SIMBOL DARI BILANGAN-BILANGAN

(THE SYMBOLISM OF NUMBERS)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 1:4

02-05-61

 

Anda sedang mendengarkan ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Dan ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pagi yang berjudul, “Simbol Dari Bilangan-Bilangan.”  Kita sedang berkhotbah melalui Kitab wahyu, dan kita akan melihat ke dalam pasal yang pertama. Di dalam pasal yang pertama ayat yang keempat, mari kita membaca teksnya: 

Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya.

Segera saja, ketika kita membaca teks tersebut, kita berhadapan dengan bilangan-bilangan itu yang tidak hanya ditemukan di sini, tetapi juga di sepanjang Kitab Wahyu dan di dalam seluruh Firman Allah.

Teks itu berkata: “Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil.” Ketujuh jemaat itu bukanlah keseluruhan jemaat yang ada di Asia Kecil, karena saya membaca bahwa jemaat yang lainnya di dalam Perjanjian Baru. Sebagai contoh, tepat di seberang sungai dari Laodekia ada jemaat Asia yang terkenal yaitu Hierapolis, yang disebutkan oleh Paulus di dalam suratnya ke Kolose. Di sana ada sebuah jemaat yang tidak pernah dirujuk di dalam Wahyu, yang terdapat di Asia. Di atas sungai Lycus dari Laodikia dan Hierapolis terdapat sebuah jemaat yang terkemuka yaitu Kolose, dimana Filemon tinggal, dan salah satu jemaat yang menjadi tujuan surat Paulus. Itu adalah dua jemaat selain dari ketujuh jemaat itu, dan ada banyak jemaat lainnya yang kita tidak tahu.

Lalu, mengapa Yohanes hanya mengambil tujuh? Ada tujuh jemaat Asia: “Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil.”  Kemudian bagian terakhir dari ayat itu berkata, “Dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya”: Ketujuh Roh Allah, dan bahkan ayat ini merujuk kepada bilangan tujuh.

Kemudian, hal ini bukanlah sesuatu yang ganjil atau unik atu terpisah atau berbeda. Bilangan-bilangan ini, anda akan temukan di dalam Wahyu dan anda akan menemukannya di dalam jaringan dan lengkung dan nada  dari seluruh Firman Allah. Sebagai contoh, dalam Kitab Wahyu pasal pertama ayat terakhir berkata, “Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat….dan ketujuh kaki dian emas itu....”

Sekarang, mari kita kembali ke dalam pasal Alkitab dan kita sedang berbicara beberapa contoh tipikal yang terdapat di dalam Kitab Wahyu. Mari kita berpaling ke dalam pasal 4 ayat 4:

Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.

Mengapa bukan dua puluh dua takhta? Mengapa harus dua puluh empat?

Sekarang lihatlah ke dalam ayat enam : “Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat zoē.”  Di dalam Yehezkiel mereka disebut “kerubim.” Dan mengapa mereka bukan tiga? Mengapa bukan lima? Mengapa hanya empat?

Sekarang di dalam pasal selanjutnya: “Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimaterai dengan tujuh meterai.” (Wahyu 5:1).  Tujuh materai. Mengapa bukan enam materai? Tidakkah kitab itu dapat dimateraikan dengan enam materai atau delapan materai? Mengapa hanya dengan tujuh materai?

Lihatlah ke dalam pasal tujuh. Dalam pasal 7 ayat 4: “Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu.”  Mengapa yang dimateraikan bukan 143,500 orang?  Atau mengapa tidak 150,000 orang yang dimateraikan? Mengapa hanya 144,000 orang?

Kemudian di dalam pasal 8:2: “Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.”  Mengapa bukan enam malaikat dan enam sangkakala? Atau sepuluh malaikat dan sepuluh sangkakala? Tetapi di sana hanya ada tujuh malaikat dan tujuh sangkakala.

Sebagai tipikal, kita hanya akan mengambil beberapa contoh sehingga anda dapat memahami bagaimana hal ini ada di sepanjang Alkitab. Bilangan yang paling terkenal di dalam seluruh Firman. Wahyu 13, ayat 18:

Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

 

Bilangannya adalah 666. 

Baiklah. Dengan cepat kita akan melihat ke dalam pasal 20 dan ayat 2:

Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga… ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya.  

Mengapa dia tidak diikat selama 800 tahun? Atau 1100 tahun? Dia mengikat setan selama 1000 tahun.

Sekarang kita berpaling ke dalam pasal 21 ayat 12, dan kita akan mengikuti seterusnya: “Dan inilah kota Yerusalem Baru temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis kedua belas nama suku Israel.” Dan ayat 13: “Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar.”  Mengapa kota itu tidak memiliki sebelas batu dasar atau empat belas batu dasar?  Sekarang, ayat 16: “Kota itu bentuknya empat persegi. . . Lalu ia mengukur temboknya: . . . Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara.”  Mengapa bukan 11.000 stadia atau 13.000 stadia ?  Tetapi 12.000 stadia.

