YA, AMIN
(EVEN SO, AMEN)
Dr. W. A. Criswell
Wahyu 1:7
03-19-61
Anda sedang mendengarkan ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Dan ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul: Ya, Amin.
Bagi anda yang berada di tempat kudus ini, yang menyadari bahwa ada meja yang disusun di depan, meja yang disusun itu adalah untuk persiapan peringatan Perjamuan Tuhan. Ini dalah hari kovenan jemaat kita, yang telah diumumkan di awal kebaktian kita.
Hari ini kita akan memiliki dua ibadah ketika kita telah mempersiapkan meja Perjamuan Tuhan. Ibadah yang pertama adalah khotbah dan penyembahan serta penginjilan, dan jangan seorang pun yang meninggalkan ruangan ini hingga ibadah ini berakhir. Kemudian di akhir dari khotbah dan undangan untuk maju ke depan, anda akan memiliki kesempatan untuk meninggalkan ruangan ini jika anda tidak ingin tinggal untuk ibadah yang kedua.
Ini adalah dua ibadah yang berbeda. Yang pertama adalah ibadah untuk menjelaskan Firman Allah dan ibadah selanjutnya adalah periode dari meditasi dan pengudusan di dalam memecahkan roti dan membagi cawan.
Sekarang, dalam ibadah pagi ini, teks dan khotbah kita merupakan jawaban dari Rasul Yohanes terhadap kemuliaan dan pengumuman yang luar biasa dari kedatangan Tuhan kita. Di dalam Kitab Wahyu pasal satu, Yohanes telah memberi salam dari Bapa kepada ketujuh jemaat Asia, selanjutnya dia berkata:
Dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini … .
Kemudian pujian yang mulia dan yang luar biasa ini: Ketika dia menyebutkan nama Yesus, hatinya melimpah di dalam pujian dan penyembahan.
Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Kemudian yang mengikuti teks itu, tema dari Wahyu adalah pengumuman yang luar biasa mulia ini: “Lihatlah, idou--lihatlah Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Dan selanjutnya diikuti oleh teks kita pada pagi hari ini, jawaban dari seruan hati Rasul Yohanes: “ Ya, Amin.” Nai, Amēn.
Perasaan yang sama, yang sepenuh hati itu, persetujuan yang mulia itu, di temukan di dalam pasal yang terakhir dari Kitab Wahyu, ketika sang Rasul menyebutkan kata-kata itu kembali: “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: “Ya, Aku segera datang. Amin, datanglah Tuhan Yesus.” Ya, amin.
Rasul-rasul pertama dan orang-orang Kristen mula-mula hidup di dalam hari-hari penantian dan pengharapan akan penampakan Tuhan kita. Ketika mereka saling melihat satu sama lain, ketika mereka saling memberi salam satu sama lain, ketika mereka mengucapkan selamat tinggal satu sama lain, mereka menggunakan kata maranatha, jika dia adalah aramik-“sampai Dia datang, Tuhan segera datang.” Maranatha. Atau jika mereka adalah orang Yunani, mereka akan berkata achri hou elthe: “sampai Dia datang—sampai Dia datang. Ya, datanglah segera, Amin. Amin.
Siapakah yang datang itu, dan siapakah yang kita harapkan? Siapakah “Dia” ketika Yohanes menaikkan pujiannya, “Bagi Dia, yang mengasihi kita… bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.” Siapakah “Dia” ini di dalam pengumuman yang agung: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Siapakah yang kita nantikan? Siapakah “Aku” ini di dalam penutup Kitab Wahyu: “Ya, Aku segera datang. Amin, datanglah Tuhan Yesus.” Ya, amin.
Identifikasi dari Pribadi ini yang akan datang secara pasti: “Dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, bagi Dia…Lihatlah Ia datang.” Dan kemudian dia mengidentifikasikan Pribadi yang berbicara dengan dia di dalam pasal pertama, seseorang yang berkata:
Akulah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir. Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat Asia…Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku seorang serupa Anak Manusia—Yesus Kristus.
Itu adalah Seseorang, itu adalah Satu Pribadi, Ia adalah Pribadi yang sama yang sedang kita nantikan, yang naik di atas awan-awan kemuliaan dan kekuasaan, tidak lain selain dari pada Manusia Kristus, Tuhan Yesus. Kita sedang menantikan Dia: “…Yesus yang sama, yang terangkat ke sorga, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”
Kita sedang menantikan, kita sedang mengharapkan, Tuhan Yesus, seseorang dengan tanda-tanda luka di tubuhNya, bekas paku di tanganNya dan kakiNya dan luka yang ada di lambungNya. Kita sedang menantikan manusia Kristus Yesus. Kita sedang menantikan manusia Kristus Yesus. Kita sedang menantikan Juruselamat kita, yang tidak dapat ditahan oleh kematian dan maut serta kuburan.
Kita menantikan Tuhan Yesus, yang duduk kelelahan di tepi sumur di Sikhar Samaria. Kita sedang menantikan Tuhan yang Yesus yang sama, yang mengajar di tepi Danau Galilea, yang mendaki bukit Yudea. Kita sedang menantikan Tuhan Yesus yang sama, yang memeluk anak kecil di pangkuanNya dan memberkati mereka, yang menyampaikan kata-kata penghiburan kepada murid-muridNya, yang memikul kesakitan kita dan menanggung penyakit kita.
Kita sedang menantikan manusia, Kristus Yesus, Tuhan yang sama dan Juruselamat yang sama, wajah yang penuh berkat, suara yang kudus, utusan sorgawi, Juruselamat yang membuka pintu kemuliaan bagi kita. Kita sedang menantikan Dia: manusia Kristus Yesus.
Kita sedang menantikan Dia yang ada di dalam daging, Tuhan yang sama. Allah Bapa tidak memiliki tubuh. Dia tidak memiliki tulang dan daging. Allah adalah Roh. Roh Kudus tidak memiliki tubuh. Dia adalah Roh. Tetapi Yesus bukanlah Roh. Yesus memiliki daging dan tulang seperti yang anda miliki.
Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.
Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
Dan akhirnya Dia berkata: “Adakah padamu makanan di sini? Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.
Daging dan tukang—kekal, dan mulia serta tubuh yang telah dibangkitkan! Keajaiban yang luar biasa juga terjadi ketika kita makan. Dan oleh proses yang rahasia dari Allah, dengan proses kimia sorgawi, hal-hal yang ada di meja ini akan diubahkan, disublimasikan, diproses ke dalam hidup, ke dalam anda. Kemudian di sana ada sebuah hal yang lain, sebuah langkah yang tinggi. Hal itu bersifat kekal, dan disadarkan dan dimuliakan dan ditransfigurasikan ke dalam bentuk sorgawi, gambaran spiritual dari Allah. Dan sebuah mujizat dapat dijelaskan sama seperti yang lainnya. Anda dapat menjelaskan salah satu dari hal kepada saya sama seperti anda menjelaskannya kepada yang lainnya.
Dan Yesus yang sama ini, telah dibangkitkan dari kematian. Dan kita mengharapkan dan menantikan Kristus yang sama, manusia di dalam daging, turun dalam awan-awan kemuliaan dari dalam sorga.
Yesus berada di dalam sorga. RohNya berada di dalam sorga, tetapi Tuhan kita berada di dalam sorga dan Dia memandang anak-anakNya. Dia menundukkan telingaNya untuk mendengar kita ketika kita berdoa. Dia mendorong kita dengan membuat jalan di hadapan kita. Dan Dia mengirim kuasa dan kehadiran Roh Kudus di dalam hati kita dan di dalam pelayanan kita.
Kita menantikan Tuhan Yesus dari sorga. Ketika Stefanus, martir Allah pertama, setelah dirajam dengan batu, dia melihat ke atas. Dan di sana, Tuhan Yesus berdiri, untuk menerima martirNya yang pertama ke dalam kemuliaan. Paulus bertemu dengan Dia di jalan Damsyik: manusia Kristus Yesus. “Siapakah Engkau Tuhan?” Dan Tuhan menjawab, “Akulah Yesus yang kau aniaya itu.” Akulah Yesus Nazareth. Tuhan Yesus yang sama.
Yohanes melihatnya di Pulau Patmos: “Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku seorang serupa Anak Manusia.” Anak Manusia, Yesus Kristus yang sama.
Dan telah berbicara kepada orang-orang kudus yang telah melihat Dia sejak semula. Kadang-kadang mereka bercakap-cakap tentang rumput yang hijau, dan mereka berbicara tentang air yang hening, dan mereka berbicara tentang musik malaikat dan paduan suara sorgawi dan kadang-kadang mereka akan berkata, “Dan Aku melihat wajahNya yang mulia dan aku melihat wajah Tuhan.”
Bukankah Yesus yang ingin kita lihat? Tidak cukup hanya dengan memiliki sebuah surat dari Dia. Tidak cukup hanya dengan memiliki Tiga Pribadi dari Trinitas di dalam hati kita dan ibadah kita. “Kita akan melihat Yesus,” teriak orang Yunani dalam hari raya perayaan besar, dan seruan dari orang Yunani itu adalah seruan dari umat Allah pada hari ini. “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.” Dan itu adalah Yesus yang akan kita lihat pada suatu hari. “Ya, Amin.”
Beberapa waktu yang lalu, saya telah mendengar seseorang yang menceritakan sebuah kisah. Saya tidak dapat mengulanginya. Dia menyampaikannya dengan sebuah aksen dari bahasa asing. Akan tetapi kisahnya terjadi seperti ini. Ada seorang pria, seorang imigran yang tidak mengerti surat dan tidak berpendidikan, imigran ini telah bertobat. Dan dia sangat berbahagia di dalam pertobatannya. Dan hatinya penuh dengan sukacita dan kebahagiaan sehingga dia berkata, ketika dia berdiri untuk bersaksi dan berbicara untuk Tuhan, “Suatu hari, di dalam sorga Aku ingin melihat Juruselamatku sebagai yang pertama dari semua. Aku ingin melihat Dia sebagai yang pertama dari semua.”
Kemudian kisah itu terus berlanjut dan ayahnya dan ibunya kemudian meninggal dunia. Dan mereka bertanya kepadanya, “Apakah tetap Yesus yang pertama?”
Dan imigran itu membalas, “Ketika aku tiba di sorga, aku ingin melihat Yesus yang pertama dari semua.”
Kemudian kisah itu terus berlanjut, dan anggota keluarga lainnya telah meninggal. Anaknya yang kecil meninggal dunia, putranya meninggal dunia dan istrinya meninggal dunia. Dan akhirnya imigran tua itu di masa tuanya tinggal sendiri. Dan mereka lalu bertanya kepadanya, di dalam hidupnya yang telah senja, apakah tetap Yesus yang pertama dari semua yang ingin dia lihat di sorga? Dan di ujung jalannya, setelah semua sahabatnya dan setelah semua keluarganya pergi lebih dahulu, petobat itu tetap menjawab, “Aku ingin melihat Yesus sebagai yang pertama dari semua.”
Saya tidak tahu apakah itu dasar dari sebuah himne yang sangat indah, tetapi saya berharap kita akan menyanyikannya, tetapi tidak. Himne itu ditulis oleh Fanny Crosby yang buta. Di dalam buku himne kita, lagu itu berjudul, “Juruselamatku, Yang Pertama Dari Semua.” Itu adalah sebuah himne yang sangat indah.
Ketika karya hidupku telah selesai, dan aku menyeberangi gelombang pasang yang besar,
Ketika cahaya pagi yang terang benderang akan kulihat;
Aku akan mengenal Penebusku ketika aku tiba di sisi yang lain,
Dan senyumNya akan menjadi yang pertama untuk menyambutku.
Oh, yang terkasih dalam kemuliaan, bagaimana mereka memberi isyarat kepadaku untuk datang,
Dan bagian perpisahan kita di pinggir sungai yang aku ingat
Kepada lembah Eden yang manis, mereka akan menyanyikan kepulanganku;
Tetapi aku merindukan untuk bertemu Juruselamatku terlebih dahulu dari semua.
Melalui gerbang kota di dalam sebuah jubah putih,
Dia akan menuntunku ke tempat yang air mata tidak akan jatuh lagi;
Di dalam nyanyian sukacita yang bercampur kesenangan;
Tetapi aku rindu untuk melihat Juruselamatku terlebih dahulu dari semua.
Akankah kita melihat Dia? Mungkinkah itu sungguh-sunguh benar: Tuhan Yesus yang sama? Apakah Dia yang kita nantikan dari sorga?
Untuk mengakui secara terus terang kepastian dan kenyataan dan pandangan serta pribadi Yesus Kristus di dalam kedatanganNya yang kedua kali, Kitab Suci menyatakannya secara berulang-ulang—dengan pernyataan yang diulang-ulang, mereka menguatkan pengakuan itu. Dan mereka menyampaikannya secara berulang-ulang: “…Yesus yang sama…akan datang.” Tuhan yang sama “….akan datang sama seperti ketika Dia terangkat ke sorga.” “Tuhan sendiri akan turun dari sorga….” “Dan setiap mata akan melihat Dia….”
Tuhan kita di dalam daging: Itu adalah Yesus yang akan kita lihat: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia. Nai, Amēn. Datanglah segera, Ya, Amin.”
Kemudian di dalam dunia kita ini dan di dalam teologi modern kita dan di dalam hari kitab yang baru, betapa merupakan sebuah identifikasi yang aneh yang telah dibut mengenai kedatangan Tuhan kita. Siapakah yang datang: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan.” Bagaimanakah kedatangan Tuhan dan apa yang kita harapkan?
Ah! Hal yang aneh. Di dalam pembacaan saya, ketika saya melihat beberapa teolog yang terkemuka dan seluruh pengkhotbah yang terkenal, ketika saya membaca buku mereka dan melihat ke dalam halaman-halamannya, sukar bagi saya untuk mempercayai apa yang saya lihat. George Buttrick, dalam bukunya yang terkenal, The Parables of Jesus, halaman 237, berkata: “Lalu, bagaimana dengan kedatangan? Itu adalah pengalaman ilahi kita yang tidak diduga—pencobaan, penderitaan , kesempatan, kebahagiaan, kedukaan, karena itu lihatlah.” Dan saya tidak memiliki cukup waktu untuk melanjutkannya.
Bolehkah saya memilih salah satu contoh lainnya? Salah satu pengkhotbah kita yang terkemuka, dan saya tidak perlu menyebutkan namanya. Saya memiliki buku itu di sini dan ini adalah salah satu lembaran yang saya kutip. Dengarlah apa yang dia sampaikan:
Saya percaya Yesus telah datang pada tahun 70 A.D., saat Yerusalem dihancurkan. Saya percaya Yesus telah datang saat kehancuran Imperium Roma. Saya percaya Dia telah datang di atas Mayflower, yang membawa sebuah kelompok kecil dari Inggris—yang menuju kemari untuk mencari kebebasan beragama. Saya percaya Dia telah datang bersama dengan Constitution of the United States—didedikasikan kepada sebuah gereja yang bebas dan sebuah negeri yang bebas. Pada Juli 1914, ketika seorang Serbia menembak Archduke dari Austria, Saya memiliki firasat bahwa Yesus datang ketika seluruh bangsa-bangsa jatuh ke dalam perang.
Dan seterusnya dan seterusnya.
Mereka berkata Yesus datang pada saat Pentakosta. Mereka berkata Yesus datang dalam filsafat kebenaran ini dari fisika modern. Beberapa dari mereka berkata Yesus datang dalam Masa Pencerahan dan kemajuan teknologi dari abad sembilan belas. Beberapa orang lainnya berkata bahwa Yesus datang dalam kematian. Beberapa orang lainnya berkata Yesus datang dalam penyebaran dari pesan Kekristenan ke seluruh dunia. Beberapa orang lainnya berkata bahwa Yesus datang dalam peradaban yang mengangkat standar umat manusia. Dan dalam setiap hal yang dapat anda bayangkan, seperti yang anda baca, mereka mengidentifikasikan kedatangan Tuhan kita.
Dan ketika saya membacanya dan kadang-kadang ketika saya mendengarkannya, saya mengambil buku saya dan saya berkata lagi: Siapakah “Dia” ini yang akan datang? Siapakah “Aku” ini—“Sungguh Aku datang segera.” Siapakah Juruselamat yang mulia yang lemah lembut, yang penuh kasih dan penghiburan ini, yang berkata di dalam Yohanes pasal empat belas, “Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali.”
Siapakah “Aku” ini? Siapakah yang kita harapkan? “Janganlah gelisah hatimu” Aku akan datang di dalam kehancuran Yerusalem pada tahun 70 A.D. “Janganlah gelisah hatimu”: Aku akan datang kembali di dalam keruntuhan Imperium Romawi. “Janganlah gelisah hatimu”: Aku akan datang kembali di dalam penyebaran pesan Kekristenan ke seluruh dunia. “Janganlah gelisah hatimu”: Aku akan datang kembali di dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dari abad sembilan belas dan abad dua puluh.
“Janganlah gelisah hatimu…Aku akan datang kembali.” Siapakah yang kita harapkan? Siapakah “Aku” ini? Saudara yang terkasih, mereka telah sangat melebih-lebihkan Dia di dalam sejarah, mereka telah sangat mempermalukan Dia dalam kematian, mereka telah sangat merohanikan Dia di dalam sebuah kehadiran bayangan yang tidak terlihat, mereka telah sangat mengalegorikan Dia dan mitos dan dongeng dan fiksi, hingga saya hampir dapat mendengar perkataan Tuhan kepada kita sama seperti yang Dia sampaikan kepada murid-muridNya, “Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
Siapakah yang kita harapkan? Siapakah “Aku” ini Yang akan datang kembali? Dan tentang siapakah pengumuman yang hebat ini dibuat, “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia”?
Jika saya dapat percaya kepada Alkitab, dan jika saya dapat menerima dalam iman janji dari Tuhan kita, saya akan melihat Dia. Itu adalah Juruselamat kita yang akan datang. Wajah mulia yang sama, tangan yang penuh kelembutan yang sama: Tuhan kita yang hidup, yang kita sembah.
Dan Maria mengenali Tuhan dari cara Yesus menyebutkan namanya. Bagaimanapun, tidak ada seorangpun yang memanggil nama “Maria” seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dan ketika Tuhan berkata, ‘Maria,” dia berpaling dan tersungkur di bawah kakinya dan berseru, “Rabboni, Tuhanku.” Dia dikenali dari cara Dia mengucapkan nama Maria
Yohanes mengenali Dia dalam cara Dia melipat kain peluh. Yesus memiliki sebuah cara dalam melipat sebuah kain peluh. Dan ketika Yohanes mengikuti Petrus masuk ke dalam kuburan, dan melihat kain peluh yang terlipat dalam sebuah tempat tersendiri, dia berkata, “Ini Tuhanku” dan dia percaya.
Dan Kleopas dan murid lain yang tidak disebutkan namanya mengenali Dia saat Dia mengucapkan berkat di atas meja. Yesus memiliki cara yang istimewa dalam mengucap syukur sebelum Dia makan. Dan mereka mengenal Dia dalam cara bagaimana Dia mengucapkan berkat.
Dan dalam remang pagi, bayangan dari sebuah sosok berdiri di pinggir pantai, dan berkata, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Dan ketika mereka memperoleh ikan maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Simon, itu Tuhan. Itu Tuhan."
Dia tetap memiliki kepribadian, ciri khas, keistimewaan yang membentuk kita, yang membentuk anda, yang membentuk Yesus. Dan ketika Dia datang, kita akan menantikan Yesus yang sama, Juruselamat kita di dalam daging.
“Tetapi aku tahu,” kata Ayub,
… Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit dari atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa daging pun aku akan berusaha melihat Allah.Yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikanNya dan bukan orang lain.
“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia. Nai, Amēn. Datanglah segera, Ya, Amin.” Kita sedang menantikan manusia Kristus, Tuhan Yesus.
Bolehkah saya menyampaikan perkataan lainnya? Itu adalah tanda dari murid yang sejati, dan orang-orang yang percaya kepada Kristus bahwa dia sedang menantikan Tuhan kita di dalam daging.
Sekarang, saya ingin anda melihat hal ini. Rasul Yohanes yang sama yang menulis Wahyu, Rasul Yohanes yang sama menulis sebuah surat kepada ibu yang terpilih dan anak-anaknya. Dan di dalam 2 Yohanes 7 dia menulis, “Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus—dan terjemahan Alkitab anda—telah datang sebagai manusia.” Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus Christ erchomenos dalam daging.
Kemudian di dalam Wahyu, saya ingin menunjukkan kepada anda bagaimana kata erchomenos diterjemahkan. Di dalam Wahyu pasal pertama dan ayat 8:
Akulah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir, firman Tuhan, yang ada dan yang sudah ada, erchomenos—yang ada dan yang sudah ada, dan yang akan datang.
Erchomenos: Anda tidak dapat menerjemahkannya ke dalam cara yang lain.
“Akulah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir, firman Tuhan, yang ada dan yang sudah ada, erchomenos”: Seseorang yang sudah datang dan yang akan datang.
Baiklah mari kita menerjemahkannya dengan benar:
Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus erchomenos—terjemahan yang benar— yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus yang akan datang, datang dalam daging.
Banyak penyesat di atas mimbar, di dalam kursi teologi, di dalam dunia filsafat dan metafisik, di dalam sekuler dan dunia materialistik, banyak penyesat akan datang yang berkata, “Anda tidak akan pernah melihat wajahNya. Tidak ada Tuhan yang sungguh-sungguh akan datang.”
“…Yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus erchomenos datang dalam daging.” Tetapi bagi kita yang percaya dan bagi kita yang bersujud di hadiratNya dan bagi kita yang menyukai membaca dan diyakinkan oleh Kitab yang penuh berkat ini, kita sedang menantikan Yesus yang sama di dalam daging, dengan tubuh dan tulang, seperti yang kita miliki: Kristus Yesus yang telah bangkit dan yang telah dimuliakan. Nai, Amēn. Ya, datanglah segera, Amin.”
Ketika militer Jepang mengambil alih Korea dari pemerintahan sipil Jepang, kita memiliki empat puluh gereja Baptis dengan lima ribu anggota jemaat. Dan karena mereka sangat setia untuk berkumpul bersama-sama, militer Jepang kemudian memanggil Pendeta dari gereja Baptis di Korea itu, yang terpilih sebagai presiden dari Asosiasi Gereja-Gereja Baptis Korea untuk diinterogasi selama beberapa menit. Dan mereka memeriksanya secara terus menerus selama berjam-jam.
Dan akhirnya sampai kepada kedatangan Tuhan kita yang kedua, pemeriksa militer berkata kepada Pendeta Baptis Korea itu, “Ketika kamu berkata bahwa Yesus ini dibunuh, disalibkan, dikuburkan dan bangkit kembali, dan ketika kamu berkata bahwa Dia kembali ke sorga, kemudian bagaimana?”
Dan Pendeta itu menjawab, “Dia akan datang kembali. Dia akan datang kembali.”
Dan pemeriksa militer Jepang itu berkata, “Kemudian bagaimana selanjutnya?”
Dan Pendeta itu berkata, “Dan ketika Dia kembali, Dia akan dimahkotai menjadi Raja dari seluruh ciptaan dan Tuhan atas umat manusia.”
Dan pemeriksa itu berkata, “Bagaimana dengan penguasa kami di Jepang?”
Dan Pendeta Baptis berkata, “Dia akan berlutut di hadapan Tuhan kami. Sebab Kitab Suci berkata semuanya akan berlutut—‘Setiap lutut akan bertelut dan setiap lidah akan mengaku bahwa Dialah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa.”’
Dan pemeriksa itu berkata, “Apakah maksud kamu termasuk penguasa ilahi kami?”
Dan Pendeta itu berkata, “Termasuk penguasa anda. “Setiap lutut akan berlutut dan setiap lidah akan mengaku Yesus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa.”’
Dan pemeriksa itu berkata, “Apakah kamu percaya hal ini secara pribadi? Tidakkah ini aneh atau unik bagi kamu dan apakah kamu percaya akan semua hal itu?”
Dan Pendeta Baptis Korea itu berkata, “Tuan, kami semua percaya akan hal itu.” Dan militer itu mengumpulkan keempat puluh pendeta kita dan memasukkannya ke dalam penjara.
Dan setelah tiga atau empat tahun pencobaan dan penganiayaan melampaui dari apa yang dapat dibayangkan, Pendeta yang merupakan presiden dari konvensi itu, dan dia yang menjawab pertanyaan-pertanyaan itu mati dalam kekurangan dan kelaparan yang mengerikan. Dan satu demi satu pendeta yang lainnya meninggal. Dan akhirnya hanya sedikit yang tersisa yang dibebaskan dan dua diantaranya meninggal saat mereka dibebaskan.
Itu adalah kesanggupan dari murid-murid Tuhan yang percaya yang dibuat dari pengharapan itu. “Apakah kamu mempercayai hal ini bagi diri kamu sendiri? Atau apakah kamu semua mempercayainya?”
Dan Pendeta dan Presiden kita itu membalas, “Tuan, kami semua mempercayainya.”
“Lihat, Dia datang,” dan kita semua menjawab bersama dengan Rasul Yohanes, Behold, “Nai, Amēn. Amin, datanglah Tuhan Yesus!”
“Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: “Ya, Aku segera datang.” Aku datang. Tuhan kita datang. “Amin, datanglah Tuhan Yesus.”
Itulah iman kita. Itulah pengharapan kita. Itulah penghiburan kita. Itu adalah kesudahan zaman bagi anak-anak Allah. Suatu hari untuk melihat atas berkatNya, wajah mulia yang kekal, sebuah tubuh seperti Dia, dimuliakan, sebuah ciptaan yang baru di kota yang baru, di rumah yang baru, di persekutuan yang baru. Amin, datanglah Tuhan Yesus. Dan itu adalah seruan kami bagi hati anda, untuk percaya bersama dengan kami di kesudahan zaman ini.
Bukan hanya ini. Bunga-bunga yang layu dan rumput yang kering dan segumpal tanah yang menghancurkan hati jatuh ke dalam sebuah kuburan yang terbuka, dan tidak hanya sekedar itu. Ada pasal yang lain. Ada stansa yang lain. Ada ayat yang lain. Ada kata-kata yang lain. Ada kalimat yang lain. Ada baris yang lain. Ada dunia yang lain. Itu adalah dunia Allah dan anak-anak dari Juruselamat, Tuhan Yesus.
Datanglah, datanglah, datanglah, percaya bersama dengan kami. Beribadah bersama dengan kami. Berdoa bersama dengan kami. Mengasihi Tuhan bersama dengan kami. Angkatlah wajah anda ke sorga bersama dengan kami. Berikan hidup anda kepada Kristus bersama dengan kami. Turunlah melalui salah satu tangga itu, datanglah. Berjalanlah ke salah satu lorong bangku itu, dari satu sisi ke sisi yang lain dan datanglah ke depan.
Katakan, “Pendeta, saya memberikan tangan ini kepada anda. Sebagai tanda bahwa saya menyerahkan hati saya kepada Yesus. Inilah keluarga saya. Kami semua datang pada pagi hari ini.” Ketika Roh akan menyampaikan firman dan memimpin anda di jalan anda, maukah anda melakukannya sekarang? Datanglah ke tempat saya berdiri ini. Datanglah kemari dan berikan tangan anda kepada Pendeta.
Dengan pengakuan iman atau baptisan atau surat pernyataan, bagaimana pun Allah akan menyampaikan firman, lakukanlah pada pagi hari ini. Lakukanlah sekarang, ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu undangan kita.
Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM