrip yang menulis nyanyian ini, tidak hanya dua puluh empat tua-tua tetapi juga empat zoa.

Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk (zoa),  dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu….. Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa…. dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi [Wahyu 5:8-10]. 

 

Hal itu sangat jelas mengapa seorang kritik teks akan memilih sebuah teks yang menganggap nyanyian itu hanya bagi dua puluh empat tua-tua dan tidak termasuk empat zoa itu. Tetapi bagi saya, ketika saya membaca Kitab Suci, saya dapat melihat dengan jelas, bahwa keempat kerub itu juga bergabung dalam pujian yang mulia itu bagi karya penebusan Anak Allah. Itulah sebabnya mengapa saya mengajak anda untuk membaca Kitab Roma pasal delapan. Paulus berkata bahwa tidak hanya manusia yang jatuh saja yang akan ditebus dan dilepaskan dari perbudakan kebinasaan, tetapi Paulus berkata di dalam Kitab Roma pasal delapan bahwa seluruh ciptaan Allah akan dilepaskan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.

Sebab—(dia berkata dan saya membacanya kembali)—dengan sangat rindu seluruh makhluk—(bintang Allah yang hidup, seluruh kehidupan Allah)—menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.

Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan—kematian dan pemakan daging dan kehidupan liar— bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya. Tetapi dalam pengharapan karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.   

Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk—(seluruh binatang yang hidup, sekalipun binatang ternak seperti lembu, sekalipun itu seperti singa, atau burung yang terbang seperti rajawali atau sekalipiun itu seorang manusia)— sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.  [Roma 8:19-22]. 

 

Penderitaan dari dunia binatang, sifat karnivora mereka yang buas bukanlah sebuah hal yang diharapkan Allah. Itu adalah hukuman, itu adalah eksekusi dari murka Allah atas dosa.

Dan dari manakah hal itu berasal? Siapakah yang memulainya? Siapakah yang telah menghancurkan ciptaan Allah yang sempurna? Ia berasal dari salah satu kerub. Kitab Yehezkiel pasal dua puluh delapan menggambarkan tentang dia. Di situ namanya telah diberikan. 

Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga

Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu….

Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu. [Yehezkiel 28:12-17]. 

 

Siapakah Lucifer itu, yang meninggikan dirinya, yang karena kecantikannya dan hikmatnya, meninggikan dirinya terhadap Allah Yang Mahatinggi? Siapakah Lucifer itu? Alkitab berkata, “Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga” (Yehezkiel 28:14)—seseorang yang sayapnya dibentangkan atas ciptaan Allah dan seseorang yang dalam keindahannya dan di dalam hikmatnya dan di dalam perhatiannya Allah telah memberikan pemeliharaan kepadanya atas seluruh alam semestaNya yang luas ini. Dan di dalam kebanggaannya dan di dalam hikmatnya dan di dalam keindahannya, dia meninggikan dirinya terhadap Allah; dan membawa dosa ke dalam sorga dan membawa dosa ke dalam dunia ini dan menghancurkan ciptaan Allah yang indah ini. Dia berada di antara para kerub, salah satu kerub yang meninggikan diriNya melawan Allah dan di dalam jiwanya dosa dilahirkan; dan dia menghancurkan ciptaan Allah dan dia adalah alat yang menghancurkan laki-laki dan perempuan yang telah diciptakan Allah dan di dalam kejahatan itu, bumi dikutuk dan binatang liar memiliki cakar dan taring serta menjadi karnivora yang saling menghancurkan satu sama lain. Apakah itu merupakan tujuan Allah? Apakah di awal penciptaan Allah menginginkan bahwa bumi ini harus dinodai oleh darah, dan semua yang hidup menghancurkan satu sama lain dan meremukkan yang lainnya dan seluruh dunia menghadapi kengerian dan kebencian? Serangan atas yang lainnya dari binatang yang tidak jinak dan perang serta pertempuran yang di dalamnya manusia menghancurkan dan membunuh sahabatnya dan sesamanya, apakah itu adalah tujuan Allah di dalam penciptaan? Tidak. Tidak.

Dan takhta itu adalah takhta penghakiman; dan keempat kerubim itu merepresentasikan karya Allah yang agung dari sebuah kehidupan yang hidup, dan ketika salah satu dari mereka jatuh, di dalam hikmat dan kebijakan Allah, Dia menyerahkan kepada kelompok itu, Dia menyerahkan kepada kerub, eksekusi dari keputusan Yang Mahatinggi, yang mana seluruh ciptaan akan dilepaskan dari perbudakan kebinasaan dan dari rasa sakit dan dari penderitaannya hingga Allah membuatnya kembali sama seperti semula—yang sempurna, merdeka dan indah serta dilepaskan dari semua hal itu  dan hidup ke dalam kemuliaan dan penyembahan dengan penuh rasa hormat terhadap Tuhan Allah, Pencipta kita.

