BINATANG DARI DALAM LAUT YANG MENGAMUK
(THE BEAST FROM THE RAGING SEA)
Dr. W. A. Criswell
Wahyu 13:1-10
11-25-62
Mari kita membuka Alkitab kita di dalam Kitab Wahyu pasal 13. Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Judul khotbah pada pagi hari ini adalah Binatang Dari Dalam Laut yang Mengamuk. Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab di dalam Alkitab, kita telah tiba di kitab yang terakhir dan yang klimaks, yaitu Kitab Wahyu. Di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah sampai di pasal 13, dan khotbah pada pagi hari ini merupakan sebuah eksposisi dari sepuluh ayat yang pertama. Dan ini adalah bacaan dari penglihatan itu:
Dan ia tinggal berdiri di pantai laut. Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus. [Wahyu 13:1-10].
Di dalam pasal sebelumnya, pasal 12, Yohanes menggambarkan pertempuran di sorga antara Mikhael dan malaikat-malaikatnyadan Naga—yaitu Ular tua, Iblis dan Setan—dan malaikat-malaikatnya. Dan Mikhael mengalahkan Setan dan dilemparkan ke bumi. Dia tidak lagi memiliki akses kepada Allah atau takhta kemuliaanNya. Dia tidak lagi dapat masuk ke dalam bersama-sama dengan anak-anak Allah. Dia telah dilemparkan dari sorga, dan di dalam kegusaran dia datang ke dalam bumi ini, mengetahui bahwa waktunya telah singkat—Wahyu 12:12: “Celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” Di dalam Wahyu 13:5: “empat puluh dua bulan”—tiga setengah tahun, seribu dua ratus enam puluh tahun, satu masa, dua masa dan setengah masa.
Di bagian yang terakhir ini, bumi masuk ke dalam krisis yang hebat dan yang terakhir. Dan murka naga merah ini, yang berkepala tujuh dan musuh Allah ini, mengerjakan dendamnya serta amukannya melalui dua pelayannya di dunia ini. Yang pertama, kita memiliki penjelasan tentangnya dalam sepuluh ayat yang pertama dari Kitab Wahyu ini. Yang pertama, dia adalah pemimpin politik dari dunia, antikristus yang terakhir. Dan yang kedua adalah binatang, yang digambarkan dalam Wahyu pasal 13 ayat sebelas hingga terakhir. Pemimpin rohani di dalam dunia ini, nabi palsu. Dan Naga berperang melawan Allah dan orang-orang kudus Yang Mahatinggi, melalui kedua pelayannya ini, akhirnya memimpin di dalam tipuannya hingga mereka menyatakan perang melawan Kristus dan pasukan sorgawinya. Dan mereka dihancurkan selamanya di dalam campur tangan Kristus di perang Harmagedon, yang digambarkan dalam pasal sembilan belas dari Kitab Wahyu ini.
Di dalam permulaan pelihat itu. Rasul Yohanes “dikuasai oleh Roh” (Wahyu 1:10), berdiri di Pulau patmos. Dia kemudian diangkat ke sorga. Dia kemudian dibawa ke padang gurun, dan ke puncak sebuah gunung yang tinggi. Di sana dia melihat tiga penglihatan yang berbeda. Di sini, di dalam Roh, berdiri di tepi pantai dari sebuah laut yang sedang mengamuk. Itu adalah laut yang digambarkan di dalam pasal yang anda baca, di dalam Kitab Daniel pasal tujuh. Dan ketika Yohanes berdiri di pasir dari laut yang sedang mengamuk itu, dia melihat seekor binatang keluar dari dalamnya (anabainon, sebuah present perfek partisipal dari anabino, “untuk bangkit, muncul,” sebuah anabino “muncul”). Itu merupakan visi yang sangat grafis. Ketika dia melihat badai dan topan dari langit yang sedang mengamuk itu, dari dalamnya dia melihat seekor monster raksasa muncul. Binatang itu bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota, serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus. Ini adalah penglihatan. Dan ketika Allah memberikan kita kemampuan, ini adalah penafsiran selanjutnya.
Allah telah memberikan kita di dalam penglihatan ini, tentang seekor binatang yang buas sekali. Allah telah memberikan kita sebuah simbol dari kuasa politik yang terakhir yang akan menyapu seluruh bumi ini dan atas bangsa-bangsa di waktu yang terakhir. Saya mengetahui hal itu karena ketika binatang ini dihancurkan di dalam Kitab Wahyu pasal sembilan belas, sama sekali tidak ada yang menggantikan. Itu adalah akhir dari pemerintahan dunia dan pemerintahan bangsa-bangsa dan raja-raja serta penguasa-pennguasa bumi ini. Jadi ketika saya melihat penglihatan ini, saya sedang melihat akhir dari bentuk kekuasan politik dan pemerintahan dunia. Saya juga mengetahui hal itu dari Kitab Daniel pasal tujuh, karena di sana, penglihatan ini juga terlihat dan dijelaskan—ini adalah tanduk kecil yang mengeluarkan kata-kata hujat. Dan itu merupakan politik kerajaan-kerajaan dan sebuah imperium besar yang terakhir.
Saya juga mengetahuinya ketika saya membaca penafsiran di dalam Kitab Wahyu pasal tujuh belas. Pasal tujuh belas menggambarkan tentang seorang pelacur besar. Itu adalah sebuah gambaran dari kemunduran dan perzinahan dan prostitusi dari iman Allah dan agama di dunia. Dan dia menunggangi binatang buas ini. Dan di sana, di dalam pasal tujuh belas dia digambarkan dengan jelas. Ketujuh kepalanya adalah tujuh gunung—menggambarkan kota-kota besar. Dan tujuh kepala itu juga “Ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang” [Wahyu 17:10]. Lalu, ini adalah keyakinan pribadi saya, tentang raja yang sudah ada—salah satunya adalah pada masa ketika Yohanes menulis Kitab ini dan yang satunya adalah yang akan datang. Kelima raja yang sudah jatuh adalah kerajaan kuno yang yang telah muncul pada masa rasul-rasul—yaitu Mesir, Asyur, babel, Persia, Yunani—lima yang sudah jatuh. “dan yang satu ada”—yang ada pada masa Yohanes, ketika dia menulis Kitab ini—yaitu Imperium Roma. Dan salah satu yang akan datang adalah kekuasan politik yang dipimpin oleh Antikristus, yang merupakan pemerintahan puncak dari dunia ini dan yang terakhir. Dan binatang itu memiliki sepuluh tanduk—“Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja, yang belum mulai memerintah” [Wahyu 17;12]. Kerajaan itu ada pada masa depan.
Bentuk pemerintahan yang terakhir dari dunia ini akan dibagi ke dalam bangsa-bangsa, ke dalam sepuluh kerajaan dan kesepuluh raja ini “Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu” [Wahyu 17:13]. Mereka akan sepenuh hati mengusahakan pemerintahan mereka dan kekuasaan mereka kepada pengawas utama—yang akan memimpin di dalam otoritas dan kekuasaan atas seluruh dunia ini, yang digambarkan di sini sebagai seekor binatang, yang di sini digambarkan sebagai Antikristus yang utama dan yang terakhir. Ini adalah simbol Allah dari pemerintahan politik di dunia ini.
Baiklah—lagi, ini adalah simbol Allah bagi seorang manusia, seorang pribadi tertentu, dari Antikristus yang utama itu. Ini adalah gambaran Allah tentang dia. Dan hal-hal ini merupakan simbol-simbol yang menggambarkan tentang dia. Tetapi dia adalah seorang manusia, bukan hanya sebuah pemerintahan. Dia adalah pribadi tertentu, penguasa dan pemerintah yang pokok dan yang terakhir dari sistem dunia ini. Saya mengetahui hal itu karena di dalam Kitab Wahyu pasal sembilan belas merupakan pokok dan akhir kehancuran mereka—“Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama dengan dia nabi palsu….keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang” [Wahyu 19:20]. Semua tatanama dari Alkitab, bahasa Alkitab, merujuk kepada binatang (pemimpin politik) dan nabi palsu (pemimpin agama) sebagai pribadi-pribadi. Mereka adalah manusia. Mereka adalah individu-individu, dan seperti halnya ketika mereka dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api di mana mereka masuk ke dalam penghukuman yang kekal dan tempat yang mengerikan.
Tidak ada sebuah kerajaan tanpa seorang raja. Tidak ada sebuah kekaisaran tanpa sebuah kaisar. Tidak ada sebuah kekuasaan dan pemerintahan dan kuasa tanpa seseorang untuk menggerakkannya. Demikian juga dengan yang di sini, di dalam Kitab Wahyu pasal tiga belas. Ketika anda memiliki lukisan tentang pemerintahan akhir dan bentuk politik pemerintahan dunia ini, kepentingan dari hal itu, dan implikasinya adalah mustahil untuk mengesampingkannya dari seorang pemimpin. Anda tidak dapat memiliki dua presiden Amerika Serikat, sebagai sebuah negara, sebagai sebuah bangsa kita. Anda tidak dapat memiliki dua perdana menteri yang memimpin pemerintahan imperium Soviet. Fakta utama dari dari sebuah kerajaan membutuhkan seorang raja. Dan fakta mendasar dari kekuasaan dan pemerintahan membutuhkan seseorang untuk menggerakkannya. Demikian juga dengan yang ada di Wahyu pasal tiga belas ini. Binatang ini tidak hanya sebuah figur—simbol Allah, deskripsi Allah tentang sebuah pemerintahan terakhir, tetapi ini juga merupakan sebuah deskripsi tentang seseorang, yaitu Antikristus yang terakhir itu. Saya juga mengetahui hal itu dari apa yang disampaikan Paulus tentang dia di dalam 2 Tesalonika pasal dua, di dalam ayat yang kedua. Paulus di dalam menggambarkan Antikristus itu, menyebutnya “manusia durhaka.”
Saya pasti akan tahu bahwa dia adalah seorang pribadi, dia adalah seorang manusia, dari banyak bagian lain di dalam Alkitab. Salah satu pernyataan Alkitab yang luar biasa ditulis oleh Rasul Yohanes yang sama di dalam sebuah Surat Umum, sebuah surat kepada seluruh jemaat-jemaat—bukan kepada jemaat tertentu. Tetapi menulis secara umum, menulis sebuah Surat Umum, kepada seluruh orang-orang, dia berkata di dalam 1 Yohanes 2:18: “Anak-anakku….seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang….” Lalu, kapankah mereka mendengar bahwa Antikristus akan datang? Mereka telah mendengar bahwa Antikristus itu akan datang karena seluruh pengajaran dan kesaksian Firman Allah berbicara tentang kedatangan lawan terakhir dari Kristus Tuhan. Itu merupakan sebuah pengajaran umum. Itu merupakan sebuah wahyu umum. Itu merupakan sebuah pengajaran umum. Itu merupakan sebuah pengetahuan umum. Dan ke mana saja Firman Allah diberitakan, ke mana saja Alkitab diajarkan, ke mana saja firman Kristus disampaikan, hal itu juga merupakan sebuah bingkai kerja dari wahyu kudus Allah—bahwa ada seorang Antikristus utama yang akan datang.
Melalu seluruh para nabi, melalui seluruh Injil dan Kristus, melalui rasul-rasul, wahyu yang sama itu dibuat kepada umat Allah tentang musuh Tuhan yang terakhir. Di dalam permulaan, ketika janji tentang kedatangan pembebas itu, di sana juga ada sebuah bayangan kegelapan dari musuh yang akan meremukkan tumitnya—gerayangan dari seekor ular berbisa yang akan menyerang dan berperang melawan keturunan ibu. Dan hal itu benar sejak abad-abad sebelumnya. Tidak pernah ada seorang Habel tanpa seorang Kain. Tidak akan pernah ada seorang Musa tanpa Yanes dan Yambres. Tidak akan pernah ada sebuah Yerusalem tanpa sebuah Babel. Tidak akan pernah ada seorang Yohanes Pembaptis tanpa seoprang Herodes Antipas. Tidak akan pernah ada seorang rasul Paulus tanpa seorang Nero. Dan ketika Kristus berusaha untuk memerintah di dalam bumi ini, di sana ada seorang Antikristus yang merupakan lawanNya dan yang meninggikan dirinya sendiri dan mengeluarkan kata-kata hujat melawan Allah dan melawan takhta Tuhan dan melawan kediaman dari Yang Mahatinggi dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. Jadi dari Firman Tuhan itu sendiri, gambaran ini berbicara tentang seseorang. Ini adalah seorang pribadi, seorang Antikristus yang final dan yang utama.
Hal lain yang disingkapkan dalam Firman Tuhan ini. Manusia ini, Antikristus ini, penguasa yang puncak ini merupakan seorang yang superlatif, mempesona dan membangkitkan minat di dalam kuasa pribadinya dan keberaniannya. Jangan lupa bahwa ketika Tuhan menggambarkan Setan sebagai seorang naga di dalam Wahyu ini—berwarna merah dan tujuh kepala dan sepuluh tanduk dan tujuh mahkota di kepalanya—jangan lupa itu adalah simbol Allah tentang karakternya. Sebenarnya, Setan sama seperti seorang malaikat terang—Lucifer, bintang fajar, ciptaan Allah yang merekah. Jadi di dalam penjelasan tentang binatang ini, di sini anda memiliki sebuah simbol tentang dia. Ketika anda melihatnya, binatang itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Apa yang anda lihat adalah—ketika dia muncul anda akan melihat hal yang paling mempesona, yang menarik, yang berwarna warni, personalitas yang pernah berjalan melintasi panggung sejarah manusia. Saya mengetahui hal itu karena gambaran yang di sini berkata: “Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar…. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?” [Wahyu 13:2-4]. Di dalam seluruh waktu dan pasang surut sejarah, tidak pernah muncul seseorang dengan kemuliaan dan kepribadian dan pesona yang membangkitkan minat—seorang dewa kebijaksanaan dan prestasi yang seperti itu di dalam sejarah.
Dan Setan memberikan kepadanya kekuatannya dan kuasanya dan takhtanya, hal yang telah ditolak Yesus ketika Setan menawarkan kepadaNya seluruh kemegahan kerajaan dunia ini. Apa yang ditawarkan Setan kepada Yesus, dan yang ditolak Yesus, diterima oleh manusia ini. Dan seluruh dunia menerima dia sebagai inkaranasi kemuliaan dan kebijaksanaan dan kemampuan dan kuasa dan hormat. Seandainya saya membaca hal itu tanpa pemahaman ketika saya masih muda, saya akan berpikir: “Tidak mungkin di masa pencerahan kita, sebuah hal itu sangat mustahil.” Tetapi saya berdiri, hari demi hari di depan radio dan mendengar ratusan ribu orang Italia yang berseru: “Il Duche! Il Duche!” Saya berdiri di depan radio yang sama mendengarkan ribuan orang Jerman yang berseru: “Der Führer! Der Führer!” Ini adalah budaya dan peradaban yang paling dicerahkan dan yang paling berpendidikan dan yang paling terpelajar dari kebanyakan bangsa yang pernah ada. Dan mereka memandang pahlawan mereka dan pemimpin mereka sama seperti memandang Allah mereka. Dan Antikristus yang utama ini akan diterima dalam kebahagiaan dan raja-raja dunia akan secara sukarela menyerahkan kekuasaan mereka kepadanya—sebab tidak pernah ada yang seperti dia.
Bagaimana hal itu akan digenapi? Ini adalah contoh lainnya bagaimana anda menafsirkan Wahyu ini dengan tepat, setiap detail akan tepat dengan sempurna. Ini adalah sebuah contoh. Yohanes berkata bahwa dia berdiri di tepai pantai dari sebuah laut yang bergejolak. Laut yang bergejolak itu—digambarkan di dalam Daniel, digambarkan di dalam Wahyu, pasir itu sendiri—laut yang mengamuk dan pasir yang sangat banyak, mereka adalah gambaran dari massa yang kacau dan kejam dalam sebuah masa yang krisis dan revolusi. Dan dari kekacauan revolusi yang menakutkan dan mengerikan itu muncullah pemimpin tiran ini tanpa pengecualian. Dari kekacauan dan revolusi Prancis, seorang Napoleon dilahirkan. Dalam sebuah revolusi yang kacau dari pemerintahan Soviet, seorang Lenin dilahirkan. Dari kekacauan dan huru hara sebuah revolusi, seorang Hitler lahir. Selalu saja, dari huru hara dan kekacauan sosial, Antikristus ini datang. Dari sana ia akan muncul.
Di dalam sebuah masa revolusi, di dalam sebuah masa yang kacau balau, di dalam sebuah hari yang penuh badai dan angin ribut, pada masa itu datang dan diperkenalkan kepada dunia, penguasa hebat dan yang terakhir ini. Dan itu adalah pembukaan materai yang pertama. Di sini disebutkan di dalam Kitab Wahyu pasal tujuh belas, kesepuluh raja itu secara sukarela, dengan satu pikiran, memberikan kepadanya kekuasaan mereka, kekuatan mereka dan otoritas mereka. Jadi ketika anda membuka materai pertama itu, kesudahan zaman ini ini dimulai dengan kemunculan Antikristus yang terakhir itu. Dia datang dengan menunggungi seekor kuda putih, dan sebuah busur tanpa panah. Penakluk dan menaklukkan, dia adalah penakluk tanpa menumpahkan darah. Tidak ada perang. Tidak ada pertempuran. Tidak ada perlawanan. Di tengah-tengah kekacauan mereka dan keputusasaan mereka, raja-raja dunia ini, para pemimpin dunia, dengan bahagia menyerahkan kepadanya otoritas dan kekuasaan pemerintah atas seluruh ciptaan, dan mereka memuja dia: “Inilah juruselamat ras manusia. Inilah orang yang dapat memimpin kita keluar. Inilah orang yang memiliki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita. Inilah orang yang dapat membawa damai dan kemakmuran bagi umat manusia.” Dan orang-orang akan tertarik kepadanya. Dan akan menyukai dia. Dan mereka akan merasa takjub kepadanya dan akan berubah menyembah dia. Penguasa yang terakhir dari dunia.
Anda lihat di tempat lain, Yohanes melihat dia muncul dari jurang maut, ketika dia melihat binatang itu muncul dari pantai laut yang mengamuk—asal dari politisi itu. Dia muncul dari kekacauan dan persoalan sosial. Dan ketika Yohanes melihat dia muncul dari jurang maut, ini adalah asalnya yang sebenarnya—yaitu iblis. Dan hal itu menggambarkan karakternya yang sesungguhnya—anak durhaka dan penghukuman—Antikristus yang utama. Dia sama seperti seekor macan tutul. Dia sama seperti seekor beruang. Dia sama seperti seekor singa. Seluruh gambaran binatang buas.
Sekarang, lihat apa maksud dari hal itu. Di dalam Kitab Daniel pasal tujuh yang anda baca—ketika Daniel melihat ke depan di dalam nubuatan, ketika Daniel memandang ke depan dan menggambarkan kerajaan-kerajaan besar itu dan kemegahannya—yang pertama dia melihat singa; yang kedua dia melihat beruang; yang ketika macan tutul, dan yang terakhir gambaran dari seluruh hewan liar, (binatang). Di dalam Kitab Wahyu, Yohanes melihat ke belakang. Jadi ketika dia melihat ke belakang, yang pertama dia melihat macan tutul, kemudian yang kedua beruang, kemudian yang ketiga singa, kemudian keseluruhannya, binatang itu. Sekarang, lihatlah hal ini—ketika Daniel melihat mereka, mereka saling menggantikan satu sama lain. Tetapi ketika Yohanes melihat Antikristus yang terakhir itu, dia adalah sebuah perpaduan dari mereka semua. Dia adalah sebuah ikhtisar dari mereka semua. Dan apa yang Yohanes sampaikan kepada kita, di dalam symbol Allah tentang Antikristus ini, bahwa dia akan meringkas semuanya di dalam dirinya sendiri—di dalam satu pemerintahan dan di dalam satu kekuasaan itu—dia akan meringkaskan kehormatan dan kemuliaan seluruh dunia pada masa lalu dan kebesaran serta kejayaan masa lalu. Semua hal itu teringkas di dalam dia yang membuat seluruh dunia takjub dan akhirnya menyembahnya dan berkata: “Siapakah yang seperti dia? Siapakah yang seperti dia? Atau siapakah yang dapat berdiri di hadapannya?”
Anda tahu, ketika anda memikirkan tentang kehormatan dan kemudian dunia kuno ini, entah bagaimana anda akan takjub dan kagum akan hal itu. Pikirkanlah hal-hal yang klasik yang telah kita hasilkan di dalam dunia kuno—semuanya. Pikirkanlah tujuh keajaiban dunia dari masa kuno itu. Bayangkanlah hal itu. Masa keemasan dari Babilonia. Raksasa yang hebat dan perkasa dari Cyrus dan Persia. Bayangkanlah itu. Semua kemuliaan, diringkas di dalam satu Antikristus yang terakhir, seperti seorang Nebukadnezar dan seorang Koresy dan seorang Tiglath-Pileser dan seorang Shalmanezar; seperti seorang Yulius Kaisar dan seorang kaisar Augustus, seperti seorang Aleksander Agung dan seorang Napoleon Bonaparte, seperti seorang Friedrick dan seperti seorang Charlemagne, semuanya terangkum dalam satu orang. Saya memberitahukan kepada nada, merupakan sesuatu yang mengesankan dari apa yang ditulis Allah di sini, di dalam KitabNya tentang pesona yang menarik, dan atraktif, dan kemuliaan dari penguasa sistem dunia yang terakhir itu. Dia adalah karya Setan yang terbaik. Ini adalah hal terbaik yang dapat dilakukan Setan. Dan Setan memberikan kepadanya kemuliaannya dan kuasanya dan takhtanya dan otoritasnya. Semua hal ini, yang ditolak oleh Kristus diberikan Setan kepadanya.
Oh, kita harus mempercepat khotbah ini. Dia adalah penganiaya utama sepanjang waktu. “Dan di atas kepalanya—(jamak)—nama-nama hujat” (Wahyu 13:1). “Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat….Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus” [Wahyu 13:5-7]. Dan semua orang yang tidak menerima tanda di tangan kanan mereka atau di dahi mereka akan dibunuh. Dan tidak seorang pun yang berdiri di hadapannya untuk menentang dia yang selamat yaitu orang-orang “yang namanya tertulis sejak dunia dijadikan di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba, yang telah disembelih” (Wahyu 13:9).
Dia adalah musuh utama Allah. Dan dia datang dalam kemuliaan dan di dalam damai. Tetapi di tengah-tengah minggu ketujuh yang terakhir itu, dia memutuskan perjanjian yang dia buat dengan umat Allah—di sana, ketika mereka membangun bait sucinya di Yerusalem, dan karakter aslinya segera saja terlihat. Dan di dalam sebuah pertumpahan darah, dia berperang melawan Allah dan umat Allah. Di dalam Kitab Wahyu pasal sebelas, binatang inilah yang membunuh dua saksi Allah di bumi. Dan di dalam Kitab Wahyu pasal dua belas, dia digunakan oleh naga untuk menganiaya perempuan itu dan sisa dari keturunannya. Dan di sini, di dalam pasal tiga belas, ini merupakan gambaran ketiga dari kekerasan dan penganiayaan yang keji itu. Di sana dia membunuh orang-orang kudus dan yang berperang melawan dia—orang-orang yang menentang Allah, orang-orang yang menyebutkan nama Allah yang sejati. Dan orang-orang yang menyembah Yesus memateraikan kesaksian itu dengan darah mereka, di dalam kemartiran.
Lalu, apa yang disampaikan Allah? Dengarkanlah bagaimana Allah menutup bagian ini: “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” [Wahyu 13:9]. “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar” Itu adalah sebuah frasa yang seringkali saya temukan di dalam Firman Allah. Di dalam Kitab Matius, di dalam Kitab Lukas, ketika Kristus Tuhan memiliki sesuatu yang sangat penting, serius dan signifikan, Dia akan menekankan hal itu—“Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.” Kemudian saya melihat bagian yang sama itu di dalam Kitab Wahyu, di dalam pasal dua dan pasal tiga disebutkan sebanyak tujuh kali, yang disampaikan kepada setiap jemaat Asia: “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.” Lalu, jika anda menafsirkan Kitab ini dengan benar, setiap bagian kecilnya sangat mendetail, pada tempatnya. “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Dan hal itu disebutkan sebanyak tujuh kali. Dan di sini anda tidak memiliki frasa yang terakhir—“ apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat”—karena mereka telah hilang. Allah telah mengangkat mereka dari pencobaan dan penganiayaan yang mengerikan dan menakutkan serta sukar untuk dilukiskan. Tetapi bagi orang-orang kudus Allah yang berpaling di dalam waktu yang berdarah dan menakutkan itu, “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar” (Wahyu 13:9).
Allah memiliki sebuah perkataan di dalamnya, di dalam nubuatanNya, dan pelajaran-pelajaran—Dia berusaha untuk mengajar kita dengan bayangan ini dan garis besar ini dan simbol-simbol ini. Allah memiliki sebuah pesan bagi umatNya. Lalu apakah itu? “Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan—[hupomone—kesabaran, ketabahan, keteguhan]— dan iman orang-orang kudus” (Wahyu 13:10). [Hode—yang penting di sini]. Lebih mengerikan dari pada orang-orang kudus dibawah penindasan Seleukus—ketika mereka digoreng dalam panic yang panas—lebih mengerikan dari pada masa Kaisar yang haus darah, lebih mengerikan dari pada masa Inkuisisi yang mengerikan yang dilakukan oleh para pemimpin kepausan; semuanya itu tidak dapat dibandingkan dengan apa yang terjadi pada masa ini. Di dalam pencobaan yang terjadi pada masa ini.
Dan Allah memiliki sebuah pesan bagi umatNya. Lihatlah, hal pertama yang berkaitan dengan penghukuman. “Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang.” Hal itu berkaitan dengan pemerintahan moral yang telah dibingkai Allah dalam alam semesta ini. Ketika Simon Petrus mencabut pedangnya dan memotong telinga kanan Malkhus, saat Yesus ditangkap, maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?” [Matius 26:51, 53] yang berada di bawah perintahKu (mereka berjumlah tujuh puluh dua ribu, ketika hanya satu dari mereka saja dapat membunuh seratus delapan puluh lima ribu dari prajurit Sanherib). Sarungkan kembali, karena senjata umat Allah bukanlah untuk menumpahkan darah dan bukan kekerasan serta perang. Iman mereka dan kepercayaan mereka kepada Allah. “Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang” [Wahyu 13:10]. Melekat di dalam setiap sistem tiran dan darah serta perang, yang merupakan kehancurannya sendiri. Allah telah menetapkan hal itu sedemikian rupa.
Hal lainnya—“ Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus” [Wahyu 13:10]. Hal ini memiliki batasan—“Dan kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya” [Wahyu 13:5]. Batasan Tuhan. Tuhan memberi batasan terhadap hal itu. Dan Kristus Tuhan berkata kepada murid-muridNya, “Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.” [Matius 24:22]. Tidak ada tiran yang dapat bertahan tetapi berdasarkan kehendak permisif Allah—hanya sementara. Untuk sementara diketahui oleh Allah, dan kemudian dia akan ditawan oleh hukuman Allah Yang Mahatinggi—Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Dan kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya—hanya empat puliuh dua bulan berdasarkan kehendak permisif Allah.
Dan kemudian yang terakhir. Saya tidak memiliki waktu untuk menjelaskannya secara mendetail kepada anda. Saya hanya akan meringkasnya dengan cepat. Di dalam Kitab Wahyu pasal tiga belas, gambaran dari binatang ini—satu, dua, tiga, empat, lima, enam kali—di situ disebutkan: “Diberikan kepadanya.” Kuasa itu diberikan kepadanya. Bahkan Setan tidak memiliki otoritas dan kemampuan dan takdir di dalam dirinya sendiri. Mengapa kehendak permisif Allah berada di dalam pemurnian dunia ini, di dalam pertumpahan darah, saya tidak dapat memahaminya. Kitab Wahyu menyebutnya sebagai rahasia Allah yang akan digenapi, pada masa bunyi sangkakala yang ketujuh. Kita tidak akan pernah paham mengapa Allah mengijinkan perang dan pertumpahan darah dan penganiayaan dan kemartiran dan kematian anak-anakNya. Tidak ada jawaban dari sorga. Tetapi semua hal ini akan digenapi di dalam kehendak permisif Allah. “Kepadanya diberikan.” Dan Allah menahan bumi ini, dan Allah menahan dunia ini, dan Allah menahan ciptaan dan Allah menahan seluruh takdir di dalam tanganNya. Yang penting di sini ialah hupomone, kesabaran, ketabahan, keteguhan, dan iman orang-orang kudus. Oh, seandainya anda memiliki waktu untuk mengaplikasikannya. Sebab prinsip yang sama memerintah di sini, di dalam Kitab yang terakhir, memerintah seluruh sisanya. Dan Tuhan Allah yang sama berkuasa di sini, berkuasa di sepanjang sisanya. Dan Dia adalah Tuhan Allah yang sama yang memimpin atas lingkaran sorga, pada masa kita dan pada generasi kita. Dan untuk memandang ke dalamnya, ke dalam iman, ke dalam keyakinan adalah kesabaran, keteguhan, ketabahan, dari orang-orang kudus. Hal itu merupakan milik Allah.
Sekarang, ketika kita menyanyikan lagu undangan kita, seseorang dari anda, berikanlah hati anda dalam sebuah kepercayaan kepada Yesus. sebuah keluarga, datanglah ke dalam persekutuan jemaat ini. Seseorang dari anda. Telusurilah salah satu lorong ini, katakan, “Pendeta, saya datang. Saya akan menerima Yesus sebagai Juruselamat saya pada hari ini.” Atau “Kami meletakkan hidup kami ke dalam persekutuan dari jemaat ini pada hari ini.” Sebuah pasangan, sebuah keluarga, atau hanya seseorang. Jika anda berada di atas balkon, ada sebuah tangga yang berada di depan dan di belakang dan kedua sisinya. Mari datanglah. Dan bagi anda yang berada di lantai bawah, berjalanlah melalui lorong bangku itu dan majulah ke depan. “Pendeta, saya menyerahkan tangan saya kepada anda. Saya menyerahkan hati saya di dalam iman, di dalam keyakinan kepada Allah.” Buatlah keputusan itu sekarang. Lakukanlah pada pagi hari ini. Saat kita berdiri dan menyanyikan lagu.
Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.