KEKUASAAN DARI PEREMPUAN SUNDAL

(THE REIGN OF THE SCARLET WOMAN)

Dr. W. A. Criswell

Wahyu 17

02-17-63

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi yang berjudul Kekuasaan Dari Perempuan Sundal.

Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab dari Firman Allah, setelah bertahun-tahun kita telah tiba di dalam Kitab Wahyu. Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di pasal 17, salah satu hal yang paling menakjubkan dari seluruh nubuatan-nubuatan yang dapat kita temukan di dalam Firman Allah dan salah satu hal yang dapat dibuktikan di dalam sejarah dan diikuti dengan sangat dekat di dalam surat kabar harian pada masa kita yang sekarang ini.

Jika anda mau membuka Alkitab anda ke dalam Kitab Wahyu pasal 17, anda dapat dengan mudah mengikuti khotbah pada pagi hari ini. Wahyu pasal 17, “Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.

Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."

Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.

Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.

“Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu RAHASIA, BABEL BESAR, IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR DAN DARI KEKEJIAN BUMI. 

“Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.

“Lalu kata malaikat itu kepadaku: "Mengapa engkau heran? Aku akan mengatakan kepadamu rahasia perempuan itu dan rahasia binatang yang memikulnya.”’

Kemudian diikuti oleh bagian yang menafsirkan binatang dan kita telah mengkhotbahkan hal ini ketika dia diperkenalkan kepada kita di dalam pasal 13. Jadi kita akan mengikuti penafsiran malaikat itu di dalam ayat 15, “Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

“Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api

“Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman Allah telah digenapi.

Kemudian diikuti oleh identifikasi tentang wanita itu di dalam ayat 9, “Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk.” 

Dan ayat 18, “Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar”—kota di dari tujuh gunung—“yang memerintah atas raja-raja di bumi.”

Dan muncullah salah satu malaikat dari ketujuh malaikat yang memiliki tujuh cawan murka dan hukuman terakhir dari Allah Yang Mahatinggi. Ketujuh malaikat itu telah diperkenalkan kepada kita dalam pasal 15 dan 16. Dan di akhir dari pasal 16, malaikat terakhir, malaikat yang ketujuh mencurahkan cawan dari murka dan hukuman hukuman Allah atas dunia yang berdosa ini dan dunia yang menolak Kristus.

Dan segera sesudahnya kita akan berharap segera tiba di pasal 19, karena pasal sembilan belas membawa kita kepada penampakan Kristus secara pribadi ke dalam dunia ini. Tetapi sebelum pasal sembilan belas, ada sebuah selingan di sini. Ada sebuah jeda. Ada sebuah   tanda kurung.

Dan di dalam tanda kurung ini, salah satu dari ketujuh malaikat yang memegang cawan dari murka dan hukuman Allah datang kepada Yohanes dan berkata, “Allah akan menyingkapkan kepadamu, Allah akan membuat engkau paham. Masa depan dari agama di dunia ini dan masa depan dari budayanya.”  

Jadi ini adalah selingan antara pasal 16 dan pasal sembilan belas yang akan membawa kita kepada penampakan Kristus secara pribadi. Antara kedua pasal itu ada pasal 17 yang menyingkapkan kepada kita rahasia Babel, keadaan agama di dunia ini, dan pasal delapan belas yang menyingkapkan kepada kita kota Babel, keadaan budaya dan perdagangan di dalam dunia ini.

Malaikat yang memegang cawan, salah satu dari mereka membawa Yohanes dan berkata, “Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.

“Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya.”

“Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun.”

Ketika Tuhan memperlihatkan kepada Yohanes, pengatin Kristus, Yerusalem Baru, kota dan umat Tuhan, Allah membawa dia ke sebuah puncak gunung yang tinggi. Tetapi ketika Tuhan memperlihatkan kepada Yohanes keadaan dan perkembangan dari agama di dunia ini, Allah membawa dia ke padang gurun.

Di mana saja ada perzinahan rohani, di sana ada kehancuran dan padang gurun dan kekeringan dan kebosanan yang sia-sia. Jadi, Dia membawa Yohanes ke sebuah padang gurun, dan di sana Yohanes berkata, “Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.”

“Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.”

Di dalam bagian pertama dari penglihatan ini, dia melihat wanita ini dengan nama yang tertulis di atas dahinya, “RAHASIA, BABEL BESAR, IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR DAN DARI KEKEJIAN BUMI.” 

“Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus.” 

Kemudian di dalam penafsiran yang mengikuti selanjutnya di dalam bagian ini, Yohanes menulis di sini dengan sebuah perkataan di dalam bahasanya yang sangat kuat, “Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus, ethaumasa thauma mega”—melihat wanita itu dan paham akan maksudnya—“Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran, aku sangat heran dengan sebuah rasa takjub.”  

Dia tidak pernah menulis perkataan itu ketika dia melihat binatang, keadaan politik dari imperium dan pemerintahan dunia ini. Dia tidak pernah menulis hal itu ketika dia melihat hal-hal lain yang disingkapkan Allah kepadanya tentang masa depan.

Tetapi ketika dia melihat perempuan sundal ini, dan ketika dia melihat perempuan dan apa yang diwakilinya, Yohanes melihat perkembangan dari keadaan agama di dunia ini hingga dia berkata, ethaumasa thauma mega, “Aku sangat heran dengan keheranan yang sangat besar.”

Keadaan itu sangat jelas dan sangat sederhana mengapa rekasi Yohanes sangat menakjubkan. Karena anda lihat, latar belakang dari perkembangan agama pemberhalaan ini, perempuan sundal ini, yang terlihat jelas di dalam namanya yang tertulis di atas dahinya. “Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu RAHASIA, BABEL BESAR, IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR DAN DARI KEKEJIAN BUMI.” 

Rahasia Babel: penyembahan berhala di mulai dari pembangunan kota Babel atau Babilonia, dan mendirikan sebuah menara untuk menjangkau Allah dan sebuah usaha manusia dengan karya mereka untuk menjangkau sorga.

Dan Alkitab menyebutkan tentang penggunaan patung-patung dan sensualitas di dalam penyembahan, Alkitab menyebutkan ordinan-ordinan dan sakramen-sakramen dan upacara-upacara dan ritual-ritual yang bertentangan terhadap penyingkapan Firman Allah, Alkitab menyebutnya dengan perzinahan. Hal itu disebut sebagai persundalan, sebagai perzinahan rohani dan pelacuran.

Itu adalah sebuah tatanama yang universal sepanjang seluruh Firman Allah. Dan pemberhalaan ini, penggunaan patung-patung ini dalam mendekati Allah di sorga dimulai di kota Babel, atau Babilon. Dan kota didirikan oleh Nimrod, yang istrinya bernama Semiramis. 

Salah satu hal yang paling menakjubkan dan mengherankan dari semua buku yang saya temukan adalah buku yang ditulis oleh seorang penulis Inggris yaitu Alexander Heslop, yang berjudul The Two Babylons.  Dan dia mengikuti rekam jejak perkembangan dari rahasia Babel, pemberhalaan dari Babel, sepanjang tahun dan sepanjang abad hingga masa sekarang ini.

Istri Nimrod—Nimrod yang mendirikan Babel dan kerajaan Babel—istri Nimrod bernama Semiramis. Di Niniwe Asyur, dia disebut Ishtar. Di panteon Phoenisia dia disebut Ashtaroth atau Astarte.  Di Mesir dia disebut Isis.  Di antara bangsa Yunani di disebut Aphrodite.  Di antara bangsa Latin, Roma, dia disebut Venus. 

Dia menjadi imam besar pertama dari sebuah sistem pemberhalaan. Di dalam menjawab perjanjian yang telah dibuat kepada Hawa, bahwa keturunan perempuan itu akan membebaskan ras manusia, bahwa dia akan melahirkan seorang anak laki-laki. Dia berkata bahwa secara ajaib, dia mengandung oleh sebuah sinar matahari dan dia mempersembahkan anak itu sebagai pembebas yang dijanjikan bagi dunia.  

Ketika dia besar, seekor babi hutan jantan membunuhnya—namanya adalah Tamus. Tetapi setelah 40 hari meratap, dia bangkit dari kematian. 

Dan kemudian dimulailah pemujaan terhadap ibu dan anak yang menyebar ke seluruh dunia. Di Asyur dia disebut Ishtar, dan nama anaknya tetap Tamus. Di Phonesia dia disebuat Astarte atau Ashtaroth, dan anaknya disebut Baal atau Tamus. Di Mesir dia disebut Isis dan nama anaknya disebut Osiris, atau Horus. Di Mesir dia disebut Aphrodite, dan anaknya disebut Eros. Di antara orang Roma, dia disebut Venus dan anaknya disebut Cupid.

Tetapi sekte pemberhalaan terhadap ibu dan anak menyebar ke seluruh dunia. Dan dia disembah dengan mempersembahkan sebuah wafer—sepotong roti kecil—kepadanya, kepada ratu sorga.

Dan di sana selalu ada 40 hari puasa, sebagai ratapan atas kehancuran Tamus sebelum perayaan Ishtar, yang merupakan perayaan dari kebangkitannya.

Tanda dari Tamus adalah sebuah telur Ishtar, sebuah simbol dari kebangkitan hidupnya.

Dan rahasia dari misteri Babel ditemukan di dalam penyucian imam dan di dalam upacara sakramen dan ritual-ritual dan dalam ribuan hal lainnya yang sangat familiar bagi kita pada hari ini.

Para nabi mencela terhadap sekte ibu dan anak itu. Di dalam Kitab Yeremia pasal empat puluh empat, Yeremia menggambarkan penyembahan berhala di antara anak-anak Israel yang membakar kemenyan kepada ratu sorga dan mempersembahkan roti terhadap ratu sorga. 

Dan di dalam Kitab Yehezkiel pasal delapan, Allah membawa Yehezkiel dan menunjukkan kepadanya kehidupan batin dari umat Tuhan yang sekarang berada di dalam pemberhalaan. “Dia juga berkata kepadaku, ‘Engkau masih akan melihat perbuatan-perbuatan kekejian yang lebih besar lagi yang mereka lakukan.’”

“Lalu, dibawaNya aku dekat pintu gerbang rumah Tuhan yang di sebelah utara, sungguh, di sana ada perempuan-perempauan yang menangisi dewa Tamus”—empat puluh hari berpuasa, di mana mereka menyiksa diri mereka sendiri dan meratap bagi Tamus, anak yang dibunuh oleh babi hutan jantan.

Tetapi setelah empat puluh hari, dia akan dibangkitkan dari kematian dan ratapan itu berakhir, itu merupakan perayaan Ishtar, yang mana pada hari itu mereka saling bertukar telur.

Bidat dari penyembahan terhadap ibu dan anak menyebar ke seluruh dunia dari Babel hingga Asyur hingga ke Roma itu sendiri. Dan imperium Roma memilih Pontifex Maximus, imam besar dari seluruh sistem penyembahan berhala di Kekaisaran Roma.

Dan ketika Kekaisaran Roma telah berlalu, jabatan imam besar dari sekte rahasia ibu dan anak itu, rahasia penyembahan Babel, dijabat oleh Bishop Roma.

Tidak ada sebuah contoh di dalam Firman Allah tentang peninggian dari seorang wanita ilahi, atau sebuah keyakinan bahwa Maria lebih dari apa yang digambarkan tentang dia di dalam Firman Allah.

Terakhir kali dia terlihat, dia merupakan seorang pengikut yang sederhana di pertemuan doa dalam Kisah Rasul pasal pertama. Kemudian, dia tidak pernah disebutkan lagi. Dia tidak pernah terlihat lagi. Dia tidak pernah dirujuk lagi.

Dan sekte penyembahan berhala dari ibu dan anak ini merupakan rahasia Babel yang murni dan sederhana. “Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu RAHASIA, BABEL BESAR, IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR”—dari pemberhalaan—“DAN DARI KEKEJIAN BUMI.” 

Betapa merupakan sesuatu yang mengherankan dan menakjubkan bahwa dari Babel, menurut Firman Allah, akan bangkit sistem pemberhalaan dan akan menyebar hingga seluruh permukaan peradaban dunia! Dan ketika Yohanes melihatnya, ethaumasa thauma mega, “aku sangat heran.”

Tidak hanya itu, tetapi perempauan itu digambarkan sedang menunggangi seekor binatang. Binatang adalah simbol di dalam Firman Allah untuk pemerintahan dunia, bagi kekuasaan politik. “Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu.”

“Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh.”

Dia memakai jubah kerajaaan yang mewah dan menyombongkan kekuasaannya. Dia kaya dan menunggangi serta mengontrol politik pemerintahan. 

Dan ketika Yohanes melihat wanita itu, “ethaumasa thauma mega,” karena bagi Yohanes satu-satunya jemaat yang dia tahu merupakan jemaat yang ditolak dan miskin dan diburu serta dibenci. Sebab, jika seseorang menyebautkan nama Yesus akan dibawa ke hadapan sebuah pengadilan pemerintahan propinsi Roma dan di sana ia akan dijatuhkan hukuman untuk dibakar di atas tumpukan kayu api, atau jika ia adalah penduduk Roma kepalanya akan dipenggal, atau disalibkan jika dia adalah penduduk yang sederhana. Jemaat yang dikenal Yohanes merupakan jemaat yang miskin dan dianiaya dan diburu serta dibenci.

Tetapi di sini, dia kaya dan mengontrol pemerintahan. Dia memakai kain ungu dan kirmizi dan memakai perhiasan-perhiasan yang berharga. Dan dia menunggangi binatang, dia memiliki cambuk, dia menobatkan dan memberhentikan para raja, dia berkata “ya” dan “tidak” kepada undang-undang. Dan ketika Yohanes melihatnya,  ethaumasa thauma mega, dia sangat heran dengan keheranan yang sukar untuk dilukiskan.

Tetapi, lebih lanjut sang malaikat menggambarkan perempuan sundal ini kepada pelihat yang kudus itu, “Dan aku melihat perempuan itu mabuk—methuousan, sebuah present, aktif linear participle, “mabuk secara terus menerus,” tidak hanya satu kali dia membuat kesalahan dan membunuh hamba-hamba Allah, tetapi mabuk secara terus menerus—“Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus.” 

Yohanes hampir tidak mempercayai apa yang dilihatnya, karena penyembah berhala Romalah yang menganiaya orang-orang Kristen. Ketika mereka menyerahkan nyawanya, penyembah berhalalah yang menghukum mereka. Ketika kepala mereka dipenggal atau ketika seseorang disalibkan atau ketika seseorang dimasukkan ke dalam minyak yang mendidih, atau ketika seseorang diumpankan kepada binatang buas, pemberhalaan Romalah yang menyalibkan atau membunuh atau mengumpankan kepada binatang liar orang-orang Kristen sederhana yang percaya kepada Yesus. 

Tetpi di dalam penglihatan yang diberikan Allah kepada Yohanes ini, darah orang-orang kudus dan darah para martir Yesus ditumpahkan oleh perempuan pelacur gereja yang kaya itu. Dan Yohanes ethaumasa thauma mega, dia menjadi sangat heran.

Siapa yang melakukan Inkuisisi? Siapa yang menemukan kamar-kamar penyiksaan? Siapakah yang membakar ribuan orang dan jutaan pelayan Allah yang beriman di dunia ini? Wanita pelacur ini, yang memakai jubah ungu, yang memakai emas dan batu-batu mulia serta permata, menunggangi kontrol penerintahan-pemerintahan dunia.

Dan Yohanes “menjadi sangat heran.” Siapa yang pernah bermimpi bahwa kelompok yang sederhana itu, yang dianiaya, yang terbuang, ekklēsias yang kecil itu, komunitas yang kecil dari Yesus, akan bangkit untuk menjadi sangat kaya dan memiliki banyak perhiasan dan tidak kenal ampun dan sangat kejam dan dipenuhi dengan darah para martir Tuhan?  

Diperkirakan bahwa dia telah membunuh lebih dari 50,000,000 pelayan Yesus Kristus. Ethaumasa thauma mega, “aku sangat heran.” 

Kemudian malaikat menyingkapkan kepada Yohanes akhir dari perempuan sundal itu. Bagaimana dia akan dibiayai, sangat kaya? Bagaimana dia akan memiliki banyak biaya, begitu banyak perhiasaannya? Bagaimana dia akan dibiayai, dengan pakaiannya yang dipenuhi dengan darah umat Allah? Bagaimana dia akan dibiaya dengan menunggangi binatang, mengontrol pemerintahan, berkata “ya” dan “tidak” terhadap undang-undang? Bagaimana dia akan dibiayai?

Yang membuat dirinya sangat keheranan.  “Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja”—ingat patung besar dari Daniel, emas, perak, tembaga, besi dan sepuluh jari kaki? 

Akhir dari dunia ini, Alkitab berkata, akan berakhir di dalam pemerintahan yang dibagi ke dalam kerajaan-kerajaan yang berbeda. Dan akhirnya seluruh kerajaan itu akan secara sukarela menyerahkan kekuasaan mereka kepada “emansipator dan pembebas yang terakhir itu,” yaitu Antikristus. Kerajaan-kerajaan dunia ini akan membenci pelacur itu dan akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api. 

Sekarang, saya ingin menunjukkan kepada anda sebuah hal yang luar biasa di sana. Di dalam Kitab Wahyu, pasal delapan belas, Allahlah yang menghancurkan kota Babel. Di dalam Kitab Wahyu pasal sembilan belas, Allahlah yang menghancurkan Binatang dan Nabi Palsu. 

Tetapi anda mencatat di sini bahwa bukan Allah yang menghancurkan dia? Manusialah yang menghancurkan dia. Allah tidak melakukannya. Itu merupakan sebuah hal yang mengherankan.

Kemudian ketika anda membaca sejarah dan melihat keadaan dunia ini, hal itu telah disampaikan Allah dan dilakukan Allah secara tepat. Anda tidak akan berpikir bahwa Allah  sangat khas di dalam Kitab Wahyu ini. Prinsip dari kerohanian yang kekal diarahkan oleh Tuhan di dalam sejarah dan takdir umat manusia, mereka tidaklah berbeda dari apa yang ada di dalam Wahyu dengan masa lampau, masa yang akan datang dan hari ini.

Anda dapat membaca hal-hal ini di dalam buku-buku sejarah. Anda dapat membaca hal-hal ini di dalam surat kabar harian. Dan Allah mengikuti karakter besar yang mendasar yang olehnya Dia mengatur dan bertindak. Dan anda dapat mengikutinya sebagaimana mereka ditonjolkan di akhir zaman. 

Lalu Allah berkata, bukan sorga, bukan campur tangan Kristus, bukan penampakan Allah yang menghancurkan perempuan sundal ini. Manusialah yang melakukannya. “Sepuluh tanduk yang telah kau lihat itu dan binatang itu”—kerajaan-kerajaan dunia—“mereka akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api.”

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.