ALLAH KEKUATAN KITA
(OUR GOD OF STRENGTH)
Dr. W. A. Criswell
Yesaya 41:11-14
01-18-76
Kami menyambut saudara-saudara sekalian yangsedang mengikuti ibadah kepada Tuhan Allah bersama-sama dengan kami melalui siaran radio dan siaran televisi. Dan sekarang, bersama-sama, semoga Roh Kudus memberkati saudara-saudara sekalian dan kita sekalian ketika kita mendalami sebuah bagian ayat dari Kitab Suci dari kitab Yesaya dari pasalnya yang ke empat puluh satu. Di dalam kebaktian pagi ini, kami akan memberitakan melalui nubuat agung dari utusan Tuhan Allah di dalam kitab Perjanjian Lama, Yesaya – pendeta istana, keturunan bangsawan Israel itu. Dan di dalam pasal yang ke empat puluh satu, dimulai dari ayatnya yang ke sepuluh, Tuhan berfirman kepada bangsa Israel dan kepada bangsa-Nya di zaman sekarang ini:
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
Sesungguhnya, semua orang yang bangkit amarahnya terhadap engkau akan mendapat malu dan kena noda; orang-orang yang membantah engkau akan seperti tidak ada dan akan binasa;
Engkau akan mencari orang-orang yang berkelahi dengan engkau, tetapi tidak akan menemui mereka; orang-orang yang berperang melawan engkau akan seperti tidak ada dan hampa.
Sebab Aku ini Tuhan, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.”
Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman Tuhan, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.”
[Kitab Yesaya 41:10-14].
Tidak bisa tidak, kita akan melihat sebutan itu: “si cacing Yakub, . . . Akulah yang menolong engkau, Aku akan memegang tangan kananmu,” demikianlah firman Tuhan dan yang menebus engkau,” dan Roh Kudus dari Allah. Akan tetapi sebutan itu: “si cacing Yakub” – sungguh sebuah penghinaan, demikian dikatakan oleh para budayawan itu. Sungguh sebuah penghinaan, demikian dikatakan oleh kaum rasionalis itu – mereka yang memperbesar sifat alami manusia. Karena perkataan dari orang-orang rasionalis dan orang-orang humanis itu: “Aku bukan cacing. Aku adalah seorang manusia. Aku dapat melakukan segalanya. Aku dapat melakukan semuanya. Aku dapat menuliskan Alkitabku sendiri. Aku dapat memperindah suratku sendiri. Aku dapat bersandar pada peperangan serta anak tangga dari sorga. Bukankah aku sudah pernah melangkah di bulan? Tangan-tanganku sendiri akan memberikan keselamatan kepada diriku dan pedangku sendiri akan memenangkan sebuah kemenangan kepadaku.” Saudara-saudara sekalian tidak hanya menemukan perilaku keunggulan dan kecukupan diri di dalam dunia humanis dan rasionalis saja, saudara-saudara sekalian akan melihatnya mencurah keluar ke dalam dunia pengkhotbah serta ahli-ahli ilmu agama ini. Hal itu merupakan sesuatu yang ganjil, humanisme ini, yang beribadah pada tempat yang dikuduskan oleh sifat manusia. Sebagai contoh, di dalam buku kidung himne Baptis kita, buku nyanyian hymne kita yang baru, sama seperti di dalam begitu banyak buku-buku nyanyian dari ibadah gereja-gereja modern; himne lama yang indah dari Isaac Watts:
Aduh, dan Juru Selamatku berdarah!
Dan apakah kedaulatanku sekarat?
Maukah Dia memberikan kepala yang kudus itu
-dan Isaac Watts telah menuliskannya -
Untuk seekor cacing seperti aku?
[Isaac Watts, “Aduh, dan Juru Selamatku Berdarah.
Akan tetapi buku nyanyian modern yang baru akan mengubahnya – untuk orang berdosa seperti aku?” – karena celaan serta serta penggambaran akan seekor cacing tidak cocok kepada seorang manusia yang memuliakan sifat alami kemanusiaan. Akan tetapi Tuhan Allah menuliskannya – “si cacing Yakub.” Dan ketika kita mempertimbangkan ketidakberdayaan seorang manusia di hadapan Allah dan di hadapan pemeliharaan-Nya serta di depan kehidupan dan kematian dan penghakiman, bagaimana Allah dapat menggambarkan kita selain “si cacing Yakub.”
“apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” [Mazmur 8:5]. Demikianlah seruan pemazmur ribuan tahun yang lalu. Kita juga tidak memiliki alasan untuk merubah hukuman yang telah dikirimkan dari zaman ke zaman sampai pada keabadian. Hidup dari seorang manusia seperti hidup dari seekor serangga. Melintas di pagi hari. Di hadapan ciptaan Tuhan Allah yang tidak berbatas, keberadaan kita seperti sebuah atom yang melintas. Seorang manusia mungkin menjadi membual dan bangga di antara sesamanya orang-orang kerdil dan diantara sesamanya kaum Liliput. Dan seorang manusia bisa menjadi menyombongkan keberhasilannya serta kemakmurannya. Akan tetapi apa yang dilakukannya pada hari-hari penderitaan serta kesengsaraan dan kesedihan dan luka karena umur dan lemah dikarenakan oleh usia serta mati? “si cacing Yakub” – betapa tidak berdayanya dirasakan oleh seorang manusia di hadapan pemeliharaan-pemeliharaan yang meliputi seluruh hidupnya?
Lalu kemudian, bagaimana caranya seseorang membersihkan noda dari dosa keluar dari jiwanya? Ada tetesan berwarna hitam yang mengalir di dalam pembuluh darah manusia yang telah kita warisi dari mereka yang telah hidup sebelum kita. Dan saya tidak dapat meniadakannya. Saya tidak dapat menahannya. Saya adalah orang yang berdosa. Dan saya tidak dapat menolong diri saya sendiri. Dan saya juga tidak lagi mampu berhadapan dengan tamu pucat itu, sang kematian, apakahyang menjadi kekuatan saya melawan kemenangan kematian serta maut ini?
Kita yang telah mengebumikan orang-orang yang kita kasihi, kita telah mengunjungi pemakaman dan ketika kita pergi, kita meninggalkan sebagian dari diri kita di belakang. Kematian, menghabisi keluarga kita. Menghancurkan keluarga kita. Dan akhirnya, membaringkan kita di dalam debu dan tanah. “Si cacing Yakub.” Bagaimana saya dapat mengangkat tangan untuk berperang melawan musuh yang terakhir, kematian itu? “Si cacing Yakub.” Saya bahkan diliputi oleh pemeliharaan hidup yang baik atas mana saya tidak memiliki suatu kendali apapun. Kadang kala saya karam di sebuah lautan kesengsaraan. Kadang kala saya hanyut di dalam sebuah air bah kekecewaan dan frustasi. Dalam dua atau tiga tahun terakhir ini, beberapa dari orang-orang yang paling makmur dan sukses yang saya kenal sekarang menderita kebangkrutan. Bebera adari antara mereka bahkan hidup dalam ketiadaan dan kemiskinan. “si cacing Yakub.” Bagaimana seseorang dapat melihat dirinya sendiri sederajat dengan pemeliharaan baik yang menghanyutkan kita di dalam hidup ini? Dan bagi mereka yang telah mencoba untuk melakukan hal-hal besar bagi Tuhan Allah. “si cacing Yakub.” Bagaimana kita dapat melakukannya? Jika seseorang tidak mencoba apapun juga, tidak mencoba segala sesuatunya kemudian dia tidak membutuhkan suatu pertolongan apapun. Akan tetapi jika seseorang mencoba untuk melakukan sebuah pekerjaan besar bagi Tuhan Allah, oh, bagaimana dia membungkukkan badan di hadapan Tuhan Allah Yang Mahakuasa. Bagaimana dia dibaringkan di dalam debu dan abu tanah? Siapa yang dapat melakukan pekerjaan Tuhan Allah di dalam dirinya sendiri dan tanpa bantuan Tuhan Allah? Si cacing Yakub.
Saya sudah berfikir khususnya minggu ini, memikirkan tentang nas itu, meminta Tuhan Allah untuk menolong kita di saat-saat yang kudus ini. Saya sedang memikirkan tentang apa yang telah kita coba lakukan bagi Tuhan di dalam tempat yang dikuduskan ini. Oh, Tuhan, apakah saya sudah melakukan sebuah kesalahan dalam memimpin jemaat kami ke dalam penugasan serta ke dalam tanggung jawab yang terlalu besar, terlalu luas dan terlalu agung bagi kami? “si cacing Yakub.” Saya telah memimpin gereja kami di dalam kewajiban hutang sebesar lebih dari lima juta dollar. Bunga yang kami tanggung sendiri berjumlah lebih dari empat ratus lima puluh ribu dolar setahun; yang dibayarkan dari anggaran gereja kami, dari perpuluhan kami, serta kolekte kami bagi-Mu untuk kemudian diberikan kepada bankir itu sebagai bunga. Dan saya berfikir tentang Akademi kita serta tanggung jawab yang diembankan kepada kita untuk membangun pengajaran kepada anak-anak kecil serta para remaja skolah berusia belasan tahun. Dan saya memikirkan tentang Institut Alkitab kita, serta para pemuda dan pemudi yang terpanggil masuk di dalamnya. Dan berbicara dengan kepala-kepala sekolah kita dari ujung-ujung dunia, mereka bertanya tentang Institut Alkitab kita. Dan kemudian saya berfikir untuk meluaskan program TV kita. Itu adalah tujuan kita dan doa saudara-saudara untuk menerima kebaktian dari peribadatan serta pendalaman Firman Tuhan dan serta berseru meminta keselamatan di dalam Kristus. Untuk melakukan penyiaran dan menyiarkannya di setiap pusat penduduk besar di Amerika dan akhirnya, jauh melewati lautan. Tuhan, siapa yang sederajat untuk semua hal ini? “si cacing Yakub.” Betapa kita membutuhkan pertolongan Tuhan. Dan bagaimana kita butuh untuk berdoa. Dan bagaimana kita perlu melihat ke arah langit untuk meminta pertolongan. Siapakah yang cukup untuk semua hal ini? “si cacing Yakub.” Akan tetapi lihatlah janji-janji Tuhan Allah: “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” [Yesaya 41:10].
Sebab Aku ini Tuhan, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.” Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman Tuhan, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.” [Yesaya 41:13-14]. Semua dari ketiga Trinitas, mengakui kepada cacing itu, Yakub. “Aku akan menolong engkau, demikianlah firman T-U-H-A-N – huruf-furuf besar. Dituliskan seperti itu di dalam Alkitab versi ini yang kita mungkin telah mengetahui bahwa arti kata itu adalah Yahweh. Di dalam Alkitab versi Yang Telah Direvisi, “Yahwe, Allah Bapa kita. Aku akan menolong engkau, demikianlah firman Allah Yang Mahakuasa.” Dan kemudian, “Aku akan menolong engkau, penebusmu.” Yaitu Tuhan Yesus Kristus, yang kedua di dalam Trinitas. Aku akan menolong engkau, demikianlah firman Yang Maha Kudus, Allah Israel; yaitu Roh Kudus dari Allah yang dilimpahkan atas dunia ini serta di dalam hati kita. “si cacing Yakub, janganlah takut, janganlah mali-malu.” Tegaslah. Menjadi kuatlah di dalam Tuhan dan di dalam kekuatan dari keperkasaan-Nya, karena “Aku akan menolong engkau.”
Fikirkanlah tentang duta-duta besar dan para utusan Allah di sorga itu. Kerubim, Serafim, Tuhan Allah memanggil seorang kerub atau seorang seraf di hadapan-Nya dan mengirimkannya untuk suatu misi di alam semesta yang telah diciptakan. Apakah saudara-saudara memikirkan tentang kerub atau seraf yang membungkukkan badan di hadapan Tuhan Allah dan berkata: Oh, Tuhan Allah, aku tidak dapat melakukannya. Aku tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya. Hal itu akan menjadi hal yang tidak dapat dipercaya bagiku. Ketika Tuhan Allah akan memanggil kerub atau seraf, dan kepada kerub atau seraf itu diberikan beberapa misi yang agung di alam semesta, saya dapat membayangkan dengan baik malaikat agung yang perkasa itu membungkukkan badan di hadapan Allah Yang Mahatinggi di dalam sikap yang menurut dan berkata: ”Oh, Tuhanku, Aku terbang! Aku terbang! Aku terbang! Jika Tuhan Allah telah menugaskan hal ini, bersama-sama dengan tugas itu turut serta suatu kemampuan untuk melakukan misi tersebut. “Si cacing Yakub, janganlah takut, karena Aku bersama-sama dengan engkau. Aku akan menguatkan engkau. Tangan kanan-Ku akan memegangi engkau. Aku akan menolong engkau.” Dan sungguh suatu keperkasaan di dalam lengan seseorang ketika Tuhan Allah bersama-sama dengan dia. Dengan tulang rahang seekor keledai, Samson membantai sekawanan orang-orang Filistin. Tuhan Allah berada di dalam tangannya. Dengan keperkasaan apa di dalam tangan seseorang jika Tuhan Allah bersama-sama dengan dia. Hanya dengan memegang sebuah ali-ali di daam tangannya, gembala kecil Daud itu, menjatuhkan raksasa besar Goliath. Ketika Tuhan Allah bersama-sama dengan seseorang, firman berada di dalam mulutnya. Simon Petrus di Pentakosta – memenangkan ribuan jiwa ke dalam iman kepercayaan. Beberapa orang dari antara mereka bahkan telah menyalibkan Tuhan kita. “Janganlah takut, si cacing Yakub, . … . karena Aku bersama-sama dengan engkau.” Aku akan menguatkan engkau. Aku akan menolong engkau.
Sepanjang zaman yang sekarang, sebagaimana telah diketahui oleh beberapa orang dari antara saudara-saudara sekalian, saya sedang memberitakan kepada konferensi pekabaran Injil negara bagian dari gereja Baptis Sion kita. Minggu yang baru lalu, di Florida dan Alabama, minggu yang mendatang ini, dimulai dengan besok, akan berada di Tennessee dan di Ohio. Hari Rabu malam minggu yang lalu, penutupan konferensi di Florida, mereka mengumpulkan luar biasa banyaknya warga Florida secara bersama-sama di sebuah pusat sipil yang besar dan di sana turut berbagi di dalam pertemuan yang patriotik dan rohaniah. Di sana ada dua orang pembicara: gubernur negara bagian dan saya. Pertama-tama, gubuernur itu yang berbicara. Namanya adalah Ruben Askew. Seorang pria tinggi ganteng, yang wajahnya amat menyenangkan untuk dilihat. Dan apa yang dikatakannya menjadi berita-berita utama di surat-surat kabar keesokan pagi harinya. Gubernur itu berkata: setelah saya terpilih, saya pindah ke Tallahassee, ibukota negara bagian itu. Saya tiba di kantor lebih awal agar supaya saya dapat memilih orang-orang yang akan bekerja dengan saya di dalam komisi saya serta untuk membentuk pemerintahan saya yang baru.” Dia berkata: “Ketika saya mulai bekerja, tekanan serta beban dari tanggung jawab saya begitu berat saya rasakan, sehingga saya tidak dapat tidur dengan baik. Dan saya tidak dapat menelan makanan saya.” Dengan bercanda dia menambahkan, “saya fikir, saya akan menjadi gubernur yang pertama dari negara bagian itu yang mengundurkan diri dari jabatannya, bahkan sebelum dilantik.” Dia berkata, “Di dalam kefrustrasian saya serta penderitaan saya, di bawah beban berat serta tanggung jawab akan pembentuan pemerintahan yang baru,” katanya, “saya membungkukkan badan di kamar saya dan berfikir: Apa yang telah keliru saya lakukan sehingga saya tidak dapat tidur dan tidak dapat makan?” Dan dia berkata: “Lalu datanglah kepada saya seolah-olah sebuah penyingkapan dari sorga. Engkau melakukannya dengan menggunakan kekuatanmu sendiri. Mintalah pertolongan kepada Tuhan Allah.” Dan gubernur itu berkata, “Saya berlutut di hadapan Tuhan Allah Yang Mahatinggi. Dan saya telah mendapatkan sebuah jawaban,” dia berkata, “dari sorga. Dan ketika saya kemudian berdiri, saya berdiri dengan menggunakan kekuatan Tuhan.” Dan dia berkata, “Sejak hari itu sampai dengan sekarang, saya sudah tertidur layaknya seorang anak kecil setiap malam. Dan saya merasa kuat dan sehat.” Lalu kemudian dia menambahkan, “Seperti yang saudara-saudara ketahui,” katanya, “di mana-mana orang-orang bertanya kepada saya: Bagaimana anda bisa begitu beraninya berbicara mengenai Kristus? Dalam badan legislatif, di dalam seluruh pertemuan politik negara bagian, anda begitu berani berbicara untuk Kristus, sebagai seorang politisi, bagaimana anda bisa begitu beraninya berbicara atas nama Tuhan?” Dan di dalam pidatonya dia berkata, “Saya menjawab, ‘Saya sudah menjadi seorang Kristen sebelum saya terpilih sebagai seorang gubernur. Saya akan menjadi seorang Kristen setelah saya berhenti menjadi gubernur. Dan saya tidak melihat suatu alasan apapun untuk berubah di antara waktu itu.’” “si cacing Yakub, . . . Aku akan bersama-sama dengan engkau, Aku akan menguatkan engkau. Aku akan memegangi engkau dengan tangan kanan-Ku.”
Apakah saudara-saudara melihat di dalam bagian ayat ini, apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan Allah kepada mereka yang melihat di dalam iman kepercayaan serta jaminan di dalam Dia? Di dalam ayat yang ke tiga belas, Dia menyamakan kita dengan seseorang yang berada di dalam pelayanan, dan Dia berkata, “Sebab Aku ini Tuhan, Allahmu, memegang tangan kananmu. . . . Aku akan menolong engkau” di dalam tugas yang telah diberikan kepada engkau. Di dalam ayat yang ke lima belas, Dia menyamakan hambanya dengan seseorang yang telah pergi berperang. Dan Dia berkata, “Sesungguhnya, Aku membuat engkau menjadi papan pengirik yang tajam dan baru, dengan gigi dua jajar; engkau akan mengirik gunung-gunung dan menghancurkannya, dan bukit-bukit pun akan kau buat seperti sekam” [Yesaya 41:15]. Lalu kemudian Dia berkata kepada cacing itu, hamba-Nya yang mengemban sebuah tugas bagi Allah dan – dia ada di padang belantara dan tidak ada air untuk diminum - “lidah mereka kering kehausan.” Dan Dia berkata: “Tetapi Aku, TUHAN, akan menjawb mereka. . . . Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul, dan membuat mata-mata air membual di tengah daratan.” [Yesaya 41:17-18]. Kemudian Dia mempersamakan hamba Allah yang berada di padang gurun, tanpa ada makanan, Dia berkata: “Aku akan menanam pohon Aras di padang gurun, pohon penaga, pohon murad dan pohon minyak ; Aku akan menumbuhkan pohon sanobar di padang belantara dan pohon berangan serta pohon cemara di sampingnya, supaya semua orang melihat dan mengetahui, memperhatikan dan memahami, bahwa tangan Tuhan yang membuat semuanya ini dan Yang Mahakudus, Allah Israel, yang menciptakannya” [Yesaya 41:19-20].
Tuhan merasa senang mengambil yang lemah dan menguatkannya di dalam kekuatan-Nya yang kudus. “si cacing Yakub. Aku akan bersama-sama dengan engkau.” Betapa benarnya kalimat itu di dalam hidup kita sendiri. Ini adalah seorang Kristen yang masih muda. Dia baru saja diselamatkan. Dan kadang-kadang, seorang pemuda yang berganti keyakinan akan memiliki kepercayaan, bahwa seperti yang saudara-saudara ketahui, saya sudah mengaturnya sekarang ini. Saya telah memberikan hati saya kepada Kristus. Angkatan Roh Kudus telah membuat saya sebagai anak Allah. Saya tidak akan pernah bertempur atau berperang lagi. Saya akan berada di dalam ketenteraman serta beristirahat. Apa yang dipelajari para pemuda Kristen adalah bahwa setelah diselamatkan, dia hanya mengenakan seragam Tuhan dan seluruh semesta alam neraka akan menyerang dia. Semua godaan yang meliputi orang-orang Kristen muda. Dan sering kali hanya memulai penziarahannya, orang-orang Kristen muda akan mengatakan, “peperangan itu lebih besar daripada yang dapat saya menangkan. Dan perjalanan itu lebih jauh daripada yang dapat saya tempuh. Tujuan akhir itu jauh melampaui jangkauan saya. Saya tidak pernah dapat melakukannya.” Dan dia berfikir di dalam dirinya sendiri: Saya akan kembali kepada kehidupan yang lama dan saya akan kembali ke dunia. “Tidak” kata Tuhan Allah. “si cacing Yakub.” Engkau, orang Kristen kecil dan takut-takut, tidak. Jangalah takut. Aku akan menolong engkau, demikianlah firman Tuhan. Aku akan menguatkan engkau, demikianlah firman Kristus Penebus. Dan Aku akan memegang tangan kananmu, demikianlah firman Roh Kudus dari sorga. Bahkan kita – bahkan untuk kita, yang merupakan kawakan di dalam iman kepercayaan Kristen. Kita sudah bertahun-tahun berada di dalam perjalanan itu. Kadang kala demikian mudah bagi kita untuk terperosok ke dalam sebuah lautan kekeliruan dan kekurangan serta kekecewaan dan frustasi. “si cacing Yakub.” Tuhan, inilah aku. Yang telah melayani Engkau dan mengikut Engkau dan sekarang, lihatlah aku. Tuhan, Tuhan, orang-orang Mesir dengan cambuk mereka yang meletus-letus berada di belakangku. Dan Laut Merah yang bergulung berada di depanku. Dan di balik itu semua, suatu padang belantara yang tidak dapat ditelusuri. Dan di belakangnya lagi, terdapat gelombang besar sungai Yordan. Tuhan, Tuhan, apa yang akan datang menimpaku? “si cacing Yakub. Janganlah takut, Aku menyertai engkau. Aku akan menolong engkau.” Air dari Laut Merah akan terbelah dan engkau akan berjalan melintasi pijakan yang kering. Dan di dalam padang belantara yang tidak dapat ditelusuri itu, Aku akan menjadi tiang awan di siang hari bagimu dan sebagai tiang api di malam hari. Dan di dalam kehampaan yang dahsyat dari sebuah padang pasir yang kosong, Aku akan memberikan manna sebagai makananmu dari langit. Dan ketika engkau sampai pada gelombang besar sungai Yordan itu, airnya akan terbagi dan dengan kejayaan serta kemenangan, engkau akan masuk ke dalam Tanah Yang Dijanjikan itu. “si cacing Yakub. Jangan takut. Aku akan menolong engkau,” demikianlah firman Tuhan Allah. Bukankah seperti itu di dalam hidup kita? Begitu tidak berdaya. Dan Tuhan Allah senantiasa menolong kita. Apa yang dapat diperbuat orang dengan dosanya? Jika saya harus mengaku dengan terus terang sejak saat ini: Aku akan menjadi sempurna. Aku tidak akan melakukan dosa lagi.
Oh, Tuhan, bagaimana dengan dosa-dosa dari hari-hari yang sudah berlalu? Dosa-dosa dari masa kanak-kanakku dan dosa-dosa dari masa remajaku? Dan dosa-dosa dari masa mudaku? Dan Tuhan, bagaimana aku dapat hidup dengan sempurna di hadapanMu? Tuhan Allah yang baik, sungguh bagai seekor cacing aku ini, tidak berdaya dan menanti ajal. Lebih kurang, bagaimana aku dapat menyelamatkan diriku sendiri? Bagaimana aku dapat menemui kematian dan melakukannya dengan sukses tanpa rasa takut? Tuhan, bagaimana aku boleh berdiri di hadapan-Mu, boleh diterima di depan-Mu, diikut sertakan di antara orang-orang yang telah ditebus, berjalan melalui pintu-pintu gerbang yang begitu indahnya itu, bergaul dengan orang-orang kudus Tuhan di jalan keemasan itu? Tuhan, bagaimana aku boleh menjadi seorang - “si cacing Yakub. Janganlah takut, Aku akan menolong engkau. Aku akan berkata kepadamu. Aku akan menyelamatkan engkau,” demikianlah firman Tuhan Allahmu. Itu adalah sesuatu yang dilakukan Tuhan Allah kepada kita, cacing-cacing malang dari tanah.
Seperti yang banyak dari antara saudara-saudara sekalian ketahui, saya menjadi seorang gembala dari gereja kita yang terkasih ini dari sebuah wilayah penjemaatan yang diberikan oleh Tuhan Allah kepada saya di Muskogee, Oklahoma, kediaman dari lima suku beradab yang telah ditetapkan oleh pemerintah di sebelah timur Oklahoma. Saya suka mengunjungi orang-orang Indian itu – berbicara dengan mereka, duduk bersama-sama dengan mereka. Salah satu asosiasi gereja Baptis tertua di Amerika adalah Asosiasi suku Cherokee. Setelah sekian lama dipenuhi dengan deraian air mata, ketika dengan begitu menyedihkan mereka telah diusir keluar dari tanah kelahiran mereka di Karolina Utara serta dari Georgia. Mereka membawa serta pendeta-pendeta mereka. Dan mereka membawa serta Alkitab-alkitab berbahasa Cherokee mereka bersama-sama dengan mereka serta komitmen mereka yang kudus kepada Kristus. Dan di sana mereka bertemu dengan para penduduk wilayah timur yang bersebelahan dengan sekumpulan besar orang-orang Kristen. Salah seorang dari orang-orang tua suku Cherokees ditanyai, “Bagaimana anda katakan Tuhan Allah telah menyelamatkan anda? Bagaimana Allah melakukannya? Beritahukanlah kepada saya, bagaimana hal itu terjadi?” Dan orang tua Indian dari suku Cherokee itu mengambil beberapa helai daun kering dan menyusunnya seperti sebuah lingkaran. Kemudian dia mengambil seekor cacing dan meletakkan benda kecil malang yang tidak berdaya itu di tengah-tengah lingkaran tersebut. Kemudian dia menghidupkan api dan membakar di sekelilinglingkaran daun itu. Hewan kecil yang berada di dalam lingkaran, cacing itu, merayap kian kemari mencari jalan keluar, merayap ke sana dan kesini, dan selalu menemukan dinding api yang mengelilingi hewan kecil itu. Cacing itu menarik dirinya menjauh dari api itu semampunya di tengah-tengah lingkaran itu dan kemudian melengkungkan badannya untuk mati. Kemudian orang tua Indian suku Cherokee itu menjulurkan tangannya dan mengangkat hewan kecil itu dan menempatkan di dalam tempat yang aman dan selamat. Dan kemudian, demikianlah yang telah dilakukannya kepadaku.
Oh, oh, oh, oh, apa yang telah dilakukan-Nya padaku.
Oh, oh, oh, oh, apa yang telah dilakukan-Nya padaku.
Oh, oh, oh, oh, apa yang telah dilakukan-Nya padaku,
Aku takkan pernah melupakan apa yang telah dilakukan-Nya padaku.
Dia t’lah mengangkatku dari lubang api,
Itulah apa yang telah dilakukan-Nya padaku.
Dia t’lah mengangkatku dari lubang api,
Itulah apa yang telah dilakukan-Nya padaku.
Dia t’lah mengangkatku dari lubang api,
Itulah apa yang telah dilakukan-Nya padaku.
Aku takkan pernah melupakan apa yang telah dilakukan-Nya padaku.
[sumber tidak diketahui].
Dapatkah saudara-saudara menyanyikannya bersama-sama dengan saya? Jika Dia telah melakukannya kepadamu?
Oh, oh, oh, oh, apa yang telah dilakukan-Nya padaku.
Oh, oh, oh, oh, apa yang telah dilakukan-Nya padaku.
Oh, oh, oh, oh, apa yang telah dilakukan-Nya padaku,
Aku takkan pernah melupakan apa yang telah dilakukan-Nya padaku.
[sumber tidak diketahui].
“Si cacing Yakub. Janganlah takut, sebab Aku menyertaimu. Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku,” demikianlah firman Tuhan Allah Bapa kita yang menyebarkan angkasa di atas kita seperti sebuah tirai; yang meletakkan batu penjuru dunia serta tiang-tiang bumi ini, Allah orang-orang terpilih, Allah akan Titah, Allah Perjanjian, Aku menyertaimu. Janganlah takut, demikianlah firman Tuhan Allah, penebusmu, Kristus Yang Diurapi, janganlah takut, Aku berada di sini yang hidup dan yang mati dan lihatlah, aku hidup untuk selamanya dan padaku ada kunci dari kerajaan maut dan kematian. Penebus kita Yang diurapi, Tuhan, Janganlah takut, si cacing Yakub. Aku menyertai engkau, demikianlah dirman Roh Kudus dari Allah. Aku memikirkan tentang wajah dari yang dalam serta membawa kewajiban dan perintah dari huru-hara. Aku telah diangkat dari kematian oleh Gembala domba yang agung itu, Tuhan Yesus Kristus. Aku melahirkan kembali hati itu. Aku membuat hidup itu menjadi baru. Aku medorong semangat para peziarah dari dunia ini menuju dunia yang akan datang nantinya. “Si cacing Yakub. Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau.”
Ini adalah permohonan kita untuk saudara-saudara sekalian. Dengan Roh Allah, dengharkan suara dari Juru Selamat itu, saya juga akan bergabung dengan keluarga Tuhan. Semoga Tuhan Allah menuliskan nama saya di dalam Buku Kehidupan itu. Dan semoga Tuhan menerima serta menyambut saya, orang-orang yang tidak berdaya seperti saya, orang-orang yang berdosa seperti saya; menghadapi kematian dan penghakiman seperti yang saya ketahui saya lakukan.
Aku datang kepada Tuhan Allah untuk meminta pertolongan, untuk meminta kekuatan, untuk meminta perlindungan, untuk meminta keselamatan, untuk meminta pertolongan Tuhan Allah di dalam setiap pencobaan yang saya hadapi dan di dalam setiap kebutuhan hidupku. Jika saudara-saudara mau, jika saudara-saudara ingin, maukah saudara-saudara sekalian datang ke mari dan berdiri di samping saya. Inilah aku, pak Pendeta, aku telah memutuskannya sekarang juga. Satu keluarga, datanglah ke mari. Ini adalah istriku dan ini adalah anak-anakku, pada hari ini, kami semuanya datang ke sini, pak Pendeta