Dan anda tidak hanya menemukan hal itu di dalam bilangan-bilangan yang telah ditetapkan dalam Firman, tetapi juga terukir di dalam teks itu sendiri. Sekarang lihatlah ke dalam teks yang baru saja kita baca ini: Wahyu 1, ayat 4,5, dan 6. Sekarang saya ingin supaya anda melihat bagaimana bilangan itu terukir di dalam teks itu, kata-kata yang dia gunakan: “Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.”

Baiklah. Yang pertama, “dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang”—satu.  “dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya”—dua.  “dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia”—tiga, demikianlah bentuk susunannya: Satu, dua, tiga. Kemudian dia menyampaikan  tiga hal tentang yang pertama dan yang kedua, dan yang ketiga dan dua kali tentang bagian yang ketiga

Baiklah. Yang pertama: “Dari Dia yang ada (satu) dan yang sudah ada (dua) dan yang akan datang (tiga).” Sekarang bagian yang kedua: “Dia adalah roh (satu), Dia adalah ketujuh Roh (dua), dan Dia ada di hadapan takhta (tiga).” Baiklah sekarang kita ambil bagian yang ketiga: “Dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia (satu), yang pertama bangkit dari antara orang mati (dua) dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini (tiga).”

Kemudian anda dapat melihat tiga hal yang lain dari bagian yang ketiga itu: “Bagi Dia, yang mengasihi kita (satu) dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya (dua)-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa.”  Anda tidak hanya menemukan bilangan ini disebutkan, tetapi anda juga menemukan bahwa bilangan ini diukir ke dalam struktur bahasa itu sendiri.

Kemudian hal itu memimpin kita ke dalam sebuah studi yang luar biasa: Hal-hal yang berkenaan tentang simbol dari bilangan-bilangan ini. Dan karena saya tidak dapat memuat semua studi ini di dalam satu khotbah, maka saya telah membaginya menjadi dua. Dan karena referensi yang begitu banyak sehingga saya tidak dapat mulai untuk memuatnya, meski pun saya telah membaginya menjadi dua, karena itu saya telah menulis setiap suku kata ini keluar.

Akan ada begitu banyak referensi. Saya akan berusaha secepat saya bisa, dan khotbah-khotbah ini akan dicetak dan akan diberikan kepada anda. Dan hal ini akan selesai dalam bulan demi bulan. Saya tidak perlu khawatir bahwa anda tidak akan memperolehnya. Dr. ware, Dr. Leon Ware, sangat berbaik hati, untuk memberikan hadianh setiap bulan, dan seluruh khotbah ini akan diketik terlebih dahulu dan dicetak ke dalam  sebuah buku kecil dan diberika kepada anda, jadi anda dapat memilikinya.

Sekarang kita akan berbicara tentang Allah dan bilangan-bilangan. Setiap hasil karya manusia yang dilakukan oleh seorang penulis tertentu akan memiliki karakteristik tertentu mengenai idiom dan kebiasaan dan presentasi dan manifestasi yang menjadi tipikal dari dia. Milton adalah Milton di mana pun anda menemukannya, sekalipun dia menulis prosa atausekalipun dia menulis syair. Longfellow memiliki hal yang sama. Longfellow memiliki sebuah cara tertentu dan jenis tertentu dan sebuah pendekatan tertentu dan sebuah tatanama tertentu dan bahasa serta gaya bahasanya, dia adalah Longfellow selamanya. Dan demikian juga dengan penulis lainnya. Kecuali dia adalah seorang plagiat, maka dia akan menjadi dirinya sendiri dalam sebuah cara sehingga anda dapat mengenalnya.

Sekarang hal yang sama juga anda tetmukan tentang Allah. Allah memiliki dua kitab yang besar. Allah adalah penulis dari kitab penciptaan: yang ada di atas kita, yang di bawah kita dan di sekitar kita. Dan kitab lainnya yang ditulis oleh Allah adalah Alkitab, Kitab Suci yang saya pegang di dalam tangan saya.

Sekarang, saya berharap bahwa saya akan menemukan hal yang sama dengan hasil karya manusia dan buatan tangan manusia. Saya berharap untuk menemukan karakteristik yang sama dalam keduanya, karena keduanya memiliki penulis yang sama. Saya dapat menemukan tangan Allah di dalam penciptaan, dan saya juga berharap dapat menemukan kesamaan tangan itu di dalam isi Kitab Suci. Jika hal itu dilakukan oleh Yang Mahahadir, maka saya berharap keduanya akan sama.

Kemudian, satu hal yang dapat anda temukan sebagai karakteristik Allah adalah hal ini: Bahwa Dia bekerja melalui hukum-hukum dari bilangan dan matematika. Dia menyukai hal itu. Dia menemukannya. Dan Dia membenarkan hal itu di dalam seluruh kategori dari karyaNya, sekalipun hal itu ada di angkasa, sekalipun di bumi ini atau di dalam molekular yang kecil yang terkecil di alam semesta ini yang berada di sekitar kita.

Tangan Allah, di mana saja ia dimanifestasikan, akan disingkapkan dalam kasihNya yang besar terhadap proporsi dan perbandingan dan angka-angka serta hukum matematika. Sebagai contoh, di dalam astronomi. Karya astronomi, semuanya dapat direduksi ke dalam hukum-hukum, kepada hukum matematika. Mereka dapat memberitahukan selama berabad-abad yang lalu keberadaan dari tubuh sorgawi itu. Dan mereka dapat memprediksi selama berabad-abad yang akan datang  dimanakah keberadaan dari tubuh sorgawi itu. Seluruh alam semesta yang di atas kita dikontrol oleh bilangan-bilangan yang dapat direduksi ke dalam hukum matematika dan mereka menulisnya dan menetapkannya di dalam buku.

Hal yang sama juga tentang dunia fisika. Seluruh dunia fisika dapat ditempatkan ke dalam hukum matematika dari berat dan gerakan dan substansinya. Dunia molekular di sekitar kita, dunia atom di sekitar kita, batu-batu dan kristal-kristal dan permata dan lapisan salju di atas lapisan tanah dan setiap gua berbicara kepada kita tentang matematika, tentang angka-angka dan hukum-hukum matematika. Setiap kali sebuah suara yang menyadarkan pendengaran anda, hal itu mengikuti sebuah hukum matematika. Dan setiap kali sebuah riak cahaya yang bermain di atas mata anda, itu akan mengikuti sebuah hukum matematika yang terbatas.

Hal sama juga terdapat di dalam dunia kimia Allah. Seluruh elemen ini, unsur-unsur ini, di dalam kekuatan mereka untuk dikombinasikan dengan yang lain, merupakan terbatas di dalam angka-angka mereka dan hukum matematika. Mereka membentuk tabel valensi, yang olehnya kita dapat mengetahui bilangan atom dan berat setiap atom dan kemampuan mereka dalam berkombinasi.

Hal yang sama juga ditemukan di dalam dunia biologi Allah. Di dalam botani, semua yang hidup akan mengikuti hukum matematika. Setiap bunga akan memiliki jumlah yang tertentu dari kelopaknya dalam sebuah aturan tertentu. Dan segala sesuatu yang tumbuh berkembang akan memiliki daun yang tertentu dan diatur dalam perbandingan matematika.

Dan hal yang sama tentang zoologi. Setiap mahluk hidup memiliki jumlah kromosom tertentu di dalam selnya. Dan setiap sel di dalam mahluk hidup ini memiliki bilangan yang sama dari kromosomnya, seperti seorang manusia yang memiliki jumalh kromosom sebanyak 46. Di dalam jutaan sel yang terdapat di dalam tubuh anda, setiap nukleus di dalam setiap sel dari jutaan sel itu memiliki 46 kromosom. Mahluk keci yang dapat terbang yaitu. Dan seluruh ciptaan Allah diatur oleh angka yang pasti dari hukum matematika. 

Rahasia ini telah diteliti oleh orang-orang pada masa lampau. Dan sejauh yang dapat dijangkau oleh pikiran, anda akan menemukan bahwa para filsuf ini mempelajari susunan dan keharmonisan dan perbandingan kuantitatif dari apa yang telah Allah lakukan. Sebagai contoh, pahlawan yang paling hebat dan yang terkemuka dari seluruh dunia filsafat Yunani adalah Phytagoras. Dia adalah orang yang pertama. Di lahir sekitar tahun 582 B.C., di kepulaan Yunani yaitu Samos, diberang dari Koloni Yunani Ionia di Asia Kecil.

Dan pemikiran utama dari filasat Pythagoras adalah ini: ide dari bilangan-bilangan dan pengenalan yang kualitatif dari bilangan-bilangan dan perbandingan matematika mencakup segala hal. Sebagai contoh, Aristoteles menyimpulkan ajaran Phytagoras ini dalam kalimat berikut ini: Bilangan adalah prinsip dari segala sesuatu dan yang mengatur alam semesta adalah system yang harmonic—adalah sebuah simtem yang harmonik dari rasio-rasio.” Dan filsuf Pythagorian yaitu Philolaus meringkaskannya dalam kata-kata berikut ini: “Bilangan adalah yang terkemuka dan sempurna dan berdaulat dan prinsip serta panduan ilahi dan kehidupan umat manusia.” 

Saya telah menulis sebuah ringkasan dari keseluruhan sekolah filasafat Phytagorian yang hidup dalam generasi-generasi sebelumnya. Itu adalah bilangan dan relasi matematika yang terbatas yang memisahkan hal yang satu dengan yang lainnya dan kemudian di dalam sebuah kelompok atau pengertian membuat mereka menjadi hal-hal yang teratur. Tanpa bilangan-bilangan dan batasan yang dibawa oleh bilangan, maka ada kekacauan dan ketidakterbatasan. Kemudian bilangan adalah prisnsip dari perintah atau aturan, prinsip yang membuat kosmos atau dunia yang teratur tetap ada.

Dan kelompok Pythagorian, mendasarkan prinsip filsafat mereka, satu, yaitu dalam tubuh sorgawi. Sebagaimana mereka telah mengamati bagaimana mereka dipertahankan di dalam pengaturan oleh hukum matematika yang dikerjakan oleh (dan mereka tidak mengenal namaNya) Allah Yang Mahatinggi. Pythagorian membuat seluruh alam semesta sebagai sebuah lapisan yang bulat, dan di tengah-tengahnya, mereka meletakkan matahari dan mereka melihat planet-planet berputar di pusat api itu, pusat yang mereka sebut dengan “jantung.” Dan ketika Copernikus menemukan hukum astonomi yang kita terima pada hari ini—bahwa matahari dan bukan bumi yang merupakan pusat alam raya, dan merupakan komentar yang aneh bahwa gereja abad pertengahan menyangkal hal itu, dan berkata itu adalah prinsip berhala dari kaum Pythagorian.

Hal besar lainnya yang diamati oleh Pythagorian ini yang merupakan dasar pertama dari filasafat dan bilangan mereka adalah hal ini: Mereka mengamati nada musik mengikuti perbandingan matematika yang terbatas, dan mereka menghubungkan nada musik yang mereka temukan itu—yang berjumlah tujuh—dengan tujuh planet utama. Dan teori mereka yang terkenal dan tujuh tangga nada emas dari tangga nada sorgawi membuat seluruh langit dan seluruh bumi berada dalam keharmonian. Bagi kaum Pythagorian, seluruh alam semesta ini adalah sebuah keharmonian dari Allah, sebuah musik dari jiwa. Allah membuatnya seperti itu, demikianlah yang dipikirkan oleh kaum Pythagorian ini. 

Kemudian, ketika saya datang ke dalam Kitab yang kedua, Kitab dari karya Allah yang lain, Kitab yang saya pegang di dalam tangan saya. Itu akan menjadi sebuah hal yang tidak biasa jika penulis yang sama membuat kitabnya berbeda. Akan menjadi sebuah hal yang aneh untuk menemukan penulis dari kitab ciptaan, dan meletakkan ke dalam setiap jiwa yang telah buat dengan bilangan-bilangan dan matematika tanpa makna. Dan jika anda menemukan hal itu di dalam ciptaan Allah yang berada di atas saya dan di sekitar saya, dan tidak menemukannya di sini, di dalam Alkitab ini, maka hal itu akan menjadi sangat aneh.

Tetapi saya menemukan hal yang sama di dalam Kitab Suci ini, sebagaimana saya menemukannya di dalam kitab yang lain dari hasil karya ciptaan Allah. Dan bilangan-bilangan ini yang digunakan Allah, seperti yang ada di dalam ciptaanNya yang berada di atas kita dan di sekitar kita dan sama seperti yang ada di dalam Kitab yang saya pegang di tangan saya ini—tentang bilangan-bilangan ini—di sana ada sebuah pemikiran yang utama: pikiran Allah. Dan mereka digunakan seperti yang ditemukan dari sebuah alam, yang tidak bisa dipisahkan dan dari makna  segala sesuatu yang kebangkitannya. Maknanya tidak pernah sewenang-wenang dan tidak pernah fantastis dan tidak pernah tidak saling berkaitan. Di sana ada sebuah dasar yang utama di dalam pikiran Allah, yang olehnya seluruh bilangan ini digunakan.

Kemudian sebelum saya memulai dengan bilangan yang pertama yang telah saya pilih pada pagi hari ini, karena kekurangan waktu, saya hanya akan mengambil sebuah contoh untuk menunjukkan kepada anda, dengan sebuah ilustrasi dari Alkitab bahwa bilangan ini tidak fantastis atau berubah-ubah atu tidak berkaitan, tetapi mereka memiliki sebuah pemikiran yang utama. Dan pemikiran yang utama itu timbul dari pikiran Allah. Hal itu terdapat di dalam hal-hal yang alami. Hal ini ada di dalah hal-hal yang esensial. Itu adalah cara Allah dalam menciptakannya: Dia menggunakan bilangan-bilangan. 

Baiklah. Mari kita mengambil sebuah contoh sekarang, yaitu bilangan atau angka satu. Angka satu merujuk kepada kesatuan dan keunggulan dan keberadaan yang independen. Satu: terpisah dan dipisahkan. Ulangan  6:4: “Dengarlah hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa (satu)!”  apakah itu fantastis, jauh, tidak berkaitan? “Tuhan adalah adalah Allah yang esa (satu).”

Atau Efesus 4:4-6: “Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua.” Satu.

Baiklah. Mari kita mengambil contoh lainnya. Kita hanya mengilustrasikannya sekarang. Ambil angka dua. Dan dua adalah penambahan dan peningkatan. Itu akan menolong dam mengenaskan dan persekutuan: Bilangan Dua. Sekarang lihat ke dalam Pengkhotbah 4:9-12:

Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.

Bukankah itu sangat logis sebagaimana yang seharusnya: Bagaimana Allah menggunakan bilangan-bilangan?