Dan itu adalah cara bagaimana pasal empat ditutup—di dalam nyanyian pujian dari keempat kerub, di dalam ciptaan yang telah ditebus yang sekarang hanya melayani Allah saja. Dan ketika keempat kerub ini mempersembahkan kemuliaan dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia yang duduk di atas takhta itu, kedua puluh empat tua-tua tersungkur untuk menyembah dan mereka berkata: “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” [Wahyu 4:11].  Dan ketika keempat zoa sujud menyembah di hadapan Allah dan menyanyikan pujian dari ciptaan yang telah ditebus,  mereka mewakili seluruh ciptaan Allah yang menunduk di hadapan Allah, melayani Tuhan dalam tujuan yang untuknya mereka telah diciptakan Allah.

Dan itu adalah lukisan yang kudus dan yang sangat indah dan luar biasa, tentang zaman milenial yang telah anda miliki “Tidak akan ada kerusakan di seluruh gunung kudus Allah, sebab bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan dan kemuliaan dari kehadiran Allah, seperti air  yang menutupi lautan” [Yesaya 11:9]; karena kata sang nabi. Pada hari itu, pada masa itu, ketika Allah telah melaksanakan tujuan itu dan ketika Allah telah melepaskan seluruh ciptaan dari perbudakannya, pada hari itu kata sang nabi, “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak” [Yesaya 11:6-8]—dan tidak ada satu pun yang akan membuat mereka takut. Seluruh bintang karnivora dan yang ganas pada sekarang ini, Allah diperbaharui kembali oleh Allah, sama seperti pada saat mereka diciptakan dan ditempatkan di taman Eden. Dan singa dan macan tutul dan srigala akan kehilangan cakar dan taring mereka dan sifat karnivora mereka. Dan serigala dan domba dan macan tutul dan anak kambing dan singa akan hidup dalam damai dan dalam keindahan dan dalam kemuliaan kepada Tuhan Allah yang telah menciptakan mereka dan menempatkan mereka di dalam Taman Eden dari dunia ini.

Dan seluruh ciptaan akan ditebus, tidak hanya manusia. Seluruh ciptaan Allah akan ditebus—kehidupan binatang, kehidupan burung, kehidupan manusia, kehidupan ternak, bintang-bintang, bumi yang panas ini, padang gurun dan pasir yang menyengat, semuanya akan ditebus oleh Allah untuk kemuliaan Allah. Itu adalah tujuan Allah bagi kita, bahwa kita akan hidup di dalam keindahan di dalam kekudusan dan sebuah dunia yang baik. Dan seluruh instrument dari keputusan Allah yang membawa hal itu diberikan kepada kerub yang berdiri di tengah-tengah takhta itu. Baik pada saat siang hari atau malam hari, mereka siap untuk melaksanakan tujuan elektif Allah itu bagi kita di dalam dunia ini

Ah, betapa merupakan sebuah berkat yang besar dan kemuliaan yang luar biasa yang telah disediakan Allah bagi umatNya dan bagi dunia, dimana mereka akan ditempatkan oleh Allah. Dan merupakan sebuah keistimewaan yang luar biasa bahwa kita dapat mengasihi Dia sekarang ini dan memanggil namaNya dan percaya kepadaNya pada saat ini. Dan itu adalah seruan dan undangan kami bagi hati anda. Jika seseorang dari anda ingin menyerahkan hidup anda kepada Tuhan, turunlah melalui salah satu tangga itu atau telusurilah salah satu lorong bangku itu. Katakan, “Pendeta, hari ini, saya menyerahkan hati ini kepada Tuhan dan saya telah datang dan inilah saya.” Atau, “Pendeta, kami ingin meletakkan kehidupan kami ke dalam persekutuan jemaat ini.” Mari datanglah, melalui lorong bangku itu dan majulah ke depan. “Pendeta, saya mengulurkan tangan ini kepada anda. Saya menyerahkan hati saya kepada Yesus. Pendeta, ini istri saya dan anak-anak saya, kami semua datang pada hari ini.” Atau sebuah pasangan, atau hanya seorang pribadi, mari datanglah. Ketika Allah menyampaikan firmanNya dan membuka pintu, dan menuntun anda di jalan itu, maukah anda membuat keputusan itu sekarang? Maukah anda melakukannya sekarang? Majulah ke depan ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu ini, lakukanlah pada bait yang pertama dan baris yang pertama saat lagu ini dinyanyikan. 

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM