KUNCI NERAKA DAN KERAJAAN MAUT
(THE KEYS OF HELL AND OF DEATH)
Wahyu 1:17-18
05-07-61
Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan siaran radio, anda sedang bergabung dengan ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan teks khotbah yang dikutip dari Wahyu 1:18, khotbah yang berjudul Kunci Maut Dan Kerajaan Maut.
Ini adalah yang menjadi konteks bacaan kita, yaitu Kitab Wahyu pasal 1:10 hingga 18:
Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Dan yang akan menjadi teks khotbah kita adalah pengakuan terakhir itu, “Dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
Ini adalah sebuah pernyataan yang tegas tentang kedaulatan universal dari kedaulatan Tuhan kita Kristus. Raja atas neraka. Raja atas kematian. Raja atas sorga. Raja atas dunia ini dan segala sesuatu yang ada di dunia bawah. Raja atas hidup ini. Raja dalam kehidupan yang akan datang. Penguasa universal dan kedaulatan Tuhan kita: “Dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
Ini adalah pengakuan yang sama yang anda temukan di dalam Filipi pasal dua, “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya Nama di atas segala nama. Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa,” kedaulatan yang universal dan kekuasaan serta otoritas Kristus.
Julian, dipanggil dengan Julian Murtad, lahir pada tahun 331 A.D, seorang sepupu Kaisar Roma, Konstantinus. Dia dibawa ke dalam sebuah rumah Kristen dan seorang keluarga Kristen. Pada masa mudanya dia menolak iman Kristen dan menjadi penyembah berhala. Itu adalah tujuannnya ketika dia menjadi Kaisar—dan dia menjadi Kaisar pada tahun 361 A.D.—dan dia bertujuan untuk menghapuskan agama Kristen dari muka bumi ini. Dia berkuasa selama dua tahun.
Dan pada masa kekuasaannya itu dan penganiayaannya yang kejam terhadap iman kepada Kristus, salah satu subjek dari arogansinya adalah dia berkata kepada satu orang Kristen yang sederhana, “Inilah Yesus, tukang kayumu dari Nazareth, apa yang sedang Dia lakukan sekarang?”
Dan dalam hari yang gelap itu serta waktu yang penuh dengan keputusasaan itu, orang Kristen sederhana yang percaya itu menjawab, “Tuan, Dia sedang membangun sebuah peti mati bagi kekaisaran anda.”
Pada tahun 363 A. D., setelah dia berkuasa selama dua tahun, dia terluka di dalam pertempuran dalam sebuah peperangan melawan orang-orang Persia. Dan ketika mereka membawa dia keluar dari ladang pertempuran itu, dia berkata di dalam kematiannya, dan menjadi salah satu kalimat yang paling terkenal dalam seluruh sejarah. Kalimat itu adalah: “Oh, Engkau orang Galilea, Engkau telah menang.”
Di dalam hidup, di dalam kematian, di dalam waktu, di dalam kekekalan, di dalam dunia ini, di dalam dunia yang akan datang, Tuhan Allah dan Raja yang berkuasa terhadap seluruh ciptaan ialah Kristus Tuhan kita.
" Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut."
Kunci pembicaraan dari kekuasaan, kontrol, pemerintahan dan kepemilikan. Yesaya di dalam pasal sembilan dalam nubuatannya berkata, “Dan lambang pemerintahan akan ada di atas bahuNya.”
Kekuatan mengerikan yang mereka miliki, neraka dan maut tidak merajalela tanpa kontrol dan pemerintahan. Ada sebuah tangan yang kuat yang memimpin dan memiliki serta mengontrol. Neraka adalah sebuah tempat yang mengerikan dari teror dan penghukuman.
Ada iblis yang memegang pengadilan tinggi di dalam sebuah kumpulan yang besar, tetapi neraka gemetar di hadapan Kristus Tuhan, dan ada sebuah takhta yang lebih tinggi dari pada takhta kesalahan. Maut adalah kegelapan, ya, ia adalah kegelapan itu sendiri. Tetapi maut tidak membinasakan dan menghancurkan tanpa kedaulatan mata Tuhan yang mengawasinya dan mengontrolnya serta memilikinya.
Tidak ada sesuatu di dalam sorga atau di dalam bumi, tidak ada sesuatu di dalam neraka dan kemuliaan, tidak ada sesuatu di dalam kuburan atau di balik kuburan yang tidak berada di bawah tangan kedaulatan Kristus Tuhan kita. Tidak ada sesuatu pun yang terjadi oleh sebuah kebetulan.
Tetapi di dalam tujuan yang elektif dan kehendak Allah, Dia tetap berdaulat dan berkuasa di atas banjir bah dan seluruh revolusi sepanjang waktu.
"Aku telah memegang”—kecuali kita mungkin berpikir bahwa yang lain memilikinya—“ Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
Semuanya dipegang dalam tangan Kristus dengan hak dan realitas. Mereka dipegang dalam tangan Kristus dengan hak. Ketika raja yang berkuasa datang ke dalam salah satu kerajaannya, walikota akan menemuinya di gerbang dan memberikan kunci kota itu kepadanya. Itu adalah hak kebangsawanannya untuk memilikinya dan memilikinya dengan hak. Dia juga memiliki seluruh kekuasaan dalam realitas, dalam kenyataan.
Ketika seorang penyewa kebun mengembalikan sebuah kunci kepada tuan tanah, sesungguhnya tuan tanah memiliki kembali tempat itu. Jadi kunci berada di tangan Kristus, kedaulataanNya itu merupakan hakNya, secara de jure, dan di dalam realitas, secara de facto, Dia adalah Raja atas semua. Allah memberkati selamanya.
Yang pertama saya akan berbicara tentang kunci Hades. Alkitab versi King James menerjemahkannya dengan “kunci neraka.” Apa yang penulis ingin katakan di sini adalah bahwa Tuhan kita adalah raja atas jiwa-jiwa manusia. Dan Tuhan kita adalah Raja atas tubuh manusia. Raja atas Hades, jiwa kita, roh kita. Raja atas maut. Raja atas kematian. Raja atas tubuh kita yang telah rusak dan tidak berdaya.
Yang pertama, “Aku memegang,” Tuhan Allah kita berkata, “kunci Hades,” dibagi ke dalam dua bagian: Firdaus dan Gehena, sorga dan neraka, kemuliaan dan penghukuman.
Sorga menyembah Juruselamat kita dan neraka gemetar di hadapanNya. Dan tidak ada seorang pun yang masuk ke dalam gerbang besi itu, ke dalam tempat hukuman atau ke dalam firdaus kecuali dibuka oleh tangan Kristus Tuhan.
"Aku memegang kunci Hades,” bahwa dunia lain itu, dunia yang tidak terlihat dari jiwa dan roh.
Dia adalah raja atas firdaus dan sorga, atas roh yang membuat manusia itu sempurna. Dan Dia adalah Tuhan atas semua penghulu yang berada di dalam kemuliaan. Mereka adalah roh-roh yang melayani. Dan Dia memegang kunci takdir kita di dalam dunia ini dan dunia yang akan datang, dan janganlah setiap orang berpikir bahwa dia akhirnya dapat binasa atau jatuh dari kedudukan yang tinggi itu. Dia tertutup di dalam. Dia terkunci di dalam. Dia dipegang oleh tangan Kristus.
"Aku memiliki kunci sorga."
Hal yang sama dapat anda temukan di dalam kisah bahtera Nuh. Allah menempatkan Nuh dalam bahtera, dan Allah menutup pintu bahtera itu, dan menguncinya. Dan Allah memelihara dan melindungi Nuh ketika air bah datang dan hujan turun serta angina yang kencang bertiup. Demikianlah Allah menutup umatNya di dalam dan menutupnya dari kerusakan dan kehancuran, dan kita dipelihara oleh kuasa Allah.
Dia juga Tuhan atas penghukuman dan atas neraka, atas gehena atas nyala api. Orang-orang yang tidak bersujud di hadapanNya, yang tidak mengakuiNya dalam kehidupan ini, yang tidak memilikiNya sebagai Juruselamat dan Tuhan dalam hidup ini, di dalam kehidupan yang akan datang, mereka akan bersujud di dalam terror dan di dalam jurang maut dan kengerian.
Tidak akan ada orang kafir di neraka. Ketika seseorang mati, dia akan berhenti menjadi seorang kafir, atau seorang agnostik atau seorang yang tidak percaya. Mereka semua akan percaya di neraka dan mengakui ketuhanan dan kedaulatan Yesus Kristus. Tetapi kunci telah tertutup.
Berpaling dari Dia sampai selama-lamanya. Anda tidak dapat menarik kunci dan gerbang dan pintu neraka dan penghukuman.
Salah satu situasi yang tragis dapat anda temukan dalam Kitab Matius pasal dua puluh lima. Gadis-gadis yang tidak mempersiapkan dirinya, ketika Tuhan datang dan mereka belum bersiap-siap. Dan pintu telah ditutup. Allah yang menutupnya.
Dan mereka mengetuk pintu dan berkata, “Tuhan, Tuhan, bukakanlah pintu bagi kami.”
Dan dia berkata, “Pergilah, Aku tidak mengenal engkau.”
Sudah terlambat. Kunci itu telah dikembalikan, dan tidak ada seorang pun atau allah mana pun yang dapat membukanya atau menariknya kembali. Saya melihat hal itu setiap hari dalam pelayanan saya. Kunci itu telah tertutup dan kuncinya telah dikembalikan sampai selama-lamanya.
Saya sedang membayangkan seorang dokter yang memiliki sebuah toko obat-obatan. Dan dia menentang harapan dari orang-orang baik yang berada di dalam komunitasny, dan tentu saja menentang pengharapan dari gereja kita, dia menjual minuman keras di dalam toko obatnya.
Saya melihat hari dimana dia berdiri atas kerusakan dan ketidakberdayannya terhadap anaknya. Anaknya menjadi seorang pecandu alkohol, minum dari persediaan yang ada di dalam toko ayahnya. Dan anaknya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil akibat mabuk. Dan ayahnya meremas tangannya dan meratap serta menjerit. Tetapi anda tidak dapat menarik kembali batas itu dan membuka kembali gerbang itu. Sudah tertutup untuk selama-lamanya.
Dan di sana ada sebuah jurang yang dalam antara Lazarus dan Orang kaya itu, satu berada di pangkuan Abraham di dalam firdaus, di dalam kemuliaan, dan satu lagi, menderita sengsara di dalam nyala api.
"Mereka tidak dapat menyeberang dari satu tempat ke tempat yang lainnya.” Itu adalah sebuah ketetapan yang kekal dan berlangsung sampai selama-lamanya.
" Aku memegang kunci neraka,” dari penghukuman dan kesengsaraan.
Hal-hal ini adalah serangan terror bagi jiwa anda. O Tuhan—O TUhan, O Allah.
"Dan Aku memegang kunci maut”—dari kematian.
Dia memiliki kunci. Dia memiliki otoritas dan kedaulatan dan kepemilikan dan kontrol di sorga yang berada di atas kita dan neraka yang berada di bawah kita. Jiwa-jiwa manusia berada di dalam tangan ilahiNya. Dan dia adalah Hakim yang agung atas seluruh bumi. Dan tubuh manusia berada di dalam tanganNya yang mahakuasa.
Bagi kita, neraka merupakan sebuah hal yang mengerikan. Dan tidak kalah mengerikannya jika mati tanpa mengenal Allah. Kematian adalah sebuah benteng terlarang, tidak masalah bagaimana anda menggambarkannya. Tidak ada bunga yang cukup mekar atau tidak ada lagu yang cukup untuk dinyanyikan atau puisi yang cukup untuk dikutip untuk dapat menyembunyikan terror dari kesuraman dari wajah kematian.
Allah berkata kematian adalah seorang musuh. Dia adalah seorang pengacau. Dia tidak pernah direncanakan. Dia bukanlah tujuan Allah. Bukanlah kehendak Allah bahwa manusia akan mati. Kematian adalah seorang musuh bagi Allah. Dan bagi kita, kita melihat bahwa kematian merupakan sesuatu yang universal.
Tidak ada tangan yang cukup kuat untuk mematahkan kuasanya. Dia adalah raja atas semua manusia, semua generasi dan sepanjang waktu. Benteng itu sangat mengerikan dan kunci itu dan batas itu serta gerbang itu sangat tidak dapat dimengerti, sangat tidak dapat diduga, sangat kuat. Dan kita adalah tahanan, terlihat selamanya, dan kita menghadapi sebuah kekalahan yang final.
Tidak ada penjelajah yang pernah kembali dari hal yang mengerikan itu, dan onta hitam berlutut di setiap gerbang dengan langkah yang diukur dan tidak memiliki kemurahan di dalam kedatangannya. Dan dia mengetuk dalam setiap pintu.
Saya tidak pernah berada dalam sebuah desa, saya tidak pernah berada dalam suatu jalanan, saya tidak berada di dalam sebuah rumah atau keluarga, dimana kematian tidak pernah masuk ke dalamnya. Tetapi Kristus Tuhan kita berkata, “Aku memegang kunci maut.”
Tidak seorang pun yang dapat membuka pintu mistik itu kecuali Kristus Tuhan kita. Bahkan orang-orang yang tidak baik dan orang-orang yang tidak percaya serta orang-orang hina memiliki hutang atas hidup mereka kepada Kristus.
Jika kita hidup, kita hidup di dalam kehendak dan tujuan Tuhan kita. Jika kita mati, kita mati kita mati di dalam kehendak dan tujuan Allah. Dan tidak ada seorang pun yang mati kecuali di dalam tujuan elektif dan kehendak Allah.
Ada sebuah hari di mana anda kan mati. Ada sebuah tempat di mana anda akan mati. Ada sebuah kondisi pada saat anda akan mati, dan semuanya diketahui oleh Allah. Dan anda tidak akan sebelum waktu yang telah ditentukan itu tiba.
Kita mungkin berada di dalam di tengah-tengah wabah dan demam. Kita mungkin berada di tengah-tengah perang, tetapi hidup kita akan abadi hingga Yesus membuka pintu kematian itu bagi kita. Hal ini berada di dalam otoritas elektif dan kedaulatan dari Kristus Tuhan.
Dan hal itu tidak terjadi karena kebetulan. Hal itu datang berdasarkan tujuan Allah. Saya mungkin mati dalam ranjang saya, di dalam keheningan, di dalam peristirahatan, saat saya tidur. Lagi, saya mungkin tinggal di tengah-tengah bom dan hujan api yang turun dari langit. Semuanya berdasarkan tujuan Kristus.
" Aku memegang kunci maut.”
Itulah sebabnya saya meminta Saudara Corder untuk memimpin kita dalam membaca mazmur. “Janglah engkau takut terhadap terror malam; ataupun terhadap anak panah yang beterbangan saat siang hari;
"Juga terhadap wabah yang berjalan di kegelapan; bahkan terhadap kehancuran yang terjadi di siang hari.
"Ribuan orang akan jatuh di sisimu, dan sepuluh ribu di tangan kananmu; tetapi saat itu tidak akan datang saat malam.”
Hidup kita abadi hingga Allah berkata itu sudah cukup. Dan tidak seorang pun yang dapat mengambil kunci itu kecuali Kristus. Seribu iblis tidak dapat menarik kita ke dalam kuburan atau ke dalam makam. Semuanya berada di dalam kehendak dan tujuan serta tangan dari Allah Juruselamat kita.
" Aku memegang segala kunci maut.”
Dan itulah sebabnya kematian bagi seorang Kristen dihadapi tanpa rasa gentar tanpa takut dan tanpa ngeri dan tanpa sebuah jeritan pilu, sebab di baliknya Tuhan kita yang hidup sedang berdiri.
Kematian bukanlah maut bagi orang Kristen. Kematian adalah jatuh tertidur di dalam Yesus. Ketika nenek saya meninggal, ayah saya pergi ke ibadah pemakamannya. Dan ketika dia kembali, hal yang saya ingin dalam penjelasannya adalah lagu yang mereka nyanyikan. Dia adalah seorang wanita yang saleh, dan mereka menyanyikan lagu dalam ibadah pemakaman itu.
Aman, aman, Aku telah memegang kunci kematian.
Aman di tangan Yesus.
Sebuah koimeterion. Itulah yang disebut orang Kristen untuk tanah penguburan. Sebuah koimeterion, "sebuah tempat tidur." Dan ketika anda melihatnya ke dalam bahasa Inggris anda akan mengejanya menjadi "cemetery," sebuah tempat untuk tidur. Dan ketika Yesus membuka pintu bagi anak-anakNya, di sana Dia berdiri untuk menyambut kita, milikNya sendiri.
Saya tidak ingat tentang khotbah apa yang disampaikan, tetapi itu adalah sebuah khotbah yang disampaikan oleh Dr. Truett dalam mimbar ini. Dia menjelaskan tentang seorang gadis kecil yang berada di Sekolah Minggu ini. Dan gadis itu terbaring sekarat. Dan ketika tiba masa dimana gadis itu mau meninggalkan rumahnya, dia berkata kepada ibunya, “Oh, Ibu, semuanya mulai nampak gelap, dan aku takut. Ibu, mendekatlah. Mendekatlah. Aku takut. Semuanya menjadi gelap.”
Dan Pendeta yang hebat itu berkata bahwa ibu gadis itu mendekap anaknya dan membalas dengan lembut, “Anakku yang manis, Yesus bersama dengan kita di dalam gelap sama seperti Dia berada bersama dengan kita di dalam terang. Dan dia akan memelihara kepunyaanNya. Janganlah takut.”
Jika Dia adalah Tuhan di sini, Dia juga Tuhan di sana. Jika Dia adalah raja yang berkuasa di sini, Dia juga raja yang berkuasa di sana.
" Aku memegang segala kunci maut."
Kita belum pernah menyanyikan lagu ini, tetapi saya telah menyalinnya dari sebuah buku nyanyian yang lama. Saya tidak pernah lagi mendengarnya semenjak saya masih kecil.
Tidak akan ada lembah yang gelap,
Ketika Yesus datang,
Untuk mengumpulkan orang-orang yang dikasihinya, pulang ke rumah
Tidak akan ada lagi penderitaan,
Ketika Yesus datang,
Tetapi sebuah kemuliaan,
Ketika Yesus datang,
Untuk mengumpulkan orang-orang yang dikasihinya, pulang ke rumah.
Tidak akan ada lagi ratapan,
Tetapi sebuah tuaian yang mulia,
Akan ada nyanyian selamat
Dan sebuah pertemuan sukacita,
Ketika Yesus datang,
Untuk mengumpulkan orang-orang yang dikasihinya, pulang ke rumah
[dari “Tidak Akan Ada Lagi Lembah Gelap,”
William O. Cushing, Ira D. Sankey, 1896]
Jangan takut. Dimanakah orang-orang yang kita kasihi yang telah meninggal? Dimanakah ayah saya? Dimanakah umat Allah?
Ketika kematian menelan mereka dan kerusakan menghancurkan mereka dan keinginan serta permainan yang sia-sia mengacau bait Roh Kudus Allah, ketika umatNya jatuh ke dalam debu tanah dan dikuburkan ke dalam pusat bumi, dimanakah mereka?
Allah berkata bahwa kita absen dari tubuh untuk hadir bersama-sama dengan Tuhan. Allah berkata, “Hari ini, engkau akan bersama-sama dengan Aku di dalam firdaus.”
Dan ketika kita meninggal dalam bingkai yang fana ini, kita berada di dalam tangan dan di dalam hadirat Yesus. Kita hidup di sini dalam kasihNya dan dalam anugerahNya serta di dalam kemurahanNya, dan kita akan hidup di sisi lain di dalam kasihNya dan anugerahNya serta kemurahanNya.
"Sebab bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."
Dan orang-orang yang kita kasihi hanya berada di sisi yang lain. Di mana pun Yesus berada, mereka berada di sana.
Bolehkah saya membaca sebuah puisi yang manis? “Bunga Mawar Dibalik Dinding.” Saya tidak tahu siapa yang menulisnya. Tidak ada seorang pun yang tahu siapa yang menulisnya. Puisinya sangat mengandung nilai-nilai Kekristenan.
Di dekat dinding yang teduh, tumbuhlah sekuntum mawar,
Tetapi ia mekar dalam terang Allah yang bebas,
Disiram dan diberi makan oleh fajar pagi
Memancarkan keharuman siang dan malam.
Sebagaimana ia tumbuh dan mekar serta tumbuh tinggi,
Bangkit perlahan menuju puncak yang tinggi,
Hingga ia mencapai sebuah celah di dalam dinding
Melalui tempat itu melalui sebuah sinar dari cahaya yang memancar.
Sejak itu ia merangkak dengan kekuatan yang bertambah,
Tanpa pernah berpikir tentang rasa takut dan kebanggaan.
Dan ia mengikuti cahaya melalui retakan yang panjang
Dan mengembangkan dirinya di sisi yang lain.
Terang, fajar, pemandangan yang luas,
Ditemukan sama sebagaimana mereka sebelumnya.
Ia kehilangan dirinya dalam sebuah keindahan yang baru
Menghebuskan keharumannya lagi dan lagi.
Kemudian dia menambahkan dalam syairnya itu.
Akankah klaim kematian membuat kita berduka,
Dan membuat keteguhan hati redup atau jatuh?
Tidak, mari kita beriman dan menerima harapan
Mawar masih tumbuh dibalik dinding.
Menyebarkan keharuman lebih jauh dan luas
Sama seperti yang dia lakukan pada hari-hari yang lalu
Sama seperti yang dia lakukan di sisi yang lain
Sama seperti yang dia lakukan sampai selama-lamanya.
[Oleh A. L. Frinks]
Ia mekar. Ia tumbuh. Ia berkembang di sisi yang lain sementara kita tetap tinggal di sini.
" Aku telah memiliki kunci kematian,” dan orang-orang Kristen tidak gemetar.
Ketika mereka memaku kakiNya ke salib dan ketika mereka memaku tanganNya ke atas kayu, ketika Dia masuk ke dalam kegelapan kuburan, di sana Dia menginjak-injak raja maut sampai selama-lamanya.
Dan ketika Dia bangkit dengan berjaya atas hal itu, Dia membawa kematian sebagai sebuah tawanan yang dirantai ke dalam kereta perangNya. Dan ketika Dia masuk ke dalam kemuliaan melalui jalanan sorgawi, Dia membawa maut yang terikat dalam kereta perangNya. Memimpin seluruh taklukan, yaitu maut—kematian.
Dan bolehkah saya menutup khotbah ini dengan masa depan yang cerah ini, kesudahan zaman ini, firman yang terakhir yang berasal dari Allah? Akankah kematian selamanya memegang kehancuran dan kerusakan di dalam tangannya, orang-orang yang jatuh ke dalam rasa takut dan kenangan yang mengerikan?
Atas dunia yang luas ini, kuburan yang tanpa batas, semua tahanan di dalam tangan besi dari kehancuran dan kerusakan, akan kita diyakinkan bahwa Dia adalah raja sampai selama-lamanya dan akan berkuasa selama-lamanya? Akankah semuanya itu akan dipatahkan dalam tanganNya?
Suatu hari dalam tujuan yang telah ditetapkan Allah dan di dalam waktu yang hanya diketahui oleh Allah, suatu hari, suatu hari yang penuh kemenangan dan kemuliaan, suatu hari Allah akan berfirman, Dia akan menggunakan kunci dan akan memberikan perintah kepada penghulu malaikat.
Dan penghulu malaikat akan meniup sangkakala, dan orang-orang mati akan bangkit, dan belenggu maut akan dipatahkan sampai selama-lamanya. “Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuhNya di bawah kakiNya. Musuh yang terakhir yang dibinasakanNya ialah maut.”
"Daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.”
“Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.”
“Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. “
“Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
“Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
Tubuh yang fana ini, tubuh yang rusak ini, ditaburkan ke dalam tanah, “Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.
“Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.
“Ditaburkan dalam tubuh alamiah, dibangkitkan dalam sebuah tubuh rohani.”
Pikirkanlah tentang hari itu, hari akhir yang mulia ketika Tuhan Allah di sorga berkata, “Sudah cukup—sudah cukup.” Dan Dia datang dengan sebuah rantai dan sebuah kunci dan Dia akan mengikat Setan sampai selama-lamanya.
Dan Dia datang dengan kunci yang lain, dan Dia membuka dunia maut, dan Dia melemparkan maut dan kerajaan maut ke dalam lautan api dan belerang yang menyala-nyala. Dan semua tawanan maut akan dilepaskan. Kita semua. Kita semuanya.
Tidak akan ada sebuah tulang yang akan ditinggalkan. Tidak akan ada sebuah kerangka untuk dapat dibanggakan oleh iblis. Kita semua akan diubah. Itulah sebabnya mengapa Pemazmur berkata, “Berharga di mata Tuhan, kematian dari orang-orang kudusNya.” Itu itu sangat berharga. Ia mungkin berada di lapisan dasar bawah laut. Dia mungkin bersembunyi di keempat penjuru dunia, empat penjuru dimana angin berhembus. Tetapi mata Allah yang berdaulat melihat kita. Dan akan ada sebuah penebusan yang penuh dari kepemilikan yang menyeluruh. Ketika Kristus menyelamatkan kita, Dia menyelamatkan jiwa kita, dan Dia menyelamatkan tubuh kita. dan ketika kita diregenerasikan, kita diregenerasikan dalam jiwa kita dan ketika kita dibangkitkan, kita akan akan diregenerasikan, dibuat menjadi kekal dan mendapat tubuh yang tidak binasa.
Dan Kristus akan mendapat kepemilikan yang penuh. Jiwa saya adalah milikNya dengan iman dan tubuh ini akan dibangkit dalam ketidakbinasaan dari kematian oleh iman. O, maut, O, kematian, o, Kristus. “Karena itu saudara-saudara, jadilah kuat dan jangan goyah,” jangan takut di hadapan monster yang menakutkan ketika dia datang, di hadapan watak yang mengerikan yang mengklaim bingkai kita yang fana. Sebab dari hal itu—seperti bunga lili yang bangkit dari kotoran dan lumpur yang ada dalam pot—Allah akan membangkitkan kita ke dalam kemuliaan dan kemekaran dan hidup bagi Dia sebagai anak-anak yang kekal. Saudara yang terkasih, kita semua yang berada di dalam konggregasi Tuhan ini. Betapa merupakan sebuah damai sejahtera, sebuah pengharapan, sebuah kemenangan dan kejayaan! “Karena Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M.