Baiklah. Mari kita mengambil angka tiga sebagai sebuah ilustrasi. Tidak adalah campuran dari kesatuan yang paling sederhana. Itu adalah yang pertama dan unit campuran yang tetap dari ilmu matematika adalah tiga. Sebagai contoh, bentuk tiga adalah gambaran dari campuran yang paling sederhana di dalam geometri, segitiga sama sisi yang  tidak terpisahkan, yang tidak dapat dipecahkan ke dalam segala sesuatu yang lain. Jadi manifestasi dari Allah kita kenal sebagai sebuah keTritunggalan, Allah Tritunggal. Kita mengenal Dia sebagai Bapa, sebagai Anak, dan sebagai Roh Kudus. Tiga; bilangan dari Allah.

Baiklah. Angka empat, bilangan dari dunia. Ini bukanlah fantastis atau dibuat-buat. Ada empat musim: Musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur. Ada empat arah penunjuk dalam kompas: utara, selatan, timur dan barat. Jadi di dalam Yehezkiel, anda akan menemukan empat mahluk yang hidup yang disebut dengan kerubim. Mereka memiliki empat muka. Mereka memiliki empat sayap. Mereka memiliki empat sisi dan mereka bergerak di atas empat roda. Mereka merepresentasikan seluruh ciptaan Allah dan pemeliharaanNya. Itu bukanlah sesuatu yang fantastis atau dibuat-buat. Hal itu berdasarkan pikiran dan penyingkapan dari Allah.

Sekarang salah satu contoh lainnya: angka lima dan sepuluh. Jari dari satu tangan ada lima. Kedua tangan memiliki jari sepuluh. Jari dari satu kaki ada lima dan kaki yang lainnya memiliki lima jari jadi keduanya ada sepuluh. Dan dasar dari sistem desimal yang olehnya kita menghitung uang atau menjalankan hidup kita, dasar dari sistem desimal, secara mendasar dan praktis digitung oleh jari kita. Itu bukanlah sesuatu yang dibuat-buat atau sesuatu yang jauh, penggunaan dari bilangan-bilangan atau angka-angka ini. Tetapi mereka terletak di dalam karakter dasar dan pikiran Allah.

Pada masa lalu, ada begitu banyak orang yang lumpuh dan pincang, dan seorang manusia yang utuh dan lengkap adalah seseorang yang memiliki seluruh jari kaki dan seluruh jari tangan. Sebagai contoh, Imam Besar tidak dapat ditahbiskan di Israel jika dia puntung. Jadi, lima yang digandakan menjadi sepuluh merupakan simbol untuk kesempurnaan manusia. Dan seluruh tugas yang harus dilakukan oleh seseorang diringkaskan menjadi sembilan perintah, bukankah begitu? Seluruh tugas yang harus dilakukan oleh seorang manusia diringkas menjadi 11 perintah? Tidak. Seluruh tugas atau kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang manusia diringkas ke dalam sepuluh perintah.

Dia harus memiliki seluruh jari kaki dan jari tangan. Sepuluh jari tangan dan sepuluh jari kaki: manusia yang sempurna, seluruh kewajiban, tugas manusia. Saya akan berpikir bahwa kecerdasan Allah dapat diberikan dalam perintah yang lain, tetapi Dia membuatnya sepuluh.

Lalu, pada pagi hari ini—dan kita harus bergegas—pada pagi hari ini, kita akan mengambil satu bilangan, satu angka dan hanya itu: bilangan yang kudus yaitu angka tujuh. Sekarang, mari kita lohat bagaimana angka tujuh diletakkan bersama-sama dan anda dapat melihatnya bagaimana angka itu dirujuk sebagai simbol kepenuhan dan kesempurnaan Firman Allah.

Kita telah berkata bahwa angka dunia yang sempurna adalah angka empat. Bilangan itu merepresentasikan dunia. Dan bilangan kesempurnaan ilahi adalah angka tiga. Jadi, gabungan dari keduanya mambuat angka tujuh yang suci dan kudus. Tujuh adalah gabungan dari sorga dan dunia, kesatuan dari dunia dan sorga. Jauh dan besar, manifestasi ciptaan dari Pencipta yang agung.

Tujuh hari menciptakan masing-masing seperempat bulan dan disebut dengan satu minggu. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh dan kemudian dimulai lagi dari awal. Empat kali dalam seminggu, ketujuh hari ini membagi bulan menjadi empat.

Dan tujuh nada membuat seluruh musik kita. Dunia Allah. Alam semesta Allah, Kitab Allah adalah musik dengan cetakan yang kuantitatif. Tujuh nada dasar di dalam musik dan delapan merupakan seri yang baru, permulaan dari nada yang tinggi.

Kemudian, kekudusan dari bilangan tujuh, bermula dari waktu yang paling awal dan permulaan penciptaan. Hari ketujuh dikuduskan Allah setelah karya penciptaan selesai, setelah Tuhan menciptakan dunia ini. Bilangan tujuh berbicara tentang kepenuhan dan penyelesaian dan pemenuhan serta perhentian.

Dan sejauh yang diketahui dalam zaman dahulu dan sejarah sekuler, angka tujuh adalah sebuah simbol yang kudus. Di dalam Dinasti Cina, Kaisar Cina membagi kerajaannya ke dalam tujuh Wilayah. Kaisar membuat persembahan di tujuh mezabah kepada tujuh roh Allah. Dan dia diletakkan di dalam peti matinya pada hari yang ketiujuh dan dikuburkan pada bulan yang ketujuh setelah kematiannya.

Di dalam mitologi Yunani dan Roma, bilangan tujuh mengacu kepada waktu dan waktu yang berulang kembali. Dan di dalam seluruh dunia Babilonia, Babilonia kuno, mereka menghormati angka tujuh sebagai bilangan totalitas dan kesempurnaan. Peradaban yang melahirkan Babilonia adalah Sumeria (dari wilayah yang mereka sebut dengan Sumer). Peradaban Sumeria melahirkan pearadab Babilonia. Dan Babilonia menerjemahkan kata Sumeria untuk tujuh ke dalam kata Babilonia untuk “kesempurnaan” atau “semua.” Mereka menyetarakan “tujuh” dan “semua.” Tujuh dewa berarti semua dewa. Kisah tujuh menara Babel bahwa mereka digali keluar dari bumi yang mewakili seluruh alam semesta. Tujuh merupakan ekspresi dari kekuasaan tertinggi yang dapat dikandung oleh kekuatan yang paling tinggi.

Jadi penggunaan angka tujuh. Sebuah hal yang paling berbeda di dalam Alkitab, bilangan tujuh setidaknya digunakan sebanyak enam ratus kali di dalam Alkitab. Dan itu berarti kesempurnaan. Dan itu berarti lengkap seutuhnya. Dan itu berarti kepenuhan dan kelimpahan. 

Lalu, kita akan melihat ke dalam Alkitab secara cepat. Di dalam teks, Wahyu 1:4 1:4: “Kepada tujuh jemaat yang di Asia Kecil. . .”  Tepat seperti itu, kepada seluruh jemaat Asia dan seluruh jemaat sepanjang masa.  “Kepada tujuh jemaat yang di Asia Kecil.”

Sekarang lihat ke dalam Wahyu 3:1: “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah.”  Itu adalah keseluruhan Roh Allah. Ada sebuah karunia dari Kristus yang penuh dan tidak terbatas, keseluruhan Roh Allah.

Kemudian, Wahyu 5:6: “Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu”—dan kita akan melihat hal itu kemudian. “Dan di tengah-tengah tua-tua itu”—dan mereka mewakili orang-orang kudus Perjanjian Lama dan orang-orang kudus Perjanjian Baru— Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh (kuasa yang penuh dan melimpah) dan bermata tujuh (Dia mahahadir).” Tujuh merepresentasikan kepenuhan, kesempurnaan, kelimpahan, dan kuasa serta kelengkapan. Jadi Yesus Kristus digambarkan di dalam Wahyu sebagai Pribadi yang penuh dengan kuasa dan penuh hikmat. Dan cara penulis menyingkapkannya adalah dengan bilangan-bilangan. Allah menyukai bilangan-bilangan.

Sekarang, kita akan melihat lagi melalui Alkitab dan melihat beberapa penggunaan tujuh. Yang pertama, penggunaan tujuh secara ritual: Di dalam Kejadian 2:1-3, hari ketujuh dalam seminggu adalah Sabat. Di dalam Keluaran 22:30, seekor hewan harus minimal berumur tujuh hari sebelum dapat dikorbankan. Di dalam Keluaran 34:18, hari raya roti tidak beragi adalah hingga hari ketujuh. Di dalam Imamat 12:13, penyunatan seorag anak dilakukan setelah hari yang ketujuh. Di dalam Imamat 14:7, 16-21, ada tujuh pemercikan yang secara berulang-ulang bagi pentahiran seseorang yang mengidap kusta. Di dalam Imamat 16:14 dan 19, tujuh kali darah dipercikkan di atas mezbah pada Hari Pendamaian. Di dalam Imamat 23:18, ada tujuh hari dalam merayakan Hari Raya Pondok Daun. Di dalam Bilangan 8:2 dan Zakharia 4:2, lampu emas memiliki tujuh cabang dan tujuh nyala api. Di dalam 2 Raja-raja, Naaman membenamkan dirinya sebanyak tujuh kali di Sungai Yordan. Itu adalah penggunaan bilangan tujuh dalam ritual. Dan semuanya ini hanya sekedar contoh.

Sekarang penggunaan bilangan tujuh secara historical: Di dalam Kejadian 7, Nuh masuk bahtera setelah tujuh hari anugerah. Di dalam Kejadian 8:4, Bahtera itu berhenti di Ararat di gunung yang ketujuh. Di dalam Kejadian 29:20, Yakub bekerja selama tujuh tahun untuk Lea. Di dalam Kejadian 33:3, Yakub bersujud di hadapan Esau sebanyak tujuh kali. Di dalam Kejadian 41:6 dan seterusnya, Firaun bermimpi tentang tujuh tahun masa kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan.

Di dalam Yosua 6:8 dan seterusnya, orang Israel berbaris selama tujuh hari dan tujuh imam meniup sangkakala mengelilingi Yerikho. Dan pada hari yang ketujuh, mereka berbaris sebanyak tujuh kali. Di dalam Hakim-hakim 14:12 dan seterusnya, Samson menyelenggarakan pesta perkawinan selama tujuh hari dan mengucir rambutnya sebanyak tujuh kuciran. Di dalam 1 Samuel 16:10, ada tujuh anak-anak Isai. Di dalam 1 Samuel 24:13, Daud mengadakan korban persembahan setelah diberikan pilihan dari hukuman Allah yaitu tujuh tahun kelaparan atau tiga bulan pembuangan atau tiga hari wabah penyakit. 

Di dalam Kitab Raja-raja, Salomo memerlukan tujuh tahun untuk membangun Bait Allah dan dia mengadakan perayaan pentahbisan selama tujuh hari. Di dalam 1 Raja-raja 18:23, tujuh doa Elia dan tujuh kali pelayannya naik ke atas gunung untuk melihat apakah hujan turun. Di dalam Ayub 1:2, ketujuh anak Ayub, dan sahabat-sahabatnya duduk di samping dia selama tujuh hari dan tujuh malam dan mereka mempersembahkan korban tujuh ekor lembu dan tujuh ekor domba jantan. Dan di dalam Daniel 3:19, api pembakaran Nebukadnezar dipanaskan sebanyak tujuh kali.

Di dalam Matius dan Yohanes, tujuh kata dari Salib dipilih ketika  Dia akan datang. Di dalam Lukas 2:36, tujuh tahun hidup dalam pernikahan. Di dalam Matius 15:34-37, tujuh roti untuk empat ribu orang dan tujuh bakul yang tersisa. Di dalam Matius 22:25, kisah tentang tujuh saudara dan setelah kebangkitan siapakah yang akan menjadi suami yang sah. Di dalam Markus 10:9, tujuh iblis diusir dari Maria Magdalena. Di dalam Kisah Rasul 6:3,  pentahbisan tujuh diaken di jemaat Yerusalem. Dan di dalam Kisah rasul 19:14, tujuh anak-anak Skewa. Itu adalah penggunaan bilangan tujuh secara historikal.

 Sekarang penggunaan bilangan tujuh di dalam didaktik atau literatur. Di dalam Mazmur 12:6, perak dimurnikan sebanyak tujuh kali yang bermakna kekudusan dan kemurnian yang sempurna. Di dalam matius 12:45, tujuh roh jahat yang merasuk manusia. Di dalam Lukas 17:4-7, tujuh kali tujuh pertobatan dan pengampunan. Di dalam Matius 6:9-13, tujuh bagian di dalam model doa. Di dalam Matius 13, ada tujuh perumpamaan tentang hal kerajaan sorga. Itu adalah sebuah pemandangan yang sempurna, seluruh pemandangan tentang kerajaan sorga. Di dalam Matius 23, ada tujuh “celaka” yang diumumkan atas orang Farisi. Yang bermakna, mereka seluruhnya dihukum. Di dalam surat-surat apostolik, anda akan menemukan tujuh hal-hal mengikutinya: Roma 8:35, tujuh penderitaan; Roma 12:16, tujuh karunia; Yakobus 3:17, tujuh kualitas dari kebijakan sorgawi; 2 Petrus 1:5-8, tujuh kebajikan yang dihasilkan oleh iman. 

Kemudian di dalam Wahyu. Kitab Wahyu adalah kitab yang penuh dengan bilangan tujuh, karena itu adalah kitab yang terakhir dan pelengkap dari semuanya. Ada sebuah hal yang menakjubkan dalam menggunakan tujuh: Ada tujuh jemaat yang diwakili oleh tujuh kaki dian; tujuh bintang yang mewakili tujuh malaikat dari tujuh jemaat. Ada tujuh dian yang mewakili tujuh Roh Allah. Ada kitab dengan tujuh materai, dimateraikan dengan aman dan sempurna. Kemudian ada Anak Domba dengan tujuh tanduk dan tujuh mata. Di sana ada tujuh malaikat yang meniup tujuh sangkakala. Di sana ada tujuh malaikat yang mencurahkan tujuh cawan murka, yang disebutkan oleh Kitab ini, dipenuhi oleh murka Allah. Disana ada tujuh suara guruh. Binatang yang keluar dari dalam laut memiliki tujuh kepala. Naga memiliki tujuh kepala dan tujuh mahkota di atas kepalanya. Ada tujuh tujuh gunung dan ada tujuh raja dan ada banyak lagi hal lainnya.

Sekarang, maknanya atau arti dari bilangan itu. Maukah anda tetap tinggal untuk sesaat lagi? Saya akan berusaha menyampaikan hal ini secepat mungkin. Saya tidak akan dapat mengulang kembali minggu depan karena kita akan membahas bilangan lainnya.   

Sekarang, kepentingan dan makna dari bilangan tujuh ini meluas ke dalam penggandaannya dan pembagiannya. Dua kali tujuh adalah empat belas. Hari raya Paskah diadakan pada 14 Nisan. Ada empat belas anak domba yang dipersembahkan pada Hari Raya Kemah Suci. Dan dari Abraham hingga Kristus, silsilah yang terdapat dalam Matius pasal satu, ada tiga kelompok yang masing-masing berjumlah empat belas.

Kemudian tujuh kali tujuh adalah 49. Di dalam Imamat, Pentakosta adalah hari kelima puluh, yaitu setelah 49 hari. Di dalam Imamat 25:8, Yobel adalah setelah tujuh kali tujuh tahun, yaitu 49 tahun. Tahun kelima puluh adalah tahun Yobel.

Kemudian tujuh kali sepuluh adalah sebuah ekspresi yang kuat dari penggandaan. Tujuh kali sepuluh, 70, merupakan bilangan dan dintensifkan menjadi 70. Ada 70 anggota keluarga Yakub ketika mereka pergi ke Mesir, dimana mereka kemudian berkembang dengan sangat banyak. Di dalam Keluaran 24, ada 70 tua-tua Israel, di dalam Hakim-hakim 8, ada 70 anak-anak Gideon. Di dalam 2 Raja-raja 10, ada 70 anak-anak Ahab. Di dalam Yehezkiel dia melihat 70 tua-tua penyembah berhala dari Israel dan seluruh negri itu dan segala sesuatu diberikan ke pemberhalaan. Ada 70 anggota Sanhedrin, dan Septaguinta adalah kata Yunani untuk 70, merujuk kepada Kitab Suci. Dan Tuhan mengutus 70 orang yang berkhotbah bagi Dia.

Sekarang di dalam periode ini, 70 periode, saya tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk membahasnya. Kemudian makna kepentingan bilangan tujuh ke dalam realm pembagiannya. Hal ini sangat penting, karena anda akan bertemu dengan hal itu secara berulang-ulang di dalam Kitab Daniel dan Kitab Wahyu. Makna dan kepentingan dari bilangan itu tidak hanya kedalam penggandaannya, tujuh kali tujuh, atau tujuh kali sepuluh, 70. Tetapi meluas juga ke dalam pembagiannya. Bilangan tujuh yang sempurna jika dibagi dua adalah tiga setengah. Itu adalah ketidaksempurnaan, tidak lengkap. Seringkali, itu adalah bencana, sesuatu yang menyeramkan dan memalukan.

Dan hal itu ditemukan dalam tiga atau empat cara yang berbeda. Tiga setengah tahun, 42 bulan, 1.260 hari atau satu sebuah waktu, satu masa, dua masa dan setengah masa.

Atau sebuah pembagian waktu. Sebagai contoh, di dalam Lukas 4:25, “Pada zaman Elia, ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan….” Dan Yakobus, “Elia berdoa agar tidak turun hujan selama tiga setengah tahun,” itu adalah sebuah masa dari bencana besar. Dan Daniel 7:25, “dan mereka (orang-orang kudus) akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa (tiga setengah).” Dan Daniel 9:27,

Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan;. . . .”

Dan Daniel 12:7,

Lalu kudengar orang yang berpakaian kain lenan, yang ada di sebelah atas air sungai itu bersumpah demi Dia yang hidup kekal, sambil mengangkat tangan kanan dan tangan kirinya ke langit: "Satu masa dan dua masa dan setengah masa; dan setelah berakhir kuasa perusak bangsa yang kudus itu, maka segala hal ini akan digenapi!".

Sekarang di dalam Wahyu 11:3,

Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. [tiga setengah tahun].

Dan Wahyu 12:6,

Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya[tiga setengah tahun].

Dan Wahyu 12:14,

Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

Dan Wahyu 13:5,

Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

Hal yang sama.

Di dalam Wahyu 11:9, “Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya.”  Dan Wahyu 11:11, “Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka.”

Dan saya harus menutup khotbah ini. Hanya untuk menunjukkan kepada anda pada pagi hari ini, karena kita akan mengambil tentang hal-hal ini ketika kita akan menjumpainya di dalam teks. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa hal-hal ini bukanlah fantastis dan bukanlah sesuatu yang menggelikan atau dibuat-buat. Tetapi mereka terukir di dalam karya Allah. Itulah yang ingin saya perlihatkan kepada anda.

Dan ketika Allah membuat dunia ini di bagian luar, dia mendasarkannya berdasarkan bilangan-bilangan, hukum matematika. Dan ketika Allah mulai berbicara kepada anda di dalam KitabNya, Dia akan melakukan hal yang sama. Dia akan menggunakan bilangan-bilangan. Dia menyukai hal itu. Allah menyukai harmonisasi dan musik dan hukum dan perbandingan dan rasio dan bilangan-bilangan, dan anda akan menemukannya baik di dalam dunia ciptaanNya.

Sekarang, di dalam baris yang pertama dan bait pertama dari lagu undangan kita, jika anda ingin menyerahkan hati anda kepada Tuhan atau ingin bergabung ke dalam jemaat ini, maukah anda datang dan berdiri di dekat saya? Lakukanlah, saat kita menyanyikan lagu undangan ini, pada baris yang pertama dan bait yang pertama.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM